33
saat itu, 10 bulan setelah Kosuke dan Mao hidup bersama dan 10 hari setelah kepergian Mao yang tanpa diketahui siapa pun termasuk orang tua angkatnya
tidak mengingat Mao. Kosuke juga pergi ke kantor tempat Mao bekerja, tetapi anehnya resepsionis kantornya mengatakan tidak ada yang bernama Watarai Mao
disini. Ketika kosuke sedang berada di Taman Ichiyo, saat ia berada dalam keputusasaan, datanglah seekor kucing memakai sebuah kalung dengan liontin
cincin dilehernya, Kosuke pun terkejut dan setelah diperhatikan bahwa cincin itu dalah cincin pernikahan yang ia berikan untuk Mao. Tersadar dari lamunannya,
kini kucing abu-abu yang berada didepannya mengeong-ngeong manja. Kosuke pun yakin bahwa ia adalah Mao.
3.2 Analisis Psikologis Tokoh
Cuplikan Hal 8
Tokoh : Mao
Tempat : di SMP tempat Mao dan Kosuke bersekolah
Awalnya, orang-orang menganggap mao sebagai anak yang berperawakan mungil, manis, dan selalu bersikap baik. Hanya awalnya....
Masalah pertama muncul saat tes kecil huruf kanji. Nilai Mao sangat buruk. Dari nilai tertinggi 10, ia sering mendapatkan 1 atau 0. Benar-benar parah.
Setelah kebodohannya terungkap, giliran sifat isengnya yang membangkitkan kekesalan orang lain.
34
Mao selalu bermasalah dalam kegiatan kelompok, sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sekolah. Hal-
hal seperti „bekerja sama dengan yang lain‟ baginya ibarat penebusan dosa.
Sifatnya yang seperti itu paling sering muncul di acara festival olahraga. Pertama-tama, dia tidak bisa menyesuaikan langkah saat memasuki arena. Hanya
di nomor lompat jauh saja ia berhasil mendapat nomor satu. Lain cerita dengan nomor Balapan Kaki Seribu, setelah menempuh jrak 50 meter, ia akan berhenti di
tengah jalan sehingga formasi timnya berantakan.
Analisis :
Dari cuplikan cerita di atas dapat dilihat bahwa tokoh Mao suka melakukan hal-hal yang salah, salah satunya yaitu melakukan kesalahan dalam
kegiatan kelompok, padahal itu adalah sesuatu hal yang penting dalam kehidupan sekolah, hal-hal seperti itu seperti sesuatu hal yang sangat sulit dilakukan oleh
Mao. Ia mendapatkan nilai yang buruk, tidak bisa menyesuaikan langkah saat memasuki arena pertandingan olahrga, dan pada saat perlombaan Balapan Kaki
seribu secara tiba-tiba ia berhenti di tengah jalan setelah menumpuh jarak 50 meter dan membuat formasi timnya berantakan. Dari kejadian tersebut dapat
dilihat adanya keinginan-keinginan Id dalam diri Mao yang ingin segera dipenuhi. Seperti saat perlombaan Balapan Kaki seribu karena ia ingin berhenti di
tengah jalan Mao langsung melakukannya. Dalam hal ini Ego menjalankan keinginan-keinginan Id yang terdapat dalam diri Mao untuk segera terpenuhi,
tetapi keinginan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego yang menjalankan berdasarkan nilai moral yang ada. Disini berarti Ego
35
mengalami kegagalan dalam hal mengontrol keseimbangan Id dan Super Ego. Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang
sesuai dengan nilai-nilai moral dan harus dipenuhi akan tetapi jika tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada tidak boleh dipenuhi. Seperti halnya yang
dilakukan Mao dengan tiba-tiba berhenti ditengah pertandingan sehingga membuat formasi timnya berantakan, tindakan yang dilakukan Mao
mencerminkan sikap yang tidak baik karena tidak adanya keinginan untuk bekerja sama dwengn kelompok dan tidak adanya loyalitas terhadap kelompok.
Tindakan tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan orang jepang yang biasanya dalam melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan dengan totalitas, selain itu loyalitas
terhadap kelompok juga tinggi.
