Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari hak konsumen yang telah
disebutkan pada uraian terlebih dahulu, maka kepada pelaku usaha dibebankan pula kewajiban-kewajiban sebagai berikut :”
65
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif; d.
Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa
yang berlaku;
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba
barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang diperdagangkan;
f. Memberi kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan;
g. Memberi kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian apabila barang
danatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian”.
D. Pengaturan dan Persyaratan Air Minum Isi Ulang
Konsumen merupakan pihak yang lemah kedudukannya bila dibandingkan dengan pelaku usaha. Oleh karena itu diperlukan suatu aturan
yang dapat melindungi kepentingan konsumen agar tidak dirugikan atau diperlakukan sewenang-wenang oleh pelaku usaha. Perlindungan konsumen
dibutuhkan untuk menyelamatkan daya tawar konsumen terhadap pelaku usaha dan mendorong pelaku usaha untuk bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam
menjalankan kegiatannya. UUPK menjamin adanya kepastian hukum terhadap
65
Pasal 7 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.
Air minum isi ulang tergolong komoditi beresiko tinggi karena dikonsumsi langsung tanpa diolah. Oleh karena itu dibutuhkan regulasi yang
tegas dan pengawasan yang memadai agar air minum isi ulang yang dikonsumsi masyarakat terjamin mutunya. Begitu juga mengenai kualifikasi persyaratan air
minum yang sehat dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena berhubungan dengan kepentingan konsumen, maka keberadaan air minum isi
ulang tidak terlepas dari UUPK yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.
Banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha air minum isi ulang terhadap ketentuan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen telah merugikan konsumen. Oleh karena itu berikut akan dijelaskan mengenai pengaturan-pengaturan yang berkaitan dengan air
minum isi ulang. 1.
Pengaturan Air Minum Depot Isi Ulang Dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen
UUPK memberikan perlindungan kepada setiap konsumen yang merasa dirugikan hak-haknya oleh pelaku usaha. Dalam kaitannya dengan
produk AMD isi ulang, maka setiap pelanggaran yang telah dilakukan oleh pelaku usaha AMD isi ulang dengan mengelabui konsumen, yaitu
memberikan keterangan tidak benar kepada konsumen maka telah melanggar ketentuan UUPK.
Universitas Sumatera Utara
Aspek hukum perlindungan konsumen terhadap munculnya usaha AMD isi ulang dapat dilihat pada beberapa pasal dalam UUPK, antara lain
Pasal 4 huruf a dan c, Pasal 7 huruf b dan d, serta Pasal 8. Pasal 4 huruf a UUPK memberikan hak kepada setiap konsumen atas
keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa. Oleh karena itu, produk AMD isi ulang juga harus aman untuk dikonsumsi oleh
masyarakat karena berdasarkan ketentuan itu, konsumen berhak untuk itu. UUPK memberikan perlindungan kepada konsumen agar setiap konsumen
yang mengkonsumsi produk AMD isi ulang terjamin keselamatannya. Sedangkan pasal 4 huruf c memberikan hak kepada konsumen untuk
mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa. Dalam mengkonsumsi AMD isi ulang, setiap
konsumen berhak untuk mendapatkan keterangan yang benar dari pelaku AMD isi ulang terhadap produk yang dibelinya itu. UUPK juga memberikan
jaminan hak konsumen tersebut. Jadi, UUPK memberikan perlindungan hukum kepada setiap konsumen untuk menuntut haknya agar memperoleh
keterangan yang benar, jelas, dan jujur mengenai produk AMD isi ulang yang dibelinya, apakah layak dan aman untuk dikonsumsi serta telah sesuai
dengan persyaratan kualitas air minum yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam ketentuan Pasal 7 huruf b UUPK menyebutkan bahwa pelaku
usaha wajib untuk memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi barang danatau jasa yang diproduksinya. Begitu juga
halnya dengan pelaku usaha AMD isi ulang harus memenuhi ketentuan yang
Universitas Sumatera Utara
telah diatur dalam Pasal 7 ini, yaitu dengan memberikan informasi yang benar tentang produk air minum yang diproduksinya sesuai kenyataan dan
tidak mengelabui konsumen. Dengan adanya ketentuan pasal ini maka akan mendorong pelaku usaha untuk bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam
menjalankan usahanya. Sedangkan Pasal 7 huruf d Undang-Undang Perlindungan Konsumen
mewajibkan pelaku usaha untuk menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan. Disini dapat dilihat bahwa aspek
perlindungan hukum yang diberikan oleh UUPK yaitu dengan membebankan kewajiban kepada pelaku usaha AMD isi ulang agar produk
