BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang Masalah
Undang-Undang  No.  23  Tahun  1999  tentang  Bank  Indonesia  BI sebagaimana  telah  diamandemen  dengan  Undang-Undang  No.  3  Tahun  2004  pada
Pasal  7  menyatakan  bahwa  Indonesia  telah  menganut  kebijakan  moneter  dengan tujuan tunggal yakni mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Stabilitas nilai
rupiah terhadap barang dan jasa dapat tercermin  pada perkembangan laju inflasi dan stabilitas  nilai  rupiah  terhadap  mata  uang  negara  lain  tercermin  pada  perkembangan
nilai  tukar  rupiah.  Kebijakan  moneter  dengan  tujuan  stabilisasi  nilai  rupiah  mulai diterapkan  sejak  tahun  2000.  Tujuan  tunggal  kebijakan  moneter  BI  tersebut
terangkum  dalam  kerangka  strategis  penargetan  inflasi  inflation  targeting. Penargetan  inflasi  adalah  sebuah  kerangka  kerja  untuk  kebijakan  moneter  yang
ditandai dengan pengumuman  kepada  masyarakat tentang  angka target inflasi dalam satu periode tertentu Warjiyo dkk, 2003: 113.
Hera Susanti, M. Ikhsan dan Widyanti 1995 menyatakan bahwa inflasi yang tinggi  akan  dapat  menyebabkan  memburuknya  distribusi  pendapatan  yang  artinya
juga  menambah angka  kemiskinan, mengurangi tabungan domestik  yang  merupakan sumber  investasi  negara  berkembang,  menyebabkan  defisit  neraca  perdagangan,
menggelembungkan  besaran  utang  luar  negeri  serta  menimbulkan  ketidakstabilan politik.  Mengingat  begitu  krusialnya  pembahasan  mengenai  inflasi  ini,  maka  tidak
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
heran  kalau  BI  menetapkannya  sebagai  tujuan  dalam  pelaksanaan  kebijakan moneternya.
Untuk  kasus  Indonesia,  berdasarkan  hasil  studi  penyebab  inflasi  yang dilakukan  oleh  beberapa  orang  ekonom  Indonesia,  ada  dua  penyebab  utama  inflasi,
yaitu imported  inflation dan  defisit  APBN  Hera  S.,  M.  Ikhsan  dan  Widyanti,  2000: 53-54.  Selanjutnya,  diterangkan  bahwa  berdasarkan  hasil  penelitian  LPEM  tahun
1995, terungkap bahwa  imported inflation merupakan faktor utama penyebab  inflasi di  Indonesia  dari  sisi  penawaran,  yaitu  sekitar  51  dari  variasi  inflasi.  Depresiasi
nilai  tukar  juga  akan  menyebabkan  kenaikan  harga  secara  langsung  pass-through walaupun  memerlukan  lag  waktu  1-2  kuartal.  Harga  pangan  merupakan  variabel
dominan  kedua  penyumbang  inflasi  dari  sisi  penawaran.  Sedangkan  output  gap merupakan  variabel  yang  ketiga.  Sedangkan  dari  sisi  permintaan,  penyebab  inflasi
berkaitan dengan anggaran, ekspansi kredit program dan distribusi kredit. Penargetan  inflasi  secara  eksplisit  menyatakan  bahwa  tujuan  akhir  kebijakan
moneter  adalah  mencapai  dan  menjaga  tingkat  inflasi  yang  rendah  dan  stabil. Berkaitan  dengan  tujuan  penargetan  inflasi,  yaitu  untuk  mencapai  laju  inflasi  yang
rendah dan stabil dalam jangka panjang, maka pemerintah dan BI menetapkan bahwa sasaran inflasi  jangka  menengah dan panjang  yang ingin dicapai adalah  sebesar 3.
