II. Kerangka Teori dan Studi Literatur
Kajian tentang kebijakan industri tidak akan terlepas dari model struktur, perilaku,dan performansi industri. Menurut Stigler 1968 dalam Lipszinsky dan Wilson
2001, kajian tentang organisasi industri berhubungan dengan “ukuran struktur perusahaan satu atau banyak, “terkonsentrasi” atau tidak, penyebab-penyebab dari
ukuran struktur tersebut, dampak-dampak dari konsentrasi pada kompetisi, dampak- dampak kompetisi pada harga-harga, investasi, inovasi, dan lain-lain”. Asumsi dari
pendekatan SCP ini ialah bahwa adanya keseimbangan, hubungan sebab akibat antara struktur industri, perilaku perusahaan, dan performansi industri. Karena adanya asumsi
keseimbangan tersebut maka adanya hubungan langsung antara 2 variabel, misal hubungan antara struktur dan performansi yang biasa diteliti lalu hubungan antara
perilaku dan struktur industri.
Structure Conduct
Performance Concentration
Firm Size Entry Exit Condition
Product Differentiation Vertical Integration
Policy Objectives Marketing
Strategies Pricing Policies
Research
Development Profitability
Efficiency Product Quality
Technical Progress
Policy Competition Policy
Regulation
Gambar 2.1 The Structure – Conduct – Performance Paradigm
Kondisi penawaran dan permintaan dalam suatu industri akan mencirikan struktur suatu industri. Kondisi penawaran meliputi penggunaan bahan baku, penggunaan teknologi,
dan elastisitas harga terhadap penawaran. Kondisi permintaaan meliputi ukuran industri, elastisitas harga terhadap permintaaan, metode pembelian. Kondisi-kondisi tadi akan
mempengaruhi struktur industri. Struktur industri dalam pengertian penelitian ini ialah struktur pasar Lipczynski dan Wilson, 2001 p.2-8.
Struktur pasar ialah karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga di dalam pasar. Unsur-unsur struktur pasar meliputi: konsentrasi,
differensiasi produk, ukuran perusahaan, hambatan masuk, dan integrasi vertikal serta diversifikasi Lipczynski dan Wilson, 2001 p.7-8.
Diantara variabel-variabel struktur pasar, tingkat konsentrasi dan hambatan masuk barrier to entry merupakan variabel struktur pasar yang sering diteliti. Variabel-
variabel struktur pasar ini akan membentuk struktur pasar itu sendiri. Pasar yang memiliki konsentrasi yang tinggi dan memiliki hambatan masuk yang besar adalah pasar
yang berstruktur monopoli dan oligopoli. Sebaliknya pasar yang memiliki konsentrasi rendah dan hambatan masuk yang kecil adalah pasar yang berstruktur persaingan.
Struktur pasar akan menentukan perilaku perusahaan dalam industri, kemudian perilaku akan mempengaruhi kinerjaperformansi perusahaan tersebut Martin, 1988, p. 2-3.
Konsentrasi ialah jumlah para pembeli dan penjual yang mengindikasikan derajat kompetisi potensial dalam suatu pasar. Tingkat konsentrasi bisa menunjukan jenis
struktur industri tertentu. Menurut Hasibuan 1994, pada umumnya pengukuran konsentrasi lebih banyak dilakukan untuk derajat struktur oligopoli. Hal ini dikarenakan
struktur oligopoli merupakan bentuk campuran antara struktur persaingan sempurna dengan monopoli. Dalam hal tertentu, yakni oligopoli yang menghasilkan barang yang
berdifferensiasi, struktur oligopoli biasanya pada oligopoli ketat dapat menjadi monopoli. Di samping itu, ada lagi ciri lain, yakni perilaku yang terkoordinasi kolusi,
sehingga terjadi struktur monopoli yang kolusif, sedangkan di pihak lain mereka perusahaan-perusahaan dalam industri oligopoli, dapat bersaing lebih keras
non-kolusif. Berdasarkan teori organisasi industri konvensional, ada sejumlah faktor sistematik
yang menyebabkan industri didominasi oleh beberapa perusahaan besar. Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi tingkat konsentrasi itu ialah skala ekonomi, daur hidup
perusahaan atau industri, hambatan untuk masuk dan keluar pasar, inovasi, pertumbuhan industri, merger, peraturan pemerintah, dan keberhasilan perusahaan dalam menerapkan
strategi harga dan non-harga. Dengan faktor-faktor yang sistematik tersebut memungkinkan perusahaan-perusahaan besar mendapatkan keunggulan kompetitif
melalui peningkatan efisiensi dan penguasaan pangsa pasar.
Perilaku conduct mengacu pada tindakan atau kebiasaan yang dilakukan perusahaan-perusahaan pada suatu kondisi tertentu dan biasanya ditentukan oleh
karakteristik struktur industrinya Lypczynski dan Wilson, 2001. Menurut Greer 1992, perilaku ialah kebiasaan tentang apa yang dilakukan perusahaan terhadap harga-harga
mereka, tingkat produksi, produk-produk, promosi-promosi, dan variabel-variabel operasi lainnya. Menurut Greer, perilaku bisa dibagi dua kategori yaitu kategori harga dan bukan
harga. Kategori bukan harga diantaranya advertising, pengepakan, kualitas produk, dan lainnya.
The structure- conduct-performance paradigm pada gambar 2.1 di atas
menunjukan bahwa struktur bisa mempengaruhi kinerjaperformansi dan perilaku sebaliknya kinerja bisa mempengaruhi struktur. Kinerjaperformansi ialah hasil kerja
yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku Hasibuan,1993:17.
III. Metodologi dan Analisis