Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan ditujukan untuk memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan kepada pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : PSAK par.7 Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan seperti laporan arus kas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan harus dipenuhi oleh perusahaan khususnya perusahaan publik yang sahamnya dimiliki oleh masyarakat umum dan diperdagangkan di bursa. Laporan keuangan auditan merupakan media yang dipakai manajemen dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Auditor dituntut untuk menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu. Ketepatan waktu pengungkapan laporan keuangan adalah hal yang penting Universitas Sumatera Utara mengingat adanya bukti yang menunjukkan bahwa kewajaran laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi investor di pasar modal. Penundaan atau kelambatan pelaporan akan menyebabkan informasi yang dihasilkan kurang bermanfaat bagi pemakai. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut Givoli dan Palmon, 1982 dalam Rachmawati, 2008. Kelambatan penerbitan laporan keuangan auditan dapat berdampak terhadap ketepatan waktu penerbitan informasi akuntansi dan hal ini erat kaitannya dengan reaksi pasar atas informasi yang diterbitkan. Saat ini perkembangan jumlah perusahaan yang go public di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan juga semakin meningkat. Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM mengadakan penyempurnaan peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan tahunan. Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-36PM2003, No. Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan berkala, menyatakan bahwa laporan keuangan berkala disertai dengan laporan auditor independen disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Hal ini berarti merubah peraturan sebelumnya yang semula selambat-lambatnya seratus dua puluh hari menjadi selambat-lambatnya sembilan puluh hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dengan adanya perubahan peraturan tersebut, auditor dituntut untuk lebih cepat dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya. Universitas Sumatera Utara Pada satu sisi, publik menuntut auditor untuk menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu, sementara pada sisi lain, menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2001 : SA Seksi 150.02 menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian dan standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan prencanaan yang matang dan pengumpulan alat- alat bukti yang cukup memadai. Karena standar inilah, memungkinkan akuntan publik untuk menunda publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan apabila dirasakan perlu memperpanjang masa audit. Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan disebut dengan audit report lag Michael, 1993 dalam Soetedjo, 2006. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag. Kesehatan finansial perusahaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi audit report lag. Proporsi hutang terhadap total aset atau dikenal juga dengan debt to total assets ratio merupakan salah satu alat ukur untuk melihat kesehatan finansial perusahaan. Menurut Soetedjo 2006 ”Makin tinggi proporsi hutang terhadap total aset akan meningkatkan resiko kegagalan perusahaan dan akan meningkatkan tambahan perhatian auditor untuk mengauditnya”. Hasil penelitian oleh Wirakusuma 2004 menunjukkan bahwa solvabilitas yang diukur dengan menggunakan debt to total assets ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag, sedangkan hasil penelitian oleh Deart dan Rustiana 2007 menunjukkan bahwa debt to total assets ratio tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Universitas Sumatera Utara Kualitas audit dapat mempengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit. Salah satu alat yang digunakan untuk menilai kualitas audit adalah ukuran KAP Kantor Akuntan Publik, sebagaimana dikemukakan Ahmad dan Kamarudin 2001 ”Pada umumnya, KAP besar bekerja sama dengan KAP internasional memperoleh insentif yang lebih besar dan mempunyai lebih banyak sumber daya sehingga tugas audit dapat dilaksanakan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit”. Beberapa penelitian mengenai pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lag antara lain Ahmad dan Kamarudin 2001 dan Utami 2006 menunjukkan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lag, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, Alim, dan Subekti 2005 serta Deart dan Rustiana 2007 menunjukkan ukuran KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup going concern usahanya melalui asumsi going concern. Asumsi going concern berarti suatu badan usaha dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek Hany et. al., 2003 dalam Santosa dan Wedari, 2007. Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Rachmawati 2008 menyatakan perusahaan yang mengalami rugi cenderung memerlukan auditor untuk memulai proses pengauditan lebih lambat dari biasanya. Penundaan pengeluaran laporan audit dilakukan dengan harapan perusahaan dapat Universitas Sumatera Utara pmemecahkan masalah keuangannya dan menghindari opini going concern. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya IAI, 2001 : SA Seksi 341.02 Publikasi laporan keuangan yang telah diaudit sebagai informasi yang sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di pasar modal dan rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan yang turut mempengaruhi manfaat informasi keuangan yang telah diaudit, selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag serta adanya perbedaan hasil-hasil penelitian sebelumnya terhadap audit report lag merupakan informasi yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporannya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “PENGARUH DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, KUALITAS AUDIT, DAN OPINI GOING CONCERN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 162 106

Pengaruh Ukuran KAP, Opini audit, Profitabilitas, Debt to Equity Ratio dan Return On Asset Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2013.

1 95 73

Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 74 78

PENGARUH KOMITE AUDIT, RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO TOTAL ASSETS TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 15

P PENGARUH KOMITE AUDIT, RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO TOTAL ASSETS TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 12

PENDAHULUAN PENGARUH KOMITE AUDIT, RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO TOTAL ASSETS TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 7

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KOMITE AUDIT, RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO TOTAL ASSETS TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 28

PENUTUP PENGARUH KOMITE AUDIT, RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO TOTAL ASSETS TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 20

PENGARUH DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, KUALITAS AUDIT, OPINI GOING CONCERN DAN JENIS INDUSTRI TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013.

0 5 27

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 18