21 yang memuaskan daripada mengejar penyelesaian yang terbaik.
Model ini dikembangkan oleh Simon karena adanya pengakuan terhadap rasionalitas terbatas bounded rationality. Rasionalitas
terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran
itu terbatas karena pikiran manusia tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan informasi yang tertumpuk.
Teknik pengambilan keputusan juga sering dibagi dalam teknik pengambilan keputusan matematik atau kuantitatif Robbins, 1978 dan
teknik pengambilan keputusan non-matematik atau kualitatif Schroeder, 1989. Pendekatan terhadap pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
optimasi kualitatif
yaitu menemukan
alternatif yang
optimum menguntungkan dengan analogi atau dengan menggunakan data riset pasar
yang selektif. Pendekatan yang sistematis menjadi mungkin meskipun model matematis yang eksplisit tidak dirumuskan. Metode ini digunakan
untuk prakiraan jangka menengah dan panjang yang melibatkan desain proses. Untuk keputusan ini, data masa lalu tidak selalu ada atau jika ada,
akan menunjukkan pola yang tidak stabil Schroeder, 1989.
II.5. Just in time Management
Stok atau penumpukan barang ada karena barang telah dibeli sebelum mereka dibutuhkan. Hal ini mendapat perhatian lebih dalam manajemen
persediaan. Prinsip dari just in time sederhana, yaitu barang tersebut ada ketika mereka dibutuhkan dan tidak ada ketika mereka tidak dibutuhkan.
Keuntungan operasional dengan menerapkan metode ini antara lain :
22 a. Investasi persediaan, dengan metode JIT ini biaya investasi
barang yang termasuk slow moving stock dapat digunakan untuk menambah investasi barang yang termasuk dalam
fast moving stock .
b. Menyediakan pada saat dipesan daripada menyediakan stok, barang yang dibutuhkan dibeli pada saat pembeli
memesan. Misalnya, obat generik A jarang dibutuhkan di apotek Z, jika ada pembeli yang memesan obat generik A,
maka apotek Z dapat membeli obat generik A dari apotek lain yang menyediakan obat tersebut.
c. Mengurangi slow moving stock. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah investasi barang yang jarang sekali
dipakai dan meminimalkan anggaran belanja Wild, 1997.
23
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
III.1. Analisis Sistem
III.1.1 Gambaran Umum Sistem Lama
Pengambilan keputusan pengadaan obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma masih dilakukan secara manual, belum menggunakan sistem
terkomputerisasi untuk membantu pemilihan pengadaan obat. Langkah- langkah yang dilakukan dalam proses pengadaan obat adalah sebagai berikut :
1. Petugas mengecek stok obat apa saja yang akan habis dan mencatatnya.
2. Petugas menyerahkan daftar stok obat kepada apoteker pengelola. 3. Apoteker pengelola memeriksa daftar kemudian memperhitungkan
biaya untuk pengadaan obat. Kegiatan di atas dilakukan setiap bulan sekali sehingga pengadaan obat hanya
dalam jumlah kecil saja. Hal ini membuat proses pengadaan obat kurang optimal. Padahal, jika ada manajemen pengelolaan obat yang baik, dapat
mengurangi pemakaian biaya belanja obat karena pembelian obat dalam jumlah besar selalu mendapat potongan harga.
III.1.2 Fase Definisi Ruang Lingkup
Sistem pengadaan obat yang ada di Apotek Pendidikan Sanata Dharma saat ini masih dilakukan secara manual sehingga mengakibatkan
berbagai kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Performance Pengelolaan data dan pengambilan keputusan pengadaan obat masih