Pengaruh kenerja keuangan perusahaan terhadap return saham Syariah (studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH

(Studi Pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

TB. MUSTAFA KEMAL RIDHA

NIM : 106046101703

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 September 2011


(5)

i

TB. Mustafa Kemal Ridha (106046101703): “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Return Saham Syariah (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)”, Program Strata 1 (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan yang diwakili oleh EPS, PER dan DER terhadap Return saham syariah baik secara simultan maupun parsial. Serta seberapa besarkah EPS, PER dan DER menjelaskan return saham syariah. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak sembilan

perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII). Data yang dipakai merupakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dihitung dengan menggunakan analisis statistik dengan metode analisis regresi berganda/majemuk, maka analisis tersebut menyimpulkan bahwa earning per share, price earning ratio dan debt to equity ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup signifikan


(6)

ii Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah bi ni’matillah rasa puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena atas ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam teriring semoga selalu tercurah kepada junjungan Rasul akhir zaman Sayyidina Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya, atas jasanya yang telah membawa umat manusia dari jalan kegelapan dan mengantarkannya menuju masyarakat berperadaban.

Skripsi ini penulis beri judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham Syariah” akhirnya dapat diselesaikan seperti yang diharapkan penulis. Selama penyusunan skripsi ini ada banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, baik dalam pengumpulan data dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Kebahagian yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat menyelesaikan dan mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam mengsukseskan harapan penulis.

Munculnya berbagai hambatan dan kesulitan seakan terasa ringan berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Dengan penuh rasa hormat penulis


(7)

iii yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) dan Bapak Mu’min Rauf, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) terima kasih atas waktu dan saran yang diberikan sehingga penulisan skripsi ini selesai.

3. Bapak Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberikan banyak arahan, masukan dan saran serta telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan penilaian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap para Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen prodi Muamalat yang telah berbagi ilmu, pengetahuan, pemikiran dan gagasan kepada penulis selama berada di bangku kuliah.

5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanannya yang sangat membantu penulis dalam memperoleh buku-buku referensi dalam penyusunan karya ilmiah ini.


(8)

iv

Dan memberikan semangat dalam menuntut ilmu baik secara moril maupun materil. Dan adik ku tersayang, Muslihat Isna Y.R & TB. Mustaqim Dikhan F yang selalu memberikan keceriaan canda dan tawa. Serta AfifatuzZahroh yang telah berbagi cerita, canda, tawa dan air mata bersama penulis semoga ALLAH swt selalu menyertai kita hingga akhir. Amiiiiiiiin !!!!!!!

7. Sahabat-sahabat ku di sanggar MBBC, dan teman – teman BPAP tujuan Sul-Sel semoga tali silaturrahmi ini tetap terjaga sampai kapan pun.

8. Teman-teman seperjuangan di DQ 05, miftahul ilmi n klwrga, Abdi. M, Muammar, dan Rahmat Fauzi (yang selalu memberi masukan dan motivasi buat penulis), dan M. Chaidir (yang selalu membantu penulis dalam mengolah dan

mendapatkan data). Semoga persahabatan kita terus terjalin hingga akhir.

Mudah-mudahan Allah SWT selalu memberikan keMudah-mudahan dan perlindungan oleh-Nya. Amin.

9. Para sahabat-sahabat ku seperjuangan PS D 06, yang selalu memberikan keceriaan selama kuliah dan yang tak pernah terlupakan saat-saat kita backpacker n puncak gila, ada bunda vivin bersama abang rafiki, wanceng, pupunk, tongkel alias boy, ada juga trio (uphe, kibil & kiut), ocke, muhtadi aja, riyan alias Oi, syawal, Vikroy, Ly, Atin, Riri, Sanchai . Semoga persahabatan ini akan tetap terjaga seutuhnya. Lup u all.


(9)

v

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk segala kontribusinya, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan saudara semua dengan pahala yang berlipat ganda.

Jazaa kumullah Khairan Katsiraa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 22 September 2011


(10)

vi

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Studi Review Terdahulu ... 7

F. Sistematika Penelitian ... 10

BAB II : LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan ... 12

1. Pengertian Kinerja Keuangan ... 12

2. Pengukuran Kinerja Keuangan ... 13

3. Analisis Rasio Keuangan ... 14

B. Pasar Modal Syariah ... 21

1. Pengertian Pasar Modal Syariah ... 21

2. Fungsi Pasar Modal Syariah ... 22

3. Instrumen Pasar Modal Syariah ... 23

C. Return Saham ... 24

1. Saham ... 24


(11)

vii

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 28

B. Metode Pengumpulan Sampel ... 28

C. Metode Pengumpulan Data ... 29

D. Hipotesis ... 29

E. Metode Analisis ... 31

1. Uji Asumsi Klasik ... 31

2. Uji Statistik ... 34

F. Operasional Variabel Penelitian ... 37

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 40

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 40

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ... 44

B. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index ... 45

C. Hasil dan Pembahasan ... 47

1. Analisis Deskriptif ... 47

2. Uji Asumsi Klasik ... 64

3. Uji Statistik ... 71

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN


(12)

viii

Tabel 4.2 Data EPS JII Tahun 2006-2010... 48

Tabel 4.3 Data PER JII Tahun 2006-2010... 52

Tabel 4.4 Data DER JII Tahun 2006-2010... 56

Tabel 4.5 Data Return JII Tahun 2006-2010... 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas... 66

Tabel 4.7 Nilai Durbin Watson... 69

Tabel 4.8 Tabel Coefficients... 70

Tabel 4.9 Tabel Anova... 73

Tabel 4.10 Model Regresi Linier Berganda... 75


(13)

ix

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Rata-rata EPS JII Tahun 2006 –2010...51

Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Rata-rata PER JII Tahun 2006 –2010...54

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Rata-rata DER JII Tahun 2006 –2010...58

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Rata-rata Return JII Tahun 2006 –2010...62

Gambar 4.5 Output Normal P-P Plot Heterokedastisitas...64


(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan lembaga yang saat ini semakin berkembang pesat dan sangat diminati oleh para investor. Selain itu juga merupakan salah satu alternatif investasi bagi investor untuk menanamkan modalnya dengan tujuan untuk mencari keuntungan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan bagi pihak perusahaan yang melakukan penjualan saham dipasar modal akan memperoleh keuntungan dalam bentuk likuiditas perusahaan yang tinggi, publisitas, prestise, dan keuntungan bagi pemegang saham. Selain itu juga, pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pembiayaan pembangunan disamping lembaga pembiayaan lain. Peranannya sangat penting dalam menjembatani hubungan antara penyedia dana dan investor dan pengguna dana emiten atau perusahaan go public. Instrumen yang paling sering diperjualbelikan di pasar modal Indonesia adalah saham dan obligasi. Sebelum menginvestasikan dananya investor melakukan analisis terhadap perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Investor juga berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau kinerja perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan invetasi, agar dananya yang diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah dimasa yang akan datang dalam bentuk deviden atau capital gain.


