Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
saham dengan harga pasarannya guna menentukan apakah harga saham mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam aktivitas investasi terdapat suatu analisis yaitu analisis terhadap profitabilitas. Menurut Brigham
2006 profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal menunjukkan kombinasi
efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi. Rasio profitabilitas antara lain adalah margin laba atas penjualan, kemampuan dasar
untuk menghasilkan laba, tingkat pengembalian total aktivainvestasi Return on Investment
ROI dan tingkat pengembalian ekuitas Return On EquityROE. Menurut Plewa 1993 sekitar 85 dari semua perusahaan menghitung ROI
dari berbagai sektor bisnis sebagai bagian dari proses penilaian kinerja. Para manajer menyakini ROI karena ROI memperhatikan baik-baik besaran investasi
maupun kegiatan yang menghasilkan labanya. Kemampuan manajer dalam mengelola asset dalam investasi yang akan menghasilkan laba bagi perusahaan
mempunyai peran penting terhadap kinerja perusahaan untuk meningkatkan keuntungan. Rasio ROI dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja
perusahaan, dalam hal ini untuk menilai pengaruhnya terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham. Investor turut berkepentingan terhadap tingkat
ROI dalam berinvestasi karena dengan melihat rasio ROI maka akan terlihat kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik dan menghasilkan laba
bersih yang tinggi atas penggunaan total aset perusahaan secara optimal maka dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan.
Return on Equity megukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan modal tertentu Hanafi, 2008. Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Para investor
dapat menggunakan indikator ROE sebagai bahan pertimbangan dalam memilih saham atau menanamkan modalnya, karena rasio ini menunjukan bahwa dengan
kinerja manajemen meningkat maka perusahaan dapat mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih sehingga
saham perusahaan diminati investor. Selain kebijakan mengenai kegiatan investasinya, harga saham juga dapat
dipengaruhi oleh usaha perusahaan dalam meningkatkan laba per lembar saham perusahaan. Menurut Baridwan 2004 yang dimaksud Earning Per Share EPS
atau laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Laba per lembar saham dapat
memberikan informasi bagi investor untuk mengetahui perkembangan dari perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan Wiguna 2008 investor dalam
mengambil keputusan banyak memperhatikan pertumbuhan Earning Per Share. Menurut Tandelilin 2010 informasi EPS suatu perusahaan menunjukan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Industri properti dan real estate saat ini berkembang semakin pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah perusahaan properti dan real estate yang
terdaftar di BEI. Sektor industri properti dan real estate merupakan sektor dengan karakteristik yang sulit untuk diprediksi dan berisiko tinggi. Sulit
diprediksi berarti, pertumbuhan sektor ini memiliki tingkatan pasang surut yang besar yaitu pada saat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi industri properti
dan real estate mengalami booming dan cenderung over supplied, namun sebaliknya pada saat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, secara cepat
sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Industri sektor properti dan real estate dikatakan juga mengandung risiko tinggi. Hal ini
disebabkan pembiayaan atau sumber dana utama sektor ini pada umumnya diperoleh melalui kredit perbankan, sementara sektor ini beroperasi dengan
menggunakan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan. Meskipun tanah dan bangunan dapat digunakan untuk melunasi utang tetapi aktiva tersebut tidak
dapat dikonversikan ke dalam kas dalam waktu yang singkat, sehingga banyak pengembang developer tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang telah
ditentukan. Beberapa risiko lain, yaitu risiko keberadaan tanah, risiko gugatan hukum, peraturan pihak terkait, risiko berfluktuasinya nilai tukar rupiah, risiko
pemogokan atau kerusuhan, risiko leverage, risiko tidak tertagihnya piutang dan risiko bencana alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Return On Investment, Retun On Equity, Earning Per Share terhadap harga
saham. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik meneliti sektor
industri properti dan real estate, maka penelitian ini berjudul Pengaruh Kinerja Perusahaan, Profitabilitas dan Earning Per Share EPS Terhadap Harga Saham
Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI Tahun 2009-2012.