CD4 dan pada kelompok kombinasi terapi tenofovir, lamivudin, efavirenz dijumpai 2 orang 5,0 penurunan kadar CD4, tidak berbeda bermakna secara
statistik p0,05 Tabel 5.5
5.2.2 Parameter Klinis
Empat gejala klinis yang paling banyak dijumpai pada penelitian ini adalah penurunan berat badan, diare kronis, diare kronis dan kandidiasis oral serta
kandidiasis oral Tabel 5.1 Pada akhir penelitian gejala klinis secara umum mengalami perbaikan
Tabel 5.6 Perbandingan gejala klinis setelah intervensi terapi antiretroviral
Gejala klinis Kombinasi
AZT+3TC+EFV Kombinasi
TDF+3TC+EFV Nilai p
Diare Kronis Menghilang
Menetap 1212
- 1414
- Diare Kronis dan
Kandidiasis oral Menghilang
Menetap 77
- 66
- Kandidiasis oral
Menghilang Menetap
58 38
24 24
0,644
Demam Menghilang
Menetap -
33 -
Herpes Zoster Menghilang
Menetap -
11 -
Uji Chi-Square
Setelah mendapat intervensi terapi antiretroviral selama tiga bulan dengan menggunakan analisis uji chi-square gejala klinis kandidiasis oral menetap
sebanyak tiga orang dari kelompok yang menggunakan kombinasi terapi zidovudin, lamivudin, efavirenz dan dua orang dari kelompok yeng menggunakan
kombinasi terapi tenofovir, lamivudin, efavirenz namun gejala klinis yang menetap tersebut tidak bermakna secara statistik 38; 24; p=0,644.
Universitas Sumatera Utara
Semua pasien yang menderita diare kronis mengalami perbaikan setelah diberikan terapi antiretroviral selama tiga bulan, serta diare kronis dan kandidiasis
oral, demam dan herpes zoster tidak dijumpai lagi pada subyek setelah mendapat intervensi pemberian antiretroviral selama tiga bulan. Tabel 5.6
5.2.3 Efek Samping
Dengan menggunakan analisis uji wilcoxon pada akhir penelitian dijumpai anemia yang bermakna secara statistik pada kelompok yang menggunakan
kombinasi terapi zidovudin, lamivudin, efavirenz 22 orang yang anemia dan 18 orang yang normal, p=0,0001 Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Perubahan parameter hemoglobin dari subyek penelitian sebelum dan setelah pemberian kombinasi terapi zidovudin, lamivudin,
efavirenz selama tiga bulan.
Kombinasi AZT+ 3TC+ EFV Efek
samping Sebelum terapi
Sesudah terapi Perubahan
Nilai p
Anemia Normal
40 22
18 Normal ke Anemia = 22
Tetap = 18
0,0001
¥
¥ Uji Wilcoxon Dengan menggunakan analisis uji wilcoxon pada akhir penelitian dijumpai
anemia pada kelompok yang menggunakan kombinasi terapi tenofovir, lamivudin, efavirenz, namun nilai tersebut tidak bermakna secara statistik anemia
2 orang, normal 38 orang, p=0,157 Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Perubahan parameter hemoglobin dari subyek penelitian sebelum dan sesudah terapi kombinasi terapi tenofovir, lamivudin, efavirenz
selama tiga bulan
Kombinasi TDF+3TC+EFV Efek
samping Sebelum terapi
Sesudah terapi Perubahan
Nilai p
Anemia Normal
40 2
38 Normal ke Anemia = 2
Tetap = 38 0,157
¥
¥
Uji Wilcoxon
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar subyek yang ikut dalam penelitian tidak menimbulkan keluhan setelah pemakaian rejimen yang mengandung kombinasi terapi
zidovudin, lamivudin, efavirenz 57,5 atau kombinasi terapi tenofovir, lamivudin, efavirenz 70 selama 3 bulan, namun gejala klinis yang dijumpai
akibat penggunaan rejimen kombinasi terapi zidovudin, lamivudin, efavirenz yaitu mual dan muntah 9 orang 22,5, lemas 3 orang 7,5, mual dan pusing,
oyong dan sakit kepala masing-masing 2 orang 5, gatal dikulit 1 orang 2,5. Pada subyek yang menggunakan rejimen kombinasi terapi tenofovir, lamivudin,
efavirenz gejala klinis lain yang ditemukan setelah pengobatan selama 3 bulan yaitu oyong dan sakit kepala 5 orang 12,5, mual dan muntah 3 orang 7,5,
mual dan pusing 2 orang 5, pusing dan gatal kulit masing-masing 1 orang 2,5.
5.2.4 Kepatuhan