yang diperdagangkannya terjamin mutunya, sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Aspek hukum perlindungan konsumen terhadap munculnya usaha AMD isi ulang juga termuat dalam ketentuan Pasal 8 UUPK. Pasal 8
memberikan perlindungan kepada konsumen dengan mencantumkan ketentuan tentang beberapa perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, tak
terkecuali bagi pelaku usaha AMD isi ulang, yaitu setiap pelaku usaha dilarang untuk memproduksi danatau jasa yang tidak sesuai standar yang
dipersyaratkan, label tidak sesuai dengan isinya, tidak sesuai dengan mutu yang tercantum pada label, dan pencantuman kadaluarsa. Pelaku usaha juga
dilarang memperdagangan pangan yang rusak atau tercemar. Beberapa perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha yang tercantum dalam ketentuan
Pasal 8 ini, bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen
Universitas Sumatera Utara
agar mereka aman dalam mengkonsumsi AMD isi ulang. Dengan adanya beberapa perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha AMD isi ulang ini,
UUPK telah memberikan perlindungan hukum kepada konsumen sehingga konsumen memiliki kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi AMD isi ulang. Dengan demikian, maka UUPK telah memberikan jaminan kepastian
hukum bagi konsumen agar dapat menuntut hak-haknya apabila merasa dirugikan oleh pelaku usaha AMD isi ulang.
2. Pengaturan Air Minum Depot Isi Ulang Dalam Berbagai Peraturan
Perundang-undang lainnya Terhadap munculnya usaha air minum isi ulang, selain UUPK,
berkaitan pula dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907MenkesSKVII2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum yang secara jelas mengatur tentang syarat kualitas air minum dan pembinaan dan pengawasan yang wajib dilakukan lembaga
terkait terhadap pengelola air minum yang dalam hal ini adalah depot air minum isi ulang.
Dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan bahwa Pengelola Air Minum adalah “Badan Usaha yang mengelola air minum untuk keperluan
masyarakat”. AMD isi ulang termasuk dalam kategori ini karena air minum yang dihasilkan oleh depot air minum isi ulang dijual secara umum kepada
masyarakat yang harus memenuhi syarat kesehatan. Khusus mengenai syarat
Universitas Sumatera Utara
kesehatan air minum tersebut adalah meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik.
Dalam Pasal 3 disebutkan bahwa yang melakukan pembinaan teknis terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaran
persyaratan kualitas air minum adalah Menteri Kesehatan. Sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota melalui
kegiatan-kegiatan seperti inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air, pemeriksaan kualitas air di lapangan atau laboratorium, analisis hasil
laboratorium, tidak lanjut penanggulangan masalah, dan penyuluhan kepada masyarakat. Dalam melakukan pengawasan, pemerintah kabupatenkota
dapat mengikutsertakan instansi terkait, asosiasi pengelola air minum, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi profesi yang terkait. Hal ini
ditujukan agar pemeriksaan dan pengawasan dapat berjalan fair sehingga tidak merugikan masyarakat secara luas.
Tanggung jawab mengenai kualitas air minum juga dibebankan oleh pengelola penyedia air minum yang diatur dalam Pasal 9 dimana pengelola
air minum harus dapat menjamin air minum yang diproduksinya memenuhi syarat kesehatan dan melakukan pemeriksaan secara berkala mulai dari
instalasi, jaringan pipa distribusi, pipa sambungan serta proses isi ulang dan kemasan. Pengelola air minum juga wajib melakukan pengamanan terhadap
sumber air baku yang dikelolanya dari segala bentuk pencemaran berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Jika pengelola air minum melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang diberlakukan maka dapat dikenakan sanksi administratif danatau
sanksi pidana berdasarkan peraturan yang berlaku karena mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat dan merugikan kepentingan umum.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan pasal-pasal di atas, maka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha air minum isi ulang dapat
diajukan gugatan ke pengadilan negeri. Penyelesaian sengketa konsumen yang diajukan melalui badan peradilan umum ini tidak boleh bertentangan
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Penetapan Persyaratan Kualitas Air Minum
Dalam menghasilkan produk air minum isi ulang perlu diperhatikan mengenai syarat kualitas air minum yang harus memenuhi standar yang
telah ditetapkan sehingga layak dan aman untuk dikonsumsi. Ada dua standar nasional yang mengatur tentang kualitas air minum,
yaitu Standar Nasional Indonesia SNI dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta Keputusan Menteri Kesehatan. Intinya, air yang layak
diminum harus melewati tiga persyaratan kelayakan, yaitu dari segi fisik, kimia dan mikrobiologi.
