PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN (PDTM) PADA SISWA KELAS X SMK SWASTA TELADAN SUMATERA UTARA 2.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT
(TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK
MESIN (PDTM) PADA SISWA KELAS X SMK
SWASTA TELADAN SUMATERA UTARA 2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh :
PERINTO BANJARNAHOR
5103121024
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
i ABSTRAK
Perinto Banjarnahor, 5103121024 : Penerapan Model pembelajaran Koperatif
Tipe TGT (Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Pada Siswa Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa pada standart kompetensi Teknik Pemesinan Bubut dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2 yang berjumlah 30 siswa. Objek penelitian ini adalah penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT sedangkan subjeknya adalah siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus memiliki 4 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah penerapan metode mind mapping meningkat Dimana pada tes awal sebelum diberikan tindakan terlihat bahwa nilai rata-rata kelas 65,5 % dan persentase ketuntasan klasikal hanya 40 %. Pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran koperatif tipe TGT diperoleh rata-rata kelas menjadi 73,5 % dan persentase ketuntasan klasikal 66,67 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari tes awal baik itu dari segi rata-rata kelas maupun ketuntasan klasikal siswa. Pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran koperatif tipe TGT diperoleh peningkatan rata-rata kelas menjadi 82,43 % dan ketuntasan klasikal menjadi 86,6 %. Dengan demikian hasil penelitian membuktikan kebenaran hipotesis tindakan, bahwa Penerapan model pembelajaran koperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin pada siswa kelas X Di SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2.
Kata Kunci :model pembelajaran koperatif tipe, meningkatkan hasil belajar
(5)
ii ABSTRACT
Perinto Banjarnahor, 5103121024: Application of Cooperative Learning Model
Type TGT (Teams Games Tournament) To Improve Learning Outcomes Knowledge Base Mechanical Engineering (PDTM) Students of Class X Private SMK North Sumatra Example 2. Thesis. Faculty of Engineering, University of
Medan. 2016
This study aims to determine the magnitude of the increase in student learning outcomes in competency standards Lathe Machining Technique Using Mind Mapping Method In Class X Exemplary Private SMK North Sumatra 2 totaling 30 students. The object of this research is the application of Cooperative Learning Model Type TGT while the subject is the students. This research is a class act who dilaksakan in two cycles, wherein each cycle has four phases, namely, planning, implementation, observation and reflection. Based on the results of the study show that student learning outcomes after application of mind mapping method increases Where the initial tests before being given the action is seen that the value of the average grade of 65.5% and the percentage of classical completeness is only 40%. In the first cycle of the implementation of cooperative learning model type TGT obtained an average grade becomes 73.5% and the percentage of classical completeness 66.67%. This represents an increase from the initial tests both in terms of the average grade or classical completeness students. In the second cycle with the implementation of cooperative learning model type TGT obtained an average increase of 82.43% and the class became classical completeness to 86.6%. Thus the research results prove the truth of the hypothesis of action, that the adoption of cooperative learning model type of TGT can improve learning outcomes Basic knowledge of Mechanical Engineering in class X In Private SMK North Sumatra Example 2.
Keywords: :cooperative learning model type, improving student learning
outcomes in subjects of basic knowledge of mechanical enginering.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih
dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model pembelajaran Koperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Pada
Siswa Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2 T.A 2015/2016 ”.
Dalam penyusunan ini penulis banyak mengalami kendala dan beberapa
hambatan yang pada umumnya di Karenakan kurangnya pengetahuan dan
pengalaman, terimakasih saya ucapkan kepada Drs. Robert Silaban, M.Pd Selaku
dosen pembimbing skripsi, berkat bimbingan dan masukan beliau maka kendala
yang di hadapai dapat terselesaikan sehingga Skripsi ini selesai pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Pembimbing Akademik sekaligus
dosen penguji.
2. Bapak Drs.Khoiri,M.pd selaku dosen Penguji.
3. Bapak Drs.Bonaraja Purba,M.Si Selaku dosen penguji.
4. Bapak Janter P. Simanjuntak, ST,MT selaku Ketua Prodi Universitas Negeri
Medan.
5. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan jurusan teknik mesin di
Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Johannes Girsang, SPd, MM, selaku Kepala Sekolah SMK GKPS 2
(7)
iv
7. Obaja Sitohang, S.Pd selaku Guru Bidang Studi Pengetahuan Dasar Teknik
Mesin.
8. Seluruh staff pegawai di sekolah SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2.
9. Sahabat-sahabat penulis yang selalu turut serta memberikan semangat dan
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
10. Kedua orang tua saya yang telah membiayai kuliah saya sehingga saya bisa
kuliah.