Untuk  mencapai  keinginan  tersebut,  Pemerintah  dan  BI  menetapkan  sasaran  inflasi jangka  pendek  yang  harus  dicapai  setiap  tahun.  Sasaran  inflasi  yang  pernah
ditetapkan serta realisasinya setiap tahun dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Sasaran Inflasi dan Realisasinya Tahun
Sasaran Tingkat
Inflasi Pencapaian
Sasaran Inflasi
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007
3,0-5,0 4,0-6,0
9,0-10,0 8,0-10,0
6,0-8,0 5,0-7,0
4,5-6,5 4,0-6,0
7,0-9,0 5,0-7,0
9,4 12,5
10,0 5,2
6,4 17,1
6,6 6,6
6,6 6,6
Tidak tercapai Tidak tercapai
Tercapai Tidak tercapai
Tercapai Tidak tercapai
Tercapai
Sumber: Bank Indonesia Pada tahun 2005 tingkat inflasi yang terjadi jauh berbeda dari perkiraan yang
telah ditetapkan. Tingkat inflasi yang tinggi pada tahun 2005 tersebut terjadi sebagai akibat  dari  kenaikan  harga  minyak  dunia.  Harga  minyak  dunia  yang  mengalami
kenaikan  mengakibatkan  inflasi  naik  secara  tajam  dan  kenaikan  tersebut  tidak  dapat diantisipasi oleh BI sebelumnya. Berkaitan dengan adanya peningkatan harga minyak
dunia pada tahun 2005 tersebut, BI  melakukan revisi sasaran inflasi tahun 2006 dan 2007.
Pada  tahun  2003  dan  2006  setelah  revisi  tingkat  inflasi  yang  terjadi  lebih rendah  dari  sasaran  inflasi  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya.  Sasaran  inflasi  pada
kedua tahun tersebut tetap saja dapat dinyatakan tidak tercapai karena tingkat inflasi yang  lebih  rendah  dari  sasaran  inflasi  yang  telah  ditetapkan  menunjukkan  bahwa
penghitungan  sasaran  inflasi  yang  telah  ditetapkan  tidak  tepat.  Dari  Tabel  III.1 tersebut  dapat  dinyatakan  bahwa  secara  umum  target  inflasi  setiap  tahun  yang  telah
ditetapkan oleh BI belum dapat tercapai sepenuhnya. Sementara itu, sejak tanggal 14
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Agustus  1997  pemerintah  menetapkan  sistem  nilai  tukar  yang  dianut  adalah  sistem nilai  tukar  mengambang  bebas.  Dalam  sistem  nilai  tukar  mengambang  bebas,  nilai
tukar  dibiarkan  bergerak  sesuai  dengan  kekuatan  permintaan  dan  penawaran  yang terjadi di pasar. Sistem nilai tukar mengambang bebas memungkinkan terjadinya nilai
tukar  yang  sangat  fluktuatif  sehingga  dapat  menambah  ketidakpastian  bagi  dunia usaha.  Yang  dapat  dilakukan  oleh  BI  adalah  menjaga  agar  fluktuasinya  tidak  tinggi.
Kenyataan  ini  menimbulkan  pertanyaan  sejauhmana  tujuan  BI  seperti  tertera  pada Undang-Undang  tentang  BI  dapat  dicapai.  Dalam  penerapan  penargetan  inflasi,
kerangka  kebijakan  moneter  dijalankan  dengan  pendekatan  berdasarkan  harga besaran  moneter.  Kebijakan  moneter  dengan  pendekatan  harga  menggunakan  suku
bunga  sebagai  sasaran  operasionalnya.  Sejalan  dengan  penerapan  sistem  nilai  tukar mengambang  bebas  dan  sesuai  dengan  amanat  Undang-Undang  No.  23  Tahun  1999
maka  BI  mewacanakan  penggunaan  suku  bunga  Sertifikat  Bank  Indonesia  SBI sebagai  sasaran  operasional  kebijakan  moneter  Kharie,  2006.  Kebijakan  tersebut
memiliki  tujuan  untuk  meningkatkan  efektivitas  kebijakan  moneter  yang berpendekatan harga di bawah sistem nilai tukar mengambang bebas.  Sementara itu,
Warjiyo  dan  Zulverdi  1998  menyatakan  bahwa  suku  bunga  yang  cocok  dijadikan sebagai sasaran operasional kebijakan moneter adalah suku bunga Pasar Uang Antar
Bank  PUAB.  Pemilihan  suku  bunga  PUAB  sebagai  sasaran  operasional  karena pertimbangan  bahwa  suku  bunga  PUAB  memiliki  kaitan  yang  erat  dengan  suku
bunga  deposito,  mencerminkan  kondisi  likuiditas  di  pasar  uang,  dan  sekaligus  dapat dipengaruhi  oleh  instrumen  operasi  pasar  terbuka.  Mulai  Juli  2005,  suku  bunga  BI
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Rate dipergunakan sebagai sinyal respon kebijakan moneter dan sasaran operasional. BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh BI secara
periodik  untuk  jangka  waktu  tertentu  yang  berfungsi  sebagai  sinyal  kebijakan moneter  www.bi.go.id.  BI  Rate  diimplementasikan  melalui  operasi  pasar  terbuka
untuk  SBI  satu  bulan  karena  beberapa  pertimbangan.  Pertama,  SBI  satu  bulan  telah dipergunakan  sebagai  benchmark  oleh  perbankan  dan  pelaku  pasar  di  Indonesia
dalam  berbagai  aktivitasnya.  Kedua,  penggunaan  SBI  satu  bulan  sebagai  sasaran operasional  akan  memperkuat  sinyal  respon  kebijakan  moneter  yang  ditempuh  BI.
Ketiga,  dengan  perbaikan  kondisi  perbankan  dan  sektor  keuangan,  SBI  satu  bulan terbukti  mampu  mentransmisikan  kebijakan  moneter  ke  sektor  keuangan  dan
ekonomi. Saluran  tingkat  bunga  dari  mekanisme  transmisi  kebijakan  ekonomi  telah
didefinisikan secara jelas dalam Keynes’s General Theory. Nilai sekarang dari modal dan  barang  konsumsi  tahan  lama  berhubungan  negatif  dengan  tingkat  bunga  riil
efisiensi  marjinal  dari  fungsi  kapital.  Tingkat  bunga  riil  yang  lebih  rendah mengimplikasikan  nilai  sekarang  yang  lebih  tinggi  pada  keberadaan  barang  tahan
lama  baik  barang  modal  dan  konsumsi.  Dan  peningkatan  rasio  antara  harga persediaan  yang  tersedia  dengan  harga  barang  yang  baru  diproduksi  Tobin’s  q.
Untuk  alasan  ini  rangsangan  diberikan  terhadap  produksi  yang  ada  untuk  barang- barang  tahan  lama  melalui  pengganda  permintaan  agregat.  Dalam  ekonomi  inflasi
tingkat  tinggi,  aluran  tingkat  bunga  kehilangan  kekuatan  karena  konsep  relevan  dari tingkat bunga riil harus dimodifikasi untuk dapat dibawa ke dalam tingkat perubahan
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
inflasi  yang  tinggi.  Biaya  relevan  konsep  kapital  harus  diambil  ke  dalam  jumlah nominal tingkat bunga minus ekuivalen tertentu dari inflasi. Jika inflasi sangat mudah
berubah-ubah,  ketentuan  ekuivalen  akan  berada  pada  nilai  yang  diharapkan  sesuai dengan  volatibilitasnya  tingkat  perubahan-perubahannya  yang  premium.  Sehingga
tingkat  bunga  riil  yang  tinggi  tidak  selamanya  sinonim  dengan  kebijakan  uang  ketat jika volatilitas premium sama tingginya.
