Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) pada materi transformasi geometri ditinjau dari minat belajar dan hasil belajar siswa di kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok tahun ajaran 2016/2017.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

LEARNING TOGETHER (LT) PADA MATERI TRANSFORMASI

GEOMETRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

SISWA DI KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 2 SMKN 1

DEPOK TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh : Yohana Windany Peri

NIM. 131414055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

LEARNING TOGETHER (LT) PADA MATERI TRANSFORMASI

GEOMETRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

SISWA DI KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 2 SMKN 1

DEPOK TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh : Yohana Windany Peri

NIM. 131414055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah menopang dan memberi

kekuatan dan penghiburan di masa pengerjaan skripsi

Orang tua terutama mama Emi Rensiana Suryati Nabut,

kakak Christine Zamitha Peri,

Adik Yolanda Wilany Peri dan Patrisisus Kevin Peri

yang telah memberi dukungan dan semangat

Segenap keluarga besar yang telah membantu dan memberi semangat dan dukungan

dan Terkhusus,

Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma

Sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan

apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,

demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan

damai sejahterah dan bukan rancangan

kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari

depan yang penuh harapan.


(6)

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Yohana Windany Peri

Nomor Induk Mahasiswa : 131414055

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together (LT)

pada Materi Transformasi Geometri Ditinjau dari Minat Belajar dan Hasil

Belajar Siswa di Kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok

Tahun Ajaran 2016/2017. Dengan demikian saya memberikan hak kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 26 Mei 2017 Yang menyatakan


(8)

vii

ABSTRAK

Yohana Windany Peri. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together (LT) pada Materi Transformasi Geometri Ditinjau dari Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian dilakukan di SMKN 1 Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, (2) minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together pada materi transformasi geometri, dan (3) hasil belajar siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together pada materi transformasi geometri.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok yang berjumlah 24 orang. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk memperoleh data keterlaksanaan pembelajaran Learning Together, (2) lembar angket minat belajar siswa, pedoman wawancara, dan lembar observasi aktivitas siswa untuk memperoleh data minat belajar siswa, (3) tes hasil belajar siswa untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Data observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket minat belajar siswa, observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa akan dianalisis dengan menghitung skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan. Selain dianalisis menggunakan skor, data hasil belajar siswa juga akan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil wawancara akan akan ditranskrip kemudian ditarik kesimpulan dan dipaparkan dalam bentuk naratif.

Dari penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut. (1) pembelajaran matematika dengan model Learning Together dikatakan telah terlaksana dengan baik karena pada setiap pertemuan menunjukkan persentase yang tergolong tinggi, (2) siswa berminat mengikuti pembelajaran matematika dengan model Learning

Together karena hasil analisis angket minat belajar siswa termasuk dalam kategori

tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh data hasil wawancara yang menunjukkan terdapat respon yang positif terhadap pembelajaran Learning Together serta hasil pengamatan aktivitas siswa yang menunjukkan bahwa sebagian besar rata-rata persentase aktivitas siswa tergolong dalam kategori tinggi, (3) hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Learning Together dikatakan cukup baik.

Kata Kunci: belajar, hasil, learning together, minat, model, pembelajaran, penerapan, transformasi geometri.


(9)

viii

ABSTRACT

Yohana Windany Peri. 2017. Application of Cooperative Learning Model Type Learning Together (LT) on Material of Geometric Transformation Viewed from Student Learning Interest and Results in Class XI Administrative Office 2 SMKN 1 Depok School Year 2016/2017.

Undergraduated Thesis. Mathematics Education Study Program,

Department of Mathematics and Sciences Education, Faculty of Training and Education, Sanata Dharma University.

The research was conducted at SMKN 1 Depok. The research of this aims to describe (1) the implementation of mathematics learning with cooperative learning model type Learning Together, (2) student interest on learning mathematics with cooperative learning model type Learning Together on material transformation geometry, and (3) student learning outcomes on learning mathematics With cooperative learning model type Learning Together on the material of geometry transformation.

This research uses descriptive research type. Subjects in this study were the students of class XI Administration Office 2 SMKN 1 Depok which amounted to 24 people. The data collection instrument used in this research is (1) observation sheet of learning activity to obtain learning activity data of Learning Together, (2) questionnaire of student learning interest, interview guide, and observation sheet of student activity to obtain student interest data, 3) test student learning outcomes to obtain data of student learning outcomes. Observation data of learning implementation, questionnaire of student learning interest, student activity observation, and student learning outcomes will be analyzed by calculating the total score obtained then compared with the predefined category. In addition to analyzed using a score, data on student learning outcomes will also be analyzed qualitatively, while the results of the interview will be transcribed then drawn conclusions and presented in the form of narrative.

From this research the following results are obtained. (1) the learning of mathematics with Learning Together model is said to have been done well because at each meeting showed high percentage, (2) students are interested to follow the learning of mathematics with Learning Together model because the result of questionnaire analysis of student learning interest is included in high category. This is also reinforced by interview data showing positive responses to Learning Together learning and student activity observation which shows that most of the average percentage of student activity is categorized as high, (3) Student learning outcomes after following the learning with Learning Together model is said to be quite good.

Keywords: Learn, results, learning together, interest, model, learning, application, geometry transformation.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) PADA MATERI

TRANSFORMASI GEOMETRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR DAN

HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XI ADMINISTRASI

PERKANTORAN 2 SMKN 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2016/2017” ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika.

Penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan skripsi ini hingga selesai. Secara khusus disampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

3. Bapak Dr. Hongki Julie. M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

4. Bapak Beni Utomo M.Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika sekaligus Dosen Pembimbing Akademik


(11)

x

5. Ibu Niluh Sulistyani, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukkan dalam penyusunan skripsi ini

6. Segenap Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pengalaman bagi penulis serta menginspirasi penulis untuk menjadi guru yang profesional

7. Staf sekretariat JPMIPA Mas Arif, Bu Tari, Pak Sugeng, dan Mas Made yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

8. Bapak Drs. Eka Setiadi, M.Pd., selaku Kepala SMKN 1 Depok, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMKN 1 Depok. 9. Ibu Dwi Atik Wijanarti, S.Pd., selaku guru matematika kelas XI

Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok yang telah bersedia memberikan jam pelajaran matematika kepada penulis untuk melakukan penelitian

10.Siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 2 yang telah membantu penulis dalam rangkaian pengumpulan data dalam penelitian ini

11.Orang tua tercinta Mama Maria Emirensiana Suryati Nabut, Kakak Christine Zalmitha Peri, adik Yolanda Wilany Peri dan Patrisius Kevin Peri yang telah memberi dukungan, semangat dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

12.Kepada Yoseph Kopertino Sanidam yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini


(12)

xi

13.Sahabat terbaik Icha, Ester, Rista yang selalu mendukung dan memberi semangat

14.Teman-teman seangkatan Pendidikan Matematika 2013 khususnya sahabat-sahabat terbaik Rakat PMAT 2013 yang telah memberi dukungan dan semangat

15.Untuk komunitas doa PDPKK Rhema yang telah memberikan dukungan dan motivasi

16.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam membantu penyelesaian skripsi ini

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 26 Mei 2017 Penulis


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6


(14)

xiii

E. Batasan Istilah ... 7

F. Tujuan Penelitian ... 10

G. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 12

1. Belajar ... 12

2. Hasil Belajar ... 14

3. Minat Belajar ... 16

4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

5. Tipe Learning Together(LT) ... 23

6. Materi ... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 40

D. Bentuk Data ... 40

1. Data Keterlaksanaan Proses Belajar Mengajar ... 40

2. Data Minat Belajar Siswa ... 41

3. Data Hasil Belajar Siswa ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Observasi ... 42

2. Penyebaran Angket ... 43

3. Wawancara ... 43

4. Tes Tertulis ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 44

1. Instrumen Pembelajaran ... 44


(15)

xiv

a. Keterlaksanaan Proses Belajar Mengajar ... 44

b. Minat Belajar Siswa ... 45

c. Hasil Belajar Siswa ... 47

G. Teknik Analisis Data ... 49

1. Keterlaksanaan Proses Belajar Mengajar ... 49

2. Minat Belajar Siswa ... 51

a. Data Hasil Pengisian Angket ... 51

b. Data Hasil Wawancara ... 52

c. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 52

3. Hasil Belajar Siswa ... 53

H. Validitas Instrumen Penelitian ... 56

I. Triangulasi Data ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 59

B. Pelaksanaan Penelitian ... 59

C. Hasil Analisis Data ... 73

1. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Learning Together ... 73

2. Analisis Data Minat Belajar Siswa ... 78

a. Analisis Data Hasil Angket Minat Belajar Siswa ... 78

b. Analisis Data Hasil Wawancara Siswa ... 80

c. Analisis Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ... 84

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 86

a. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Secara Kuantitatif ... 86

b. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Secara Kualitatif ... 89

1) Reduksi Data ... 89

2) Penyajian Data ... 90


(16)

xv

D. Pembahasan ... 127

1. Keterlaksanaan Pembelajaran Learning Together ... 127

2. Minat Belajar Siswa ... 147

3. Hasil Belajar Siswa ... 153

E. Keterbatasan Penelitian ... 154

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 156

B. Saran ... 158

DAFTAR PUSTAKA ... 160


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Siswa ... 46

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa ... 47

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa ... 47

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siswa... 48

Tabel 3.5 Kategori Keterlaksanaan Data Hasil Observasi ... 50

Tabel 3.6 Konversi Angka Kriteria Minat Belajar Siswa ... 51

Tabel 3.7 Kategori Minat Belajar Siswa ... 52

Tabel 3.8 Kategori Norma Hasil Belajar Siswa ... 55

Tabel 3.9 Kategori Hasil Belajar Seluruh Siswa ... 56

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian ... 60

Tabel 4.2 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Learning Together Pertemuan 1 ... 74

Tabel 4.3 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Learning Together Pertemuan 2 ... 75

Tabel 4.4 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Learning Together Pertemuan 3 ... 75

Tabel 4.5 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Learning Together Pertemuan 4 ... 76

Tabel 4.6 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Learning Together Pertemuan 5 ... 77


(18)

xvii

Tabel 4.7 Analisis Minat Belajar Siswa ... 79

Tabel 4.8 Persentase Minat Belajar Siswa ... 80

Tabel 4.9 Analisis Hasil Wawancara Siswa ... 81

Tabel 4.10 Analisis Aktivitas Siswa ... 85

Tabel 4.11 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siswa ... 87

Tabel 4.12 Persentase Kategori Norma Hasil Belajar Siswa ... 88

Tabel 4.13 Persentase Kategori Hasil Belajar Seluruh Seluruh Siswa ... 88

Tabel 4.14 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 1a ... 91

Tabel 4.15 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 1a ... 92

Tabel 4.16 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 1b ... 94

Tabel 4.17 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 1b ... 95

Tabel 4.18 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 2a ... 97

Tabel 4.19 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 2a ... 98

Tabel 4.20 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 2b ... 101

Tabel 4.21 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 2b ... 102

Tabel 4.22 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 3a ... 105

Tabel 4.23 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 3a ... 106

Tabel 4.24 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 3b ... 108

Tabel 4.25 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 4a ... 109

Tabel 4.26 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 4a ... 110


(19)

xviii

Tabel 4.28 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 4b ... 113

Tabel 4.29 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 5 ... 115

Tabel 4.30 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 5 ... 116

Tabel 4.31 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 6a ... 120

Tabel 4.32 Jawaban Salah Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 6a ... 121

Tabel 4.33 Jawaban Benar Tes Hasil Belajar Siswa Nomor 6b ... 123


(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bayangan titik, garis, dan bangun geometri oleh

rotasi tertentu ... 27 Gambar 2.2 Bayangan titik, garis, dan bangun geometri oleh

dilatasi [O,2] ... 29 Gambar 4.1 Jawaban Siswa 1 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 1a ... 91 Gambar 4.2 Jawaban Siswa 3 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 1a ... 92 Gambar 4.3 Jawaban Siswa 23 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 1a ... 92 Gambar 4.4 Jawaban Siswa 2 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 1b ... 94 Gambar 4.5 Jawaban Siswa 3 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 1b ... 95 Gambar 4.6 Jawaban Siswa 15 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 1b ... 95 Gambar 4.7 Jawaban Siswa 4 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2a ... 97 Gambar 4.8 Jawaban Siswa 11 pada Tes Hasil Berlajar Siswa

Nomor 2a ... 98 Gambar 4.9 Jawaban Siswa 2 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2a ... 98 Gambar 4.10 Jawaban Siswa 10 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2a ... 99 Gambar 4.11 Jawaban Siswa 16 pada Tes Hasil Belajar Siswa


(21)

xx

Gambar 4.12 Jawaban Siswa 1 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2b ... 101 Gambar 4.13 Jawaban Siswa 2 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2b ... 102 Gambar 4.14 Jawaban Siswa 7 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2b ... 102 Gambar 4.15 Jawaban Siswa 10 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2b ... 103 Gambar 4.16 Jawaban Siswa 19 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2b ... 103 Gambar 4.17 Jawaban Siswa 23 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 2b ... 104 Gambar 4.18 Jawaban Siswa 1 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 3a ... 105 Gambar 4.19 Jawaban Siswa 3 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 3a ... 106 Gambar 4.20 Jawaban Siswa 4 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 3b ... 108 Gambar 4.21 Jawaban Siswa 1 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 4a ... 109 Gambar 4.22 Jawaban Siswa 9 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 4a ... 110 Gambar 4.23 Jawaban Siswa 23 pada Tes Hasil Berlajar Siswa

Nomor 4a ... 110 Gambar 4.24 Jawaban Siswa 24 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 4a ... 111 Gambar 4.25 Jawaban Siswa 1 pada Tes Hasil Belajar Siswa