Cuplikan Hal 10
Tokoh : Kosuke
Tempat: di ruang kelas
Diperlakukan sedemikian keji, Mao tetap bergeming. Rupanya dia sempat yakin tidak ada yang salah dengan usapan itu. Si bodoh itu memang tidak pernah
memetik pelajaran dari hal-hal seperti ini. Setelah berkali-kali diganggu seharusnya ia mengetahui niat jahat lawannya, namun kini ia malah memberi hati
hanya karena satu usapan. “sudah cukup”. Suara yang semula dimaksudkan hanya sebagai bisikan untuk
yng bersangkutan, malah bergema di seluruh penjuru kelas. Kosuke yang waktu
36
itu masih berusia 13 tahun tidak sanggup lagi menahan rasa jengkel yang sudah terlalu lama terpendam.
“....kubilang sudah cukup”. Kosuke menundukkan wajahnya lalu mengerucutkan bibir sambil mengulang perkataan tersebut. Sementara orang-orang di sekitar
kami saling berpandangan, wajah ushioda berubah menjadi tidak sedap dipandang, disusul tawa mencemooh. Dia sendiri yang mencari masalah. Kosuke langsung
merenggut tangan Ushioda dan mengoleskan mentega tidak hanya dirambut, tetapi juga wajahnya. Untuk sesaat dia seperti tidak menyadari apa yang telah
terjadi. Namun pada akhirnya Ushioda menyadarinya dan berteriak nyaring dan meloncat ke koridor. Dan entah bagaimana caranya, justru kosuke yang menjadi si
orang jahat. Bersama ibunya, mereka menundukkan kepala sebagai tanda permintaan maaf di ruang guru, kepala sekolah, dan terakhir di pintu kediaman
Ushioda.
Analisis :
Dari cuplikan cerita diatas terlihat bahwa setelah melihat Mao diperlakukan sedemikian keji oleh teman sekelasnya yaitu Ushioda, Kosuke
menjaditidak bisa menahan rasa jengkelnya yang sudah lama terpendam. Diceritakan bahwa kosuke langsung mengambil tangan Ushioda yang penuh
mentega dan mengoleskannya, tidak hanya mengoleskan di rambut tetapi Kosuke juga mengoleskan mentega ke wajah Ushioda. Disini terlihat adany keinginan-
keinginan Id dari dalam diri Kosuke untuk segera mengungkapkan rasa jengkelnya terhadap perlakuan Ushioda terhadap Mao. Dalam hal ini Ego yang
menjalankan keinginan-keinginan Id Kosuke pada saat itu dengan cara
37
membalas perbuatan Ushioda terhadap Mao dengan mengoleskan juga mentega ke rambut dan wajah Ushioda. Pada awalnya hanya Id yang menguasai diri
Kosuke dikarenakan rsa jengkel yang tidak tertahankan lagi, sehingga ia berbuat demikian terhadap Ushioda. Walaupun semuanya telah terjadi karena Id Kosuke
yang tidak terkontrol, namun pada akhirnya muncullah Super Ego yang membuat Kosuke sadar kalau hal yang dilakukannya salah, walaupun di dalam hatinya
merasa tidak adil, namun disini Kosuke tetap meminta maaf di ruang guru, ruang kepala sekolah, dan terakhir di pintu kediaman Ushioda.
Cuplikan hal 25
Tokoh : Kosuke
Tempat : di sekolah
Perlakuan orang-orang disekitarku juga sama parahnya. Kalau saja Kosuke memang tipe murid yang suka melakukan kenakalan, masalah mentega itu
mungkin bisa dibereskan karena dianggap sebagai „keisengan yang berlebihan‟. Atau, bila Kosuke memang memiliki kepribadian yang kuat yang suka
melontarkan kata-kata kasar, para guru pasti bisa membereskannya sebagai kasus perkelahian biasa. Namun dalam kenyataannya, Kosuke hanya murid pendiam
yang menaruh minat pada kereta api dan kebetulan menimbulkan masalah. Justru disitulah letak pangkal bencana. Guru-
guru bersikeras bahwa mereka „ tidak menyangka murid pendiam seperti Kosuke dapat melakukan kekerasan‟. Padahal,
kosuke tidak suka melakukan kekerasan dalam keadaan semarah apapun. Semuanya hanya karena dia mengoleskan mentega ke rambut orang lain.
