kedudukan pelaku usaha, karena perlindungan konsumen dapat dilakukan jika adanya masalah pada hubungan hukum antara konsumen dan pelaku usaha.
Walaupun demikian, suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan adalah banyaknya konsumen kita yang kurang peduli akan hak-haknya. Hal ini
dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, dimana banyak konsumen yang walaupun telah dirugikan oleh pelaku saha, namun tidak memiliki niat
sedikitpun untuk melakukan klaim ataupun melakukan gugatan kepada pelaku usaha. Ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain, malasnya atau
enggannya mereka berperkara di Pengadilan, ketidakberdayaan mereka menghadapi pelaku usaha yang besar, ataupun mereka tidak mengetahui
bahwa hak-haknya tersebut dilindungi oleh Undang-undang.
B. Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Air Minum Depot Isi Ulang
Dalam rangka memberi perlindungan hukum terhadap konsumen air minum depot isi ulang yang kepentingannya dirugikan serta didukung oleh
ketidakberdayaan konsumen dalam menuntut hak-haknya maka dilakukan upaya untuk melindungi konsumen tersebut. Adapun beberapa upaya yang
dapat dilakukan diantaranya : 1.
Menyediakan Produk Peraturan Hukum yang Mampu Melindungi Konsumen Air Minum Depot Isi Ulang
Untuk dapat melindungi konsumen yang hak-haknya dirugikan dalam hal ini konsumen air minum isi ulang, perlu dibuat suatu peraturan yang
mengatur dan terutama melindungi konsumen dari kerugian. Upaya
Universitas Sumatera Utara
menyediakan produk peraturan hukum yang mampu melindungi ini dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dan berwenang misalnya pemerintah,
lembaga-lembaga swadaya masyarakat, YLKI, dan pihak-pihak lainnya. Khusus mengenai konsumen air minum isi ulang, produk-produk hukum
tersebut sebenarnya sudah tersedia, yang dapat dijadikan sebagai pelindung hukum bagi konsumen air minum isi ulang. Adapun ketentuan peraturan-
peraturan yang terkait dengan pengaturan Depot Air Minum dan izin pendiriannya, antara lain :
a. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi dari penggunaannya Pasal 1 Setiap pendirian industri baru maupun perluasannya wajib memperoleh
Izin Usaha Industri Pasal 13. b.
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau
persyaratan kesehatan danatau membahayakan kesehatan dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran dan disita untuk dimusnahkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 21 ayat 31.
c. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan barang apapun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan
Universitas Sumatera Utara
dilarang dan atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan jiwa manusia Pasal 16.
Setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya atau dapat merugikan atau membahayakan kesehatan
jiwa manusia; pangan yang mengandung cemaran melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan Pasal 21.
d. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pelaku usaha dilarang memproduksi danatau memperdagangkan barang danatau jasa yang tidak memenuhi sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan Pasal 8 ayat 1 huruf a. e.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416MenkesPerIX1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Pasal 1 huruf c f.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907MenkesSKVIII2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum Pasal 1 ayat 1. Jenis air minum meliputi : air yang didistribusikan melalui pipa untuk
keperluan rumah tangga, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan, air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan
Universitas Sumatera Utara
minuman yang disajikan kepada masyarakat, harus memenuhi kesehatan air minum Pasal 2 ayat 1.
Persyaratan kesehatan air minum harus memenuhi persyaratan bakteriologis, kimiawi, fisika dan radioaktif sebagaimana ditetapkan
dalam lampiran Pasal 2 ayat 2 dan 3 g.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 634MPPKep92002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan
Barang danatau Jasa yang Beredar di Pasar Pengawasan terhadap barang dan jasa yang beredar di pasar dalam
memenuhi standar mutu dilakukan oleh menteri Pasal 4 ayat 1huruf a Pengawasan pemenuhan ketentuan standar mutu dilakukan terhadap
barang danatau jasa yang beredar di pasar, yang telah diberlakukan SNI wajib atau standar lain yang telah dipersyaratkan oleh Menteri atau
Menteri teknis lainnya Pasal 5 ayat 1
98
h. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.
651MPPKep102004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya.
i. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri
Lembaran Negara Tahun 1995 No. 25, tambahan Lembaran Negara No. 3516
Perlindungan hukum yang diberikan UUPK serta peraturan terkait seperti Keputusan Menteri Kesehatan No. 907MENKESSKVII2002 tentang
98
Forum Komunikasi Pangan Indonesia, “Fenomena Depot Air Minum”, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum serta peraturan-peraturan yang terkait dengan pengaturan Depot Air Minum dan izin pendiriannya
tersebut di atas dapat dijadikan pedoman dalam hal pengawasan kualitas air minum isi ulang yang dikonsumsi oleh masyarakat yang harus juga dilakukan
dengan peran serta Pemerintah, masyarakat juga pihak-pihak terkait yang termasuk di dalamnya guna mewujudkan perlindungan konsumen yang baik
dan sesuai serta keberlangsungan usaha yang ada di masyarakat. 2.
Meningkatkan Kesadaran Hukum Konsumen Akan Hak dan Kewajibannya Dalam Mengkonsumsi Air Minum Depot Isi Ulang
Kesadaran Hukum adalah sikap seseorang yang mengamati, menghayati menyadari untuk melakukan perbuatan yang dibuat oleh penguasa
yang berisi perintah-perintah dan larangan-larangan sebagai hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Kesadaran hukum berpangkal pada
adanya pengetahuan tentang hukum yang menumbuhkan suatu pengakuan dan penghargaan aturan-aturan hukum, selanjutnya timbul sikap penghayatan dan
pada akhirrnya timbul ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum.
99
Peningkatan kesadaran hukum merupakan salah satu upaya pemberdayaaan konsumen dalam melindungi diri sendiri sehingga mampu
mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan menghindari berbagai akses negatif pemakaian, penggunaan dan pemanfaatan barang danatau jasa
kebutuhannya. Dengan memiliki kesadaran hukum maka konsumen akan dapat memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang danatau jasa yang
99
Al Azis Nurhidayat, “Kesadaran Hukum Warga Masyarakat Desa Lemahjaya Banjarnegara terhadap Pelaksanaan Undang-Undang”, Skripsi, FISIP Universitas Negeri
Semarang, 2006, hal. 22
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkannya serta mempertahankan atau membela hak-haknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku usaha penyedia kebutuhan konsumen tersebut
yang menjamin adanya kepastian hukum.
100
Untuk meningkatkan kesadaran hukum diperlukan adanya pembinaan maupun penyuluhan-penyuluhan agar warga masyarakat dengan
sukarela mentaati dan mematuhi peraturan hukum tersebut. Berkaitan dengan air minum isi ulang yang kini marak beredar di masyarakat, kesadaran hukum
masyarakat sebagai konsumen akan hak dan kewajibannya dalam mengkonsumsi air minum isi ulang masih kurang. Adapun tingkat kesadaran
yang rendah itu sebagai akibat dari tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang umumnya masih tertinggal.
101
Hal ini ditunjukkan dengan ketidakpedulian konsumen akan haknya misalnya berkaitan dengan
kehigienitas kualitas air minum, jaminan mutu air minum hingga pada pelayanan yang diberikan oleh pengelola depot air minum isi ulang tersebut.
Begitu juga dengan kewajiban konsumen untuk memeriksa kualitas air isi ulang sebelum dikonsumsi demi keamanan dan keselamatan ataupun jika
terjadi sengketa akibat konsumsi air minum isi ulang, konsumen wajib melakukan upaya penyelesaian hukum.
Dalam hal ini kesadaran konsumen air ulang lebih kepada bagaimana konsumen dapat aware terhadap hal-hal yang berkaitan dengan air isi ulang
100
Az. Nasution, “Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Tinjauan Singkat UU No. 8 Tahun 1999-L.N. 1999 No. 42” diktutip dari http:www.pemantauperadilan.comopini53-
aspek20hukum20perlindungan20konsumen20tinjauan20singkat20uu20nom.pdf pada tanggal 13 Desember 2010.
101
Dedi Harianto, ”Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Periklanan yang Menyesatkan”, Disertasi, Medan : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2007, hal.
75.
Universitas Sumatera Utara
maupun tempat depot isi ulang tersebut yang harus memiliki izin pemerintah dan hasil uji laboratorium dan instansi yang diakui pemerintah. Konsumen
harus lebih bersikap bijak dan cerdas dalam hal memilih air minum isi ulang yang akan dikonsumsinya. Kehati-hatian konsumen juga dapat dilakukan
dengan mengikuti petunjuk mengenai cara memilih depot yang sehat dan aman, mengecek label yang ada pada kemasan, dan lain sebagainya.
Dalam hal peningkatan kesadaran hukum konsumen ini, sebaiknya tidak hanya oleh konsumen tetapi juga perlu campur tangan Pemerintah
khususnya dalam hal pengawasan intensif terhadap depot-depot air minum isi ulang atau dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada konsumen
misalnya mengenai syarat kualitas air minum isi ulang yang baik dan sehat dalam hal ini dapat berupa kegiatan sosialisasi terhadap Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 907MENKESSKVII2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum sehingga dapat pula meningkatkan
pemahaman konsumen mengenai standar air minum isi ulang yang baik sehingga bisa mengantisipasi timbulnya dampak yang merugikan kesehatan
akibat air minum isi ulang yang dikonsumsinya. 3.
Mendorong Pelaku Usaha Air Minum Depot Isi Ulang Untuk Menjaga Kualitas Air Minum Depot Isi Ulang
Dalam memproduksi air yang layak konsumsi, usaha depot air minum harus melakukan usahanya sesuai pedoman produksi yang diterbitkan
oleh instansi terkait, seperti yang telah dijelaskan dalam keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Bahan baku utama yang digunakan adalah air
Universitas Sumatera Utara
yang diambil dari sumber yang terjamin kualitasnya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjamin mutu air baku meliputi :
a. sumber air baku harus terlindung dari cemaran kimia dan mikrobiologi
yang bersifat merusakmengganggu kesehatan b.
air baku diperiksa secara berkala terhadap pemeriksaan organo leptik bau, rasa, warna, fisika, kimia dan mikrobiologi.
Depot air minum wajib melakukan pengujian kualitas air yang dihasilkan guna mengetahui kelayakan konsumsi dengan memperhatikan
persyaratan bakteriologi, kimiawi, radioaktif dan fisik. Pengujian kualitas air ini dimaksudkan untuk mengawasi produk yang dihasilkan oleh depot air
minum sehingga produk tersebut tidak mengganggu kesehatan konsumen. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, pelaku usaha depot juga
memiliki peran yang penting dalam menjaga kualitas air minum isi ulang tersebut, karena pada dasarnya jika seandainya air minum depot isi ulang
ternyata tidak memenuhi kualitas dan merugikan konsumen, maka pihak yang pertama kali dituntut adalah pihak pelaku usaha depot air minum isi ulang
tersebut. Adanya masalah kualitas air minum dari depot air minum isi ulang merupakan suatu fenomena yang harus diteliti dan diselesaikan tidak hanya
oleh pemerintah ataupun instansi terkait melainkan juga pelaku usaha depot air minum itu sendiri. Adapun dalam hal menjaga kualitas tersebut, dimulai
dari proses pemilihan peralatan teknis yang digunakan hingga pada pemeriksaan secara berkala.
Universitas Sumatera Utara
Pelaku usaha yang memberikan informasi secara benar dan jujur kepada konsumen dan memeriksakan hasil produksinya secara pro-aktif di
laboratorium sesuai dengan tenggang waktu yang ditetapkan di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907MENKESSKVII2002 tentang
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum akan memberikan dampak positif bagi keberadaan bisnis air minum pada umumnya.
Jadi, upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi konsumen tidak hanya datang dari pihak konsumen yang harus kritis dan tanggap terhadap
pemilihan depot yang kualitas air minum isi ulangnya terjaga, tetapi juga dari pihak pelaku usaha yang tidak merugikan kesehatan konsumen dan
mempertahankan konsistensi keberadaan usaha depot air minum isi ulang miliknya.
4. Pengenaan Sanksi Bagi Pelaku Usaha Air Minum Depot Isi Ulang Yang
Melakukan Pelanggaran Bentuk-bentuk pelanggaran yang umumnya dilakukan oleh pengelola
atau pelaku usaha depot air minum isi ulang, antara lain : a.
Minimnya kesadaran pelaku usaha untuk melakukan pengecekan kualitas, sanitasi, dan higienitas air dari segi fisik, mikrobiologi dan
kimia secara berkala yaitu selama 6 enam bulan sekali. b.
Air isi ulang tidak memenuhi standar kesehatan c.
Menggunakan segel plastik uap Yang berhak menggunakan segel adalah Air Minum Dalam Kemasan
AMDK bukan air minum isi ulang. Segel yang dipasang ditujukan
Universitas Sumatera Utara
agar dapat memasarkan produk di toko-toko serba ada, padahal air minum isi ulang tidak boleh stockist.
d. Mencantumkan SNI Standar Nasional Indonesia
SNI hanya dikeluarkan oleh pemerintah pusat, jadi depot air minum lokal tidak mungkin mendapatkan label tersebut
e. Tidak mencatatkan izin usahanya pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan setempat f.
Teknis penjualan dan pemasaran yang dilakukan dengan berkeliling padahal air minum isi ulang harus dijual langsung di tempat pengisian
dan berkaitan dengan wadah galon yang tidak boleh terkena sinar matahari secara terus menerus.
g. Menjual air minum isi ulang dalam galon yang dibiarkan selama
berhari-hari yang dapat membahayakan konsumen karena penimbunan tersebut dapat berpotensi menyebabkan timbulnya penyakit bakteri
dalam air bagi warga yang mengkonsumsinya. Dari pelanggaran-pelanggaran yang biasanya dilakukan oleh pelaku
usaha depot air minum isi ulang tersebut diatas dapat merugikan konsumen yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu, untuk melindungi konsumen
diberlakukan sanksi untuk pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang. Adapun sanksi tersebut telah diatur dalam Pasal 11
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907MenkesSKVIII2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum dan Pasal 60 sampai 63
UUPK.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, sanksi khusus mengenai pengelolaan dan perijinan yaitu depot yang tidak bersertifikasi akan ditutup usahanya. Adapun sanksi yang
dapat dikenakan dapat berupa sanksi administratif, sanksi pidana pokok maupun sanksi pidana tambahan serta mulai dari sanksi teguran, tertulis
hingga pada pencabutan izin usahanya dengan mempertimbangkan masukan- masukan dari kementerian-kementerian terkait.
C. Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah dan Instansi Terkait Terhadap