(22)

xxi

Gambar 4.26 Jawaban Siswa 7 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 4b ... 113 Gambar 4.27 Jawaban Siswa 8 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 4b ... 113 Gambar 4.28 Jawaban Siswa 9 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 4b ... 114 Gambar 4.29 Jawaban Siswa 1 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 5 ... 115 Gambar 4.30 Jawaban Siswa 2 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 5 ... 116 Gambar 4.31 Jawaban Siswa 4 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 5 ... 117 Gambar 4.32 Jawaban Siswa 5 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 5 ... 117 Gambar 4.33 Jawaban Siswa 3 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 5 ... 118 Gambar 4.34 Jawaban Siswa 20 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 5 ... 118 Gambar 4.35 Jawaban Siswa 24 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 5 ... 118 Gambar 4.36 Jawaban Siswa 1 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 6a ... 120 Gambar 4.37 Jawaban Siswa 10 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 6a ... 121 Gambar 4.38 Jawaban Siswa 24 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 6a ... 121 Gambar 4.39 Jawaban Siswa 16 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 6a ... 122 Gambar 4.40 Jawaban Siswa 17 pada Tes Hasil Belajar Siswa


(23)

xxii

Gambar 4.41 Jawaban Siswa 18 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 6b ... 122 Gambar 4.42 Jawaban Siswa 1 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 6b ... 123 Gambar 4.43 Jawaban Siswa 22 pada Tes Hasil Belajar Siswa

Nomor 6b ... 124 Gambar 4.44 Jawaban Siswa 17 pada Tes Hasil Belajar Siswa


(24)

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN ... 164 1.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 165

1.1.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Oleh Dosen ... 165 1.1.2 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Oleh Guru ... 168 1.2 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar Siswa ... 171

1.2.1 Hasil Validasi Tes Belajar Siswa

Oleh Dosen ... 171 1.2.2 Hasil Validasi Tes Belajar Siswa

Oleh Guru ... 173 1.3 Hasil Validasi Lembar Observasi Keterlaksanaan

Pembelajaran Learning Together ... 175 1.4 Hasil Validasi Lembar Angket Minat Belajar

Siswa ... 178 1.5 Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas

Siswa ... 181 1.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara ... 184

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN ... 187 2.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 188 2.2Lembar Penilaian Tim ... 257 2.3Tes Hasil Belajar Siswa ... 258


(25)

xxiv

2.4Lembar Observasi Keterlaksanaan

Pembelajaran Learning Together ... 266 2.5Lembar Angket Minat Belajar Siswa ... 269 2.6Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 272 2.7Pedoman Wawancara ... 274

LAMPIRAN 3 TABULASI DATA ... 275 3.1Data Minat Belajar Siswa ... 276 3.2Data Aktivitas Siswa ... 278 3.3Data Hasil Belajar Siswa ... 282 3.4Data Transkrip Wawancara Siswa ... 284 3.5Data Transkrip Video Pembelajaran ... 293

LAMPIRAN 4 HASIL PENELITIAN ... 328 4.1Hasil Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanaan

Pembelajaran Learning Together ... 329 4.2Hasil Pengisian Lembar Observasi

Aktivitas Siswa ... 344 4.3Hasil Pengisian Lembar Penilaian Tim ... 359 4.4Hasil Angket Minat Belajar Siswa ... 361 4.5Tes Hasil Belajar Siswa ... 367

LAMPIRAN 5 FOTO-FOTO PENELITIAN ... 377 LAMPIRAN 6 SURAT PENELITIAN ... 384 6.1Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 385


(26)

xxv

6.2Surat Ijin Penelitian ... 386 6.3Surat Keterangan Telah Melaksanakan


(27)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap peradaban yang ingin maju dan berkembang dari keterbelakangan. Perkembangan lingkungan sekitar kita yang amat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, dilatarbelakangi oleh pesatnya kemajuan di bidang ilmu dan teknologi. Perkembangan-perkembangan tersebut menimbulkan berbagai tantangan terutama tantangan bagi perkembangan manusia agar bisa setingkat dan sejalan dengan tuntutan perkembangan tersebut.

Agar dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut maka dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki intelektual dan daya saing yang tinggi di era global. Salah satu hal yang harus menjadi prioritas utama dalam menciptakan SDM yang berkualitas adalah sistem pendidikan yang baik dan bermutu. Terciptanya sistem pendidikan yang bermutu di negeri ini tidak lepas dari tanggung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang efektif, efisien serta berorientasi pada penguasaan IPTEK. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

Terkait dengan hal itu, di Indonesia telah banyak dibangun Sekolah Menengah Kejuruan atau yang disingkat SMK dengan berbagai macam bidang


(28)

keahlian yang memiliki daya saing tinggi yang diharapkan nantinya dapat menciptakan generasi muda yang memiliki kemampuan, rasa tanggung jawab, dan mampu bersaing dalam dunia kerja. Salah satunya SMKN 1 Depok yang merupakan Sekolah Menengah Kejuruan dengan bidang keahlian bisnis manajemen, yang meliputi Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran dan Busana Butik.

Selain belajar lebih mendalam pada prakteknya untuk mempersiapkan siswa yang berkompeten di bidangnya dan siap terjun ke dunia kerja, di SMK siswa juga mengikuti pembelajaran pada pelajaran umum yang salah satunya adalah pelajaran matematika. Oleh karena itu, kemampuan siswa di bidang akademik juga menjadi prioritas utama. Artinya, siswa diharapkan tidak hanya unggul dari segi praktek kerja tetapi juga harus unggul dari segi pengetahuan. Tolok ukur yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa di bidang akademik adalah dengan melihat hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan proses belajar.

Susanto (2013: 12) menyebutkan ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Menurut Reber (Syah, 2003), minat tidak hanya populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan (dalam Baharuddin dan Esa, 2012: 24).


(29)

Dalam mengajar guru tentunya akan berusaha menyajikan kegiatan pembelajaran yang menarik agar siswa dapat memahami dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Terciptanya suasana pembelajaran yang menarik bagi siswa tidak terlepas dari peran guru dalam memilih model pembelajaran yang bervariasi namun sesuai dengan kebutuhan siswa. Jika siswa merasa tertarik terhadap pembelajaran tersebut, maka minat belajar siswa semakin meningkat dan jika minat belajar siswa semakin tinggi maka tujuan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Karena itu model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif selama poses belajar mengajar berlangsung serta dapat membangun interaksi tidak hanya antara guru dengan siswa tetapi juga antara sesama siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Baharuddin dan Esa (2012: 24) menyatakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan mengemas materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku, desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplorasi apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun penampilan guru yang menarik saat mengajar.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Juli ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Depok, proses pembelajaran matematika masih bersifat konvensional di mana guru lebih dominan dalam memberikan ceramah dan kurang adanya kerja sama


(30)

dalam proses pembelajaran, sehingga interaksi yang nampak terjalin hanya antara guru dan siswa. Selama pembelajaran berlangsung guru memberikan materi kemudian siswa mendengarkan, mencatat kemudian diberi latihan soal dan siswa mengerjakan secara mandiri atau berdiskusi dengan teman sebangku, sehingga siswa cenderung pasif dan kurang berminat mengikuti pembelajaran. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari sikap siswa yang kurang berpartisipasi dalam bertanya ataupun menyampaikan pendapat.