“Padahal
38
tidak ada yang marah kalau dioleskan ke roti kan?” perkataan Mao membuat saraf
kosuke tegang. Memang menyebalkan, tetapi Kosuke hanya bisa mencebik karena kalau sampai marah, ia kan benar-
benar menajdi „si tukang marah‟. Ingin rasanya ia bertanya kepada Mao, menurutnya siapa yang menjadi penyebab semua
kejadian ini. Namun melihat wajahnya yang penuh senyum, Kosuke mengurungkan nioat itu. Apalagi, hanya Mao lah satu-satunya yang tidak menajuh
dan masih mau bicara dengan Kosuke.
Analisis :
Dari cuplikan cerita di atas terlihat bahwa Kosuke bisa mengendalikan dirinya. Keinginan-keinginan Id yang terdapat di dalam dirinya bisa dikedalikan
dengan baik. Disini diceritakan bahwa Kosuke bisa mengendalikan sikapnya terhadap perlakuan orang-orang disekitarnya, selain itu juga Kosuke juga
berusaha untuk mengerti sifat Mao. Seperti yang terdapat dalam cuplikan cerita ada perkataan Mao yang membuat saraf Kosuke tegang setelah mendengarnya.
Mao berbicara seolah-olah dia tidak ada hubungannya dengan kejdian sebelumnya yang membuat Kosuke dijauhi oleh teman-teman disekitarnya. Disini terlihat
bahwa keinginan-keinginan Id dan Ego Kosuke terkontrol dengan baik, ini disebabkan adanya Super Ego yang mempengaruhi Kosuke sehingga ia tidak
marah terhadap Mao. Selain itu, kenyataannya setelah „Insiden Mentega‟ tidak
ada lagi yang mau bicara dengan Kosuke, ia dijuluki „Si Tukang Marah‟ dan teman-teman di sekitarnya menjauhinya, hanya Mao lah yang mau berbicara dan
berteman dengan Kosuke. Oleh karena itu, Kosuke tidak marah terhadap Mao.
39
Disini Kosuke sadar akan adanya buadaya saling menghrgai, sehingga ia sangat menghargai kebaikan Mao yang masih mau tetap berteman dengannya.
Cuplikan hal 28
Tokoh : Mao
Tempat : disebuah caffe di dekat bioskop
“Panas” Mao terpekik kecil saat meneguk coffe latte, lalu sesaat kemudian ia mendesah dan berkat
a, “Huh, film yang membosankan”. Tunggu sebentar. Bukankah dia yang mengajak menonton film itu? Seharusnya mereka
menonton film Hollywood di Yurakucho, tetapi tiba-tiba Mao mengubah rencana. “Payah. Mungkin sebaiknya kita menonton film yang memang sudah terkenal
saja,” katanya lagi. “Lho? Kau sendiri yang mengajakku menontonnya”. Soalnya, dari cuplikan di internet memang kelihatan menarik. Padahal, Mao menyangka
tipe film yang mampu ceritanya mampu menggerakkan hati. Huh, dasar distributor tukang tipu. Sejak dulu Mao selalu seperti ini mudah berubah fikiran.
Analisis :
Pada cuplikan cerita di atas terlihat Mao selalu melakukan apa yang ia inginkan secara tiba-tiba tanpa berfikir terlebih dahulu. Seperti pada cuplikan
cerita diatas, disitu terlihat bahwa Mao tiba-tiba mengubah rencana mereka. Padahal seharusnya mereka menonton film Hollywood di Yurakucho, secara tiba-
tiba Mao merubahnya dengan menonton film lain. Padahal ia belum tau kalau film
40
itu benar-benar bagus atau tidak. Disini terlihat bahwa Mao tidak bisa mengontrol keinginan-keinginan Id yang ada di dalam dirinya. Dari cuplikan cerita terlihat
adanya keinginan-keinginan Id yang ada di dalam diri Mao yang harus seger di wujudkan atau dipenuhi. Disini Ego memenuhi keinginan-keinginan Id Mao. Di
dalam cuplikan terlihat jelas Mao melakukan sesuatu sesuai dengan Id nya tanpa berfikir dahulu, ia langsung melakukan keinginan yang ada dalamnya hatinya,
malahan tidak ada penyesalan sama sekali, seperti cuplikn cerita di atas Mao malah menyalahkan distributor filmnya.
