Id Ego Super Ego

25 e Emosi itu sendiri bersifat dwirasa. Tidak ada emosi dari satu jenios. Benci dan sayang saling bercampur. f Sebagia konflik dapat diselesaikan atau disembunyikan dengan cara yang dapat diterima. Apabila dia mampu dapat keluar dari konflik itu disebut sublimasi, tetapi bila gagal ia akan menyerupai neurosis yaitu konflik emosi di dasar jiwa. Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkapkan psikoanalisa kepribadian yng di pandang memiliki tiga unsur kejiwaan yaitu Id, Ego, Super Ego. Ketiga sistem kepribadian ini berkaitan serta membentuk totalitas, dan berupa tingkah laku manusia yang tidk lain adalah produk interaksi ketiganya. Dalam psikoanalisis menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia berupa :

a. Id

Id merupakan sistem kepribadian yang asli. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir unsur-unsur biologis termasuk insting. Id merupakan aspek kepribadian dimana kedua aspek lain yaitu Ego dan Super Ego tumbuh.

b. Ego

Ego adalah aspek psikologis dari pada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata realita. Ego disebut eksekutif kepribadian, karena Ego mengontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan dimana dia 26 akan melakukan respon, dan memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.

c. Super Ego

Super Ego dalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan dan di ajarkan orang tua kepada anak-anaknya yang dimaksud dalam bentuk larangan atau perintah. Super Ego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal bukannya yang real, dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan. Adapun fungsi utama dari Super Ego adalah : 1. Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri Id agar impuls-impuls tersebut di salurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat. 2. Mengarahkan Ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral daripada dengan kenyataan. 3. Mendorong individu kepada kesempurnaan. Dari uraian di atas dapat dikethui bahwa hubungannya antara sastra dan psikoanalisa. Hubungan tersebut menurut Milner dalam Endaswara 2008 : 101 ada dua hal, yang pertama adalah bahwa ada kesamaan antara hasrat-hasrat yang tersembunyi pada setiap manusi sehingga menyebabkan kehadiran karya sastra yang mampu menyentuh perasaan kita. Karena kary sastra memberikan jalan keluar terhadap hasrat-hasrat rahasia tersebut. Kedua ada kesejajaran antara 27 mimpi dan sastra, dalam hal ini dihubungkan dengan elaborasi karya sastra dengan proses elaborasi mimpi yang oleh Freud disebut “pekerjaan mimpi”. Bagi freud mimpi seperti tulisan, yaitu sistem tanda yang menunjuk pada sesuatu yang berbed dengan tanda-tanda itu sendiri. Keadaan orang yang bermimpi adalah seperti penulis yang menyembunyikan pikirannnya. Teori psikoanalisis yang diungkapkan freud dimanfaatkan untuk mengungkapkan gejala psikologi yang ada didalam karya sastra. Analisis terhadap gejala psikologi yang ada di dalam bahasa yang diungkapakan pengarang dan juga digunakan untuk menilai karya sastra sebagai proses kreatif. Selain itu psikonalisa dalam karya sastra berguna untuk menganalisis secara psikologis tokok-tokoh dalam novel. karena terkadang pengarang secara tidak sadar maupun sadar memasukkan teori psikologi yang dianutnya ke dalam intrinsik cerita. Dari situlah peran pembaca sebagai penganalisis, korektor sekaligus pengkritik terlihat sebagai pelaku utama dalam mengkaji karya sastra berdasarkan teori psikoanalisis. Jadi hubungan antara psikoanalisa dan sastra terlihat dari pembaca. Psikoanalasisa digunakan pembaca untuk menganalisis karya sastra serta melihat keretakan, ketidakteraturan, perubahan, dan distorsi yang sangat penting dalam suatu karya sastra. Pada Id yang berupa keinginan-keinginan yang ada dalam diri Mao dan Kosuke segera dilakukan tetapi karena masih ketatnya tatakrama sosial dalam budaya yang ada dilingkungan mereka sehingga mereka melawan peraturan tersebut tetapi karena masih adanya Super ego yang menjalankan berdasarkan nilai-nilai moral yang ada pada masyarakat Jepang. 28

2.4 Biografi Pengarang

Dokumen yang terkait

Analisis Pragmatik Terhadap Cerita Novel “Hidamari No Kanojo” Karya Koshigaya Osamu

8 100 96

Analisis Latar Cerita Hiroshima Karya John Hersey John Herseyno Sakuhin No Hiroshima To Iu Shousetsu No Bamenmonogatari No Bunseki

9 82 84

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Otsu Ichi No “Goth” To Iu Manga Ni Okeru Shujinkou No Shinriteki Na Bunseki

1 56 62

Analisis Kesetiaan Tokoh Kaze Dalam Novel “Pembunuhan Sang Shogun” Karya Dale Furutani Dale Furutani No Sakuhin No Shougun No Satsugai No Shousetsu Ni Okeru Kaze To Iu Shujinko No Chujitsu No Bunseki

5 50 66

Analisis “Peranan Wanita Sebagai Tokoh” Dalam Novel Out Karya Kirino Natsuo : Kirino Natsuo No Sakuhin No Auto No Shousetsu No “Shujinkou Toshite Onna No Yakuwari” No Bunseki

3 84 58

KOSHIGAYA OSAMU NO SAKUHIN NO “HIDAMARI NO KANOJO” NO SHOUSETSU NI TAISHITE NO PURAGUMATIKU NO BUNSEKI

0 0 13

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

0 0 14