Jenis dan Rancangan Penelitian Definisi Operasional

9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan penelitian berupa cross sectional potong lintang. Penelitian observasional analitik merupakan penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya perlakuan atau intervensi, dan bertujuan mempelajari dan meneliti bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan terjadi, kemudian melakukan analisis korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek. Sastroasmoro dan Ismael, 2010; Notoadmodjo, 2010. Faktor risiko adalah atribut individu seperti riwayat, usia, jenis kelamin, keluarga dan kebiasaan seperti merokok, aktivitas seksual yang dapat meningkatkan probabilitas individu tersebut terkena suatu penyakit. Faktor efek adalah akibat yang ditimbulkan oleh faktor risiko yang dapat mempengaruhi morbiditas suatu penyakit. Rancangan penelitian cross-sectional merupakan penelitian yang pengukuran semua variabel terhadap responden hanya dilakukan 1 kali pada waktu yang sama Dorland, 2008; Sastroasmoro dkk., 2010. Analisis korelasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara Body Mass Index BMI sebagai faktor risiko terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik sebagai faktor efek pada diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas

Body Mass Index BMI.

2. Variabel tergantung

Tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: usia responden dan kondisi puasa responden sebelum pengambilan data. b Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas, gaya hidup responden, misalnya pola makan, kondisi patologis penyakit lain yang dapat mengacaukan data, misalnya hipertensi, kondisi fisiologis misalnya stress, kurang tidur gaya hidup misalnya merokok, minuman beralkohol, dan obat-obatan antihipertensi yang dikonsumsi.

C. Definisi Operasional

1. Responden adalah penyandang diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RSUD Kabupaten Temanggung yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada penelitian. 2. Karakteristik penelitian meliputi demografi usia, pengukuran antropometri BMI, dan pengukuran tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. 3. Pengukuran body mass index BMI adalah pengkuran berat badan dalam kilogram kg dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter kuadrat m 2 NHANES, 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Standar Body Mass Index BMI yang digunakan yaitu The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment oleh World Health Organization WHO, 2000. Klasifikasi BMI kgm 2 Risiko Penyakit Penyerta Underweight 18,5 Rendah Normal 18,5 – 22,9 Rata-rata Overweight ≥ 23,0 At Risk 23 – 24,9 Meningkat Obesitas I 25 – 29,9 Sedang Obesitas II ≥ 30 Tinggi 5. Standar tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik yang dipergunakan adalah The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Presurre oleh NIH National Institute of Health tahun 2004. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg danatau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan darah 120 –139 80–89 mmHg dikategorikan sebagai prehipertensi Klasifikasi Tekanan Darah mmHg Normal 12080 Prehipertensi 120 –13981–89 Hipertensi ≥ 14090 Stage I 140 –15990–99 Stage II 160 –179100–109 atau ≥ 180110

D. Responden Penelitian