Cuplikan hal 36
Tokoh : Mao
Tempat : di taman Ichiyo
Tiba-tiba saja Mao yang selama ini ada disampingnya sudah menaiki palang panjatan. Gerakannya ringan dan cepat. Dengan kedua kakinya berpijak di
palang paling atas, dia kembali membuka lembar ujiannya . “ Hei Bahaya Awas
jatuh”. Mao mendongak ke arah langit biru. Daun-daun pohon ginkgo berguguran terkena tiupan angin. Mao kembali berjalan-jalan diatas palang dengan ahli. Kaki
Kosuke serasa beku. “kubilang bahaya Cepat turun Kalau sampai jatuh dan mati, mana bisa pergi ke Tokyo?”. Mao berhenti melangkah, lalu perlahan-lahan turun.
Satu tangannya memegang palang dari dalam, sedangkan tangan lain memegang kertas ujian yang terus-menerus di pandang seperti monyet di dalam kandang saja.
41
Analisis:
Dari cuplikan cerita diatas terlihat bahwa Mao kembali melakukan sesuatu sesuka hatinya, ia tidak memikirkan bahwa hal yang dilakukan nya itu
membahayakan dirinya atau tidak. Di dalam cuplikan terlihat bahwa Mao melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan-keinginan Id yang terdapat dalam
dirinya, keinginan-keinginan Id berusaha diwujudkannya seperti di dalam cuplikan cerita ia tiba-tiba memanjat palang pnjatan dan berjalan di atasnya. Id di
dalam diri Mao sering tidak terkendalikan, ia selalu melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan-keinginannya Id. Disini terlihat pada akhirnya Ego bisa
mengontrol keinginan-keinginan Id yang pada akhirnya Mao memutuskan untuk turun dari palang tersebut.
Cuplikan hal 66
Tokoh : Kosuke
Tempat : di kediaman orang tua Mao
Tekad Kosuke sudah bulat. Ia tidak tahan lagi melihat kegundahan di wajah Mao. Yang ingin segera ia lakukan adalah menghapus rasa gundah itu dan
mengembalikan senyumnya. Benar, Kosuke mencintai Mao. Sederhana saja. Yang kucintai bukan riwayat hidup atau nama Mao, melainkan sifatnya yang angin-
anginan, tetapi selalu siap membantu siapa saja, juga kebodohan sekaligus kebaikan hatinya. Sejujurnya Kosuke memang terkejut mendengarnya. Tetapi hal
itu tidak membuat ia takut atau sampai mengubah perasaaannya. Pernyataan
42
tulusnya hanya di sambut reaksi datar orang tua Mao kemudian saling melemparkan tatapan penuh peringatan.
Analisis :
Dari cuplikan cerita diatas dapat dilihat bahwa Kosuke dapat mengen dalikan dirinya. Walaupun ia terkejut dengan kenyataan yang ada, tetapi ia bisa
mengendalikannya. Dari cuplikan diatas terlihat bahwa Id dan Ego dari dalam diri Kosuke dapat terkontrol dengan baik sehingga ia tetap pada keinginan awalnya
untuk membahagiakan orang yang dicintainya yaitu Mao. Super Ego yang ada dalam diri Kosuke membuat ia menepiskan rasa terkejutnya dan tetap bertekad
untuk tetap membahagiakan Mao dan menghapus rasa gundah Mao sehingga Mao bisa tersenyum kembali.
Cuplikan hal 67
Tokoh : Mao
Tempat : kediaman orang tua Mao
Mao yang sejak tadi terus menahan diri, dalam sekejap langsung seperti semula dan melancar serangan balik. “Apa maksud ayah? Jangan bicara seakan-
akan aku ini Cuma properti ayah. “Ayah tidak bermaksud begitu”. “justru itu yang kutangkap”. “ Aku tahu ayah dan ibu telah membesarkanku dengan penuh
kasih sayang dan aku sendiri memang sering membuat kalian khawatir. Tapi aku tidak ingin kalian berdu ikut campur ini itu tentang orang yang kucintai. Jadi
43
negos iasi ini gagal”. Mendadak Mao bangkit dan menarik lengan Kosuke. “ku
akan tetap bersama Kosuke, tidak peduli siapa yang menentang”.