Terdapat  beberapa  penelitian  yang  relevan  mengenai  pengaruh  kebijakan moneter  melalui  suku  bunga  terhadap  beberapa  variabel  makroekonomi  pada  satu
atau beberapa negara. Cheng 2006 menganalisis dampak kejutan kebijakan moneter di  negara  Kenya.  Cheng  2006  menyatakan  bahwa  peningkatan  suku  bunga  jangka
pendek  cenderung  diikuti  oleh  penurunan  tingkat  harga  dan  apresiasi  nilai  tukar nominal,  namun  tidak  memiliki  dampak  yang  signifikan  terhadap  output.  Dabla-
Norris  dan  Floerkemeier  2006  menganalisis  dampak  kebijakan  moneter  di  negara Armenia.  Dabla-Norris  dan  Floerkemeier  2006  menunjukkan  bahwa  kemampuan
kebijakan moneter dalam mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi masih terbatas. Jalur suku bunga tetap lemah dalam mempengaruhi output, namun terdapat pengaruh
yang kecil dari kejutan suku bunga terhadap harga. Penelitian  mengenai  topik  yang  relevan  di  Indonesia  sendiri  telah  banyak
dilakukan.  Julaihah  dan  Insukindro  2004  menyatakan  bahwa  suku  bunga  SBI mampu  mempengaruhi  pergerakan  suku  bunga  deposito  satu  bulan,  IHK,  tingkat
output, dan nilai tukar. Bahkan, kejutan suku bunga SBI mampu memberi kontribusi dalam  menjelaskan  variabilitas  pertumbuhan  ekonomi  meskipun  dalam  jangka
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
panjang.  Selanjutnya,  Solikin  2005  menyatakan  bahwa  suku  bunga  SBI berpengaruh secara signifikan dan persisten hanya pada inflasi. Namun, pengaruhnya
terhadap pertumbuhan output dan  kesempatan  kerja relatif  kecil. Selain itu, Nuryati, Siregar dan Ratnawati 2006 menyatakan bahwa suku bunga SBI hanya berpengaruh
sangat kecil terhadap tingkat harga dan nilai tukar. Walaupun terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai dampak kebijakan
moneter  terhadap  variabel  ekonomi,  penelitian  ini  tetap  penting  untuk  dilakukan. Pengukuran  yang  tepat  mengenai  dampak  perubahan  kebijakan  moneter  terhadap
ekonomi sangatlah penting, baik untuk membuat kebijakan yang tepat maupun untuk memilih  diantara  alternatif  teori  makroekonomi  Bernanke  dan  Mihov,  1998.
Sementara itu, masih terdapat ketidakpastian yang besar mengenai dampak kebijakan moneter pada aktivitas ekonomi dan harga Fung, 2002.
Bank  Indonesia,  sebagai  pemegang  otoritas  moneter  tertinggi  di  Indonesia mempunyai  tugas  yang  tidak  mudah,  yaitu  menjaga  stabilitas  ekonomi.  Setidaknya
ada  dua  aspek  yang  perlu  diperhatikan  dalam  konsep  stabilitas  ekonomi  ini.  Yaitu mengenai  inflasi  dan  stabilitas  nilai  tukar  rupiah.  Suatu  perekonomian  dapat
dikatakan  stabil  apabila  kedua  indikator  ini  dapat  dikendalikan  dalam  range  yang moderat.  Dan  bila  hal  itu  tercapai  maka  hal  itu  merupakan  kesuksesan  dari  sebuah
lembaga  pemegang  otoritas  moneter  tertinggi.  Kestabilan  ini  sangat  penting  artinya bagi pembangunan  ekonomi di  Indonesia.  Perekonomian tidak dapat bertumbuh dan
mencapai  kemapanan  apabila  kestabilan  ekonomi  tidak  bisa  diraih.  Kita  memang tidak  bisa  ‘secara  tidak  bertanggung  jawab’  melimpahkan  semua  masalah  stabilisasi
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
ekonomi  ini  kepada  bank  sentral,  namun  setidaknya  dengan  berbagai  power  dan kewenangan  yang  dimilikinya,  Bank  Indonesia  seyogyanya  mampu  berbuat  banyak
untuk menjalankan fungsi stabilisasi yang amat krusial bagi pembangunan ini.
Tabel 1.2. Perkembangan Inflasi Januari 2004 sd Oktober 2008
Periode Inflasi
Periode Inflasi
Periode Inflasi  Periode
Inflasi Periode
Inflasi
Jan-04 4.82
Jan-05 7.32
Jan-06 17.03
Jan-07 6.52
Jan-08 7.36
Feb-04 4.60
Feb-05 7.15
Feb-06 17.92
Feb-07 6.30
Feb-08 7.40
Mar-04 5.11
Mar-05 8.81
Mar-06 15.74
Mar-07 6.52
Mar-08 8.17
Apr-04 5.92
Apr-05 8.12
Apr-06 15.40
Apr-07 6.29
Apr-08 8.96
May-04 6.47
May-05 7.40
May-06 15.60
May-07 6.01
May-08 10.38
Jun-04 6.83
Jun-05 7.42
Jun-06 15.53
Jun-07 5.77
Jun-08 11.03
Jul-04 7.20
Jul-05 7.84
Jul-06 15.15
Jul-07 6.06
Jul-08 11.90
Aug-04 6.67
Aug-05 8.33
Aug-06 14.90
Aug-07 6.51
Aug-08 11.85
Sep-04 6.27
Sep-05 9.06
Sep-06 14.55
Sep-07 6.95
Sep-08 12.14
Oct-04 6.22
Oct-05 18.89
Oct-06 6.29
Oct-07 6.88
Oct-08 11.77
Nov-04 6.18
Nov-05 18.38
Nov-06 5.27
Nov-07 6.71
Dec-04 6.40
Dec-05 17.11
Dec-06 6.60
Dec-07 6.59
Sumber: www.bi.go.id. Data Diolah, 2009
Pada  tabel  di  atas  diketahui  perkembangan  inflasi  dari  Januari  2001  sampai dengan  Oktober  2008.  Inflasi  dalam  perkembangannya  menunjukkan  angka  yang
meningkat  mencapai  12,14  pada  akhir  tahun  2008.  Peningkatan  inflasi  terjadi akibat kenaikan harga-harga yang disebabkan adanya fenomena hari besar dan tahun
baru khususnya terhadap permintaan bahan makanan. Inflasi  dalam  perkembangannya  menunjukkan  angka  yang  meningkat
mencapai 12,14 pada akhir tahun 2008. Peningkatan inflasi terjadi akibat kenaikan harga-harga yang disebabkan adanya fenomena hari besar dan tahun baru khususnya
terhadap permintaan bahan makanan.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
11,85 12,14
11,77 11,03
11,9 10,38
8,96 8,17
7,36 6,59
6,71 6,88
6,01 6,29
6,52 6,3
6,25 5,77
6,06 6,51
6,95 7,4
2 4
6 8
10 12
14
Ja n-
07 F
eb -0
7 M
ar -0
7 A
pr -0
7 M
ei -0
7 Ju
n- 07
Ju l-0
7 A
gu st
-0 7
S ep
-0 7
O kt
-0 7
N op
-0 7
D es
-0 7
Ja n-
08 F
eb -0
8 M
ar -0
8 A
pr -0
8 M
ei -0
8 Ju
n- 08
Ju l-0
8 A
gu st
-0 8
S ep
-0 8
O kt
-0 8
Sumber: Bank Indonesia, data diolah, 2009
Gambar 1.1. Perkembangan Inflasi Januari 2007 sd Oktober 2008
Pada  gambar  di  atas  diketahui  seiring  dengan  kenaikan  inflasi  atas  bahan makanan  yang  merangkak  pada  kisaran  yang  lebih  tinggi  dan  juga  adanya
kecenderungan  Bank  Indonesia  untuk  menurunkan  tingkat  suku  bunga  Sertifikat Bank  Indonesia  SBI  pada  Desember  2007,  maka  dengan  penurunan  suku  bunga
Sertifikat Bank Indonesia SBI tersebut akan mendorong pertumbuhan uang beredar. Hal  itu  diikuti  pula  dengan  melemahnya  nilai  tukar  rupiah,  maka  harga  barang  juga
akan  mengalami  kenaikan,  karena  belum  bisa  lepas  dari  inflasi  dan  juga  krisis ekonomi yang masih terjadi.
Selain itu, terlihat pula gejala merenggangnya hubungan antar variabel makro ekonomi.  Kondisi  ini  pada  akhirnya  akan  mempersulit  otoritas  moneter  untuk
mengambil  keputusan  dalam  manajemen  moneternya.  Di  Indonesia,  kebijakan
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
moneter  sepenuhnya  diserahkan  kepada  otoritas  moneter  yaitu  Bank  Indonesia. Dalam  hal  ini,  jumlah  uang  beredar  merupakan  alat  yang  digunakan  oleh  Bank
Indonesia  dalam  menetapkan  kebijakan  moneter.  Jumlah  permintaan  uang  di  suatu negara dipengaruhi banyaknya faktor-faktor antara lain kebijakan pemerintah, politik,
dan  keamanan.  Berdasarkan  data  statistik  jumlah  perkembangan  uang  di  Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup bervariasi.