Berdasarkan hasil observasi di atas, dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk menerapkan suatu model pembelajaran dengan cara pembentukan kelompok diskusi dengan kemampuan yang heterogen. Dengan alasan yang sama maka peneliti menggunakan kelas XI Administrasi Perkantoran 2 sebagai subjek penelitian.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif dengan tipe Learning Together (LT). Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Learning Together (LT) adalah model pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 orang siswa, setiap kelompok diberi bahan diskusi dan diselesaikan bersama dalam kelompok. Setiap anggota kelompok harus bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan dalam bahan diskusi. Untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa berkaitan dengan materi yang didiskusikan, guru meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, karena dalam penerapan pembelajaran


(31)

kooperatif tipe Learning Together siswa diharapkan mampu untuk mengemukakan pendapat atau idenya serta melatih siswa untuk dapat berbicara di depan umum.

Tipe Learning Together (LT) dipilih karena tipe ini cukup sederhana bila dibandingkan dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya. Meskipun sederhana, model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) menekankan empat unsur penting. Menurut Slavin (2008) empat unsur tersebut yakni : interaksi tatap muka, interdependensi positif, tanggung jawab individual serta kemampuan interpersonal dan kelompok kecil. Selain itu, yang membedakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) dengan model pembelajaran kooperatif tipe lainnya adalah adanya pembangunan kelompok dan menilai sendiri kinerja kelompok. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah transformasi geometri. Materi ini adalah salah satu materi yang diajarkan di semester dua kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran.

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa penerapan model pembelajaran diskusi kelompok yang kemudian dilanjutkan dengan presentasi hasil pekerjaan siswa dapat meningkatkan minat belajar siswa di kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok, oleh karena itu model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) dapat diterapkan di kelas XI Administrasi Perkantoran 2 karena cukup sesuai dengan karakteristik siswa. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut melalui suatu penelitian yang berjudul “PENERAPAN MODEL


(32)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 2 SMKN 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2016/2017.”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan pembelajaran di SMKN 1 Depok. Adapun masalah-masalah tersebut, antara lain :

1. Penerapan model pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional atau ceramah.

2. Kurangnya penerapan model pembelajaran yang dapat meningkatkan interaksi antarsiswa, sehingga interaksi yang nampak dalam pembelajaran adalah antara guru dan siswa tertentu.

3. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran karena peran guru lebih dominan dalam memberikan ceramah dan kurang adanya kerja sama dalam proses pembelajaranz.

C.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti ingin membatasi masalah yang akan diteliti yakni sejauh mana penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) pada materi transformasi geometri ditinjau dari minat belajar dan hasil belajar siswa di kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok.


(33)

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah keterlaksanaan pembelajaran matematika pada materi transformasi geometri menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together (LT) di kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1

Depok tahun ajaran 2016/2017?

2. Bagaimanakah minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) pada materi transformasi geometri?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT)

pada materi transformasi geometri?

E.Batasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti perlu memberikan batasan istilah, antara lain :

1. Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu untuk memperoleh pengetahuan dan sikap yang baru karena adanya respon terhadap suatu situasi sehingga menghasilkan perubahan-perubahan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan bersifat permanen.


(34)

2. Pembelajaran

Miasro (1993) menyatakan bahwa “pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali” (dalam Siregar dan Hartini, 2014: 12).

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2009:15) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan terjemahan dari istilah cooperative learning.

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Sedangkan menurut Sanjaya (2010 : 242) model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara 4 sampai 6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).

4. Learning Together (LT)

Learning Together (LT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dengan kelompok heterogen beranggota empat atau lima orang dalam menangani suatu tugas (Suyatno, 2009:105). Diawali dengan penyampaian materi pelajaran oleh guru, kemudian guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa yang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku yang berbeda. Kemudian masing-masing kelompok menerima lembar tugas sebagai bahan diskusi dan


(35)

menyelesaikannya. Selama proses diskusi berlangsung, guru membimbing kelompok-kelompok dalam mengerjakan tugas. Untuk mengecek pemahaman siswa terkait materi yang telah dipelajari, guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.

5. Minat Belajar

Menurut William (dalam Usman, 2003: 27), minat belajar merupakan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sebagai faktor yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang diartikan sebagai suatu keberhasilan dalam mempelajari materi tertentu yang diperoleh dari hasil tes dan dinyatakan dalam bentuk skor.

Dari penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, maka dapat disimpulkan arti dari judul penelitian yang akan dilakukan adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan adanya pembentukan kelompok diskusi yang heterogen kemudian masing-masing kelompok menerima lembar tugas sebagai bahan diskusi dan menyelesaikannya. Selama proses diskusi berlangsung, guru membimbing kelompok-kelompok dalam mengerjakan tugas. Untuk mengecek pemahaman siswa terkait materi yang telah dipelajari, guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Dengan adanya pelaksanaan pembelajaran demikian, diharapkan siswa belajar bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, memiliki rasa


(36)

percaya diri dalam menyampaikan pendapat, serta belajar untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran matematika pada materi transformasi geometri menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together (LT) di kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1

Depok tahun ajaran 2016/2017.

2. Mendeskripsikan minat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) pada materi transformasi geometri.

3. Mendeskripsikan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT)

pada materi transformasi geometri.

G.Manfaat Penelitian

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan di dunia pendidikan, yaitu :

1. Bagi Guru

Penelitian ini membantu guru matematika dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa serta menciptakan


(37)

interaksi antara siswa. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together (LT) juga dapat membangkitkan daya kreativitas guru dalam

mengajar dan menciptakan suasana yang menyenangkan. 2. Bagi Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif bagi siswa melalui belajar kelompok. Dengan adanya diskusi kelompok dalam proses pembelajaran siswa dibiasakan untuk berbicara dan menyampaikan pendapat di hadapan teman-teman, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kerja sama di dalam kelompok. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar serta perolehan hasil belajar matematika khususnya pada materi transformasi geometri.

3. Bagi Peneliti

Sebagai calon guru, penelitian ini sangat membantu peneliti dalam menambah wawasan dan pengalaman peneliti serta mengembangkan kreativitas peneliti dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, terutama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) di sekolah.


(38)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Belajar

W.S. Winkel (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:14), menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Pendapat para ahli tentang pengertian belajar (dalam Siregar dan Hartini, 2014: 4), sebagai berikut :

a. W.H. Burton (1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. b. Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam perspektifnya

yang lebih detail. Menurut Spears learning is to be observe, to read, to

imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction

(Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan).

c. Menurut Gagne (1997) “learning is relatively permanent change in behavior that result from past experience or purposeful intruction”. Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang


(39)

dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan/direncanakan. Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan, baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap.

Dari beberapa pendapat para ahli yang menguraikan tentang pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu untuk memperoleh pengetahuan dan sikap yang baru karena adanya respon terhadap suatu situasi sehingga menghasilkan perubahan-perubahan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan bersifat permanen.

