Sektor Manufaktur di Indonesia

penciptaan struktur pasar yang efisien, bahkan lebih cenderung terkonsentrasi mengarah kepada struktur oligopoli dan monopoli. Kebijakan pemerintah yang diskriminatif ini terutama terjadi pada sektor industri pengolahan manufaktur non migas Pradiptyo, 1996:42-43.

1.1 Sektor Manufaktur di Indonesia

Sektor manufaktur di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak pelita 1. Perkembangan ini terlihat nyata pada jenis industri skala besar. Hal ini menurut Tambunan 1996 dikarenakan selama ini pemerintah lebih banyak menaruh perhatian terhadap perkembangan industri-industri besar daripada unit-unit usaha kecil karena kelompok industri ini dianggap sebagai motor penggerak utama proses industrialisasi, khususnya perkembangan serta pertumbuhan output di sektor manufaktur di Indonesia. Tabel 1.1 Peranan dan Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tahun 1990-1994 Sub Sektor 1990 1991 1992 1993 1994 Sumbangan terhadap PDB 1 Industri Pengolahan Nonmigas Pengilangan Minyak Bumi Pengolahan Gas alam cair 16,17 1,83 1,90 17,21 1,67 2,07 18,41 1,66 1,69 19,34 1,68 1,29 21,19 1,52 1,19 Sektor Industri Pengolahan Nilai dalam Triliun Rupiah 18,89 40,03 20,69 47,67 21,76 56,54 22,30 73,56 23,90 90,21 Pertumbuhan Per tahun 2 Industri Pengolahan Nonmigas Pengilangan Minyak Bumi Pengolahan Gas Alam Cair 12,97 10,07 9,56 10,86 2,14 6,33 10,96 5,77 5,18 11,59 -1,29 1,94 11,98 2,62 8,15 Sektor Industri Pengolahan Nilai dalam Triliun Rupiah 12,19 19,86 9,60 22,26 9,68 24,59 9,35 26,96 11,06 81,69 Sumber : laporan Perekonomian Indonesia, 1994.BPS Catatab : 1 dalam persen atas dasar harga yang berlaku 2 dalam persen atas dasar harga konstan tahun 1983,untuk data tahun 1994 atas dasar harga tahun 1993 Pada table 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan sektor industri pengolahan meningkat terus dan mencapai pertumbuhan 12 persen tahun 1994 dengan sumbangan terhadap PDB yang terus meningkat. Pada tahun 1990 sumbangan terhadap PDB sebesar 18,89 persen kemudian meningkat menjadi 23,90 persen pada tahun 1994. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor industri pengolahan merupakan sektor industri yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997, industri manufaktur di Indonesia tumbuh dengan laju 10 setiap tahunnya, lebih besar dari pertumbuhan GDP yang hanya 7,1 per tahun. Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997, laju pertumbuhan sektor industri manufaktur menurun drastis menjadi hanya 3,8 per tahun selama tahun 2000- 2003. Penurunan laju pertumbuhan sektor industri manufaktur tersebut terjadi pada sektor-sektor industri yang padat sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas, makanan, minuman dan tembakau, kayu dan produk dari kayu, serta kertas dan percetakan. Tabel 1.2 Pertumbuhan Industri Manufaktur Indonesia Periode 1993-1997 dan 2000-2003 Sektor 1993 1997 2000 2003 Manufacturing Industries Mfg Petroleum Gas Petroleum Refinery Natural Gas Mfg. Excl. Petroleum Gas Food, Beverage, Tobacco Textile, Leather, Footwear Wood Wood Products Paper Products Chemicals Rubber Cement, Non-Metalic Iron Basic steel Transport Eq. Mach. App. Misc. Mfg Products 10.0 2.1 1.7 2.7 11.1 16.2 5.4 2.2 10.6 8.8 13.4 7.9 5.2 9.5 3.8 -3.8 -5.1 -1.9 4.7 2.4 5.1 1.0 2.6 11.7 9.6 -0.6 9.8 18.6 GDP 7.1 3.8 Sumber : CSIS, 2004

1.2 Struktur, Perilaku, dan Performansi Industri Manufaktur di Indonesia