Analisis :
Dari cuplikan cerita diatas pada saat Mao dan Kosuke mendatangi kediaman orang tua Mao, mereka meminta izin untuk menikah namun orang tua
Mao menentangnya. Karena orang tuanya menentang keinginan mereka Mao yang sedari tadi berusaha menahan dirinya akhirnya malah menyerang ayahnya balik.
Ia malah balik menentang ayahnya dan tidak memperdulikan larangan ayahnya. Ia tetap akan bersama Kosuke tanpa memperdulikan larangan orang tuanya. Dari
cuplikan cerita tersebut dapat dilihat bahwa Mao memiliki keinginan-keinginan dalam dirinya yang harus segera diwujudkan Id dikarenakan ia marah karena
orang tuanya menentang keinginan Mao untuk menikah dengan Kosuke. Kemudian Ego pun melakuan melakukan berdasarkan kenyataan dengan cara Mao
yang menentang kembali dan marah terhadap ayahnya. Sebagaimana diketahui Ego bertugas untuk menjalankan keinginan-keinginan Id dari dalam diri Mao
untuk segera dipenuhi agar tidak menjadi beban dalam diri Mao. Mao tidak memikirkan lagi bahwa ia sedang berbicara dengan orangtuanya, ia terus
menentang perktaan ayahnya, karena yang ia pikirkan adalah tidak ada yang boleh menentang keinginannya untuk bersama Kosuke.
44
Cuplikan hal 74
Tokoh : Kosuke
Tempat: di pinggir jalan saat Kosuke berbicara melalui telepon dengan orang tua Mao
“ Maaf”. Sambil menundukkan kepala, Kosuke merasakan keinginan memberontak muncul dari lubuk hatinya. Kosuke tidak tahu apakah orangtua Mao
termasuk orang yang penuh pengertian. Yang Kosuke tidak setuju dengan cara mereka yang berusaha mengubah niat mereka berdua tanpa memberikan
penjelasan yang masuk akal. Penjelasan yang tepat.
Analisis :
Dari cuplikan cerita tersebut terlihat Kosuke hanya bisa mengatakan maaf sambil menundukkan kepala. Walaupun dia dalam hatinya tidak terima dengan
keputusan orang tua Mao, tetapi ia hanya bisa meminta maaf. Walaupun orang tua tidak memberikan penjelasan apa-apa dan hanya menentang keinginan mereka.
Dari cuplikan cerita dapat dilihat bahwa Kosuke bisa mengendalikan keinginan- keinginan Id yang ingin memberontak dalam dirinya. Disini terlihat adanya
pengaruh Super ego dalam diri Kosuke sehingga ia masih bisa mengendalikan dirinya dan meminta maaf sambil menundukkan kepala kepada Orang Tu Mao.
Seperti kita ketahui Super Ego hanya menjalankan keinginan-keinginan dalam diri seseorang yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat jepang yaitu
sikap menghormati
orang tua
sehingga Kosuke
meminta maaf
sambilmenundukkan kepala.
45
Cuplikan hal 75
Tokoh : Mao
Tempat : di sebuah restoran
“ Tidak usah cari alasan. Ayo minum”. Mao kembali mengangkat botol angggur. Bukan hanya sekali dua kali Kosuke mengulurkan gelas untuk diisi.
Kelihatannya ada sesuatu yang aneh dengan tangan Mao karena bibir botol yang sedang dimiringkannya malah membentur gelas. “ Kau baik-baik saja? Ini
pertama kalinya Kosuke melihat Mao mabuk sungguhan. “Aku tidak mabuk, Cuma lemas” Begitu Mao marah-marah dengan aksen daerah, itu artinya dia
benar-benar mabuk.
Analisis :
Dari cuplikan cerita diatas terliht bahwa mabuk. Ia terlalu banyak minum anggur. Ia tidak peduli walaupun ia sedang bersama Kosuke, ia tetap minum.