Adapun tujuan belajar menurut Suprijono (2009:5) terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Tujuan belajar yang eksplisit yang diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional (instructional effects) berupa pengetahuan dan keterampilan.

b. Tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional

(nurturant effects) yang berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif,

sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Ada empat ciri-ciri belajar menurut Siregar dan Hartini (2014:5), yaitu: a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku

tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).


(40)

b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan.

c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

2. Hasil Belajar

Dalam proses pembelajaran hasil belajar adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai karena hasil belajar dapat digunakan untuk menentukan kemampuan seseorang di bidang akademik. Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Arifin (2001: 47) hasil belajar merupakan indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami proses belajar mengajar, di mana untuk mengungkapkannya menggunakan suatu alat penilaian yang disusun oleh guru, seperti tes evaluasi. Sedangkan menurut Nawawi (dalam Susanto, 2013:5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Dari pendapat-pendapat yang menguraikan tentang hasil belajar tersebut maka dapat disimpulkan hasil belajar merupakan indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami pengalaman belajar yang diartikan sebagai


(41)

suatu keberhasilan dalam mempelajari materi tertentu yang diperoleh melalui alat penilaian berupa tes dan dinyatakan dalam bentuk skor.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Walisman (dalam Susanto, 2013: 12) menyatakan ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajarnya, antara lain: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajarnya, antara lain: keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Hartono (dalam Susanto, 2013: 67) menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar siswa.

Guru sebagai salah satu faktor eksternal yang ada di sekolah juga berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa. Model pembelajaran yang dipilih diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran.


(42)

3. Minat Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah dan keinginan. Sedangkan menurut Hurlock (1989: 114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Tohirin (dalam Putri dan Gatot, 2015) menyatakan bahwa minat adalah perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu objek. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu cenderung melakukan hal atau kegiatan yang disenangi. Artinya bila seseorang memiliki minat terhadap belajar maka ia akan cenderung melakukan kegiatan tersebut.

Menurut William (dalam Usman, 2003: 27), minat belajar merupakan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sebagai faktor yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Sukardi (1983:25) mengemukakan bahwa minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan minat belajar adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang muncul karena adanya perasaan senang terhadap suatu pilihan pembelajaran tertentu yang berdampak pada keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.


(43)

Adapun ciri-ciri minat belajar menurut Slameto (2003: 58), yaitu:

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati, ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas yang diminati.

d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnnya.

e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Susanto (2013: 66) menyatakan bahwa minat memegang peranan penting dalam belajar, karena minat ini merupakan suatu motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda, atau kegiatan tertentu. Dengan demikian minat merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar siswa. Sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar, minat belajar seseorang tentunya harus dapat diukur.

Safari (2012) menyatakan ada beberapa aspek yang mempengaruhi minat belajar siswa, antara lain:

a. Rasa tertarik, merupakan awal dari individu menaruh minat, sehingga apabila seseorang memiliki minat maka individu akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu. Ketertarikan yang di maksud adalah ketertarikan terhadap pelajaran di kelas.


(44)

b. Perasaan, dalam proses belajar perasaan anak didik terhadap apa yang diajarkan guru merupakan salah satu unsur penting. Jika seorang anak merasa senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran maka ia akan mempelajari ilmu yang disenanginya tanpa ada unsur paksaan.

c. Perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik dibutuhkan perhatian terhadap bahan yag dipelajari. Apabila bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka akan timbul kebosanan sehingga siswa tidak lagi suka belajar.

d. Partisipasi merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan melibatkan diri dan berpartisipasi aktif berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang diminatinya, misalnya rajin bertanya atau mengemukakan pendapat. e. Keinginan atau kesadaran, siswa yang memiliki minat terhadap suatu

pelajaran akan berusaha belajar dengan baik. Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai kesadaran untuk belajar tanpa adanya paksaan.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ngalimun (2014:161) model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Slavin, 1995; Eggen & Kauchak (dalam Trianto, 2011: 56) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam


(45)

kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.

Sedangkan Artzt & Newman (dalam Trianto, 2011:56) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian model pembelajaran kooperatif tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran di mana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, kemudian bekerja sama dan saling membantu satu sama lain dalam menyelesaiakan tugas-tugas kelompok yang diberikan untuk mencapai tujuan bersama.

Tujuan yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran kooperatif (Trianto, 2011:57), antara lain :

a. Johnson and Johnson (1994), menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pamahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

b. Louisell and Descamps (1992), menyatakan bahwa karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.


(46)

c. Zamroni (2000), menyatakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa sehingga diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.

Dari beberapa pendapat para ahli yang menguraikan tentang tujuan model pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa tujuan dari model pebelajaran kooperatif adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa sehingga berani menyampaikan pendapatnya. Selain itu, melalui model pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk bekerja sama dalam kelompok dan bersikap terbuka dalam hal menerima pendapat teman.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa unsur-unsur penting. Menurut Johnson and Johnson (1994) dan Suton (1992) dalam (Trianto, 2011:60), terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :

a. Pertama, Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.

Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.

b. Kedua, Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Siswa saling


(47)

suksesnya kelompok, interaksi yang terjadi adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.

c. Ketiga, Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam

belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: membantu siswa yang membutuhkan bantuan, siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.

d. Keempat, Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam hal

ini terkait dengan cara siswa berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya, dan cara bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok.

e. Kelima, Proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota

kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Arends (2008) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama;

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;

c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam; dan


(48)

Damon (dalam Huda, 2012: 42) menyebutkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Diskusi kelompok menampilkan perdebatan pemikiran di antara siswa. Perdebatan ini mencerminkan apa yang disebut Piaget sebagai “ketidakseimbangan kognitif” (cognitive diseqilibrium) yang nantinya

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. b. Diskusi kelompok memotivasi siswa untuk mengabaikan

miskonsep(si)- miskonsep(si) demi mencari konsep-konsep yang lebih sistematis dan terpadu.

c. Diskusi kelompok menjadi sejenis forum yang dapat mendorong pemikiran kritis di antara siswa.

d. Diskusi kelompok melahirkan kontroversi kognitif yang fokus pada pemikiran siswa dan meningkatkan proses berpikir (kognisi) yang lebih tertata.

e. Diskusi kelompok memotivasi siswa untuk mengutarakan pendapat-pendapat mereka. Hal ini tentu saja akan turut meningkatkan performa mereka di dalam kelas.

Cukup banyak model pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan para ahli yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe


(49)

5. Tipe Learning Together (LT)

Learning Together (belajar bersama) merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dengan kelompok heterogen beranggota empat atau lima orang dalam menangani suatu tugas (Suyatno, 2009:105). Slavin (2008) mengungkapkan bahwa David dan Roger Johnson dari Universitas Minnesota mengembangkan model Learning Together dari pembelajaran kooperatif (Jhonson and Jhonson 1987; Jhonson dan Jhonson & Smith, 1991). Model yang mereka teliti melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima siswa dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas.

Dalam Slavin (2008) model ini menekankan pada empat unsur yakni :

a. Interaksi tatap muka : para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima siswa.

b. Interdependensi positif : para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok.

c. Tanggung jawab individual : para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya.

d. Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil : para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka.