(15)

Seiring dengan perkembangan zaman, konsep ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang bukan hanya perbankan yang telah memakai konsep ekonomi syariah, tetapi pasar modal sebagai salah satu instrumentasi sistem keuangan juga telah menerapkan konsep ekonomi syariah yang menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi yang bersumber dari nilai-nilai epistimologi Islam.

Peluncuran pasar modal syariah pada tanggal 14 Maret 2003 menjadi sangat penting, karena banyak ketentuan baru yang dikeluarkan Bapepam. Sekurang-kurangnya, menurut anggota DSN Adiwarman Karim, ada lima ketentuan baru yang akan mengatur perjalanan pasar modal syariah. Salah satu diantaranya adalah ketentuan mengenai indeks syariah yang akan menjadi pedoman penyusunan emiten-emiten yang layak masuk syariah. Di luar negeri, kata Adi, ada beberapa lembaga yang menyusun indeks emiten yang masuk dalam katagori syariah. Misalnya, Rasyid Husain dan Dow Jones Islamic Market Index. ”Dengan adanya aturan tentang indeks syariah, kita harapkan

meski ada beberapa lembaga yang berbeda yang mengeluarkan indeks, mereka merujuk pada pedoman yang sama dalam penyusunan indeks itu,” papar Adi.1

Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada masyarakat, misalnya saham yang berprinsipkan syariah dimana kriteria

1 M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003),


(16)

saham syariah adalah saham yang dikeluarkan perusahaan yang melakukan usaha yang sesuai dengan syariah.2

Sama halnya dengan pasar modal konvensional, pasar modal syariah juga memperdagangkan beberapa jenis sekuritas yang mempunyai tingkat resiko yang berbeda. Saham syariah adalah salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat resiko yang tinggi. Resiko tinggi tercermin dari ketidak pastian return yang akan diterima oleh investor dimasa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan definisi investasi menurut Adiwarman. A. Karim dalam (Ekonomi Makro Islam, 2007) bahwa investasi merupakan sebuah bisnis yang tidak dapat di prediksi dan beresiko.

Salah satu bentuk upaya seorang investor membutuhkan kejelian dalam menilai sebuah perusahaan yang akan didanainya. Acuan pertama yang harus dilihat dan dianalisis oleh seorang investor ialah laporan keuangan perusahaan tersebut. Return on equity merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba). Selain mengukur sejauh mana kemampuan sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan, seorang investor juga harus menganalisis rasio hutang terhadap ekuitas (DER) dalam perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan resiko yang sedang dihadapi oleh sebuah perusahaan yang berkaitan dengan hutang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hal-hal tersebut diatas dapat

2 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: EKONISIA, 2007),


(17)

menjadi sebuah sebuah acuan bagi para investor dalam mengambil keputusan berinvestasi terhadap saham-saham yang ditawarkan.

Penilaian saham yang dilakukan secara akurat diharapkan dapat meminimalkan resiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan yang wajar. Dari definisi Adiwarman. A. Karim tentang investasi, setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh investor yaitu keuntungan yang diharapkan dan resiko yang mungkin terjadi.

Pasar modal merupakan suatu wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Tujuan investor melakukan investasi saham adalah pertama, keuntungan yang diperoleh dari selisih pergerakan harga saham pada saat membeli dan pada saat menjual (capital gains), kedua keuntungan yang didapat oleh investor diperoleh dari pembagian dividen. Dalam hal ini, pemegang saham selalu berharap untuk mendapatkan dividen dalam jumlah besar minimal relatif stabil dari tahun ke tahun.

Return dari sekuritas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan

oleh investor, baik dalam bentuk kenaikan ataupun penurunan nilai saham dan deviden. Tingkat keuntungan (profitabilitas) adalah konsep penting dalam setiap keputusan investasi, baik investasi berbentuk saham ataupun investasi lainnya. Suatu investasi akan dinyatakan berhasil apabila kekayaan investor


(18)

meningkat, sebaliknya sebuah investasi akan dinyatakan gagal apabila kekayaan investor menurun.

Dengan analisis laporan keuangan akan dapat diketahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan yang telah dicapai di waktu yang lalu dan berjalan, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis tersebut merupakan suatu alat bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan atau kebijakan dimasa yang akan datang.

Dari pemaparan latar belakang diatas penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Return Saham Syariah”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas, maka penulis akan membatasi permasalahan yang akan dibahas mengenai analisis kinerja keuangan perusahaan, kinerja keuangan perusahaan yang akan diteliti ialah earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio (DER) terhadap return saham syariah (diimplementasikan pada perusahaan-perusahaan go publik yang terdaftar di jakarta islamic index) pada periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 M.


(19)

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio (DER) dianalisis secara simultan terhadap return saham syariah?

2. Mengetahui Variabel kinerja keuangan manakah yang terdiri dari earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio (DER)

secara parsial mempunyai pengaruh terhadap return saham syariah?

3. Seberapa besarkah variabel kinerja keuangan menjelaskan variabel return saham syariah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisa pengaruh faktor-faktor kinerja keuangan perusahaan dari earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio (DER) terhadap return saham syariah sacara simultan

2. Untuk menganalisa faktor-faktor kinerja keuangan perusahaan dari earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio (DER)

terhadap return saham syariah secara parsial

3. Untuk mengetahui seberapa besarkah variabel kinerja keuangan (earning per share, , price earning ratio, dan debt to equity ratio) menjelaskan


(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis: Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti empirik mengenai ada atau tidaknya pengaruh kinerja keuangan perusahaan (earning per share, price earning ratio dan debt to equity ratio) terhadap return saham syariah.

Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang konstruktif yang dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu ekonomi Islam.

2. Kegunaan praktis: Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian mengenai informasi yang berguna untuk manajemen perusahaan dalam mengambil kebijakan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi berdasarkan kinerja keuangan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi.

E. Studi Review Terdahulu

Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh :

Tabel 1.1 Studi review terdahulu


(21)

Penulis Nurismalati

(S1 Program studi muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)

Judul Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Harga Saham, (Pada data panel perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)

1.

Pembahasan Pada skripsi ini penelitian yang dilakukan adalah : pertama, untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Harga Saham, baik

secara simultan dan parsial dan individu-individu tiap perusahaan, mencari variable yang paling dominan serta menganalisa perkembangan penggunaan data utang (DER) di JII dan ROE yang diberikan kepada pemegang saham. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan pengambilan sampel bersifat purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan data panel dengan Eview 4.1.