Padahal itu pertama kalinya Mao mabuk sungguhan di depan Kosuke. Pada saat mabuk Mao marah-marah dengan aksen daerah di depan Kosuke. Disini terlihat
bahwa Mao kembali melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan-keinginan Id yang ada dalam dirinya tanpa memperdulikan ia sedang bersama siapa. Ego yang
bertugas mewujudkan keinginan-keinginan Id dengan cara Mao terus meminum anggur hingga ia mabuk. Di dalam budaya masyarakat jepang mabuk bukan lah
46
hal yang aneh lagi, seperti yang dilakukan Mao ia mabuk untuk mengungkapkan kekesalan yang ada di dalam hatinya.
Cuplikan hal 102
Tokoh : Kosuke
Tempat : di kantor tempat Kosuke bekerja
“Tapi Okuda”,”Coba kau pikirkan posisimu sebagai pegawai yang menerima gaji dari kantor dengan kepala dingin. Memang prinsip utama kita
dalah klien, tapi bukan berarti harus membuat permusuhan di kantor sendiri. Akhirnya justru kau yang kena marah karena menentang staf media, padahal aku
yakin staf media juga punya alasan mereka sendiri, tapi malah kau yang dimarahi pihak kantor kan”. Kosuke mengerti semua nasihat Tanaka-san adalah demi
kebaikannya. Kebaikannya tadi pagi mengajak Kosuke pergi minum-minum dengan alasan Mao sedang dinas di luar. Walau Kosuke baru saja minum obat
sakit perut, ia sangat menghargai, tetapi ia tidak bisa menyetujui semua perkataannya.
Analisis :
Dari cuplikan cerita diatas terlihat adanya percakapan antara Kosuke dan Tanaka-san, ia adalah rekan di kantor Kosuke. Tanaka-san sedang menasihati
Kosuke sehubungan dengan tindakannya dalam bekerja. Kosuke menghagai semua nasihat Tanaka-san kepadanya, karena ia tahu maksud Tanaka-san adalah
47
baik, walaupun ia tidak bisa menyetujui semua omongan Tanaka-san tetapi ia tetap menghargainya. Disini terliht Id dan Ego Kosuke terkontrol dengan baik,
walaupun ia tidak setuju dengan semua omongan Tanaka-san ia tetap menghargainya, seperti ia tetap menerima ajakan Tanaka-san untuk pergi minum-
minum. Sesuai dengan kebudayaan masyarakat jepang yang sangat menghargai senior di lingkungan kerjanya.
Cuplikan hal 175
Tokoh : Mao
Tempat : di taman Ichiyo
Mao bangkit dan mendekati balok titian. “Oi oi Kau baru kembali dari rumah sakit, tahu”. Tanpa memperdulikan peringatan Kosuke, dengan lincah
Mao memanjat permainan itu. “Lihat aku bisa berdiri di puncaknya Ups”. Mao kehilangan keseimbangan, tetapi ia segera bertumpu dengan kedua tangannya.
Jantung Kosuke seperti menciut. “Ukh, sebal Mao menggertakkan gigi sambil merangkak dengan kedua kaki dan tangan
. “Menyedihkan sekali kalau dibandingkan dengan dulu. Padahal dulu rasanya mudah sekali berdiri di tempat
seperti ini.”
Analisis :
Dari cuplikan cerita tersebut terlihat Mao memanjat balok titian tanpa rasa takut dan ia tidak memperdulikan peringatan Kosuke yang khawatir melihat
tingkahnya, Mao malah terus memanjat tanpa takut ia akan terjatuh. Ketika
48
kehilangan keseimbangan dan ia segera bertumpu pada kedua tangannya, Mao tetap tidak takut dan ia tetapmerangkak dengan kedua kaki dan tangannya. Dari
cuplikan terlihat Mao kembali melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya tanpa memikirkan dampak terhadap dirinya. Disini terdapat keinginan-keinginan
Id dari Mao yang segera ingin diwujudkan dengan ia memanjat balok titian tersebut. Dari cuplikan bisa dilihat bahwa Ego berfungsi mewujudkan keinginan-
keinginan Id.
