Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Perataan Laba Pengaruh Profitabilitas terhadap Perataan Laba

bunga atas proporsi dana yang dibelanjai dengan pinjaman, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri menjadi lebih besar. Didalam praktiknya rasio leverage dihitung dengan dua cara, pertama dengan memperhatikan data yang ada dalam neraca, mengetahui seberapa banyak dana pinjaman digunakan dalam perusahaan. Kedua, mengukur resiko utang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap utang bisa ditutup oleh laba perusahaan. Kedua kelompok rasio ini bersifat saling melengkapi dan umumnya para analisis menggunakan keduanya. Total Hutang Rasio Leverage = X 100 Total Aktiva

2.2.8 Pengaruh antara Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi terhadap Perataan Laba

2.2.8.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Perataan Laba

Menurut Moses 1987 dalam Juniarti Corolina 2005 menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap perataan laba dilandasi oleh teori keputusan yang dikemukakan oleh Revered Thomas 1763 P.Siagian 1987:202 yang dikenal dengan teori Bayes, mengatakan dengan tindakan atau alternatif yang ada maka kita dapat memperkirakan resiko yang akan muncul untung atau rugi atau tindakan dari tiap keadaan yang akan terjadi dimasa depan. Maksud dari teori ini adalah manajer terdorong untuk melakukan tindakan perataan laba karena nilai aktiva perusahaan yang menjadi ukuran perusahaan tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh manajer, sehingga manajer menaikkan atau menurunkan nilai aktiva agar sesuai dengan yang diinginkannya. Ukuran perusahaan yang sering digunakan adalah nilai aktiva perusahaan. Nilai aktiva dipakai sebagai ukuran perusahaan karena selama ini masih terdapat efek gabungan yang timbul karena perusahaan yang besar selalu diidentikkan dengan nilai aktiva yang besar pula. Keadaan ini membuat manajer termotivasi untuk melakukan perataan laba, karena manajer percaya bahwa para pemakai laporan keuangan masih mendasarkan salah satu penilaiannya mengenai perusahaan pada angka nilai aktiva. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi yang mendorong manajer untuk melakukan perataan laba adalah anggapan bahwa manajer percaya para pemakai laporan keuangan masih mendasarkan salah satu penilaiannya mengenai perusahaan pada angka nilai aktiva.

2.2.8.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Perataan Laba

Kepentingan utama para pemilik perusahaan adalah ingin mengetahui bagaimana prestasi yang dicapai manajemen perusahaan atas modal yang diinvestasikan. Biasanya prestasi tersebut diukur berdasarkan laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan. Menurut Moses 1987 dan Healy 1985 dalam Juniarti Corolina 2005 dijelaskan bahwa fluktuasi profitabilitas yang rendah atau menurun memiliki kecenderungan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan tindakan perataan laba, terlebih lagi jika perusahaan menetapkan skema kompensasi bonus didasarkan pada besarnya profit yang dihasilkan. Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan. Weston dan Copeland 1995:240 memberikan definisi atas profitabilitas sebagai suatu rasio pengukuran efektivitas manajemen berdasarkan laba yang dilaporkan. Berdasarkan definisi tersebut, diduga profitabilitas mempengaruhi perataan laba karena secara logis laba merupakan instrument yang terkait langsung dengan objek perataan laba. Rasio perusahaan adalah rasio yang diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan penjualan bersih perusahaan. Profitabilitas merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Penelitian ini yang dilakukan oleh ashari et al 1994 dalam Suwito dan Herawati 2005 menemukan bukti bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah mempunyai kecenderungan lebih besar untuk melakukan perataan laba. Dari penjelasan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa profitabilitas yang rendah mempunyai kecenderungan bagi perusahaan khususnya pihak manajemen untuk melakukan tindakan perataan laba, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai baik maupun buruknya sebuah perusahaan.

2.2.8.3 Pengaruh Leverage Operasi terhadap Perataan Laba