Soal Cerita Matematika Langkah-langkah Penyelesaian Soal Cerita

seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu soal cerita matematika. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dapat dilihat dari perolehan hasil belajar. Selain itu juga dapat dilihat bagaimana siswa menyelesaikan soal tersebut sampai menemukan jawaban yang benar”. Penyelesaian soal cerita tidak hanya memperhatikan jawaban akhir perhitungan, tetapi proses penyelesaiannya juga harus diperhatikan. Siswa diharapkan menyelesaikan soal cerita melalui suatu proses tahap demi tahap sehingga terlihat alur berpikirnya. Selain itu dapat terlihat pula pemahaman siswa terhadap konsep yang digunakan dalam soal cerita tersebut.

C. Soal Cerita Matematika

Permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan nyata biasanya dituangkan kedalam soal cerita. Soal cerita matematika adalah soal-soal matematika yang mengunakan bahasa verbal dan umumnya berhubungan dengan kegiatan sehari-hari. Penyelesaian soal cerita merupakan kegiatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah dalam suatu soal cerita matematika merupakan suatu proses yang berisikan langkah-langkah yang benar dan logis untuk mendapatkan penyelesaian Jonassen,2004:8. Dalam menyelesaikan suatu soal cerita matematika bukan sekedar memperoleh hasil yang berupa jawaban dari hal yang ditanyakan, tetapi yang lebih penting siswa harus mengetahui dan memahami proses berpikir atau langkah-langkah untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mendapatkan jawaban tersebut. Dalam penelitian ini soal cerita yang digunakan adalah soal cerita pada materi segiempat.

D. Langkah-langkah Penyelesaian Soal Cerita

Polya1957 dalam bukunya yang berjudul ”HOW TO SOLVE IT” mengembangkan empat tahap dalam menyelesaikan soal cerita, yaitu: 1. Understanding the problem, yaitu memahami soal. Yang dimaksud tahap pemahaman soal menurut Polya ialah bahwa siswa harus dapat memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal tersebut. Menurutnya ciri bahwa siswa paham terhadap isi soal ialah siswa dapat mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban seperti berikut: a. Data atau informasi apa yang dapat diketahui dari soal? b. Apa inti permasalahan dari soal yang memerlukan pemecahan? c. Adakah dalam soal itu rumus-rumus, gambar, grafik, tabel, atau tanda-tanda khusus? d. Adakah syarat-syarat penting yang perlu diperhatikan dalam soal? Sasaran penilaian pada tahap pemahaman soal meliputi: a. Siswa mampu menganalisis soal. Hal ini dapat terlihat apakah siswa tersebut paham dan mengerti terhadap apa yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal. b. Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam bentuk rumus, simbol, atau kata-kata sederhana. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Devising a plan, yaitu merencanakan pemecahan. Menurut G.Polya pada tahap pemikiran suatu rencana, siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Menurutnya pula kemampuan berpikir yang tepat hanya dapat dilakukan jika siswa telah dibekali sebelumnya dengan pengetahuan- pengetahuan yang cukup memadai dalam arti masalah yang dihadapi siswa bukan hal yang baru sama sekali tetapi sejenis atau mendekati. Yang harus dilakukan siswa pada tahap ini adalah siswa dapat: a. Mencari konsep-konsep atau teori-teori yang saling menunjang. b. Mencari rumus-rumus yang diperlukan. Pada jenjang kemampuan siswa tahap ini menempati urutan tertinggi. Hal ini didasarkan atas perkembangan bahwa pada tahap ini siswa dituntut untuk memikirkan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan. 3. Carrying out the plan, yaitu melaksanakan rencana yang tertuang pada langkah kedua. Menurut G.Polya yang dimaksud tahap pelaksanaan rencana adalah siswa telah siap melakukan perhitungan dengan segala macam data yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai. Pada tahap ini siswa harus dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku, dalam arti rumus-rumus yang akan digunakan sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merupakan rumus yang siap untuk digunakan sesuai dengan apa yang digunakan dalam soal, kemudian siswa mulai memasukkan data-data hingga menjurus ke rencana pemecahannya, setelah itu baru siswa melaksanakan langkah-langkah rencana sehingga akan diharapkan dari soal dapat dibuktikan atau diselesaikan. 4. Looking back, yaitu memeriksa kembali proses dan hasil. Menurut G.Polya yang diharapkan dari keterampilan siswa dalam memecahkan masalah untuk tahap ini adalah siswa harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan yang dilakukannya. Menurutnya juga Pemeriksaan ini merupakan suatu kegiatan menarik kesimpulan untuk mengembalikan jawaban kedalam konteks soal sesuai pertanyaan soal. Tahap peninjauan kembali ini mempunyai bobot paling rendah dalam klasifikasi tingkat berpikir siswa. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pada tahap ini subjek hanya mengecek kebenaran dari hasil perhitungan yang telah dikerjakannya, serta mengecek sistematika dan tahap-tahap penyelesaiannya apakah sudah baik dan benar atau belum. Adapun kesalahan penyelesaian soal-soal pada setiap tahap pemecahan masalah menurut heuristik Polya yaitu: a. Kesalahan pada tahap pemahaman soal adalah ketidakmampuan siswa menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI soal. Misalnya siswa tidak memahami soaltidak ada jawaban, tidak mengindahkan syarat-syarat soalcara interpretasi soal kurang tepat. b. Kesalahan pada tahap pemikiran suatu rencana adalah ketidakmampuan siswa menuliskan rumus bangun-bangun segi empat, konsep-konsep yang berhubungan dengan soal yang diajukan, dan meyusun langkah-langkah yang berhubungan dengan soal yang diajukan, dan menyusun langkah-langkah perencanaan soal agar soal dapat diselesaikan secara sistematis. Misalnya siswa tidak membuat rencana strategi penyelesaian, strategi yang dijalankan kurang relevan, menggunakan satu strategi tertentu tetapi tidak dapat dilanjutkansalah langkah, dan siswa salah melakukan perhitungan. c. Kesalahan pada tahap pelaksanaan rencana adalah ketidakmampuan siswa dalam membentuk sistematika soal yang lebih baku dan melaksanakan proses perhitungan sesuai dengan rencana yang telah disusunnya, dilengkapi dengan segala macam data dan informasi yang diperlukan. d. Kesalahan pada tahap peninjauan kembali adalah siswa tidak berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah yang dilakukan dan hasil jawaban yang diperoleh. Misalnya siswa tidak terbiasa memeriksa kembali jawabannya, mereka yakin dengan jawabannya, dan merasa waktu yang tersedia tidak cukup untuk memeriksa kembali hasil jawabannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam penelitian ini,yang dimaksud kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan mengikuti langkah-langkah memahami masalah, merencanakna pemecahan, melakukan rencana pemecahan, dan memeriksa kembali pemecahan.

E. Segiempat