Hasil Penelitian

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah DER dan ROE secara simultan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham, secara parsial DER


(22)

berpengaruh negative sedangkan ROE berpengaruh positif, variable yang paling berpengaruh adalah ROE. Penulis Tubagus Ahmad Rofi’uddin

(S1 Program studi muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 )

Judul Pengaruh Ratio Profitabilitas dan Ratio Nilai Pasar terhadap Return Saham, (Studi empiris di Jakarta Islamic Index Tahun 2006-2008)

Pembahasan Pada skripsi ini penelitian yang dilakukan adalah pertama, untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin, Return on Equity, dan Price Earning Ratio terhadap

Return Saham, baik secara simultan dan parsial, mencari

variable yang paling dominan dan serta seberapa besar pengaruh variabel tersebut terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2006-2008, dan pengambilan sampel menggunakan metode Non Probability Sampling Purposive dengan Uji Asumsi Klasik dan Uji Statistik 2.

Hasil Penelitian

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah NPM, ROE dan PER secara simultan mempunyai pengaruh secara


(23)

signifikan terhadap return saham, secara parsial NPM dan ROE tidak berpengaruh signifikan sedangkan PER mempunyai pengaruh yang signifikan, variable yang paling berpengaruh adalah PER.

Sementara itu, penelitian penulis yakni membahas “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Return Saham Syari’ah” (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index). Dengan kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio (DER). Ruang lingkup penelitian ini fokus pada

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan periode penelitian dari tahun 2006 sampai dengan 2010.

F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, studi review terdahulu, dan sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Terdiri dari teori-teori yang berkaitan dengan: pengertian pasar modal syariah, instrumen pasar modal syariah, dan rasio keuangan


(24)

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data, hipotesis, dan operasional variabel penelitian.

BAB IV : ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH

Bab ini terdiri atas gambaran umum objek penelitian, hasil dan pembahasan meliputi Pertama, pengujian asumsi klasik yaitu uji

Normalitas, Multikolenieritas, Heterokedastisitas, Autikorelasi.

Kedua, pengujian hipotesis yang terdiri dari, uji f (uji secara

simultan), uji t (uji secara parsial), uji koefisien determinasi (R²). Ketiga, analisis earning per share, price earning ratio dan debt to

equity ratio terhadap return saham syariah

BAB V : PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan akhir dan saran-saran yang berkenaan dengan pembahasan penelitian yang dilakukan


(25)

12

LANDASAN TEORI A. KINERJA KEUANGAN

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Kinerja (n) artinya 1 sesuatu yang dicapai; 2 prestasi yang diperlihatkan; 3 kemampuan kerja (tt peralatan).1 Kinerja adalah penampilan hasil karya personal dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personal. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personal yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, akan tetapi juga pada seluruh jajaran yang terkait didalam organisasi.2

Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain.

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed.3, cet.4, (Jakarta: Balai Pustaka,2007), h.570.

2

Yaslis Ilyas, Kinerja Teori, Penilaian, dan Penelitian, cet ketiga, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002), h.65.


(26)

2. Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai umpan balik yang memberikan informasi tentang prestasi, pelaksanaan suatu rencana dan apa yang diperlukan perusahaan dalam penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian.3

Pengukuran kinerja keuangan dilakukan untuk melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba perusahaan. Selain itu juga akan memberikan pijakan bagi manajemen dalam mengendalikan jalannya bisnis perusahaan secara efektif.4

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitability) merupakan ukuran kinerja yang lebih komprehensip dibandingkan dengan hanya mengukur pendapatan dan biaya secara terpisah karena dengan mengukur laba berarti mengukur tindakan manajemen yang mempengaruhi pendapatan dan biaya.

Analisis terhadap laporan keuangan merupakan salah satu pengukuran kinerja terhadap perusahaan untuk mengetahui informasi tentang kondisi keuangan dan prediksinya dimasa yang akan datang. Analisis tersebut dapat menggunakan analisis rasio keuangan.

3

Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, cet 2 (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h.47.

4

Dodi M. Gozali, COMMUNICATION MEASUREMENT Konsep dan Aplikasi Pengukuran


(27)

3. Analisis Kinerja Keuangan

Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan kinerja dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu.5

Laporan keuangan dapat dipergunakan sebagai informasi untuk merevisi dan mendeteksi harga sekuritas seperti saham, obligasi dan surat berharga lainnya. Laporan keuangan juga banyak digunakan dalam menentukan harga pasar antara lain ketika timbulnya reaksi pasar pada saat tanggal pengumuman laporan keuangan. Reaksi pasar itu menunjukkan bahwa laporan keuangan mampu mempengaruhi sekuritas.

Dengan analisis rasio kita bisa membandingkan berbagai perkiraan dalam kategori yang berbeda, yakni antara perkiraan yang satu dan perkiraan yang lainnya. Dalam analisis rasio ini terdapat lima kelompok rasio keuangan, yakni (a) rasio likuiditas, (b) rasio aktivitas, (c) rasio solvabilitas, (d) rasio Profitabilitas, dan (e) rasio nilai pasar.

a. Rasio Likuiditas

Istilah likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan

5

Moeljadi, Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jawa Timur: Bayumedia Publishing, 2006), h. 67.


(28)

jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid. Adapun likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan:

1. Current Ratio, menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan yang harus segera dibayar dengan menggunakan utang lancar. Current ratio dapat dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dengan utang lancar.

2. Quick Ratio, berarti likuiditas perusahaan diukur dengan menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang likuid, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang likuid.

3. Cash Ratio, rasio likuiditas yang paling menjamin pembayaran utang jangka pendek karena yang menjadi penjaminnya hanyalah kas dan surat berharga.

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukkan seberapa cepat unsur-unsur aktiva itu dikonversikan menjadi penjualan ataupun kas, rasio ini menilai kegiatan yang mampu mempercepat terciptanya likuiditas. Adapun rasio aktivitas meliputi:

1. Account receivable ratio, terdiri atas perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang. Untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang.


(29)

2. Inventory ratio, akan dihitung dengan kemampuan persedian berputar selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan inventory turnover dan waktu rata-rata dari persediaan tertahan digudang.

3. Total asset turnover, menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan bersih dengan rata-rata total aktiva.

c. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas merupakan istilah yang digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi. Secara umum solvabilitas dapat dihitung dengan membagi total aset dengan total utang.

Beberapa pengukuran utang yang sering digunakan perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan yakni :

1. Debt Ratio, dengan debt ratio kita berusaha mengukur bagian aktiva yang didanai dengan menggunakan utang.

2. Debt to Equity Ratio, kemampuan modal sendiri menjamin utang. Dengan kata lain, bagian dari utang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri.

3. Struktur Modal, membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, struktur modal menggambarkan kemampuan modal sendiri menjamin utang jangka panjang.


(30)

4. Time interest earned, menunjukkan kemampuan EBIT untuk membayar biaya bunga utang.

d. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil bersihdari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan hasil akhir dari kebijakan dan keputusan-keputusan operasional perusahaan. Secara umum, rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba dengan modal. Rasio ini menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, aktiva, dan utang terhadap hasil operasi.

1. Net Profit Margin (NPM), dihitung dengan membagi laba bersih

sesudah pajak dengan penjualan.

2. Operating Profit Margin (OPM), dihitung dengan membagi laba

sebelum bunga dan pajak dengan penjualan.

3. Gross Profi Margin (GPM), dihitung dengan membagi laba kotor

dengan penjualan.

4. Return on Asset (ROA), dihitung dengan membagi laba bersih sesudah

pajak dengan total aktiva.

5. Return on Equity (ROE), dihitung dengan membagi laba bersih sesudah

pajak dengan modal sendiri. e. Rasio Nilai Pasar

Rasio nilai pasar maksudnya adalah nilai pasar saham biasa yang ada dalam perusahaan. Jadi menghubungkan harga saham perusahaan dengan


(31)

laba dan nilai buku per saham. Rasio tersebut memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospeknya di masa mendatang.

1. Earning per share (EPS), menunjukkan jumlah pendapatan bersih yang

tersedia untuk pemegang saham biasa yang dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

2. Price/Earning ratio (PER), dapat dihitung dengan cara membagi harga

pasar saham per saham (market price per share, MPS) dengan pendapatan per saham (earning per share, EPS).

3. Book value per share (BVPS), dapat dihitung dengan cara membagi

kelebihan modal sendiri di atas saham preferen dengan jumlah saham yang beredar.

4. Dividend ratio ini terdiri atas dividend yield dan dividend payout ratio.

Dalam hal ini, dividend yield menunjukkan rasio antara dividen per saham dan harga pasar per saham, sedangkan dividend payout menunjukkan perbandingan antara dividen per saham dan pendapatan per saham.

Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar, karena berhubungan langsung dengan saham. Rasio-rasio itu adalah earning per share (EPS), debt to equity ratio (DER), dan price earning ratio (PER).


(32)

a. Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) adalah tingkat pengembalian terhadap

saham, yaitu bagaimana saham mampu menghasilkan laba, semakin tinggi rasio ini, maka mencerminkan semakin baiknya perusahaan dalam meningkatkan nilai return sahamnya. Rumusnya adalah:

Atau

b. Debt to Equity Ratio

Menurut Hendy, Debt to Equity Ratio sering disebut dengan istilah rasio leverage, menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yaitu perimbangan antara hutang terhadap modal sendiri. Semakin kecil rasio ini semakin baik.6

Sedangkan menurut Budi Rahardjo, DER adalah perbandingan antara seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri perusahaan.7

Berdasarkan pengertian diatas, maka DER adalah ukuran rasio dari jumlah hutang (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka

6

Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z (Jakarta:PT.Elex Media Komputindo, 2008),h.48.

7

Budi Rahardjo, Laporan Keuangan Perusahaan ; Membaca, Memahami dan Menganalisa (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2003),h.121.


(33)

panjang) dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Dengan menambahkan hutang kedalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar.8

Rasio ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

c. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus

dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain, Price Earning Ratio menunjukkan besarnya harga tiap satu rupiah earning perusahaan. Di samping itu, Price Earning Ratio juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan.

Rasio ini menggambarkan ketersediaan investasi membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Price earning ratio dapat dihitung dengan membagi harga pasar per saham dengan laba

per saham.

Rasio ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

8


(34)

B. PASAR MODAL SYARIAH

1. Pengertian Pasar Modal Syariah

Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek dipasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan.9 Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan

penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya.10

Pasar modal (capital market) didefinisikan juga sebagai tempat perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (Stock) atau hutang (bond) yang diterbitkan oleh

9

Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya,(Jakarta: Rajawali Pers,2005), h.193. 10

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, edisi 4 (Jakarta: penerbit FEUI,2004), h.249


(35)

pemerintah maupun oleh perusahaan swasta.11 Pasar modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan perdagangan efek syariah perusahaan public

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah. Pasar modal syariah dapat juga diartikan adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah.12

Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang, seperti riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain.13

Dari pengertian pasar modal diatas dapat diketahui bahwa pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-prisnip syariah, setiap transaksi perdagangan surat berharga dipasar modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

2. Fungsi Pasar Modal Syariah

Fungsi dari keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut14 :

11

Purnomo Yusgiantoro, Manajemen Keuangan International, Teori dan Praktik (Jakarta: Penerbit FEUI: 2004), h.30.

12

Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta), h.38. 13

Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya

Jawab, (Jakarta: Salemba Empat,2006), h.231.

14


(36)

a. Sebagai tempat yang memungkinkan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.

b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas.

c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.

d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.

e. Memungkinkan investasi pada ekonomi yang ditentukan oleh kinerja kegiatan sebagaimana tercermin pada saham.

3. Instrumen Pasar Modal Syariah

Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar modal adalah berupa surat-surat berharga yang sering disebut efek. Berdasarkan Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5, Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,


(37)

obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.15

Sedangkan efek-efek yang boleh diperdagangkan dalam pasar modal syariah hanya memenuhi kriteria syariah, seperti saham syariah, obligasi syariah, dan reksadana syariah. Untuk menghasilkan instrumen yang benar-benar sesuai dengan syariah, telah dilakukan upaya-upaya rekonstruksi terhadap surat berharga, diantarnya :

a. Penghapusan bunga tetap dan mengalihkannya ke surat investasi yang ikut serta dalam keuntungan dan dalam kerugian serta tunduk pada kaidah Al – ghunmu bi al – ghurn (keuntungan / penghasilan berimbang dengan kerugian yang ditanggung)

b. Penghapusn syarat jaminan atas kembalinya harga obligasi dan bunga, sehingga menjadi seperti saham biasa.

c. Pengalihan obligasi ke saham biasa. C. RETURN SAHAM

1. Saham

Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba,

15

M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008), h. 43.


(38)

memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain. Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.16

Salah satu produk yang dijual di pasar modal adalah saham, sebab pasar modal ini merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang pada akhirnya memberika kemakmuran bagi masyarakat. Oleh karena itu, saham dapat didefinikan sebagi tanda penyertaan atau tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas.17

Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham juga dapat didefinisikan sebagai selembar catatan yang berisi pernyataan kepemilikan sejumlah modal pada perusahaan yang menerbitkan saham tersebut,18 atau sebagai penyertaan modal. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan mengemukakan pendapat.

16

Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya

Jawab, (Jakarta: Salemba Empat,2006), h.233

17

Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah

Indonesia, cet I,(Jakarta:Kencana Media Group, 2009), h. 94

18

Nasrun Haroen, Perdagangan Saham di Bursa Efek, Tinjauan Hukum Islam, cet.I, (Jakarta: Yayasan Kalimah, 2000), h.71.


(39)

2. Return Saham19

Return merupakan pengembalian suatu hasil yang diperoleh dari suat

investasi. Return saham dibagi menjadi dua macam yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dimasa yang akan datang.