Penulis menyadari bahwasanya banyak terdapat kekurangan dari segi
bahasa, isi, maupun sistematika penulisan, itu semua karena keterbatasan
pengetahuan yang ada pada penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun untuk skripsi ini. Akhir kata penulis
mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Februari 2016 Penulis
Perinto Banjarnahor Nim. 5103121024
(8)
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTARAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 8
1. Hakekat hasil belajar pengtahuan dasar teknik mesin... 8
2. Pengetahuan dasar teknik mesin ... 14
3. Model pembelajaran koperatif (PDTM)... 14
4. Model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament 21
B. Kerangka berpikir... 27
C. Penelitian yang relevan ... 30
(9)
vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Waktu Penelitian... 33
B. Jenis Penelitian.... ... 33
C.Subjek dan Objek Penelitian ... 33
D. Metode Penelitian ... 33
E. Prosedur Penelitian ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data dan instrumen penelitian ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52
1. Kemampuan awal siswa ... 52
2. Siklus I ... 53
3. Siklus II ... 63
B. Pembahasan ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA... ... 80 LAMPIRAN – LAMPIRAN
(10)
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.Data nilai hasil belajar tahun 2011 – 2014 ... 3
Tabel 2. Langkah-langkah pembelajaran koperatif ... 20
Tabel 3. Implementasi Siklus ... 42
Tabel 4. Kisi-kisi penilaian aktivitas guru ... 46
Tabel 5. K Kisi-kisi penilaian aktivitas siswa ... 47
Tabel 6. Daftar kumpulan nilai formatif siswa ... 52
Tabel 7. Nama-nama kelompok belajar TGT ... 54
Tabel 8. Hasil lembar kerja kelompok siklus I. ... 55
Tabel 9. Hasil lembar kuis siklus I ... 56
Tabel 10. Nilai akhir siklus I ... 57
Tabel 11. Hasil observasi aktivitas guru siklus I... 59
Tabel 12. Hasil observasi aktivitas Siswa siklus I ... 60
Tabel 13. Hasil lembar kerja kelompok siklus II ... 65
Tabel 14. Hasil lembar kuis siklus II ... 66
Tabel 15. Nilai akhir siklus II ... 67
(11)
viii
Tabel 17. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II ... 70
Tabel 18. Peningkatan hasil observasi guru pada siklus I dan II ... 72
Tabel 19. Peningkatan hasil observasi siswa pada siklus I dan II ... 73
Tabel 20. Peningkatan niali siklus I dan II ... 57
(12)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
lampiran 1. Silabus ... 82
lampiran 2. RPP siklus I dan II ... 85
lampiran 3. Lembar observasi guru dan siswa (Siklus I & II) ... 93
lampiran 4. Lembaran Soal (Siklus I & II) ... 95
lampiran 5. Tes Akhir (Siklus I & II) ... 101
lampiran 6. Daftar nilai mata pelajaran PDTM ... 106
lampiran 7. Pelaksanaan Siklus I ... 108
lampiran 8. Pelaksanaan siklus II ... 111
lampiran 9. Daftar peningkatan siklus I dan II ... 114
(13)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Model penilitian tindakan kelas... 35
Gambar 2. Ringkasan aktivitas guru dan siswa siklus I ... 62
Gambar 3. Ringkasan aktivitas guru dan siswa siklus II ... 71
Gambar 4. Grafik observasi guru I dan II ... 73
Gambar 5. Grafik observasi siswa I dan II ... 74
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk
mencerdaskan kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Hal ini merupakan suatu keharusan dalam Era Globalisasi pada
saat ini. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
persyaratan mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu
pendidikan sebagai sarana dalam pencerdasan manusia tersebut. Proses pedidikan
terarah pada Proses Tranformasi Budaya, Proses pembentukan Pribadi, proses
penyiapan Warga Negara dan Proses Penyiapan Tenaga Kerja (dalam Tirtaraharja,
La Sula. 2000: 33-36). Karena maju mundurnya suatu Negara sebagian besar
dipengaruhi oleh kualitas hasil pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan, ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan yaitu mulai dari
penyajian kurikulum yang tepat, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,
pengadaan guru yang berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
tersebut sebagian besar merupakan tanggung jawab profesional setiap guru.
Salah satu yang menjadi masalah dalam bidang pendidikan adalah
menurnnya kualitas pendidikan di Indonesia akibat minimya sarana dan prasarana
dan juga tenaga kependidikan yang berkualitas, yang merupakan modal utama
(15)
2
ini adalah rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari nilai rata-rata
hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.
Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa hasil belajar siswa masih
kurang memuaskan, dengan kata lain hasil belajar siswa masih rendah. Hal itu
dikarenakan dalam proses pembelajaran yang masih menggunakan model
pembelajaran konvensional. Oleh karena itu siswa kurang termotivasi berkembang
secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya. Lebih spesifik lagi
bahwa proses pembelajaran masih cenderung didominasi oleh guru (teacher
centered) sehingga di dalam belajar siswa terlihat pasif. Walaupun demikian, guru
lebih cenderung menggunakan model pembelajaran tersebut karena guru
menganggap siswa hanya sebagai pendengar dan guru terfokus pada pemberian
materi tanpa memperhatikan kondisi proses belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Teknik
Mesin Mata Pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) di SMK Swasta
Teladan Sumatera Utara 2 yang mengajar di kelas X ternyata tingkat penguasaan
materi masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari DKN (Daftar Kumpulan
Nilai) siswa di kelas X hanya 50% siswa yang dapat dikategorikan tuntas dari
persyaratan tntas 80 % dengan standart ketuntasan minimal 75. Hal ini juga dapat
dilihat dari kumpulan nilai mata pelajaran pengetahuan dasar teknik mesin nilai
siswa 2 tahun sebelumnya yaitu: pada tahun 2012/2013 46,66 % , 2013/2014
50%. Ini disebabkan karena kurang kreatifnya guru sebagai pendidik dalam
menvariasikan model pembelajaran melalui media pembelajaran yang membuat
(16)
3
arah dari guru kepada siswa, dengan kata lain guru sangat bergantung pada
metode yang lama (tradisional) yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan.
Pembelajaran cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa,
sehingga membuat suasana proses belajar mengajar menjadi vakum, pasif, tidak
ada interaksi dan pada akhirnya siswa hanya termenung, mengantuk dan membuat
keributan di dalam kelas. Siswa kurang mengoptimalkan potensi yang dimiliki
dalam aktivitas belajar akibatnya siswa cenderung hanya menerima pelajaran, dan
kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat.
Tabel 1.
Data Nilai Siswa T.A 2011/2012 dan 2013/2014
No Kelas Tahun Ajaran Persentase Nilai Yang Lulus
1 X TMO 2012/2013 46,66%
2 X TMO 2013/2014 50%.
Sumber : SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2
Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dikembangkan model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan /hasil belajar siswa
melalui penerapan pengetahuan, bekerja sama dalam memecahkan masalah,
memahami materi secara individu, dan saling mendiskusikan masalah tersebut
dengan teman-temannya. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran Cooperative
learning merupakan salah satu model yang menerapkan model kontruktivis yang
menekankan pentingnya kerja sama dan mendorong siswa menjadi aktif, sehingga
siswa tidak bosan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Seperti misalnya
(17)
4
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, model pembelajaran kooperatip tipe
NHT (Numbered Head Together), model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think
Pair Share), model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation), dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament ) . TGT (Teams Games Tournament )adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatip learning yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 peserta didik sehingga belajar
dalam kelompok. Pembelajaran disertai dengan adanya suatu permainan akademik
untuk memastikan setiap anggota kelompok menguasai pelajaran yang diberikan.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah
tahapan yaitu: penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok
(teams), permainan (games), pertandingan (tounament), dan penghargaan
kelompok (team recognition).
Model pembelajaran Cooperative Learning adalah salah satu pendekatan
yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap isi
pelajaran tersebut. Dimana dalam model pembelajaran ini guru berusaha
membangkitkan minat siswa untuk belajar menemukan sendiri ide-ide yang baru,
siswa bekerja sama dan mengkomunikasikan hasil belajarnya dan siswa semakin
aktif dan inovatif, sehingga hasil belajar PDTM siswa diharapkan akan lebih baik.
Untuk meningkatkan hasil belajar PDTM siswa di atas, penulis berencana
menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
(18)
5
Games Tournament) adalah salah satu pendekatan yang melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. Dimana dalam
model pembelajaran ini guru berusaha membangkitkan minat siswa untuk belajar
menemukan sendiri ide-ide yang baru, siswa bekerja sama dan
mengkomunikasikan hasil belajarnya dan siswa semakin aktif dan inovatif dalam
arti siswa dituntut lebih banyak aktif dibandingkan guru, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) siswa
diharapkan akan lebih baik.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
merencanakan penelitian yang mengacu pada model pembelajaran Cooperative
Learning dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ( Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Pada Siswa Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2”
B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah diungkapkan, dapat
diidentifikasikan masalah- masalah dalam penelitian ini:
1) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin
di kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2 belum mencapai
(19)
6
2) Metode pembelajaran yang diterapkan guru masih berfokus pada guru
sebagai penyampai informasi dan tidak bervariasi, sehingga siswa cepat
bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3) Aktivitas belajar siswa lebih cederung kepada mendengar dan menerima
informasi dari guru (pasif). Sehingga selama proses pembelajaran berjalan
banyak siswa yang membuat kesibukan masing-masing.
