r. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

58 maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil pengujian normalitas pada penelitian ini akan ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Variable min max kurtosis

c.r.

X11 2 5 -0,407 -0,878 X12 2 5 -0,587 -1,268 X13 2 5 -0,526 -1,137 X14 2 5 -0,529 -1,144 X15 3 5 -0,655 -1,415 X16 2 5 -0,562 -1,213 X21 2 5 -0,543 -1,174 X22 3 5 -0,695 -1,500 X23 3 5 -0,973 -2,102 X24 3 5 -0,657 -1,419 Y1 2 5 -0,654 -1,412 Y2 2 5 -0,743 -1,606 Y3 2 5 -0,804 -1,736 Y4 2 5 -0,145 -0,312 Multivariate -0,385 -0,096 Batas Normal ± 2,58 Sumber : Lampiran 3 Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 59

4.3.2. Evaluasi atas Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Hair,1998. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [ 2] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya df = 2. Ketentuan : bila Mahalanobis distance maximum dari nilai 2 maka terjadi multivariate outlier. Pada penelitian ini terdapat outlier apabila nilai Mahalanobis distancenya 36,132 Untuk lebih memperjelas uraian mengenai evaluasi outlier multivariate berikut ini akan disajikan tabel Uji Outlier Multivariate : Tabel 4.8 Hasil Pengujian Outlier Multivariate Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 14,449 101,136 56,500 18,192 112 Std. Predicted Value -2,312 2,454 ,000 1,000 112 Standard Error of Predicted Value 6,552 14,046 10,391 1,726 112 Adjusted Predicted Value 7,629 98,677 56,400 18,664 112 Residual -53,347 62,200 ,000 26,902 112 Std. Residual -1,854 2,161 ,000 ,935 112 Stud. Residual -2,058 2,283 ,002 1,000 112 Deleted Residual -65,780 69,395 ,100 30,826 112 Stud. Deleted Residual -2,094 2,335 ,002 1,008 112 Mahalanobis Distance [MD] 4,763 25,450 13,875 4,841 112 Cooks Distance ,000 ,068 ,010 ,013 112 Centered Leverage Value ,043 ,229 ,125 ,044 112 a Dependent Variable : NO. RESP 14,449 101,136 56,500 18,192 112 Sumber : Lampiran 4 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60 Berdasarkan tabel di atas, setelah dilakukan pengujian diketahui nilai MD maksimum adalah 25,450 lebih kecil dari 36,123. Oleh karena itu diputuskan dalam penelitian tidak terdapat outlier multivariate antar variabel. 4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Heteroskedastsitas Dengan mengamati Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 kecil, maka terjadi multikolinieritas dan singularitas Tabachnick Fidell, 1998. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS 4.0 diperoleh hasil Determinant of Sample Covariance Matrix adalah 0 yaitu sebesar 9,387, mengindikasikan tidak terjadi multikolinieritas dan singularitas dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. 4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabelconstruct akan diuji dengan melihat faktor loading faktor dari hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted. Dari hasil pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 Tabel 4.9 Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis Faktor Loading Konstrak Indikator 1 2 3 4 X11 0,440 X12 0,436 X13 0,278 X14 0,371 X15 0,624 Motivation X16 0,612 X21 0,496 X22 0,567 X23 0,593 Training X24 0,269 Y1 0,616 Y2 0,641 Y3 0,268 Job Performance Y4 0,320 Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik. Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala variabel atau indikator observarian. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan. Hasil pengujian reliabilitas Consistency Internal dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 Tabel 4.10 Pengujian Reliability Consistency Internal Konstrak Indikator Item to Total Correlation Koefisien Cronbachs Alpha X11 0,629 X12 0,595 X13 0,526 X14 0,574 X15 0,622 Motivation X16 0,607 0,628 X21 0,710 X22 0,675 X23 0,681 Training X24 0,502 0,530 Y1 0,695 Y2 0,700 Y3 0,547 Job Performance Y4 0,598 0,510 Sumber : Lampiran 6 Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998]. Selain itu tidak terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation pada tiap indikator seluruhnya ≥ 0,5. Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Construct reliability dan Variance-extracted dihitung dengan rumus sebagai berikut:      j ading dardize Lo S Loading Stadardize liability Construct       2 2 tan Re Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 63     j ading dardize Lo S Loading Stadardize xtracted Variance E      2 2 tan Sementara  j dapat dihitung dengan formula  j = 1 – [Strespondenrdize loading] secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah  0,5 Hair at, 1998. Strespondenrdize loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat estimasi setiap construct strespondenrdize regression weight terhadap setiap butir sebagai indikatornya.   2 tan 1 ading dardize Lo S j    Hasil pengujan Construct Reliability dan Variance Extraced dalam penelitian ini akan ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 4.11 Construct Reliability Variance Extrated Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [ εj] Construct Reliability Variance Extrated X11 0,440 0,194 0,806 X12 0,436 0,190 0,810 X13 0,278 0,077 0,923 X14 0,371 0,138 0,862 X15 0,624 0,389 0,611 Motivation X16 0,612 0,375 0,625 0,622 0,227 X21 0,496 0,246 0,754 X22 0,567 0,321 0,679 X23 0,593 0,352 0,648 Training X24 0,269 0,072 0,928 0,552 0,248 Y1 0,616 0,379 0,621 Y2 0,641 0,411 0,589 Y3 0,268 0,072 0,928 Job Performance Y4 0,320 0,102 0,898 0,529 0,241 Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber : Lampiran 7 Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 64 dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter- parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama [One Step Approach to SEM]. One step aprroach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas reliabilitas data sangat baik [Hair et.al.,1998]. Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi Amos 4.01 terlihat pada Gambar dan Tabel Goodness of Fit di bawah ini : Gambar 4.1. Model Pengukuran Kausalitas One Step Apporach Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 65 Tabel 4.12 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model CminDF 0,764 ≤ 2,00 baik Probability 0,935 ≥ 0,05 baik RMSEA 0,000 ≤ 0,08 baik GFI 0,932 ≥ 0,90 baik AGFI 0,904 ≥ 0,90 baik TLI 1,132 ≥ 0,95 baik CFI 1,000 ≥ 0,94 baik Sumber : Hasil Pengolahan Data lampiran 8 Dari hasil evaluasi terhadap model one step base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model. Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 9,387 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing- masing faktor dapat dipercaya. 4.3.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Causal Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR Critical Ratio atau p probability yang sama dengan nilai t hitung . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 66 Tabel 4.13 Hasil Pengujian Kausalitas Faktor  Faktor Ustd Estimate Std Estimate Prob. Job Performance  Motivation 0,190 0,398 0,369 Job Performance  Training 0,211 0,442 0,326 Batas Signifikansi ≤ 0,10 Sumber : Lampiran 9 Dilihat dari tingkat probabilitas arah hubungan kausal, hipotesis yang menyatakan bahwa : 1. Faktor Motivation berpengaruh positif terhadap Faktor Job Performance , tidak dapat diterima Prob. kausalnya 0,369 0,10 [Positif tidak signifikan]. 2. Faktor Training berpengaruh positif terhadap Faktor Job Performance , tidak dapat diterima Prob. kausalnya 0,326 0,10 [Positif tidak signifikan].

4.4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan