B. Disiplin Kerja
Disiplin adalah sikap dan perilaku kepatuhan terhadap peraturan organisasi, prosedur kerja, kode etik dan norma budaya organisasi lainnya yang harus
dipatuhi dalam memproduksi suatu produk dan melayani konsumen organisasi Wirawan,2009. Menurut Keith Davis dalam mangkunegara,2013 disiplin
kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai
oleh berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak untuk menaati peraturan. Artinya orang yang dikatakan disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat pada
peraturan tetapi juga mempunyai kehendak atau niat untuk menyesesuaikan diri dengan peraturan-peraturan organisasi. Disiplin merupakan tindakan manajemen
untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan Siagian,2007. Menurut Rivai 2005 menjelaskan bahwa, disiplin kerja memiliki
beberapa faktor seperti : 1.
Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan,
dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.
2. Ketaatan pada peraturan kerja.
Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Ketaatan pada standar kerja.
Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya.
4. Tingkat kewaspadaan tinggi.
Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan
sesuatu secara efektif dan efisien. 5.
Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak pantas dalam
perusahaan. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.
Faktor-faktor disiplin kerja dari pembentukan perilaku dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu Narmodo dan Farid,2010:
1. Faktor Kepribadian
Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan
disiplin. Nilai-nilai yang menjunjung disiplin yang diajarkan atau ditanamkan orang tua, guru dan masyarakat akan digunakan sebagai
kerangka acuan sebagai penerapan disiplin di tempat kerja. Sistem nilai akan terlihat dari sikap seseorang, sikap diharapkan akan tercermin
dalam perilaku. Perubahan sikap ke dalam perilaku terdapat tiga tingkat: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Disiplin karena kepatuhan
Kepatuhan terhadap aturan-aturan yang dilakukan hanya untuk mendapatkan reaksi positif dari pimpinan atau atasan. Sebaliknya
jika pengawas tidak ada maka disiplin kerja tidak tampak. b.
Disiplin karena indentifikasi Kepatuhan aturan yang didasarkan pada indentifikasi adalah adanya
perasaan kekaguman atau penghargaan pada pimpinan. Pemimpin yang karismatik adalah figur yang dihormati ,dihargai dan sebagai
pusat identifikasi. Karyawan yang menunjukkan disiplin terhadap aturan-aturan organisasi bukan disebabkan karena menghormati
aturan tersebut tetapi lebih disebabkan keseganan pada atasannya. Penghormatan dan penghaargaan karyawan pada pemimpin dapat
disebabkan karena kualitas kepribadian yang baik atau mempunyai kualitas profesional yang tinggi di bidangnya. Jika pusat indetifikasi
ini tidak ada maka disiplin kerja akan menurun sehingga pelanggaran akan meningkat frekuensinya.
c. Disiplin karena Internalisasi
Disiplin kerja dalam tingkat ini terjadi karena karyawan mempunyai sistem nilai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedisplinan.
2. Faktor Lingkungan
Disiplin kerja yang tinggi tidak akan muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses belajar yang terus-menurus. Proses pembelajaran
agar dapat efektif maka pemimpin yang merupakan agen pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil, positif dan terbuka.
Konsisten adalah memperlakukan aturan secara tepat dari waktu ke waktu. Sekali aturan yang telah disepakati dilanggar maka rusaklah
sistem aturan tersebut. Adil dalam hal ini adalah memperlakukan seluruh karyawan dengan tidak membeda-bedakan. Bersikap positif adalah
setiap pelanggaran yang dibuat seharusnya di cari fakta dan buktinya terlebih dahulu. Selama fakta dan bukti belum ditemukan, tidak ada
alasan untuk pemimpin untuk menerapkan tindakan disiplin. Dengan bersikap positif diharapkan pemimpin dapat mengambil tindakan secara
tenang, sadar dan tidak emosional. Upaya menanamkan disiplin pada dasarnya adalah menanamkan nilai-nilai oleh karena itu komunikasi
terbuka adalah kuncinya. Prinsip-prinsip disiplin karyawan Mangkuprawira dan Hubeis, 2007:
a. Disiplin karyawan merupakan sub sistem dari manajemen kinerja
sumber daya manusia dengan tujuan memperbaiki penurunan kinerja karyawan.
b. Disesuaikan dengan aturan dalam perusahaan atau peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku. c.
Didokumentasikan secara lengkap peningkatan kinerja karyawan dan langkah-langkah yang telah diambil dalam penanganan masalah
displin karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Menggunakan pendekatan tekanan dan paksaan seminimum mungkin
tergantung pada sikap dan bobot kerja masalah karyawan. e.
Melibatkan karyawan yang bersangkutan, mulai dari identifikasi masalah dan pendekatan solusi masalah kinerja yang rendah akibat
faktor kedisiplinan yang rendah. f.
Keteladanan dari pihak manajemen tentang kedisiplinan yang diharapkan atau tidak menyembunyikan masalah ketidakdisiplinan
Tindakan disiplin menuntut suatu hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standar yang ditetapkan. Tindakan disiplin yang efektif
terpusat pada perilaku karyawan yang salah, bukan pada diri karyawan sebagai pribadi. Tindakan tidak selalu menjadi jawaban awal manajemen
terhadap suatu masalah. Normalnya terdapat beberapa cara positif untuk memastikan para karyawan mematuhi kebijakan perusahaan untuk mencapai
tujuan organisasi Simamora,2004. Tujuan utama tindakan disiplin adalah untuk memastikan bahwa perilaku karyawan konsisten dengan aturan
perusahaan. Aturan disusun untuk tujuan organisasi lebih jauh untuk menumbuhkan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya di
antara penyelia dan bawahanya. Sehingga tindakan disiplin ini dapat membantu para karyawan menjadi lebih produktif dalam jangka panjang.
Beberapa ahli umunya membagi tindakan manajemen untuk menegaskan disiplin dalam organisasi menjadi dua jenis Handoko,2013:
1. Disiplin Preventif
Pendisiplinan preventif yaitu tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi
standar yang ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap
anggota organisasi, diusahakan pencegahan jangan sampai para karyawan berperilaku negatif. Tujuan pokok dari disiplin preventif ini
adalah mendorong pegawai agar memiliki disiplin diri. Dengan cara ini, pegawai berusaha menegakan disiplin diri, tanpa harus pimpinan
memaksanya pendek kata, keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif, terletak pada disiplin pribadi para anggota organisasi.
2. Pendisiplinan Korektif
Pendisiplinan korektif yaitu tindakan yang dilakukan jika ada karyawan yang terbukti telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan
yang berlaku
atau gagal
memenuhi standar
yang telah
ditetapkan,kepadanya dikenakan sanksi indisipliner. Artinya pengenaan saksi diprakasai oleh atasan kepada karyawan yang bersangkutan,
dilanjutkan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang
berwenang. Tujuan tindakan disiplin ini adalah memperbaiki perilaku pelanggar standar, mencegah orang lain melakukan tindakan yang serupa
dan mempertahankan standar kelompok yang konsiten dan efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari semua pendekatan terhadap disiplin, disiplin preventif yang paling digemari. Melalui disiplin prefentif karyawan dikelola dengan cara yang
mencegah perilaku terkena tindakan disiplin. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam
menciptakan tata tertib yang baik bagi perusahaan.
C. Kinerja Karyawan