maupun berdasarkan doktrin caveat emptor. Proteksi konsumen dilakukan melalui peraturan perundang-undangan dengan mengatur transaksi tersebut
untuk melindungi konsumen yang memiliki posisi tawar yang lemah.
57
Cara transaksi hubungan pelaku usaha dan konsumen semakin berkembang, berdampak pada perubahan konstruksi hukum dalam hubungan
antara pelaku usaha dan konsumen. Perubahan konstruksi hukum diawali dengan perubahan paradigma hubungan antara pelaku usaha dan konsumen,
yaitu hubungan yang semula dibangun atas prinsip cavet emptor berubah menjadi prinsip caveat venditor. Suatu prinsip hubungan yang semula
menekankan pada kesadaran konsumen sendiri untuk melindungi dirinya berubah menjadi kesadaran pelaku usaha untuk melindungi konsumen.
58
C. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha
Sebagai pemakai barangjasa, konsumen memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak konsumen sangat penting agar orang
bisa bertindak sebagai konsumen yang kritis dan mandiri. Tujuannya, jika ditengarai adanya tindakan yang tidak adil terhadap dirinya, ia secara spontan
menyadari akan hal itu. Konsumen kemudian bisa bertindak lebih jauh untuk memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain, ia tidak hanya tinggal diam
saja ketika menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar oleh pelaku usaha. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, hak adalah kekuasaan untuk
berbuat sesuatu karena telah ditentukan oleh Undang-Undang atau kekuasaan
57
Ibid.
58
Abdul Halim Barkatullah, op.cit., hal. 19
Universitas Sumatera Utara
yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Sedangkan Soerjono Soekanto, dan Purnadi Purwacaraka, dalam bukunya “Sendi-Sendi Ilmu
Hukum dan Tata Hukum”, hak adalah peranan atau role yang bersifat fakultatif karena boleh tidak dilaksanakan.
59
Berdasarkan pasal 4 UUPK, hak-hak konsumen adalah sebagai berikut :”
60
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang danatau jasa b.
Hak untuk memilih dan mendapatkan barang danatau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa. d.
Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. f.
Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen g.
Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau
penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.”
Hak-hak dasar konsumen tersebut sebenarnya bersumber dari hak- hak dasar umum yang diakui secara internasional. Hak-hak dasar umum
tersebut pertama kali dikemukakan oleh John F.Kennedy, mantan Presiden Amerika Serikat AS, pada tanggal 15 Maret 1962, melalui “A Special
Message for the Protection of Consumer Interest” atau yang lebih dikenal dengan istilah “Deklarasi Hak Konsumen” Declaration of Consumer Right.
61
59
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal. 41.
60
Pasal 4 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
61
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op.Cit., hal. 27
Universitas Sumatera Utara
Bob Widyahartono menyebutkan bahwa deklarasi tersebut menghasilkan empat hak dasar konsumen the four consumer basic rights
yang meliputi hak-hak sebagai berikut :”
62
1. Hak untuk Mendapat atau Memperoleh Keamanan the right to be
secured Setiap konsumen behak mendapatkan perlindungan atas barang danatau
jasa yang dikonsumsi. Misalnya, konsumen merasa aman jika produk makanan atau minuman yang dikonsumsinya dirasa aman bagi
kesehatan. Artinya, produk makanan tersebut memenuhi standar kesehatan, gizi dan sanitasi, serta tidak mengandung bahan yang
membahayakan bagi jiwa manusia.
2. Hak untuk Memperoleh Informasi the right to be informed
Setiap konsumen berhak mendapat informasi yang jelas dan komprehensif tentang suatu produk barang danatau jasa yang dibeli
dikonsumsi. Akses terhadap informasi sangat penting karena konsumen bisa mengatahui bagaimana kondisi barang danatau jasa yang akan
dikonsumsi. Jika suatu saat ada resiko negatif dari produkjasa yang telah dikonsumsinya, konsumen telah mengetahui hal tersebut
sebelumnya. Artinya, konsumen memiliki hak untuk mengetahui ciriatribut negatif dari suatu produk, seperti efek samping dari
mengkonsumsi suatu produk atau adanya peringatan dalam labelkemasan produk.
3. Hak untuk Memilih the right to choose
Setiap konsumen berhak memilih produk barang danatau jasa dengan harga yang wajar. Artinya, konsumen tidak boleh dalam kondisi tertekan
atau paksaan untuk memilih suatu produk tersebut yang mungkin bisa merugikan hak-haknya. Ia harus dalam kondisi bebas dalam menentukan
pilihannya terhadap barang danatau jasa yang akan dikonsumsi.
4. Hak untuk Didengarkan the right to be Heard
Konsumen harus mendapatkan haknya bahwa kebutuhan dan klaimnya bisa didengarkan, baik oleh pelaku usaha yang bersangkutan maupun
oleh lembaga-lembaga perlindungan konsumen yang memperjuangkan hak-hak konsumen.”
Selain hak-hak konsumen yang terdapat dalam UUPK, Deklarasi Hak Konsumen John F.Kennedy dan Resolusi PBB hak-hak yang dapat
melindungi konsumen tersebut juga diperjuangkan oleh Yayasan Lembaga
62
Bob Widyahartono MA, “Telaah—Hak-Hak Dasar Konsumen Perlu Sosialisasi Berkesinambungan”, dikutip dari http:www.antaranews.comview?i=1198874856c=ART
s= pada tanggal 21 September 2010.
Universitas Sumatera Utara
Konsumen Indonesia YLKI, yang dikenal dengan nama Panca Hak Konsumen yang terdiri atas :
63
1. Hak untuk mendapatkan keamanan dan keselamatan
Konsumen memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi suatu barang danatau jasa
tertentu apabila terjadi suatu hal yang dapat membahayakan kesehatan dan keamanan tubuh serta keselamatan jiwanya.
2. Hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan jujur
Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jujur serta lengkap dari suatu produk barang atau jasa. Hak ini merupakan
perlindungan bagi konsumen terhadap informasi yang mengelabi, meneyesatkan atau menipu.
3. Hak untuk memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
Konsumen memiliki hak untuk memilih barang danatau jasa sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, namun konsumen tetap
mendapatkan jaminan mutu dan pelayanan yang memuaskan. Dengan pemenuhan hak ini diharapkan konsumen terhindar dari kerugian.
4. Hak untuk didengar pendapatnya
Konsumen berhak untuk menyampaikan pendapat dan masalahnya secara pribadi atau bersama-sama, baik mengenai hal-hal yang
merugikan mereka maupun hal-hal yang dianggap dapat menimbulkan kerugian bagi diri mereka
63
Gatot Edi Saputra, “Aspek Hukum Perlindungan Konsumen dalam Usaha AMD Isi Ulang”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Fakultas Hukum Jurusan Hukum Ekonomi, hal. 37-
38
Universitas Sumatera Utara
5. Hak untuk mendapatkan lingkungan yang sehat
Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat, yang menjamin ketenangan, kenyamanan, dan kesehatan hidupnya
beserta keluarga. Konsumen harus dilindungi apabila lingkungan tempat ia tinggal atau melakukan aktivitasnya tercemar oleh kegiatan industri
yang dilakukan oleh pelaku usaha atau pengusaha tertentu. Dalam perkembangan kemudian, hak-hak konsumen berkembang
lebih lanjut dari Panca Hak Konsumen dengan penambahan satu hak konsumen yang tak kalah pentingnya, yaitu :
6. Hak untuk memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila ia berada
pada posisi yang dirugikan oleh pelaku usaha atau pengusaha. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa hubungan antara pelaku usaha dan
konsumen merupakan hubungan yang saling menguntungkan sehingga tidak seharusnya kedudkan salah satu pihak justru dirugikan dengan
adanya hubungan tersebut. Untuk itu, konsumen perlu memperhatikan hak-hak yang harus
diperjuangkan. Sebagai konsumen kita tidak bisa tinggal diam tanpa bisa berbuat apa-apa ketika hak-hak kita jelas-jelas telah dirugikan.
Konsumen perlu memperhatikan hak-hak yang harus diperjuangkan. Sebagai konsumen kita tidak bisa tinggal diam tanpa bisa berbuat apa-apa
ketika hak-hak kita jelas-jelas telah dirugikan. Namun, sebagai konsumen kita juga memiliki sejumlah kewajiban yang harus diperhatikan. Dalam UUPK
dinyatakan kewajiban konsumen sebagai berikut :”
Universitas Sumatera Utara
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang danatau jasa, demi keamanan dan keselamatan; b.
Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa; c.
Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; d.
Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut;”
64
Beberapa kewajiban ini juga diperuntukkan sebagai balance dari
hak-hak yang telah diperoleh konsumen. Itu dimaksudkan agar konsumen sendiri dapat memperoleh hasil yang optimum atas perlindungan danatau
kepastian hukum bagi dirinya. Adapun sejumlah kewajiban tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut : a.
Membaca atau mengikuti petunjuk informasi pemakaian dan pemanfaatan barangjasa. Tujuannya adalah untuk menjaga keamanan dan keselamatan
bagi konsumen itu sendiri. Oleh karena itu, konsumen perlu membaca dan meneliti label, etiket, kandungan barang dan jasa, serta tata cara
penggunaannya. b.
Bertitikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barangjasa. Itikad baik sangat diperlukan ketika konsumen akan bertransaksi. Dengan itikad
yang baik, kebutuhan konsumen terhadap barang dan jasa yang diinginkannya bisa terpenuhi dengan penuh kepuasan.
c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. Konsumen perlu
membayar barang dan jasa yang telah dibeli, tentunya dengan nilai tukar yang disepakati.
64
Pasal 5 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut. Ketika dirasa ada keluhan terhadap barangjasa yang telah didapat, konsumen perlu secepatnya menyelesaikan masalah tersebut
dengan pelaku usaha. Perlu diperhatikan agar penyelesaian masalah sebisa mungkin dilakukan dengan cara damai. Jika tidak ditemui titik
penyelesaian, cara hukum bisa dilakukan asalkan memperhatikan norma dan prosedur yang berlaku.
Dalam menjalankan usahanya pelaku usaha memiliki hak untuk memproduksi suatu barang danatau jasa sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selaku konsumen. Untuk memberi kepastian hukum tujuan perlindungan konsumen
dan untuk memperjelas hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak yang saling berinteraksi, penjelasan dan penjabaran hak dan kewajiban
pelaku usaha tak kalah pentingnya dibandingkan dengan hak dan kewajiban konsumen itu sendiri.
Berdasarkan UUPK dalam Pasal 6 diatur mengenai hak-hak pelaku usaha, antara lain :”
a. hak untuk mendapatkan pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan;
b. hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikad tidak baik; c.
hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen
d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang diperdagangkan;
e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya”.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari hak konsumen yang telah
disebutkan pada uraian terlebih dahulu, maka kepada pelaku usaha dibebankan pula kewajiban-kewajiban sebagai berikut :”
65
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif; d.
Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa
yang berlaku;
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba
barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang diperdagangkan;
f. Memberi kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan;
g. Memberi kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian apabila barang
danatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian”.
D. Pengaturan dan Persyaratan Air Minum Isi Ulang