Peluang Kejadian Tunggal Landasan Teori

c. Ketika melakukan percobaan melempar undi sebuah uang logam, maka hasil yang diamati ada dua kemungkinan, yaitu sisi angka atau sisi gambar menghadap ke atas Gambar 2.1. Sisi angka biasanya kita wakili dengan huruf A dan sisi gambar biasanya kita wakili dengn huruf G. Kumpulan dari semua hasil yang mungkin pada suatu percobaan didefinisikan sebagai ruang sampel diberi lambang S . Sedangkan tiap hasil yang mungkin terjadi disebut titik sampel . Banyak titik sampel dalam ruang sampel dilambangkan dengan n S . Kejadian atau peristiwa adalah himpunan bagian dari ruang sampel dilambangkan dengan E bisa diganti dengan huruf kapital yang lain . Banyak titik sampel dalam kejadian dilambangkan dengan n E . Gambar 2.1 Titik-titik sampel pada percobaan melempar undi sekeping uang logam

2. Peluang Kejadian Tunggal

Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul dan E suatu kejadian munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian E dinyatakan dengan: � = � � � Keterangan: � = peluang muncul kejadian � = banyaknya kejadian � � = banyaknya kemungkinan kejadian � Perlu diingat bahwa nilai peluang suatu kejadian berkisar antara 0 sampai 1, ditulis ≤ � ≤ . Peluang � = menyatakan peluang kejadian mustahil tidak mungkin terjadi, sedangkan peluang � = menyatakan peluang kejadian pasti. 3. Frekuensi Harapan Frekuensi harapan dari suatu kejadian merupakan banyaknya kejadian E yang diharapkan muncul dari suatu percobaan yang dilakukan sebanyak n kali dengan besarnya peluang kejadian E dalam setiap percobaan sebesar P E . Frekuensi harapan suatu kejadian E dalam percobaan dinyatakan oleh: dengan: ℎ = frekuensi harapan kejadian E dalam suatu percobaan yang diulang n kali � = peluang kejadian E dalam setiap percobaan 4. Peluang Kejadian Majemuk Jika dua atau lebih kejadian dioperasikan sehingga membentuk kejadian baru, kejadian baru ini disebut kejadian majemuk . Ada tiga operasi yang akan dipelajari pada bagian ini, yaitu operasi komplemen, operasi penjumlahan, dan operasi perkalian. ℎ = � ×�

a. Peluang Komplemen dari Suatu Kejadian

Jika pada himpunan semesta S terdapat himpunan E maka komplemen dari E ditulis � adalah anggota S tetapi bukan anggota E . Gambar 2.2 Kejadian Komplemen Sebelumnya telah dibahas bahwa peluang kejadian E, yang ditulis � mempunyai kisaran ≤ � ≤ . Jika semua titik sampel merupakan kejadian atau kepastian maka � = , sehingga: atau b. Peluang Kejadian Tidak Saling Lepas Tidak Saling Asing dan Kejadian Saling Lepas Saling Asing 1 Peluang Dua Kejadian tidak Saling Lepas Misalkan S adalah ruang sampel, kejadian A dan kejadian B merupakan bagian dari S dikatakan tidak saling lepas atau tidak saling asing apabila dua kejadian tersebut memiliki elemen yang sama. S E � � + � � = � � = − � Gambar 2.3 Kejadian A dan B tidak saling lepas Dengan kata lain kejadian A dan kejadian B dikatakan tidak saling lepas atau tidak saling asing jika memenuhi: 2 Peluang Dua Kejadian Saling Lepas Saling Asing Misalkan S adalah ruang sampel, kejadian A dan kejadian B merupakan bagian dari S dikatakan saling lepas atau saling asing apabila dua kejadian tersebut tidak memiliki satupun elemen yang sama. Gambar 2.4 Kejadian A dan B saling lepas Dengan kata lain kejadian A dan kejadian B dikatakan saling lepas atau saling asing jika memenuhi: S A B S A B Jika A dan B kejadian yang tidak saling lepas maka � = � + � − � = ∅ atau � =

c. Peluang Kejadian Bersyarat dan Kejadian Saling Bebas

Penerapan aturan perkalian dalam peluang kejadian majemuk dapat dilihat dalam kejadian bersyarat dan kejadian bebas . Peluang terjadinya kejadian B bila diketahui bahwa suatu kejadian lain A telah terjadi disebut peluang bersyarat dilamabngkan dengan � . Lambang � dibaca “peluang terjadinya B bila A telah terjadi dan didefinisikan sebagai: atau Ingat, kejadian B dengan syarat kejadian A maksudnya kejadian B terjadi dengan syarat kejadian A telah terjadi. Kejadian A dan B disebut saling bebas apabila kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B atau sebaliknya. Kejadian A dan B saling bebas jika dan hanya jika berlaku: Jika A dan B kejadian yang saling lepas maka � = � + � � = � . � � = � � , dimana � � = � . �

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

0 6 70

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE Pada Pembelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 10

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) pada materi transformasi geometri ditinjau dari minat belajar dan hasil belajar siswa di kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok tahun ajaran 2016/2017.

0 1 415

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) pada materi transformasi geometri ditinjau dari minat belajar dan hasil belajar siswa di kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok tahun ajaran 2016/2017.

0 1 415

Efektivitas model pembelajaran tipe Think-Pair-Square siswa kelas XI Akuntansi 1 SMKN 1 Depok pada materi peluang tahun ajaran 2016/2017.

0 5 379

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BLOK DIAGRAM TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 19

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI 2 SMK YPKK 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 4 180

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Statistik Kelas XI SMKN 1 Boyolangu Tahun Ajaran 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 25

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Statistik Kelas XI SMKN 1 Boyolangu Tahun Ajaran 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14