Dari segi fisik, air minum tidak boleh memiliki bau, rasa, dan warna harus jernih. Dari segi kimia, air minum harus bebas dari kandungan zat
kimia berbahaya, seperti logam berat, air raksa atau merkuri Hg, timbal Pb dan aluminium Au, besi serta klorida. Dari segi mikrobiologi, air
Universitas Sumatera Utara
minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen atau bakteri berbahaya karena bersifat racun sehingga dapat menimbulkan penyakit.
Bakteri yang tergolong patogen adalah E.Coli, Salmonella typhii dan sejenisnya. Karena telah mendapatkan proses sterilisasi, seharusnya AMD
isi ulang dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat dan aman dari segi kesehatan.
66
Pemerintah melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
907MENKESSKVII2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air minum yang menyebutkan bahwa persyaratan kesehatan air minum
meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik.
67
Adapun persyaratan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3 Persyaratan kualitas Air Minum
Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar
Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan 1 2
3 4
a. Air Minum E. Coli atau fecal coli
b. Air yang masuk sistem distribusi
E. Coli atau fecal coli Total Bakteri Coliform
c. Air pada sistem distribusi E. Coli atau fecal coli
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100ml
sampel Jumlah per 100ml
sampel Jumlah per 100ml
sampel Jumlah per 100ml
sampel Jumlah per 100ml
sampel Sumber : Lampiran Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
66
Gatot Edi Saputra, Op.Cit., hal. 83
67
Pasal 2 ayat 2 Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
Universitas Sumatera Utara
Dalam tabel ini dapat dilihat bahwa persyaratan kesehatan air minum secara bakteriologis diteliti dengan menggunakan sampel air minum dengan
jumlah per 100 seratus mililiter harus mengandung 0 nol bakteri-bakteri seperti E.Coli atau Fecal Coli. Atau dengan kata lain air minum yang sehat
adalah air minum yang sama sekali tidak mengandung kadar bakteri tersebut. Tabel 4
Bahan-bahan inorganik yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan
Sumber : Lampiran Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
Tabel di atas menunjukkan bahwa syarat-syarat kimiawi dari air minum yang diteliti pada sampel air dalam satuan miligram per liter memiliki
kadar maksimum yang berbeda. Kadar-kadar maksimum tersebut adalah kadar kimiawi yang dapat ditolerir atau yang masih bisa dikategorikan sebagai air
minum yang sehat. Hal ini harus diperhatikan karena senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam tabel di atas merupakan senyawa kimia yang memiliki
pengaruh langsung terhadap kesehatan tubuh manusia. Tabel 5
Bahan-bahan inorganik
Parameter Satuan Kadar
Maksimum Yang diperbolehkan
Ket. 1 2 3 4
Boron Cadmium
Kromium Tembaga
Sianida Fluoride
Timah Molybdenum
Nikel Nitrat
Nitrit Selenium
mgltr mgltr
mgltr mgltr
mgltr mgltr
mgltr mgltr
mgltr mgltr
mgltr mgltr
0.3 0.003
0.05 2
0,07 1.5
0.01 0.07
0.02 50
3 0.01
Universitas Sumatera Utara
yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan Ket.