Tugas pokok BI saat ini menjadi lebih fokus karena memiliki sasaran tunggal. Namun, dalam pelaksanaannya tugas tersebut cukup berat mengingat kestabilan nilai
rupiah tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh BI. BI hanya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi dari sisi permintaan, sedang tekanan inflasi yang
berasal  dari  sisi  penawaran  sepenuhnya  berada  di  luar  pengendalian  BI.  Demikian ula,  dengan  ditetapkannya  sistem  nilai  tukar  mengambang  bebas  maka  nilai  tukar
rupiah  akan  sepenuhnya  ditetapkan  oleh  kekuatan  pasar.  Tujuan  tunggal  kebijakan moneter  BI  untuk  menjaga  stabilitas  nilai  rupiah  terangkum  dalam  kerangka  kerja
penargetan inflasi. Dalam penerapan penargetan inflasi, kebijakan moneter dijalankan dengan  menggunakan  suku  bunga  sebagai  sasaran  operasionalnya.  Sementara  itu,
pemilihan suku bunga yang dijadikan sebagai sasaran operasional kebijakan moneter masih  meninggalkan  perdebatan.  Perdebatan  tersebut  berkisar  pada  apakah  suku
bunga  SBI  atau suku bunga  PUAB  yang tepat dijadikan sebagai sasaran  operasional kebijakan  moneter.  Penelitian  ini  menggunakan  suku  bunga  SBI  sebagai  sasaran
operasional  untuk  mengetahui  kemampuan  suku  bunga  SBI  sebagai  sasaran
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
operasional  dalam  mentransmisikan  kebijakan  moneter  pada  beberapa  variabel makroekonomi Indonesia.
Dalam  penerapan  penargetan  inflasi,  kerangka  kebijakan  moneter  dijalankan dengan  pendekatan  berdasarkan  harga  besaran  moneter.  Kebijakan  moneter  dengan
pendekatan  harga  besaran  moneter  dapat  berpengaruh  efektif  terhadap  pengendalian tingkat  inflasi  melalui  saluran  suku  bunga  dan  nilai  tukar  Kharie,  2006.  Pada
penelitian ini sasaran operasional yang digunakan adalah suku bunga SBI satu bulan. Sementara  itu,  variabel-variabel  informasi  yang  digunakan,  antara  lain  suku  bunga
deposito  satu  bulan,  jumlah  uang  beredar  dalam  arti  sempit  M1,  PDB,  dan  nilai tukar yang juga mencerminkan stabilitas nilai rupiah terhadap mata uang negara lain.
Pada  penelitian  ini,  analisis  mengenai  peranan  suku  bunga  SBI  dalam mentransmisikan  kebijakan  moneter  tersebut  diperoleh  dengan  melakukan  analisis
mengenai  respon  inflasi,  nilai  tukar  dan  beberapa  variabel  makroekonomi  lainnya terhadap  kejutan suku bunga  SBI. Atau, analisis mengenai respon perubahan inflasi,
nilai tukar dan beberapa variabel makroekonomi lainnya terhadap kejutan perubahan suku  bunga  SBI.  Selain  itu,  analisis  lain  yang  dapat  dilakukan  adalah  analisis
mengenai  kemampuan  kejutan  suku  bunga  SBI  atau  kejutan  perubahannya  dalam menjelaskan  variasi  beberapa  variabel  makroekonomi  Indonesia  atau  variasi
perubahannya. Hal-hal tersebutlah yang menjadi masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan  uraian  dalam  latar  belakang  masalah  dan  beberapa  fenomena masalah dapat diuraikan pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah  jumlah  uang  beredar,  Kurs  dan  Indeks  Harga  Konsumen  berpengaruh
secara simultan terhadap PDB. 2.
Apakah  suku  bunga  SBI,  Indeks  Harga  impor  dan  PDB  berpengaruh  secara simultan terhadap Indeks Harga Konsumen.
1.3. Tujuan Penelitian