Pemantauan klinis dan laboratorium selama terapi ARV lini pertama

Tabel 2.6 Indikasi Pemberian ARV berdasarkan kriteria WHO: 4 Target populasi Stadium klinis Jumlah sel CD4 Rekomendasi ODHA dewasa Stadium klinis 1 dan 2 350 selmm 3 Belum mulai terapi Monitor gejala klinis dan jumlah sel CD4 setiap 6-12 bulan 350 selmm 3 Mulai terapi Stadium klinis 3 dan 4 Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi Pasien dengan ko- infeksi TB Apapun stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi Pasien dengan ko- infeksi Hepatitis B kronik aktif Apapun stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi Ibu hamil Apapun stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi Untuk pasien baru HIVAIDS, ada 4 pilihan panduan ARV sebagai lini pertama pengobatan yang direkomendasikan oleh WHO dan juga dipakai di Indonesia Tabel 2.7. 4 Tabel 2.7 Panduan ARV lini pertama AZT + 3TC + NVP Zidovudine + Lamivudine + Nevirapine ATAU AZT + 3TC + EFV Zidovudine + Lamivudine + Efavirenz ATAU TDF + 3TC ATAU FTC + NVP Tenofovir + Lamivudine atau Emtricitabine + Nevirapine ATAU TDF + 3TC atau FTC + EFV Tenofovir + Lamivudine atau Emtricitabine + Efavirenz AZT= Zidovudine, 3TC=Lamivudine, NVP=Nevirapine, TDF=Tenofovir, FTC=Emtricitabine, EFV=Efevirenz

2.11 Pemantauan klinis dan laboratorium selama terapi ARV lini pertama

Frekuensi pemantauan klinis tergantung dari respon terapi ARV. Selama pemberian terapi ARV, perlu dilakukan pematauan klinis pada minggu ke- 2,4,8,12 dan 24 sejak memulai terapi ARV dan kemudian setiap 6 bulan bila Universitas Sumatera Utara pasien telah mencapai keadaan stabil. Demikian juga dengan kadar CD4, pemantauan berkala dilakukan setiap 3 atau 6 bulan atau lebih sering bila ada indikasi klinis . Pengukuran hemoglobin dan kimia darah lainnya perlu dilakukan bila ada tanda dan gejala, dan bukan pemeriksaan yang rutin. Bila menggunakan AZT dengan kadar CD4 antara 250-350 selmm 3 maka perlu dilakukan pemantauan hemoglobin sejak memulai terapi ARV. Pengukuran viral load VL tidak dianjurkan untuk monitoring pasien yang mendapatkan ARV terutama pada tempat-tempat dengan fasilitas dan kemampuan pasien yang terbatas. Pemeriksaan VL umumnya digunakan sebagai alat diagnostik untuk menentukan gagal terapi. VL dapat memprediksi gagal terapi lebih awal dibandingkan dengan pemantauan klinis atau pemeriksaan kadar CD4. Jika pengukuran VL dapat dilakukan maka terapi yang diharapkan menurunkan VL menjadi tidak terdeteksi setelah bulan ke- 6. 4 Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Keterangan: Subyek penelitian Perlakuan yang diberikan Hasil yang diharapkan

3.2 Definisi Operasional 1. Jenis subyek penelitian penderita HIVAIDS adalah seseorang yang

didiagnosa dengan HIVAIDS yang telah dikonfirmasi positif dengan pemeriksaan antibodi terhadap HIV menggunakan Rapid test dengan tiga metode yang berbeda dan baru pertama kali mendapatkan obat antiretroviral. 2. Usia diperoleh berdasarkan data yang tertera pada kartu tanda penduduk yang dinyatakan dalam satuan tahun. 3. Jenis kelamin diperoleh berdasarkan data yang tertera pada kartu tanda penduduk yang dinyatakan sebagai pria atau wanita. 4. Pekerjaan, pendidikan dan faktor resiko diperoleh dari penderita dengan PENDERITA HIVAIDS EVALUASI KLINIS CD4 KOMBINASI AZT+3TC+EFV KOMBINASI TDF+3TC+EFV Universitas Sumatera Utara