2.2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba
Beberapa faktor yang mendorong manajer untuk melakukan perataan laba antara lain : ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage operasi.
2.2.7.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara. Penentuan ukuran perusahaan ini
didasarkan pada total aktiva atau nilai aktiva Machfoedz:1994. Menurut Moses 1987 dalam Suwito dan Herawaty 2005 menemukan
bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan.
Variabel ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah total aktiva perusahaan, yang secara logis nilai aktiva dapat memicu
motivasi manajer dalam melakukan tindakan perataan laba yang bertujuan untuk menimbulkan kesan yang lebih baik mengenai perusahaannya kepada para
pemakai laporan.
2.2.7.2 Profitabilitas
Pada hakikatnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya baik usaha pokok maupun usaha lain.
Profitabilitas merupakan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan yang nantinya akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas suatu perusahaan.
Menurut Weston dan Copeland 1995:237 menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah mengukur aktivitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan investasi. Salah satu metode pengukuran profitabilitas adalah dengan menggunakan Net Profit Margin NPM
yang menunjukkan keuntungan sehubungan dengan penjualan. Margin penghasilan bersih ini diduga mempengaruhi perataan penghasilan.
Menurut Riyanto 1994:336 secara sistematis, Net Profit Margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Laba Setelah Pajak NPM =
X 100
Penjualan Bersih
2.2.7.3 Leverage Operasi Perusahaan
Menurut Husnan 1993:329 yang mengukur seberapa banyak dana yang di supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh
dari kreditur perusahaan. Mempunyai beberapa implikasi, antara lain : Pertama, para pemberi akan melihat kepada modal sendiri yang merupakan dana yang
disupply oleh pemilik perusahaan yang bertujuan untuk melihat keamanan pemberi kartu kredit ; Kedua, dengan menggunakan utang. Pemilik mendapatkan
manfaat untuk mendapatkan dana tanpa harus kehilangan kendali atas perusahaan ; Ketiga, apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban
bunga atas proporsi dana yang dibelanjai dengan pinjaman, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri menjadi lebih besar.
Didalam praktiknya rasio leverage dihitung dengan dua cara, pertama dengan memperhatikan data yang ada dalam neraca, mengetahui seberapa banyak
dana pinjaman digunakan dalam perusahaan. Kedua, mengukur resiko utang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap utang bisa ditutup oleh laba
perusahaan. Kedua kelompok rasio ini bersifat saling melengkapi dan umumnya para analisis menggunakan keduanya.
Total Hutang Rasio Leverage =
X 100
Total Aktiva
2.2.8 Pengaruh antara Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi terhadap Perataan Laba