(50)

Dalam hal ini penggunaan kelompok pembelajaran heterogen dan penekanan terhadap interdependensi positif, serta tanggung jawab individual metode-metode Johnson ini sama dengan STAD. Akan tetapi, mereka juga menyoroti perihal pembangunan kelompok dan menilai sendiri kinerja kelompok, dan merekomendasikan penggunaan penilaian tim ketimbang pemberian sertifikat atau bentuk rekognisi lainnya (Slavin, 2008: 251).

Adapun sintaks pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) menurut Johnson dan Johnson (1984) adalah sebagai berikut :

a. Guru menyajikan pelajaran. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Kemudian guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

b. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif. Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain).

c. Masing-masing kelompok menerima lembar tugas untuk bahan diskusi dan menyelesaikannya. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas mereka.

d. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dan beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya.


(51)

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together memiliki beberapa kelebihan di antaranya:

a. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena selalu diberi bahan diskusi oleh guru.

b. Meningkatkan kerja sama siswa dalam kelompok dengan prinsip belajar bersama.

c. Siswa dilatih untuk berani dan percaya diri karena harus tampil mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

d. Guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar.

Di samping memiliki kelebihan, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together memiliki beberapa kekurangan di antaranya:

a. Lebih cocok diterapkan di kelas tinggi karena lebih didominasi kegiatan diskusi dan presentasi, misalnya di tingkat SMK atau SMA.

b. Tidak bisa melihat kemampuan tiap-tiap siswa secara maksimal karena mereka bekerja dalam kelompok.

c. Memakan waktu cukup lama sehingga guru harus bisa mengatur waktu dengan baik agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.


(52)

6. Materi

Teori-teori mengenai pengertian, cara melukis bayangan bangun goemteri dan persamaan pada materi transformasi geometri bersumber dari Andi Kusnadi M. (2008), Eccles (1971), Susanta (1990), dan Wirodikormo (2006).

1. Rotasi

a. Pengertian Rotasi

Rotasi terhadap titik dengan sudut �, dengan lambang � ,� ialah pemetaan yang memenuhi:

1) � ,� =

2) Jika � ≠ maka � ,� � = �′ dengan �′= � dan

�∠� �′ = �

Titik disebut titik pusat putaran dan � disebut sudut putar. Selain titik pusat, suatu rotasi juga ditentukan oleh arah rotasi dan besar sudut rotasinya.

a) Titik Pusat Rotasi

Titik pusat rotasi adalah titik tetap atau titik pusat yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan arah dan besar sudut rotasi. Titik pusat dapat berada di dalam, pada atau di luar bangun geometri yang hendak dirotasi.

b) Arah Rotasi


(53)

✓ Jika � > maka arah rotasinya akan berputar berlawanan arah jarum jam

✓ Jika � < maka arah rotasinya akan berputar searah jarum jam

c) Besar Sudut Rotasi

Besarnya sudut putar rotasi menentukan jauhnya rotasi. Jauh rotasi dinyatakan dalam bilangan pecahan terhadap satu kali putaran penuh (36 atau besar sudut dalam ukuran derajat atau radian.

Contoh gambar:

Gambar 2.1 Bayangan titik, garis, dan bagun geometri oleh

rotasi tertentu

b. Persamaan transformasi Rotasi pada Bidang

1) Persamaan transformasi Rotasi dengan Titik Pusat ,

Misalkan titik , diputar sejauh � (dalam ukuran derajat atau radian) dengan titik pusat rotasi , sehingga diperoleh bayangan titik ′ ′, ′ . Persamaan transformasi rotasi ditentukan melalui:


(54)

= cos � − ysin �

′ = sin � + cos �

Untuk menentukan koordinat bayangan dari titik , oleh rotasi yang berpusat di , , gunakan hubungan:

, [ ,�]→ ′ cos � − sin � , sin � + cos �

Persamaan Transformasi Rotasi Dengan Titik Pusat di � , Misalkan titik , diputar sejauh � radian dengan titik pusat rotasi di � , sehingga diperoleh bayangan titik ′( ′, ′). Persamaan transformasi ditentukan melalui hubungan:

= − cos � − y − b sin � +

= − sin � + − b cos � +

Untuk menentukan koordinat bayangan dari titik , oleh rotasi yang berpusat di � , , gunakan hubungan:

, [ ,� , ]→ ′( − cos � − − sin � + , − sin � + − cos � + )

2. Dilatasi

a. Pengertian Dilatasi

Diberikan titik � dan bilangan positif �, pemetaan � adalah dilatasi dari � dengan faktor skala � jika dan hanya jika


(55)

2) Untuk setiap titik selain �, ′= � adalah titik pada sinar garis �⃗⃗⃗⃗⃗ sedemikian sehingga � ′ = � � . (Ekuivalen ′ adalah titik sedemikian sehingga � ′⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = ��⃗⃗⃗⃗⃗ )

Contoh gambar:

Gambar 2.2 Bayangan titik, garis, dan bagun geometri oleh

dilatasi [O,2]

b. Persamaan Transformasi Dilatasi pada Bidang

1) Persamaan Transformasi Dilatasi dengan Titik Pusat di , Misalkan titik , didilatasikan terhadap titik pusat , dengan faktor skala � sehingga diperoleh bayangan titik

′ ′, ′ . Persamaan transformasi dilatasi ditentukan melalui hubungan:

= �= �

Untuk menentukan koordinat bayangan dari titik , oleh dilatasi yang berpusat di , dengan faktor skala �, gunakan hubungan:


(56)

, [ ,�]→ ′ � , �

2) Persamaan Transformasi Dilatasi dengan Titik Pusat di � , Rumus persamaan transformasi dilatasi terhadap titik pusat

� , dengan faktor skala � dapat ditentukan melalui hubungan:

= + � −

= + � −

Untuk menentukan koordinat bayangan dari titik , oleh dilatasi yang berpusat di � , dengan faktor skala �, gunakan hubungan:

, [� , ,�]→ ′( + � − , + � − )

3. Matriks Transformasi a. Matriks Refleksi

1) Matriks Refleksi Terhadap Sumbu

Refleksi yang memetakan koordinat titik , dengan sumbu sebagai sumbu pencerminan dan menghasilkan koordinat bayangan yaitu titik ′ ′, ′ ditentukan oleh persamaan transformasi terhadap sumbu , di mana ′ = dan ′ = − . Persamaan tersebut dapat ditulis kembali menjadi:

= ∙ + ∙

= ∙ + − ∙


(57)

( ′)=

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat ditentukan matriks yang bersesuaian dengan transformasi refleksi terhadap sumbu atau yang disebut dengan matriks refleksi terhadap sumbu adalah:

2) Matriks Refleksi Terhadap Sumbu

Refleksi yang memetakan koordinat titik , dengan sumbu sebagai sumbu pencerminan dan menghasilkan koordinat bayangan yaitu titik ′ ′, ′ ditentukan oleh persamaan transformasi terhadap sumbu , di mana ′ = − dan ′= . Persamaan tersebut dapat ditulis kembali menjadi:

= − ∙ + ∙

= ∙ + ∙

atau

( ′)= −

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat ditentukan matriks yang bersesuaian dengan transformasi refleksi terhadap sumbu atau yang disebut dengan matriks refleksi terhadap sumbu adalah:


(58)

3) Matriks Refleksi Terhadap Garis =

Refleksi yang memetakan koordinat titik , dengan garis

= sebagai sumbu pencerminan dan menghasilkan koordinat bayangan yaitu titik ′ ′, ′ ditentukan oleh persamaan transformasi terhadap garis = , di mana ′ = dan ′= . Persamaan tersebut dapat ditulis kembali menjadi:

= ∙ + ∙

= ∙ + ∙

atau

( ′)=

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat ditentukan matriks yang bersesuaian dengan transformasi refleksi terhadap garis =

atau yang disebut dengan matriks refleksi terhadap garis = adalah:

4) Matriks Refleksi Terhadap Garis = −

Refleksi yang memetakan koordinat titik , dengan garis

= − sebagai sumbu pencerminan dan menghasilkan koordinat bayangan yaitu titik ′ ′, ′ ditentukan oleh persamaan transformasi terhadap garis = − , di mana ′= − dan ′=


(59)

Persamaan tersebut dapat ditulis kembali menjadi:

= ∙ + − ∙

= − ∙ + ∙

atau

( ′)=

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat ditentukan matriks yang bersesuaian dengan transformasi refleksi terhadap garis =

− atau yang disebut dengan matriks refleksi terhadap garis =

− adalah:

− −

5) Matriks Refleksi terhadap Titik Asal ,

Refleksi yang memetakan koordinat titik , dengan titik asal

, sebagai sumbu pencerminan dan menghasilkan koordinat bayangan yaitu titik ′ ′, ′ ditentukan oleh persamaan transformasi terhadap titik asal , , di mana ′= − dan

= − .

Persamaan tersebut dapat ditulis kembali menjadi:

= − ∙ + ∙

= ∙ + − ∙


(60)

( ′)= −

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat ditentukan matriks yang bersesuaian dengan transformasi refleksi terhadap titik asal

, atau yang disebut dengan matriks refleksi terhadap titik asal , adalah:

− −

b. Matriks Rotasi

Transformasi rotasi [ , �]yang memetakan titik , ke titik

′ ′, ′ ditentukan oleh persamaan transformasi rotasi [ , �], di mana ′= cos � − sin � dan ′= sin � + cos �.

Persamaan tersebut dapat ditulis kembali menjadi:

( ′)= cos � − sin �sin � cos �

Dengan demikian, matriks rotasi yang bersesuaian dengan rotasi

sejauh� radian dengan titik pusat rotasi di , ditetapkan

sebagai berikut:

cos � − sin �

sin � cos �

c. Matriks Dilatasi

Transformasi dilatasi [ , �]yang memetakan titik , ke titik

′ ′, ′ ditentukan oleh persamaan transformasi dilatasi [ , �] melalui hubungan:


(61)

= �

Persamaann di atas dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matriks sebagai berikut:

= � ∙ + ∙

= ∙ + � ∙

atau

( ′)= � �

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat ditentukan matriks yang bersesuaian dengan transformasi dilatasi [ , �]atau yang disebut dengan matriks dilatasi [ , �] adalah:

� �

B.Penelitian yang Relevan

Pada penelitian yang dilakukan Rahayu (2015), tujuan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Learning Together dapat tercapai seperti meningkatnya prestasi belajar siswa. Menurut Rahayu (2015), bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan dengan menggunakan model pembelajara Learning Together terjadi peningkatan prestasi belajar.

Selain adanya peningkatan prestasi belajar, penerapan model Learning

Together mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan motivasi

belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan


(62)

menggunakan model pembelajaran Learning Together. Dari penelitian tindakan kelas ini, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 2 untuk mengetahui bagaimana penerapan model Learning Together di kelas tersebut pada materi tranformasi geometri yang ditinjau dari segi minat belajar dan hail belajar siswa.

C.Kerangka Berpikir

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa akan berdampak pada keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran adalah hasil belajar siswa yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut ada dua faktor yang perlu diperhatikan terutama oleh guru sebagai tenaga pendidik yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Minat belajar siswa merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa sebagai tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan proses belajar. Semakin tinggi minat belajar siswa maka siswa akan bersemangat dan berpartisi aktif dalam pembelajaran. Hal ini tentu akan memaksimalkan tujuan pembelajaran yang akan tercapai secara maksimal. Salah satu cara untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah mendesain model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi apa yang dipelajarinya, serta mampu menyampaikan pendapatnya sendiri sehingga


(63)

ada interaksi yang terjalin antara siswa dengan guru maupun antara sesama siswa.

Dalam menerapkan suatu model pembelajaran pada umumnya guru menginginkan semua siswa dapat terlibat dan berpartisipasi aktif. Namun tak jarang guru menerapkan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru atau teacher centered di mana peran guru sangat dominan dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode konvensional seringkali membuat siswa kurang aktif, tingkat partisipasi rendah, interaksi juga rendah, dan guru tidak bisa menganalisis daya tangkap atau pemahaman siswanya secara individu dikarenakan metode tersebut dilakukan secara klasikal atau menyeluruh.

Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa, memberanikan siswa untuk mengemukakan pendapatnya sehingga ada interaksi yang terjalin selama proses pembelajaran berlangsung, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali meteri yang telah dipelajari misalnya dengan cara presentasi hasil pekerjaan siswa, sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi yang dipelajari. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran yang sedikit berbeda dengan adanya diskusi kelompok yakni model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT). Siswa dibagi dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda untuk mengerjakan suatu tugas.


(64)

Tujuan penerapan model pembelajaran Learning Together (LT) adalah agar siswa dapat belajar bagaimana cara bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan, berani mengemukakan pendapat dan belajar untuk terbuka terhadap pendapat teman lain. Hal ini tentu akan sejalan dengan proses belajar yang diharapkan yakni student centered, di mana guru hanya berperan sebagai fasilitator dan siswa yang aktif untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.


(65)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Arifin (2012: 54), penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini. Dalam penelitian ini analisis data dipaparkan dalam bentuk uraian naratif dan juga dalam bentuk angka-angka bermakna. Ada dua jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari angket, observasi keterlaksanaan pembelajaran Learning Together dan observasi aktivitas siswa. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari wawancara tentang minat belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model

Learning Together. Untuk data tes hasil belajar siswa, akan terbagi menjadi

data kuantitatif dan data kualitatif. Secara kuantitatif, peneliti akan mendeskripsikan hasil dari suatu pengamatan dengan menggunakan angka-angka yakni dengan menghitung skor yang telah diperoleh. Sedangka-angkan pada bagian kualitatif peneliti akan mengumpulkan data, menganalisis data, menginterpretasikan serta menyimpulkan apa yang telah diperoleh.


(66)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian ini, antara lain : 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Depok. 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan Maret 2017.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dan obyek yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok yang terdiri dari 24 siswa.