Cuplikan hal 182-183
Tokoh : Mao
Tempat: di apartemen tempat Mao dan Kosuke tinggal
Kedua tangan ibu Shu-kun menggapai-gapai, hanya memegang setelan olahraga putranya sementara tubuh mungil Shu-kun mulai meluncur jatuh. Tangan
kanan anak itu sempat menarik lengan setelannya sebelum kedua lengannya yang kehilangan tenaga malah terangkat seperti orang yang sedang menyerukan Banzai
dan tubuhnya mulai jatuh tanpa daya. Ibunya bereaksi dengan menoleh ke belakang dan menyumpah-nyumpah. Bahaya. Shu-kun akan mati. Muncul
sesosok bayangan putih melompat dari beranda bawah. Sesaat Kosuke mengira itu seekor anjing besar. Tetapi ternyata bukan. Mao meloncat dari apartemen 303 dan
menangkap tubuh Shu-kun yang meluncur jatuh. Kedua tubuh itu terlihat mengecil sementara mereka jatuh dengan posisi kepala terlebih dahulu. Teriakan
49
putus asa dari orang-orang yang menyaksikan kejadian ini dari bawah menyebar ke langit senja melalui diri Kosuke dan Mao.
Analisis :
Dari cuplikan cerita di atas terlihat bahwa tiba-tiba pada saat Shu-kun terlepas dari pegangan ibunya, secara tiba-tiba Mao melompat dari balkon dan
menangkap Shu-kun dan meluncur jatuh. Pada saat itu Kosuke tidak menyangka kalau itu Mao, ia juga tidak habis pikir Mao bisa melakukan hal yang sangat
berbahaya seperti itu. Dari kejadian tersebut terdapat keinginan Id dalam dirinya yang harus segera dipenuhi dengan cara melompat dari balkon apartemen 303.
Karena Mao ingin menolong Shu-kun yang terlepas dari genggaman ibunya, makanya Mao langsung melakukannya. Dalam hal ini Ego yang terdapat dalam
diri Mao menjalankan keinginan-keinginan Id yang terdapat dalam diri Mao untuk segera dipenuhi. Walaupun tujuan dari keinginan Mao itu baik, yaitu ingin
menolong Shu-kun namun ia melakukan dengan cara yang salah karena hal yang ia lakukan bisa membahayakan dirinya dan orang yang ditolongnya, Mao tidak
memikirkan dampak terburuk dari hal yang ia lakukan, walaupun pada akhirnya mereka berdua selamat namun tetap saja hal yang dilakukannya salah.
50
Cuplikan hal 209
Tokoh : Kosuke
Tempat : di kantor Lara Aurore tempat Mao bekerja dulu
Setelah selesai berbicara dan meletakkan telepon, si resepsionis kembali berbicara kepada Kosuke. “Tuan Okuda...” Dilihat dari ekspresinya yang tidak
jelas, Kosuke sudah bisa menebak kelanjutan perkataannya. “Maaf, tapi tidak ada yang bernama Watarai Mao di perusahaan ini
”. Kosuke sama sekali tidak kaget atau kecewa, hanya berpikir „Ternyata benar‟. Tak lama kemudian, air mata
mengalir dari kedua matanya tanpa bisa dihentikan.
Analisis :
Terlihat dari cuplikan diatas pada saat Mao menghilang tanpa kabar Kosuke berusaha mencarinya. Kosuke pergi ke kantor Mao dan menanyakan
keberadaan Mao, namun pihak perusahaan malah mengatakan tidak ada yang benama Watarai Mao di perusahaan tersebut. Walaupun sebelumnya Kosuke tahu
akan terjadi seperti itu tetapi Kosuke tetap mencarinya ke kantornya, ia tidak bisa menahan kesedihannya dengan keadaan seperti itu sehingga ia menangis. Dari
cuplikan tersebut terlihat Kosuke tidak bisa menahan keinginan Id dalam dirinya untuk mwencari Mao, walaupun ia tahu, dia tidak akan menemukan Mao. Disini
terlihat Ego menjalankan keinginan Id untuk diwujudkan. Disini juga terlihat Kosuke tidak bisa menahan kesedihannya.
51
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN