LANDASAN TEORI Penilaian kesehatan keuangan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan energi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta [sesuai surat keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002].

7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002:2, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Jusuf 2001:100, laporan keuangan merupakan suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya jika ada yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sistem pengendalian ekonomi aktiva dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu, atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau berbasis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Bentuk - Bentuk Laporan Keuangan a. Neraca Menurut Munawir 2001:14–19, neraca adalah laporan yang sistematis yang terdiri dari tiga bagian utama yaitu: 1 Aktiva Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu: a Aktiva lancar yaitu uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, di jual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal, yang termasuk kelompok aktiva lancar yaitu kas atau uang tunai, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima, persekot atau biaya yang dibayar dimuka. b Aktiva tidak lancar yaitu aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan, yang termasuk aktiva tidak lancar yaitu investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud, beban yang ditangguhkan, aktiva lain-lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Hutang Hutang yaitu semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dan hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur, yang terdiri dari: a. Hutang lancar atau hutang jangka pendek yaitu kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan analisis aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Hutang lancar meliputi: hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, dan penghasilan yang diterima di muka. b. Hutang jangka panjang yaitu kewajiban keuangan jangka waktu pembayarannya jatuh temponya masih jangka panjang lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca, yang meliputi: hutang obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain. 3 Modal Modal yaitu merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal modal saham, surplus, dan laba yang di tahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang– hutangnya. Menurut Helfert Wibowo, 1993:10 berpendapat bahwa neraca pada tanggal tertentu menggambarkan kategori dan jumlah aktiva yang digunakan oleh perusahaan dan pemenuhan kewajiban kepada pemberi pinjaman dan pemilik. Neraca disebut juga laporan kondisi keuangan atau laporan posisi keuangan. b. Laporan Laba Rugi Income Statement Laporan laba rugi merupakan suatu laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya dan laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan laporan selama suatu periode Husnan, 1996:37. c. Laporan Laba Ditahan Menurut Brigham dan Houston Wibowo, 2001:43, laporan laba ditahan adalah laporan yang menunjukkan beberapa banyak laba perusahaan yang ditahan jika dibandingkan dengan yang dibayarkan sebagai deviden. Jumlah laba ditahan yang terlihat adalah jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun dari perusahaan tersebut. Laba atau rugi yang timbul dan dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan laba rugi atau dicantumkan dalam laporan laba ditahan retained earnings statement atau dalam laporan perubahan modal Munawir, 2001:27. B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan adalah penentuan ciri-ciri keuangan dan operasi suatu perusahaan yang diperoleh dari data akuntansi dan laporan keuangan lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang berguna dalam proses pengambilan Surat Keputusan Sarwoko dan Halim, 1989:89 . Menurut Beinstein Prastowo , 2002:52 berpendapat bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan astimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa datang. Adapun tujuan analisis laporan keuangan menurut Prastowo 2002:53, yaitu : a. sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi merger b. sebagai alat forecasting mengenai kondisi keuangan dimasa datang c. sebagai proses diagnosis terhadap masalah manajemen, operasi, atau masalah lainnya d. sebagai alat evaluasi terhadap manajemen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Metode Analisis Laporan Keuangan Menurut Prastowo 2002:54-55 metode analisis diklasifikasikan menjadi dua yaitu: a. Metoda analisis horisontal dinamis adalah metode analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horisontal karena akan membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda dan disebut metode analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun. Teknik-teknik yang termasuk dalam klasifikasi metode analisis horisontal adalah teknik analisis perbandingan, analisis trend, analisis sumber dan penggunaan dana dan analisis perubahan laba kotor. b. Metoda analisis vertikal statis adalah metoda analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk periode yang sama metode vertikal. Disebut metode statis karena hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Teknik analisis yang termasuk dalam klasifikasi metode analisis vertikal adalah teknik analisis persentase per komponen Common Size, analisis rasio dan analisis impas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode analisis vertikal statis karena peneliti membandingkan laporan keuangan suatu perusahaan pada periode yang sama yaitu periode per 31 Desember. C. Analisis Rasio Keuangan 1. Rasio Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain. Analisis rasio dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan kondisi keuangan suatu perusahaan Munawir, 2002:64. Fungsi analisis rasio laporan keuangan adalah untuk menilai keberhasilan, kegagalan dan kemajuan suatu perusahaan dari waktu ke waktu dengan mengevaluasi prestasi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama Syarifudin, 1994:107. Rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi keuangan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan menilai resiko peluang di masa yang akan datang. Rasio keuangan mempunyai peranan yang penting bagi pengguna untuk mengetahui kinerja perusahaan, memprediksi kebangkrutan perusahaan termasuk perbankan, memprediksi earnings di masa yang akan datang, menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang, memprediksi keuntungan saham, mengukur nilai perusahaan, prediktor laba, dan prediktor kondisi keuangan. 2. Tujuan Analisis Rasio Keuangan Adapun tujuan dari analisis rasio keuangan adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain dan menjelaskan atau memberi gambaran kepada analis tentang baik atau buruknya kondisi finansial perusahaan. 3. Macam-Macam Rasio Keuangan Pada umumnya rasio-rasio yang dikembangkan untuk menganalisis laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi Riyanto,1995: 332-336: a. Rasio Likuiditas Rasio-rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari : 1 Current Ratio Current Ratio = Lancar Hutang Lancar Aktiva Merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. 2 Cash Ratio Ratio Of Immediate Solvency Cash Ratio = Lancar Hutang Efek Kas  Merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. 3 Quick Ratio Acid Test Ratio Quick Ratio = Lancar Hutang Piutang Efek Kas   Merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid. 4 Working Capital To Total Assets Ratio. Working Capital To Total Assets Ratio = Aktiva Jumlah Lancar Hutang Lancar Aktiva  Merupakan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto. b. Rasio Leverage Rasio leverage menunjukkan proporsi dana perusahaan yang bersumber dari hutang dan hal ini akan membawa konsekuensi peningkatan rasio finansial bagi perusahaan. Rasio leverage terdiri dari : 1 Total Debt To Equity Ratio Total Debt To Equity = Sendiri Modal Jumlah Panjang Jangka Hutang Lancar Hutang  Merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. 2 Total Debt To Total Capital Assets Total Debt To Total Capital Assets = Aktiva Modal Jumlah Panjang Jangka Hutang Lancar Hutang  Merupakan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang dan beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. 3 Long Term Debt To Equity Ratio Long Term Debt To Equity Ratio = Sendiri Modal Panjang Jangka Hutang Merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang. 4 Tangible Assets Debt Coverage Tangible Assets Debt Coverage = Panjang Jangka Hutang Lancar Hutang s Intangible Aktiva Jumlah   Merupakan besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya. 5 Times Interest Earned Ratio Times Interest Earned Ratio = Panjang Jangka Hutang Bunga EBIT Merupakan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang. c. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas digunakan untuk mengetahui efesiensi penggunaan dana. Rasio Aktivitas terdiri dari: 1 Total Assets Turnover Total Assets Turnover = Aktiva Jumlah Neto Penjualan Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “revenue”. 2 Receivable Turnover Receivable Turnover = rata Rata Piutang Kredit Penjualan  Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang yang berputar dalam suatu periode tertentu. 3 Average Collection Period Average Collection Period = Kredit Penjualan 360 x Rata Rata Piutang  Merupakan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. 4 Inventory Turnover Inventory Turnover = Rata Rata Inventory Penjualan Pokok Harga  Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory yang berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock. 5 Average Day’s Inventory Average Day’s Inventory = Penjualan Pokok Harga 360 x Rata Rata Inventory  Merupakan periode menahan persediaan rata-rata atau periode rata- rata persediaan barang berada di gudang. 6 Working Capital Turnover Working Capital Turnover= Lancar Hutang Lancar Aktiva Neto Penjualan  Merupakan kemampuan modal kerja neto berputar dalam suatu periode siklus kas cash cycle dari perusahaan. d. Rasio Keuntungan Rasio keuntungan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal yang dimiliki, baik modal asing maupun modal sendiri. Rasio Keuntungan terdiri dari : 1 Gross Profit Margin Gross Profit Margin = Neto Penjualan Penjaulan Pokok Harga Neto Penjualan  Merupakan laba bruto per rupiah penjualan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Operating Income Ratio Operating Profit Margin Operating Income Ratio Operating Profit Margin = Neto Penjualan biaya Biaya Penjualan Pokok Harga Neto Penjualan   Merupakan laba operasi sebelum bunga dan pajak neto operating income yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. 3 Operating ratio Operating ratio = Neto Penjualan biaya Biaya Penjualan Pokok Harga  Merupakan biaya operasi per rupiah penjualan. 4 Net Profit Margin Sales Margin Net Profit Margin Sales Margin = Neto Penjualan Pajak Sesudah Neto Keuntungan Merupakan keuntungan neto per rupiah penjualan. 5 Earnings Power Of Total Investment Rate Of Return On Total Assets Earnings Power Of Total Investment Rate Of Return On Total Assets = Aktiva Jumlah EBIT Merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor pemegang obligasi + saham. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Net Earnings Power Ratio ROI Net Earnings Power Ratio ROI = Aktiva Jumlah Pajak Sesudah Neto Keuntungan Merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. 7 Rate Of Return For The Owners Rate Of Return On Net Worth Rate Of Return For The Owners Rate Of Return On Net Worth = Sendiri Modal Jumlah Pajak Sesudah Neto Keuntungan Merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. D. Badan Usaha Milik Negara Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002 yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara adalah Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk perusahaan perseroan PERSERO sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah No. 12 tahun 1998 dan perusahaan umum PERUM sebagaimana dimaksud dalam peraturan pemerintah No. 13 tahun 1998. Menurut Anorogo 1995:5, tujuan dibentuknya Badan Usaha Milik Negara adalah: 1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi negara pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya 2. Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan 3. Menyediakan barang dan jasa bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak 4. Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dihasilkan oleh sektor swasta dan ekonomi koperasi 5. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan swasta dan koperasi 6. Turut aktif memberikan bimbingan kepada sektor swasta khususnya pengusaha golongan ekonomi koperasi lemah dan sektor koperasi 7. Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi koperasi dan pembangunan pada umumnya Menurut Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002, Badan Usaha Milik Negara terdiri dari Badan Usaha Milik Negara non jasa keuangan dan Badan Usaha Milik Negara jasa keuangan. Badan Usaha Milik Negara non jasa keuangan adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang infrastruktur dan non infrastruktur sedangkan Badan Usaha Milik Negara jasa keuangan adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan. Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang non jasa keuangan dibedakan menjadi Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang infrastruktur Badan Usaha Milik Negara infrastruktur dan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang non infrastruktur Badan Usaha Milik Negara non infrastruktur. Badan Usaha Milik Negara infrastruktur adalah Badan Usaha Milik Negara yang kegiataannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya meliputi: 1. Pembangkitan, transmisi, atau pendistribusian tenaga listrik 2. Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api 3. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut, atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara 4. Bendungan dan irigasi Sedangkan Badan Usaha Milik Negara non infrastruktur adalah Badan Usaha Milik Negara yang bidang usahanya diluar bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam Badan Usaha Milik Negara infrastruktur. Rasio yang terdapat dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002 yaitu sebagai berikut: 1. Besarnya tingkat imbalan kepada pemegang saham ROE = 100 X Sendiri Modal Pajak Setelah Laba Laba Setelah Pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari aktiva tetap, aktiva non produktif, aktiva lain-lain dan saham penyertaan langsung. Modal Sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun berjalan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100MBU2002. 2. Besarnya tingkat imbalan Investasi Return On Invsment ROI = 100 X Penyusutan EBIT Employed Capital  EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari aktiva tetap, aktiva lain-lain, aktiva non produktif, dan saham penyertaan langsung. Penyusutan adalah depresiasi, amortisasi, dan deplesi. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002. 3. Besarnya rasio kas Cash Ratio Cash Ratio = X100 Lancar Hutang pendek jangka berharga surat bank Kas   Kas, Bank, dan Surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masing- masing pada akhir tahun buku. Hutang Lancar adalah posisi seluruh kewajiban lancar pada akhir tahun buku Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002. 4. Besarnya rasio lancar Current Ratio Current Ratio = X100 Lancar Hutang Lancar Aktiva Aktiva Lancar adalah posisi total aktiva lancar pada akhir tahun buku. Hutang Lancar adalah posisi total kewajiban lancar pada akhir tahun buku Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100MBU2002. 5. Besarnya tingkat Collection Periods Collection Periods = ari X365h Usaha Pendapatan Total Usaha Piutang Total Total Piutang Usaha adalah posisi piutang usaha setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku. Total Pendapatan Usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama tahun buku Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100MBU2002. 6. Besarnya tingkat perputaran persediaan Perputaran Persediaan = X365hari Usaha Pendapatan Total Persediaan Total Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang. Total Pendapatan Usaha adalah total pendapatan usaha dalam tahun buku yang bersangkutan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100MBU2002. 7. Besarnya tingkat perputaran total asset Total Assets Turn Over TATO TATO = X100 Pendapatan Total Employed Capital Total Pendapatan adalah total pendapatan usaha dan non usaha tidak termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002. 8. Besarnya tingkat rasio total modal sendiri terhadap total asset TMS terhadap TA TMS terhadap TA = X100 Aset Total Sendiri Modal Total Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya. Total Asset adalah total asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100MBU2002. E. Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Analisis tingkat kesehatan keuangan perusahaan berguna untuk melihat kinerja laporan keuangan perusahaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan yang terjadi dalam perusahaan pada saat tertentu. Kinerja laporan keuangan perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan. Analisis tingkat kesehatan dilakukan dengan cara menilai tingkat kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Penilaian tingkat kesehatan ini dilakukan dengan cara membandingkan aspek keuangan dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002. Dalam menentukan tingkat kesehatan perusahaan ditentukan berdasarkan jumlah total skor TS yang diperoleh dari perhitungan delapan rasio yang terdapat dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002. Adapun perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan non infrastruktur yang go public di bidang pertambangan dan energi. Penilaian tingkat kesehatan perusahaan di golongkan menjadi : 1. sehat, yang terdiri dari: AAA apabila Total Skor TS lebih besar dari 95 AA apabila 80TS=95 A apabila 65TS=80 2. kurang sehat, yang terdiri dari: BBB apabila 50TS=65 BB apabila 40TS=50 B apabila 30TS=40 3. tidak sehat, yang terdiri dari: CCC apabila 20TS=30 CC apabila 10TS=20 C apabila TS=10 Komposisi penilaian tingkat kesehatan perusahaan diatas, berlaku jika dalam penilaian tingkat kesehatan menggunakan tiga 3 aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Tetapi dalam penelitian ini, penulis hanya mengukur berdasarkan aspek keuangan saja sehingga dalam penentuan total skor TS untuk mencari tingkat kesehatan juga mengalami perubahan. Menurut Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2000, komponen ketiga aspek tersebut terhadap total skor 100 adalah sebagai berikut: 1. Aspek Keuangan Total Skor KeuanganTSK = 70 0,7 2. Apek Operasional Total Skor OperasionalTSOP = 15 0,15 3. Aspek Administrasi Total Skor AdministrasiTSAD = 15 0,15 Total Skor = 100 Dalam penelitian ini yang digunakan hanya aspek keuangan saja, maka besarnya proporsi terhadap komponen aspek keuangan terhadap total skor berubah menjadi: 1. sehat: AAA apabila Total Skor Keuangan TSK lebih besar dari 0,7 x 95 AA apabila 0,7 x 80 TSK = 0,7 x 95 A apabila 0,7 x 65 TSK = 0,7 x 80 2. kurang sehat: BBB apabila 0,7 x 50 TSK = 0,7 x 65 BB apabila 0,7 x 40 TSK = 0,7 x 50 B apabila 0,7 x 30 TSK = 0,7 x 40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. tidak sehat: CCC apabila 0,7 x 20 TSK = 0,7 x 30 CC apabila 0,7 x 10 TSK = 0,7 x 20 C apabila TSK = 0,7 x 10 Dengan demikian kontibusi Total Skor Keuangan TSK terhadap Total Skor Keseluruhan TS menjadi: 1. sehat: AAA apabila Total Skor Keuangan TSK lebih besar dari 66,5 AA apabila 56 TSK = 66,5 A apabila 45,5 TSK = 56 2. kurang sehat: BBB apabila 35 TSK = 45,5 BB apabila 28 TSK = 35 B apabila 21 TSK = 28 3. tidak sehat: CCC apabila 14 TSK = 21 CC apabila 7 TSK = 14 C apabila TSK = 7 29

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap voluntary disclosure perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 44 114

Analisis pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

1 22 118

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 30 133

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

Pengaruh kenerja keuangan perusahaan terhadap return saham Syariah (studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)

0 4 109

Pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (Studi empiris pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 10 144

Pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor otomotif dan komponen

1 27 145

Pengaruh kepemilikikan institusi terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 41 116

Pengaruh modal kerja dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 19 132

Pengaruh Likuiditas dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada perusahaan pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

2 48 87