2. Obyek penelitian adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together yang ditinjau dari minat dan hasil belajar siswa kelas

XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok pada pembelajaran matematika materi transformasi geometri.

D. Bentuk Data

Data-data yang akan dihasilkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Keterlaksanaan Proses Belajar Mengajar

Data keterlaksanaan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran tipe Learning Together (LT) diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) selama proses


(67)

belajar mengajar berlangsung. Selain melalui pengamatan, peneliti menggunakan rekaman video pembelajaran pada setiap pertemuan. Rekaman video pembelajaran digunakan untuk mengkonfirmasi data hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan observer pada setiap pertemuan.

2. Data Minat Belajar Siswa

Data minat belajar siswa diperoleh dari hasil pengisian angket yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran tipe Learning Together (LT). Siswa diharapkan mengisi angket sesuai dengan kriteria yang paling mewakili perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran. Kriteria-kriteria yang telah disediakan dalam angket telah disesuaikan dengan angka-angka tertentu yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya. Skor dari setiap item pernyataan yang menjadi jawaban siswa akan diakumulasikan untuk memperoleh skor total. Skor total ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat minat belajar siswa.

Selain menggunakan angket peneliti juga akan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa serta melakukan wawancara terhadap siswa untuk memperkuat atau melengkapi data minat belajar siswa yang telah diperoleh melalui angket. Beberapa siswa yang dipilih untuk diwawancarai adalah siswa yang hasil belajar dan minat belajarnya mewakili kategori tinggi, sedang, dan rendah.


(68)

3. Data Hasil Belajar Siswa

Dalam penelitian ini data hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui jawaban yang diberikan siswa atas pertanyaan pada tes hasil belajar tentang materi transformasi geometri setelah siswa mengikuti pembelajaran Learning

Together (LT) yang dilakukan selama beberapa pertemuan. Jawaban

siswa kemudian diberi skor berdasarkan panduan skor yang telah ditentukan peneliti sebelumnya. Selanjutnya total skor yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar ini akan digunakan untuk mengukur perolehan hasil belajar siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar siswa. Selain itu peneliti akan mendeskripsikan pekerjaan siswa berdasarkan indikator-indikator soal yang telah disusun.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2013:145) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil pengamatan keterlaksanaan proses belajar mengajar yang ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran dengan tipe


(69)

pendukung minat belajar siswa yang diperoleh melalui pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar.

2. Penyebaran Angket

Menurut Walgito (1970: 35) angket adalah suatu alat pengumpul data penelitian dengan menggunakan daftar pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Daftar pernyataan dibuat oleh peneliti yang merupakan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah penelitian yakni kecenderungan minat belajar siswa setelah mengikuti pelajaran dengan tipe Learning Together (LT) pada materi tranformasi geometri.

3. Wawancara

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2013:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini data wawancara merupakan data pendukung guna memperkuat data minat belajar siswa.

4. Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data-data atau keterangan tertentu yang diinginkan secara tertulis. Dalam penelitian ini tes tertulis akan diberikan setelah pertemuan terakhir pembelajaran tipe Learning Together (LT) dilaksanakan sebagai tes hasil belajar siswa untuk mengetahui kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi transformasi geometri.


(1)

LAMPIRAN 6 SURAT PENELITIAN

Lampiran 6.1 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 6.2 Hasil Pengisian Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 6.3 Hasil Angket Minat Belajar Siswa


(2)

385


(3)

(4)

387

Lampiran 6.3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian:


(5)

ABSTRAK

Yohana Windany Peri. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Learning Together (LT) pada Materi Transformasi Geometri Ditinjau dari

Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian dilakukan di SMKN 1 Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, (2) minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada materi transformasi geometri, dan (3) hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada materi transformasi geometri.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 2 SMKN 1 Depok yang berjumlah 24 orang. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk memperoleh data keterlaksanaan pembelajaran Learning Together, (2) lembar angket minat belajar siswa, pedoman wawancara, dan lembar observasi aktivitas siswa untuk memperoleh data minat belajar siswa, (3) tes hasil belajar siswa untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Data observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket minat belajar siswa, observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa akan dianalisis dengan menghitung skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan. Selain dianalisis menggunakan skor, data hasil belajar siswa juga akan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil wawancara akan akan ditranskrip kemudian ditarik kesimpulan dan dipaparkan dalam bentuk naratif.

Dari penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut. (1) pembelajaran matematika dengan model Learning Together dikatakan telah terlaksana dengan baik karena pada setiap pertemuan menunjukkan persentase yang tergolong tinggi, (2) siswa berminat mengikuti pembelajaran matematika dengan model Learning Together karena hasil analisis angket minat belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh data hasil wawancara yang menunjukkan terdapat respon yang positif terhadap pembelajaran Learning Together serta hasil pengamatan aktivitas siswa yang menunjukkan bahwa sebagian besar rata-rata persentase aktivitas siswa tergolong dalam kategori tinggi, (3) hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Learning Together dikatakan cukup baik.

Kata Kunci: belajar, hasil, learning together, minat, model, pembelajaran, penerapan, transformasi geometri.


(6)

ABSTRACT

Yohana Windany Peri. 2017. Application of Cooperative Learning Model Type Learning Together (LT) on Material of Geometric Transformation Viewed from Student Learning Interest and Results in Class XI Administrative Office 2 SMKN 1 Depok School Year 2016/2017. Undergraduated Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Sciences Education, Faculty of Training and Education, Sanata Dharma University.

The research was conducted at SMKN 1 Depok. The research of this aims to describe (1) the implementation of mathematics learning with cooperative learning model type Learning Together, (2) student interest on learning mathematics with cooperative learning model type Learning Together on material transformation geometry, and (3) student learning outcomes on learning mathematics With cooperative learning model type Learning Together on the material of geometry transformation.

This research uses descriptive research type. Subjects in this study were the students of class XI Administration Office 2 SMKN 1 Depok which amounted to 24 people. The data collection instrument used in this research is (1) observation sheet of learning activity to obtain learning activity data of Learning Together, (2) questionnaire of student learning interest, interview guide, and observation sheet of student activity to obtain student interest data, 3) test student learning outcomes to obtain data of student learning outcomes. Observation data of learning implementation, questionnaire of student learning interest, student activity observation, and student learning outcomes will be analyzed by calculating the total score obtained then compared with the predefined category. In addition to analyzed using a score, data on student learning outcomes will also be analyzed qualitatively, while the results of the interview will be transcribed then drawn conclusions and presented in the form of narrative.

From this research the following results are obtained. (1) the learning of mathematics with Learning Together model is said to have been done well because at each meeting showed high percentage, (2) students are interested to follow the learning of mathematics with Learning Together model because the result of questionnaire analysis of student learning interest is included in high category. This is also reinforced by interview data showing positive responses to Learning Together learning and student activity observation which shows that most of the average percentage of student activity is categorized as high, (3) Student learning outcomes after following the learning with Learning Together model is said to be quite good.

Keywords: Learn, results, learning together, interest, model, learning, application, geometry transformation.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe roundtable terhadap hasil belajar Matematika siswa jenjang analisis dan sintesis

3 31 178

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24