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh

investor dimasa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return yang diperoleh dari pemilikan saham dapat berupa deviden dan capital gain/loss. Yaitu selisih lebih atau kurang dari harga saham.

Deviden digunakan untuk mengukur kinerja saham berdasarkan deviden yang dibagikan, semakin besar deviden maka saham tersebut semakin menarik bagi investor. Semakin tinggi harga saham menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminati investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang besar pula.

Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain

atau loss yang sering juga disebut actual return. Besarnya actual return dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

19


(40)

Keterangan :

Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.

Pt : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir) Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.


(41)

28

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tetap terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII, profil Bursa Efek Indonesia, Buku-buku, dan jurnal ilmiah yang membahas menajemen keuangan.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik puposive sampling, karena penelitian ini bersifat situasional dan tergantung pada kepentingan peneliti. Sampel yang diambil yaitu perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII), selama 5 tahun berturut-turut dalam periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2010 dan sahamnya aktif diperdagangkan dibursa. Berdasarkan kriteria tersebut, dari 30 perusahaan yang terdaftar setiap periodenya diperoleh 9 perusahaan yang memenuhi kriteria yang layak untuk dijadikan sampel dari 30 perusahaan.


(42)

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII), dari periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2010. Dan juga menggunakan teknik dokumentasi dengan mencari data mengenai variabel-variabel yang berupa catatan, jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi.1 Dugaaan sementara penulis terhadap permasalahan penelitian yang harus diuji adalah bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan earning per share (X1) terhadap return saham syariah (Y), terdapat pengaruh

yang signifikan price earning ratio (X2) terhadpat return saham syariah (Y),

terdapat pengaruh yang signifikan debt to equity ratio (X3) terhadap return

saham syariah (Y) dan terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara earning per share (X1), price earning ratio (X2), dan debt to equity ratio (X3)

terhadap return saham syariah (Y).

Maka hipotesis penelitian ini dirumuskan dengan simbol sebagai berikut :

1

Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis : dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2007), h. 104


(43)

1. Ho : 1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Earning Per Share

(X1) terhadap return saham syariah (Y).

Ha : 1≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Earning Per Share (X1)

terhadap return saham syariah (Y).

2. Ho : 2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Price Earning Ratio

(X2) terhadap return saham syariah (Y).

Ha : 2≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Price Earning Ratio (X2)

terhadap return saham syariah (Y).

3. Ho : 3 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt to Equity Ratio

(X3) terhadap return saham syariah (Y).

Ha : 3≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Debt to Equity Ratio (X3)

terhadap return saham syariah (Y).

4. Ho : 4 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

earning per share (X1), price earning ratio (X2), dan debt to equity ratio

(X3) terhadap return saham syariah (Y).

Ha : 4≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

earning per share (X1), price earning ratio (X2), dan debt to equity ratio


(44)

E. Metode Analisis 1. Uji Asumsi Klasik

Model regresi harus memenuhi asumsi klasik, untuk mengetahui apakah model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian memenuhi asumsi klasik, maka harus dilakukan uji asumsi klasik atas model persamaan tersebut. Uji asumsi klasik terdiri atas uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal.

Analisis data mensyaratkan data berdistribusi normal untuk menghindari bisa dalam analisis data. Data outlier (tidak normal) harus dibuang karena menimbulkan bisa dalam interpretasi dan mempengaruhi data lainnya.2 Uji normalitas data dilakukan dengan melihat hasil grafik P-Plot, yaitu:

1. Jika titik-titiknya mendekati garis diagonal berarti memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika titik-titiknya menjauhi garis diagonal maka tidak memenuhi asumsi normalitas.

2


(45)

b. Multikolinieritas

Permodelan regresi majemuk mempunyai berbagai permasalahan yang tidak ditemukan dalam regresi sederhana. Digunakannya beberapa variabel bebas mengakibatkan berpeluangnya variabel bebas tersebut saling berkolerasi, atau yang dikenal dengan adanya ‘multikolinieritas’ diantara variabel bebas. Bila hal itu terjadi, maka akan mengganggu ketepatan model yang dibuat.3

Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditunjukkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah multikolinieritas adalah sebagai berikut4 :

a)Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

b)Menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0.90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

3

Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis

Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakults Ekonomi Universitas Indonesia,2006).

h.91. 4

Tony Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2009), h.119.


(46)

c)Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF), jika VIF < 10 maka tingkat kolinieritas dapat ditoleransi. d)Nilai Eigenvaluesejumlah satu atau lebih variabel bebas yang

mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinieritas. c. Heteroskedastisitas

Salah satu cara untuk melihat adanya problem heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot (scatter plot) antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Cara menganalisisnya adalah sebagai berikut:

• Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur

seperti gelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi maka mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.

Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.5

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi berganda. Autokorelasi didefinisikan terjadinya korelasi antara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain

5

Tony Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya,2009), h.124-125.


(47)

bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya, jika terjadi korelasi, berarti ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat melalui nilai Durbin – Watson (DW) yang bisa dijadikan patokan untuk mengambil keputusan adalah:6

1. Angka DW dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka DW di antara -2 samapai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi.

3. Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. 2. Uji Statistik

a. Uji T (pengujian secara parsial)

Untuk menguji masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya, dalam hal ini adalah masing-masing dari variabel earning per share, debt to earning ratio,dan price earning ratio terhadap return

saham syariah.

Dari hasil pengolahan data melalui SPSS, maka uji t dapat diukur dari tabel coefficients pada kolom sig. Apabila nilai sig < nilai sebasar 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima, yang artinya masing-masing variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

6

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Revisi (Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h. 95.


(48)

Thitung dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

b. Uji F (pengujian secara simultan)

Telah disebutkan bahwa uji- F diperuntukkan guna melakukkan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan. Dengan demikian, secara umum hipotesisnya dituliskan sebagai berikut7:

H0 : 1 = 0

H1 : 1 0

Untuk mengeneralisasi populasi, maka koefisien korelasi gabungan R diuji dengan uji F dengan tujuan untuk menguji pengaruh dari semua variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara bersama-sama dalam hal ini adalah variabel-variabel yang mempengaruhi return saham syariah. Dari hasil pengolahan data melalui SPSS, maka uji F dapat diukur dari tabel Annova pada kolom sig. Apabila nilai sig < nilai sebesar 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima, yang berartisemua variabel

bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Ftabel untuk menentukan Fhitung dapat dilakukan dengan rumus :

7


(49)

Dimana :

R2 = koefisien determinasi

n = jumlah pengamatan / sampel

k = jumlah parameter yang diestimasi dalam regresi c. Uji Regresi Berganda

Regresi linier berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. Kriteria yang haru dipenuhi untuk regresi linier berganda yaitu: variabel bebas maupun variabel terikat harus berskala interval.8

Dengan demikian semakin banyaknya variabel bebas maka semakin tinggi pula kemampuan regresi yang dibuat untuk menerangkan variabel terikat, atau peran faktor-faktor lain di luar variabel bebas yang digunakan, yang dicerminkan oleh residual atau eror menjadi semakin kecil. Dengan demikian, semakin banyak variabel bebas yang digunakan maka semakin tinggi pula koefisien determinasinya (R2).9

d. Uji Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X . Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi

8

Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 104.

9


(50)

dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 =1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2-nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.10

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R2. Uji ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh < 0,5 maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi.

Semakin besar angka R2 maka semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika R2 semakin kecil, berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan variabelitas dari variabel terikatnya.11

F. Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang akan merupakan satu konsep yang telah dioperasionalisasikan

10

Ibid, h.20 11

Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jika Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan


(51)

menjadi berbagai variasi nilai (kategori)12. Secara konseptual, variabel dapat kita bagi menjadi empat bagian utama, yaitu:

1. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam

sebuah pengamatan.

2. Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan

dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen nantinya.

3. Moderating variable adalah variabel yang mempunyai dampak kontinjensi

(contingent effect) yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel dependen.

4. Intervening variable adalah faktor yang secara teori berpengaruh pada

fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur, atau dimanipulasi, namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan dampak variabel independen dan moderating terhadap fenomena yang diamati.

Adapun variabel penelitian ini yang dipergunakan adalah: 1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi return saham syariah, yaitu :

a. Earning Per Share (EPS), yang disimbolkan dengan X1

b. Price Earning Ratio (PER), yang disimbolkan dengan X2

12

Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis : Pendekatan Filosofi dan Praktis,( Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah(BPPT),2007),h.46.


(52)

c. Debt to Equity Ratio (DER), yang disimbolkan denganX3

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini adalah return saham syariah.


(53)

40

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia1

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

1 Di akses pada tanggal 1 Februari 2011


(54)

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1

Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia [Desember

1912]

• Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda

[1914 -1918] • Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

[1925-1942] • Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

[Awal tahun 1939]

• Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup

[1942-1952] • Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

[1956] • Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif

[1956-1977] • Perdagangan di Bursa Efek vakum

[10 Agustus • Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM


(55)

42

1977] (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

[1977-1987] • Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal

[1987] • Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia

[1988-1990] • Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat

[2 Juni 1988] • Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya


(56)

terdiri dari broker dan dealer

[Desember 1988]

• Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal

[16 Juni 1989] • Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya

[13 Juli 1992] • Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ

[22 Mei 1995] • Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)

[10 November 1995]

• Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996


(57)

44

[1995] • Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya

[2000] • Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia

[2002] • BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)

[2007] • Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

[02 Maret 2009]

• Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) 2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

a. VISI


(58)

b. MISI

Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.

B. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index2

Pada tanggal 3 juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham –saham yang berbasis syariah serta untuk mengembangkan pasar modal syariah.

Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya, pemilih saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah (DPS) PT Danareksa Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam – LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN). Hal ini tertuang dalam peraturan Bapepam – LK No. II. K.1 tentang kriteriadan penerbitan daftar efek syariah.

Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan peraturan Bapepam – LK nomor IX. A. 13 tentang penerbitan efek syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam adalah :

2


(59)

46

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli resiko, yang mengandung gharar dan maysir.

3. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau menyediakan :

a. Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi). b.Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram

li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN – MUI, dan atau,

c. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat

(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN – MUI.

Kriteria pemilihan saham Jakarta Islamic

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut :

1. Saham – saham yang akan dipih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK.

2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah (DES) tersebut berdasarkan ukuran kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir. 3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu nilai transaksi dipasar reguler selama 1 tahun terakhir.


(60)

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah : 1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan diatas. 2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan

barang atau jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu.

3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut :

a. Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% ( hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%).

b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%.

C. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 9 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun terhitung dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Dari hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan program komputer SPSS Statistic 18 (PSAW Statistics). Hasil dan pembahasan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif

Data-data yang digunakan dalam analisa ini diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia yang berada di Jakarta, untuk harga-harga saham dan laporan keuangan publikasi tahunan untuk


(61)

rasio-48

rasio keuangan. Perusahaan yang digunakan sebagai sempel merupakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 secara berturut-turut. Setelah diteliti dengan uji asumsi klasik data tahun 2006 sampai tahun 2010 tidak terjadi masalah, sehingga data tersebut layak digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent.

a) Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah tingkat pengembalian terhadap

saham, yaitu bagaimana saham mampu menghasilkan laba, semakin tinggi rasio ini, maka mencerminkan semakin baiknya perusahaan dalam meningkatkan nilai return sahamnya.

Rasio ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

Atau

Contoh :

Perusahaan United Tractors Tbk (UNTR) tahun 2006 dan 2007

Tahun 2006 Tahun 2007

EAC : 930.372 EAC : 1.493.037 Jmlh saham : 2.852 Jmlh saham : 2.852


(62)

Tabel 4.2

Data Earning Per Share Jakarta Islamic Index Tahun 2006-2010

NO Nama Perusahaan Kode 2006 2007 2008 2009 2010 1 Aneka Tambang

(Persero) Tbk ANTM 813,96 538,08 143,43 63,35 79,29 2 Bumi Resources Tbk BUMI 103,4 382,99 364,19 92,58 62,99 3 International Nickel

Indonesia Tbk INCO 4.662,74 1.111,96 395,97 161,78 200,01 4 Indocement Tunggal

Prakasa Tbk INTP 161,03 267,22 474,16 746,12 445,55 5 Kalbe Farma Tbk KLBF 66,62 69,49 69,6 91,47 56,35 6 Tambang Batubara

Bukit Asam Tbk PTBA 210,78 329,93 741,18 1.183,84 394,12 7 Telekomunikasi

Indonesia Tbk TLKM 545,91 637,75 526,76 562,11 297,78 8 United Tractors Tbk UNTR 326,26 523,58 799,77 1.147,48 567,46 9 Unilever Indonesia

Tbk UNVR 225,63 257,49 315,5 398,97 232,00 Rata – rata 790,70 457,61 425,62 494,19 259,51 EPS Tertinggi 4.662,74 1.111,96 799,77 1.183,84 567,46 EPS Terendah 66,62 69,49 69,6 63,35 56,35

Jumlah Emiten 9 9 9 9 9

Sumber : Data diolah

Nilai rata-rata Earning Per Share perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index untuk tahun 2006 adalah 790,70 dan tahun 2007 adalah 457,61., serta tahun 2008 adalah 425,62., sedangkan tahun 2009 adalah 494,19., dan tahun 2010 sebesar 259,51.

Perusahaan yang memiliki Earning Per Share diatas rata-rata pada tahun 2006 hanya berjumlah 2 perusahaan, diantaranya adalah PT International Nickel Indonesia Tbk sebesar 4.662,74 dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sebesar 813,96.

