ini disebabkan jumlah sampel yang digunakan lebih besar dan berusia lebih muda ≥ 30 tahun serta memiliki riwayat DM tipe 2 sehingga dapat menggambarkan
dengan lebih baik secara statistik perbedaan tekanan darah sistolik terhadap kelompok BMI.
Penelitian cross-sectional oleh Tseng 2007 pada 89.857 responden dewasa di Taiwan menyatakan pada responden pria yang menyandang DM
sebanyak 39,3, BMI berkorelasi signifikan dengan tekanan darah sistolik. Masing-masing nilai Odd Ratio OR antara tekanan darah sistolik untuk
kelompok BMI 18,5 kgm
2
; 18,5 –22,9 kgm
2
; 23,0 –24,9 kgm
2
; 25,0 –29,9
kgm
2
adalah 1,00; 1,11; 1,48; 2,32 dengan masing-masing nilai p 0,01.Hal yang sama berlaku untuk responden wanita yang menyandang DM sebanyak 41,7,
dengan masing-masing nilai OR untuk kelompok BMI yang sama adalah 1,04; 1,35; 1,98; 3,31. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah sampel yang cukup besar, usia
responden yang muda ≥ 18 tahun, dan memiliki riwayat DM tipe 1 dan 2,
sehingga secara statistik, dapat lebih menggambarkan korelasi tekanan darah sistolik terhadap kelompok BMI.
2. Uji Komparatif Tekanan Darah Diastolik Berdasarkan Kelompok BMI 23 kgm
2
dan Kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
Pada Responden Pria dan Responden Wanita
Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk pada responden pria, diperoleh nilai signifikansip = 0,348 pada kelompok BMI 23 kgm
2
data BMI terdistribusi normal dan pada kelompok BMI
≥ 23 kgm
2
mempunyai nilai signifikansi p = 0,003 distribusi data BMI tidak normal. Dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk
membandingkan kelompok variabel tekanan darah diastolik terhadap kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BMI 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
, dan didapat nilai p = 0,105. Hal ini berarti terdapat perbedaan tekanan darah diastolik yang tidak signifikan
terhadap kelompok BMI 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
pada responden pria.
Tabel VII. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik Berdasarkan Kelompok BMI 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
Responden Pria
Karakteristik BMI 23 kgm
2
n = 11 BMI ≥ 23 kgm
2
n = 31 p
Tekanan Darah Diastolik mmHg
85,50 ± 10,66 91,94 ± 9,80
0,105
Keterangan : = mean ± SD mmHg p 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan tidak signifikan
p 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan
Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk pada responden wanita, diperoleh nilai signifikansi p = 0,002 pada kelompok BMI 23 kgm
2
data BMI terdistribusi tidak normal dan pada kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
mempunyai nilai signifikansi p = 0,000 distribusi data BMI tidak normal. Dilanjutkan uji Mann-Whitney
untuk membandingkan kelompok variabel tekanan darah sistolik terhadap kelompok BMI 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
, dan didapat nilai p = 0,694. Hal ini berarti terdapat perbedaan tekanan darah diastolik yang tidak
signifikan antara kelompok BMI 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
pada responden wanita.
Tabel VIII. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik Berdasarkan Kelompok BMI 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
Responden Wanita
Karakteristik BMI 23 kgm
2
n = 16 BMI ≥ 23 kgm
2
n = 42 p
Tekanan Darah Diastolik mmHg
90,00 ± 6,32 90,45 ± 10,13
0,694
Keterangan : = mean ± SD mmHg p 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan tidak signifikan
p 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan
Pada responden pria dan wanita, perubahan nilai tekanan darah diastolik tidak bergantung pada perubahan nilai BMI, sehingga berlawanan dengan
hipotesis peneliti yang menyatakan tekanan darah diastolik merupakan variabel dependent terhadap variabel independent BMI.
Hasil yang diperoleh berlawanan dengan penelitian cross-sectional Dudekula dkk. 2012 terhadap 140 responden DM di India, yang menyatakan
terdapat peningkatan signifikan tekanan darah diastolik seiring dengan peningkatan BMI, baik pada responden pria dan wanita. Terdapat perbedaan
signifikan pada peningkatan tekanan darah diastolik dari 75,23 ± 6,67 mmHg pada kelompok BMI 18,5
–25 kgm
2
tidak obesitas hingga 93,23 ± 12,35 mmHg pada kelompok BMI 30 kgm
2
obesitas, dengan masing-masing nilai p 0,05. Hal ini disebabkan jumlah sampel yang digunakan lebih besar dan berusia lebih muda
≥ 30 tahun serta memiliki riwayat DM tipe 2 sehingga dapat menggambarkan dengan lebih baik secara statistik perbedaan tekanan darah sistolik terhadap
kelompok BMI. Penelitian serupa oleh Tseng 2007 menyatakan pada responden pria
yang menyandang DM, BMI berkorelasi signifikan dengan tekanan darah diastolik. Masing-masing nilai Odd Ratio OR antara tekanan darah diastolik
untuk kelompok BMI 18,5 kgm
2
; 18,5 –22,9 kgm
2
; 23,0 –24,9 kgm
2
; 25,0 –
29,9 kgm
2
adalah 1,00; 1,23; 1,78; 3,06 dengan masing-masing nilai p 0,01. Hal yang sama berlaku untuk responden wanita yang menyandang DM, dengan
masing-masing nilai OR untuk kelompok BMI yang sama adalah 1,00; 1,09; 1,49; 2,32. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah sampel yang cukup besar, usia responden
yang muda ≥ 18 tahun, dan memiliki riwayat DM tipe 1 dan 2, sehingga secara statistik, dapat lebih menggambarkan korelasi tekanan darah sistolik terhadap
kelompok BMI.
C. Korelasi Antara Body Mass Index BMI Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik