KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari materi pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan atas permasalahan sebagai berikut: 1. Pengaturan air minum depot isi ulang dalam hukum perlindungan konsumen di Indonesia melalui UUPK memberikan perlindungan kepada setiap konsumen yang merasa dirugikan hak-haknya oleh pelaku usaha. Aspek hukum perlindungan konsumen terhadap munculnya usaha air minum depot isi ulang ini dapat dilihat pada beberapa pasal dalam UUPK, antara lain Pasal 4 huruf a dan c, Pasal 7 huruf b dan d, serta Pasal 8. Selain itu berkaitan pula dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum yang secara jelas mengatur tentang syarat kualitas air minum serta pembinaan dan pengawasan yang wajib dilakukan lembaga terkait terhadap pengelola air minum depot isi ulang. Adapun ketentuan peraturan-peraturan yang terkait dengan pengaturan Depot Air Minum dan izin pendiriannya, antara lain Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 634MPPKep92002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Universitas Sumatera Utara Barang danatau Jasa yang Beredar di Pasar, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651MPPKep102004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, dan Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 1995 tetang Izin Usaha Industri Lembaran Negara Tahun 1995 No. 25, tambahan Lembaran Negara No. 3516. Permasalahan yang seringkali dihadapi oleh konsumen berkaitan dengan adanya air minum depot isi ulang ini yaitu mengenai standar kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907MENKES.SKVII2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, mengandung bakteri coliform yang berlebihan, tidak memenuhi standar pH air minum yang layak, kualitas karakteristik air baku yang buruk, teknologi produksi dan pemeliharaan sanitasi proses produksi yang masih kurang baik, kualitas depot yang buruk, memakai kemasan returnable dimana antara isi dan label AMDK pada kemasannya tidak sesuai, penggunaan tanda SNI Standar Nasional Indonesia, pemasaran air minum isi ulang di toserba dan tidak isi langsung di tempat home industry, serta rendahnya kesadaran para pengusaha air minum isi ulang dalam melakukan pemeriksaan kualitas air secara berkala paling lama enam bulan sekali dan membuat laporan terkait higienitas sanitasi lingkungan depot air tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen air minum depot isi ulang yang kepentingannya dirugikan serta didukung oleh ketidakberdayaan Universitas Sumatera Utara dalam menuntut hak-haknya antara lain dapat dilakukan dengan cara menyediakan produk peraturan hukum yang mampu melindungi konsumen air minum depot isi ulang yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dan berwenang, meningkatkan kesadaran hukum konsumen akan hak dan kewajibannya dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang dalam melindungi diri sendiri sehingga mampu mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan menghindari berbagai akses negatif yang ditimbulkan dari konsumsi air minum isi ulang tersebut, mendorong pelaku usaha air minum depot isi ulang untuk menjaga kualitas air minum depot isi ulang yang sesuai dengan persyaratan kualitas dan kelayakan konsumsi sesuai dengan terhadap Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907MENKESSKVII2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, pengenaan sanksi bagi pelaku usaha air minum depot isi ulang yang melakukan pelanggaran ataupun terbukti bahwa usahanya merugikan konsumen. 3. Mekanisme penyelesaian sengketa konsumen yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan berbagai pelanggaran air minum depot isi ulang di kota Medan adalah penyelesaian sengketa di luar pengadilan secara damai dan melalui BPSK dan melalui pengadilan secara mekanisme hukum perdata, pidana dan administrasi negara. Namun berdasarkan data dari BPSK Kota Medan dan informasi dari YLKI Cabang Medan menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada kasus yang masuk pada instansi tersebut mengenai pelanggaran yang terjadi yang berkaitan dengan air minum Universitas Sumatera Utara depot isi ulang baik mengenai kualitas air dan izin pendiriannya depotnya. Hal ini terjadi karena belum adanya pengaduan dari konsumen yang dirugikan kepentingannya danatau pengawasan yang kurang baik oleh pemerintah ataupun instansi terkait yang memiliki kewenangan. Yang ada hanya sebagai perbandingan kasus yang mirip yaitu mengenai sengketa air minum kemasan galon bermerk. Penyelesaian sengketa telah berhasil dilakukan dengan jalan Arbitrasi yang terlampir dalam dalam Putusan BPSK Kota Medan No : 15BPSK-MDN2007 lampiran.

B. SARAN

Dokumen yang terkait

Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3 72 93

Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Usaha Air Minum Depot (AMD) Isi Ulang Ditinjau Dari Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

3 124 97

TANGGUNGJAWAB PELAKU USAHA DEPOT AIR MINUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PADANG.

0 0 1

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

1 4 136

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

0 1 1

Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang ditinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 tentang Perlindungan Konsumen - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang ditinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 tentang Perlindungan Konsumen - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 20

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI IKAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA FORMALIN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI

0 0 14

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN JASA KOLAM RENANG DI KOTA PANGKALPINANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 1 18

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN ATAS DISTRIBUSI AIR PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA PANGKALPINANG DI TINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 0 14