Pada tahun 2007 perusahaan yang berada diatas rata-rata mengalami peningkatan menjadi 4 perusahaan, diantaranya adalah PT


(63)

50

Aneka Tambang (Persero) Tbk sebesar 538,08., PT International Nickel Indonesia Tbk sebesar 1.111,96., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 637,75., dan PT United Tractors Tbk sebesar 523,58.

Pada tahun 2008 perusahaan yang berada diatas rata-rata mengalami penurunan menjadi 3 peusahaan, diantaranya adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 741,18., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 526,76., dan PT United Tractors Tbk sebesar 799,77.

Pada tahun 2009 perusahaan yang berada diatas rata-rata meningkat menjadi 4 perusahaan diantaranya adalah, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk sebesar 746,12., PT Tambang Batubara Bukit Asam sebesar 1.183,84., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 562,11 dan PT United Tractors Tbk sebesar 1.147,48.

Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan yang berada diatas rata-rata sebanyak 4 perusahaan dan tidak mengalami peningkatan diantaranya adalah, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk sebesar 445,55., PT Tambang Batubara Bukit Asam sebesar 394,12., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 297,78 dan PT United Tractors Tbk sebesar 567,46.

Nilai EPS tertinggi pada tahun 2006 dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk sebesar 4.662,74. Pada tahun 2007 oleh PT International Nickel Indonesia Tbk sebesar 1.111,96. Pada


(64)

tahun 2008 oleh PT United Tractors Tbk sebesar 799,77. Pada tahun 2009 oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 1.183,84. Dan pada tahun 2010 nilai tertinggi dimiliki oleh PT United Tractors Tbk sebesar 567,46.

Nilai EPS terendah dari tahun 2006 sampai tahun 2008 dimiliki PT Kalbe Farma Tbk yaitu sebesar 66,62., 69,49 dan 69,6. Sedangkan pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar 63,35. Kemudian pada tahun 2010 nilai EPS terendah dimiliki kembali PT Kalbe Farma Tbk sebesar 56,35.

Gambar 4.1

Grafik Perkembangan Rata-rata EPS Jakarta Islamic Index Periode Januari 2006 – Desember 2010

Pada grafik diatas menunjukkan adanya penurunan nilai rata-rata Earning Per Share dari tahun 2006 - 2010. Pada tahun 2006 nilai EPS sebesar 790,70., kemudian pada tahun 2007 turun menjadi 457,61., terus mengalami penurunan kembali pada tahun 2008 sebesar


(65)

52

425,62. Akan tetapi pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 494,19., dan pada tahun 2010 mengalami penurunan yang drastis menjadi 259,51.

b) Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) adalah suatu rasio yang

menggambarkan bagaimana keuntungan perusahaan atau emiten saham terhadap harga sahamnya. PER yang kecil akan lebih menarik dibandingkan dengan PER yang tinggi.

Rasio ini menggambarkan ketersediaan investasi membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Price earning ratio dapat dihitung dengan membagi harga pasar per saham dengan

laba per saham.

Rasio ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

Contoh :

Perusahaan United Tractors Tbk (UNTR) tahun 2006 dan 2007

Tahun 2006 Tahun 2007

H. saham /lmbr : 6.550 H. Saham /lmbr : 10.900 EPS : 326,26 EPS : 523,58


(66)

Tabel 4.3

Data Price Earning Ratio Jakarta Islamic Index Tahun 2006 – 2010

NO Nama Perusahaan Kode 2006 2007 2008 2009 2010 1 Aneka Tambang

(Persero) Tbk ANTM 9,83 8,32 7,6 53,78 24,80 2 Bumi Resources Tbk BUMI 8,7 11,95 2,5 10,12 9,46 3 International Nickel

Indonesia Tbk INCO 6,65 8,07 4,87 25,44 10,31 4 Indocement Tunggal

Prakasa Tbk INTP 35,71 32,37 9,7 20,24 18,97 5 Kalbe Farma Tbk KLBF 17,86 15,88 5,75 16,08 21,74 6 Tambang Batubara

Bukit Asam Tbk PTBA 16,72 39,33 9,31 13,38 21,19 7 Telekomunikasi

Indonesia Tbk TLKM 18,5 15,63 14,05 15,36 14,19 8 United Tractors Tbk UNTR 20,08 20,82 5,5 13,05 17,75 9 Unilever Indonesia

Tbk UNVR 29,25 24,51 24,72 27,75 36,53 Rata – rata 18,14 19,65 9,33 21,69 19,44 PER Tertinggi 35,71 39,33 24,72 53,78 36,53

PER Terendah 6,65 8,07 2,5 10,12 9,46

Jumlah Emiten 9 9 9 9 9

Sumber : Data diolah

Nilai rata-rata Price Earning Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index untuk tahun 2006 adalah 18,14 dan tahun 2007 adalah 19,65., serta tahun 2008 adalah 9,33., sedangkan tahun 2009 adalah 21,69., dan tahun 2010 sebesar 19,44.

Perusahaan yang memiliki Price Earning Ratio diatas rata-rata pada tahun 2006 berjumlah 4 perusahaan, diantaranya adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk sebesar 35,71., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 18,5., PT United Tractors Tbk sebesar 20,08 dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 29,25.


(67)

54

Pada tahun 2007 perusahaan yang berada diatas rata-rata sebanyak 4 perusahaan, diantaranya adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk sebesar 32,37., PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 39,33., PT United Tractors Tbk sebesar 20,82 dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 24,51.

Pada tahun 2008 perusahaan yang berada diatas rata-rata mengalami penurunan menjadi 3 peusahaan, diantaranya adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk sebesar 9,7., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 14,05 dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 24,72.

Pada tahun 2009 perusahaan yang berada diatas rata-rata berjumlah 3 perusahaan diantaranya adalah, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sebesar 53,78., PT International Nickel Indonesia Tbk sebesar 25,44 dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 27,75.

Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan yang berada diatas rata-rata naik menjadi 3 perusahaan diantaranya adalah, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sebesar 24,80., PT Kalbe Farma Tbk sebesar 21,74., PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 21,19 dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 36,53.

Nilai PER tertinggi pada tahun 2006 dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk sebesar 35,71. Pada tahun 2007 oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sebesar 39,33. Pada tahun 2008 oleh PTUnilever Indonesia Tbk sebesar 24,72. Pada tahun


(68)

2009 oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sebesar 53,78. Dan pada tahun 2010 nilai tertinggi dimiliki kembali oleh PTUnilever Indonesia Tbk sebesar 36,53.

Sedangkan nilai PER terendah pada tahun 2006 dan 2007 dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk yaitu sebesar 6,65 dan 8,07., sedangkan pada tahun 2008 sampai tahun 2010 dimiliki oleh PT Bumi Resources Tbk yaitu sebesar 2,5., 10,12 dan 9,46.