1 2 3 4
Ammonia Aluminium
Klorida Copper
Kesadahan Hidrogen Sulfida
Besi Mangan
pH Sodium
Sulfate Total Padatan terlarut
Seng mgl
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
- mgl
mgl mgl
mgl mgl
1,5 0,2
250 1
500 0.05
0.3 0.1
6,5 – 8,5 200
250 1000
3 Sumber : Lampiran Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
Dalam tabel 5 lima di atas, merupakan senyawa kimia dari bahan- bahan inorganik yang telah ditetapkan kadar maksimum yang diperbolehkan
pada air yang dikategorikan sebagai air minum yang sehat yang diteliti dengan satuan miligram per liter. Misalnya air minum yang sehat boleh mengandung
ammonia kurang dari 1,5 satu koma lima miligram per liter air minum. Adapun kadar tersebut tidak boleh melebihi dari kadar yg diperbolehkan
karena jika pengkonsumsiannya melebihi kadar yang diperbolehkan sesuai dengan tabel yang di atas maka akan menimbulkan keluhan pada konsumen.
Tabel 6 Bahan-bahan
Organik yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Sumbe r :
Lampi ran
Kepme nkes
No.90 7Men
kesSK VII2
002
Dalam tabel 6 enam merupakan senyawa kimia dari bahan-bahan organik yang berpengaruh langsung pada kesehatan dengan penelitian
menggunakan perbandingan antara bahan organik dan air minum yaitu 1 satu gram per liter.
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
Ket.
1 2 3
4
Chlorinated alkanes Carbo tetrachloride
Dichloromethane 1,2- dichloromethane
1,1,1-trichloromethane Chlorinated ethenes
Vinyl chloride 1,1-dichloroethene
1,2-dichlorothene Trichlorothene
Tetrachloroethene Aromatic hydrocarbons
Benzene Toluene
Xylenes Benzo[a]pyrene
Chlorinated benzenes Monochlorobenzene
1,2-dichlorobenzene 1,4-dischlorobenzene
Trchlorobenzenes total Lain-lain
di2-ethylhexyladipate di2-ethylhexylphthalate
Acrylamide Epichlorohydrin
Hexachlorobutadiene Edetic acid EDTA
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter 2
20 30
2000 5
30 50
70 40
10 700
500 0.7
300 1000
300 20
80 8
0.5 0.4
0.6 200
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 Bahan-bahan Organik
yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen
Sumber : Lampiran Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
Tabel 7 enam menerangkan tentang bahan-bahan organik senyawa kimia yang kemungkinan menimbulkan keluhan konsumen. Tidak berbeda
dengan tabel 5 lima pebandingan sampel dengan satuan gram per liter dan kadar maksimum memiliki interval hingga batas yang diperbolehkan untuk
masing-masing senyawa kimia tersebut Tabel 8
Pestisida
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan Ket.
1 2 3
4 Toluene
Xylene Ethylbenzene
Styrene Monochlorobenzene
1.2-dichlorobenzene 1.4-dichlorobenzene
Trichlorobenzene Total Desinfektan dan hasil
sampingannya Chlorine
2-chlorophenol 2,4-dichlorophenol
2,4,6-trchloropenol ?gl
?gl ?gl
?gl ?gl
?gl ?gl
?gl ?gl
?gl ?gl
?gl ?gl
?gl 24-170
20-1800 2-200
4-2600 10-120
1-10 0.3-30
5-50 600-1000
0,1-10 0,3-40
2-300
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan Ket.
1 2 3
4 Alachlor
Aldicarb Aldrindieldrin
Atrazine Bentazone
Carbofuran Chlordane
Chlorotoluron DDT
1,2-dibromo-3-chloropropane 2,4-D
1,2-dichloropane ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter 20
10 0.03
2 30
5 0.2
30 2
1 30
20
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Lampiran Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
Dalam tabel 8 delapan yang menjadi parameter penelitian adalah bahan-bahan yang mengandung pestisida dengan perbandingan satuan gram
per liter mengenai kadar maksimum yang diperbolehkan. Tabel 9
Desinfektan
1,3-dichloropane Heptachlor and Heptachlor epoxide
Hexachlorobenzene Isoproturon
Lindane MCPA
Methoxychlor Metolachlor
Molinate Pendimethalin
Pentachlorophenol Permethrin
Propanil Pyridate
Simazine Trifluralin
Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D dan MCPA
2,4-DB Dichlorop
Fenoprop Mecoprop
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
20 0.03
1 9
2 2
20 10
6 20
9 20
20 100
2 20
90 100
10 9
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan Ket.
1 2 3
4
Monochloramine Chlorine
Bromate Chlorite
Chlorophenol 2,4,6-trichlorophenol
Formaldehyde Trihalomethanes
Bromoform Dibromochloromethane
Bromochloromethane Chloroform
Chlorinated acetic acids Dichloroacetic acid
Trichlorocetic acid Chloral hydrate
Trichloroacetal-dehyde Halogenated acetonitriles
Mgltr Mgltr
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter ?gliter
?gliter 3
5 25
200 200
900 100
100 60
200 50
100 10
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Lampiran Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
Tabel 10 Radioaktifitas
Sumber : Lampiran Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
Parameter radioaktifitas dalam tabel ini terdiri dari 2 dua macam yaitu Gross alpha activity dan Gross beta activity dengan satuan per liter
dengan kadar maksimum masing-masing yang diperbolehkan adalah 0,1 nol koma satu Gross alpha activity bequerel per liter dan 1 satu Gross beta
activity bequerel per liter.
Tabel 11 Fisik
Sumber : Lampiran Kepmenkes No.907MenkesSKVII2002
Mengenai tabel dalam hal persyaratan fisik air minum tidak boleh berbau dan berasa. Boleh berwrna tetapi tidak melebihi kadar 15 TCU,
walaupun idealnya, air minum yang sehat adalah tak berwarna. Adapun
Dichloroacetonitrile Trichloracetonitrile
Cyanogen chloride sebagai CN
?gliter ?gliter
?gliter
90 100
70
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan Ket.
1 2 3 4
Gross alpha activity Gross beta activity
Bqliter Bqliter
0.1 1
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan Ket.
1 2 3 4
Parameter fisik Warna
Rasa dan bau Temperatur
Kekeruhan TCU
- C
NTU 15
- Suhu udara ±3
C Tdk berbau dan berasa
Universitas Sumatera Utara
syarat-syarat fisik yang dimaksud disini adalah parameter yang diukur baik dengan satuan ilmiah maupun secara kasat mata.
Keterangan :
Mg =
miligram Lt
= liter
Ml =
mililiter NTU =
nephelometric turbidity units Bq
= bequerel
TCU = true colour units
Menurut Inggrid S. Waspodo, persyaratan air minum di Indonesia adalah sebagaimana dalam tabel berikut ini :
Tabel 12 Persyaratan Air Minum di Indonesia
68
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan Ket.
1 2 3 4
Sifat Fisik Bau
Rasa Warna
Kekeruhan Sifat kimia
Kesadahan CaCo3
Besi PH
Sifat mikrobiologis Koliform tinja
Total koliform
Skala NTU mglt
mglt
jml100ml jml100ml
5 500
0,3 6,5-8,5
Tdk berbau Tdk berasa
Tdk berwarna
Sumber : Bonus Femina No.28XXVIII 20-26 Juli 2000, hal.15
68
Gatot Edi Saputra, “Aspek Hukum Perlindungan Konsumen dalam Usaha AMD Isi Ulang”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Fakultas Hukum Jurusan Hukum Ekonomi, hal. 65.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
Mg =
miligram Lt
= liter
Ml =
mililiter NTU
= nephelometric turbidity units
Jika diperhatikan, persyaratan air minum pada tabel 3 tiga sampai dengan 12 dua belas pada dasarnya adalah sama. Hal yang paling utama
dalam persyaratan air minum adalah kesamaan dalam parameter fisika, kimia, dan mikrobiologis atau bakteriologis. Tapi yang perlu diingat adalah
persyaratan dan standar air minum antara negara yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Hal ini bisa diakibatkan karena perbedaan kecanggihan
teknologi pengolahan air dan standar parameter fisika, kimia, dan mikrobiologis di masing-masing negara tersebut.
Di Indonesia sendiri, air minum yang memenuhi standar kesehatan dan amam dikonsumsi adalah yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan oleh departemen kesehatan, yaitu PH nya sekitar 7.0, tidak mengandung bakteri patogen dapat menyebabkan penyakit, tidak
mengandung zat kimia yang berbahaya bagi fungsi tubuh, serta tidak korosif korosif berarti obat yang mengikis jaringan organ kimia atau secara
peradangan tetapi dapat juga berarti bahan-bahan yang menyebabkan pengikisan.
69
69
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
E. Permasalahan Yang Dihadapi Konsumen Air Minum Depot Isi Ulang