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan Rata-rata PER Jakarta Islamic Index Periode Januari 2006 – Desember 2010

Pada grafik diatas menunjukkan adanya fluktuasi perkembangan Price Earning Ratio. Nilai rata-rata Price Earning Ratio pada tahun

2006 sebesar 18,14., kemudian pada tahun 2007 naik menjadi 19,65., kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan yang sangat signifikan menjadi 9,33., dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan kembali menjadi 21,69., akan tetapi pada tahun 2010 mengalami penurunan kembali menjadi 19,44.


(69)

56

c) Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio adalah ukuran rasio dari jumlah hutang

(baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang) dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Dengan menambahkan hutang kedalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar.

Rasio ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Contoh :

Perusahaan United Tractors Tbk (UNTR) tahun 2006 dan 2007

Tahun 2006 Tahun 2007

Total hutang : 6.606.651 Total hutang : 7.216.432 Modal sendiri : 4.594.437 Modal sendiri : 5.733.335


(70)

Tabel 4.4

Data Debt to Equity Ratio Jakarta Islamic Index Tahun 2006 – 2010

NO Nama Perusahaan Kode 2006 2007 2008 2009 2010 1 Aneka Tambang

(Persero) Tbk ANTM 0,7 0,37 0,26 0,21 0,23 2 Bumi Resources Tbk BUMI 5,95 1,26 2,02 3,95 4,37 3 International Nickel

Indonesia Tbk INCO 0,26 0,36 0,21 0,29 0,30 4 Indocement Tunggal

Prakasa Tbk INTP 0,59 0,44 0,33 0,24 0,25 5 Kalbe Farma Tbk KLBF 0,36 0,33 0,38 0,39 0,37 6 Tambang Batubara

Bukit Asam Tbk PTBA 0,35 0,4 0,51 0,4 0,41 7 Telekomunikasi

Indonesia Tbk TLKM 1,39 1,16 1,38 1,22 1,24 8 United Tractors Tbk UNTR 1,44 1,26 1,05 0,76 0,89 9 Unilever Indonesia

Tbk UNVR 0,95 0,98 1,1 1,02 2,06

Rata – rata 1,33 0,73 0,80 0,94 1,12

DER Tertinggi 5,95 1,26 2,02 3,95 4,37

DER Terendah 0,26 0,33 0,21 0,21 0,23

Jumlah Emiten 9 9 9 9 9

Sumber : Data diolah

Dari tabel diatas penulis dapat menilai rata-rata Debt to Equity Ratio perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dari tahun

2006 – 2010, sempat mengalami penurunan yang cukup drastis di tahun 2007, kemudian pada tahun 2008 hingga tahun 2010 mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata Debt to Equity Ratio untuk tahun 2006 adalah 1,33 dan tahun 2007 adalah 0,73., serta tahun 2008 adalah 0,80., sedangkan tahun 2009 adalah 0,94 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan kembali sebesar 1,12 .


(71)

58

Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio diatas rata-rata pada tahun 2006 berjumlah 3 perusahaan, diantaranya adalah PT Bumi Resources Tbk sebesar 5,95., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 1,39 dan PT United Tractors Tbk sebesar 1,44.

Pada tahun 2007 perusahaan yang berada diatas rata-rata mengalami peningkatan menjadi 4 perusahaan, diantaranya adalah PT Bumi Resources Tbk sebesar 1,26., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 1,16., PT United Tractors Tbk sebesar 1,26., dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,98.

Pada tahun 2008 perusahaan yang berada diatas rata-rata sebanyak 4 peusahaan, diantaranya adalah PT Bumi Resources Tbk sebesar 2,02., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 1,38., PT United Tractors Tbk sebesar 1,05., dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 1,1.

Pada tahun 2009 perusahaan yang berada diatas rata-rata mengalami penurunan menjadi 3 perusahaan diantaranya adalah, PT Bumi Resources Tbk sebesar 3,95., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 1,22., dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 1,02.

Kemudian pada tahun 2010 perusahaan yang berada diatas rata-rata sebanyak 3 perusahaan diantaranya adalah, PT Bumi Resources Tbk sebesar 4,37., PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 1,24., dan PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 2,06.


(72)

Nilai DER tertinggi pada tahun 2006 sampai 2010 dimiliki oleh PT Bumi Resources Tbk sebesar 5,95 untuk tahun 2006, sedangkan pada tahun 2007 PT Bumi Resources Tbk dan PT United Tractors Tbk mempunyai nilai DER yang sama, sebesar 1,26 dan nilai DER pada tahun 2008 sampai 2010 sebesar 0,80., 0,94 dan 4,37.

Nilai DER terendah dari tahun 2006 dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk yaitu sebesar 0,26., pada tahun 2007 dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk sebesar 0,33., pada tahun 2008 dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk sebesar 0,21., dan pada tahun 2009 dan 2010 dimiliki oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk yaitu sebesar 0,21 dan 0,23.

Gambar 4.3

Grafik Perkembangan Rata-rata DER Jakarta Islamic Index Periode Januari 2006 – Desember 2010

Pada grafik diatas menunjukkan adanya penurunan Debt to Equity Ratio, kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun


(1)

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 der, eps, pera . Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Change Statistics

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson

1 .430a .185 .126 .0616182 .185 3.105 3 41 .037 1.009

a. Predictors: (Constant), der, eps, per b. Dependent Variable: return

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .035 3 .012 3.105 .037a

Residual .156 41 .004

1

Total .191 44

a. Predictors: (Constant), der, eps, per b. Dependent Variable: return


(2)

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Correlations Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) -.041 .026 -1.604 .116

eps 2.826E-5 .000 .301 1.999 .052 .157 .298 .282 .875 1.143

per .003 .001 .423 2.797 .008 .308 .400 .394 .870 1.150

1

der .010 .008 .175 1.183 .244 .043 .182 .167 .911 1.098

a. Dependent Variable: return

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index (Constant) eps per der

1 2.666 1.000 .02 .04 .02 .04

2 .745 1.892 .00 .55 .01 .19

3 .507 2.293 .01 .11 .18 .49

1

4 .082 5.693 .98 .30 .79 .28


(3)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value -.019892 .111093 .029611 .0283508 45

Residual -.1564862 .1598240 .0000000 .0594805 45

Std. Predicted Value -1.746 2.874 .000 1.000 45

Std. Residual -2.540 2.594 .000 .965 45


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII))

0 12 23

Analisis faktor fundamental terhadap excess return saham syariah perusahaan jakarta Islamic index

0 3 14

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH (STUDI PERUSAHAAN YANG TERMASUK DI JAKARTA ISLAMIC INDEX)

0 2 90

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 11

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX.

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 4 80

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) - Raden Intan Repository

0 0 127

PENGARUH BETA DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012-2015

0 3 29