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun dana dan untuk
menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada :
1. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament
dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X TMO pada
pelajaran PDTM SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2.
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TMO 1 pada pelajaran PDTM di
SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2.
3. Mata diklat yang diteliti adalah pada mata pelajaran pengetahuan dasar teknik
mesin (PDTM) dengan menggunakan model Teams Games Tournament .
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tunamen) dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin pada kelas X SMK
(20)
7
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa kelas X SMK Swasta Teldan Sumatera Utara 2 pada pelajaran PDTM
dengan menerapakan model pembelajaran koperatif TGT.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penelitian
Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya yang
terkait dengan penelitian yang meggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT).
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagi alternatif pembelajaran dalam
rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi Guru
- Sebagai bahan masukan bagi guru berkaitan dengan pemilihan model
pembelajaran.
- Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menggunakan model
pembelajaran yang dapat dijadikan siswa lebih aktif dalam proses kegiatan
(21)
78 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan darihasil penelititan tindakan kelas (classroom action research) maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pada data awal sebelum diberikan tindakan terlihat bahwa nilai rata-rata kelas 65.5 % dan jumlah persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 40%. 2. Pada tindakan pada siklus I dengan penerapan Model pembelajaran tipe teams
games tournament diperoleh nilai rata-rata kelas 73.5 % dan persentase ketuntasan klasikal 66.67% dan nilai observasi aktivitas guru 83.92% dan Observasi aktivitas siswa 67.85%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari data awal baik dari segi rata-rata kelas maupun ketuntasan belajar.
3. Pada tindakan siklus II dengan penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament diperoleh nilai rata-rata kelas semakin meningkat lagi yaitu 82,43 %. Jumlah persentase ketuntasan klasikal juga semakin meningkat hingga mencapai 86,6 % dan nilai Observasi aktivitas guru 94.64% nilai observas isiswa semakin meningkat juga hingga mencapai 89.29%.
4. Dengan penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik permesinan bubut di kelas X SMK Swasta Teladan Sumut 2 tahun ajaran 2015/2016.
(22)
79
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Penggunaan metode pengajaran tidak harus bertumpu pada satu metode saja yang dapat menyebabkan siswa cepat jenuh dan bosan terhadap materi yang diajarkan. Ada baiknya para pendidik atau calon pendidik menggunakan variasi dari beberapa metode yang berbeda untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan, sehingga proses pembelajaran akan menyenangkan.
2. Kepada guru hendaknya mengikuti loka karya tentang keterampilan menggunakan model pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan berkembang.
3. Kepada siswa diharapkan lebih membangun pola interaksi dan kerjasama (kooperatif) yang baik kepada siswa-siswa yang lain dengan menerapkan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament.
4. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilaksanakan dengan lebih menyempurnakan dan memaksimalkan tahapan-tahapan metode ini atau meng kombinasi kanya dengan metode pembelajaran lain sehingga mendapat hasil yang lebih baik.
(23)
78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Slavin,E.Robert. (2009).Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Med Aneka Ilmu. 2003.
Djamarah, Bahri,S (2007). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hakekat Belajar, (http://rakasmuda.com/new/media-info/artikel-artikel/37-umum/56-hakekat-belajar, diakses Selasa 12-10-2010)
Kagan,(1994).
http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif- mes-tournament-tgt/. (diakses agustus 2010)
Lie Anita, (2010). Cooperative Learning. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia Nazir, Moh, (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Noviyanti, Rohendi.D, Sutarno.H (2010). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
teams games tournament berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi imformasi dan komunikasi.
Nugroho, (2007). Penerapan model TGT dalam upaya meningkatkan hasil belajar PDTM
tentang sistem persamaan linear dua variabel bagi siswa kelas VIIIA SMP 6 Wad aslintang.
Nurdin, Syafruddin. (2005). Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman
Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Quantum Teaching
Parendrarti,(2009). Aplikasi model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournament) dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas IX IPA SMA Muhammadyah 2 Surakarta.
Purnamawati,(2009). Peningkatan kualitas pembelajaran dengan metode Teams Games
Tournament (TGT) dan media komik pada siswa kelas XI Teknik Mesin Ototmotif (TMO) I SMK Negeri 1
(24)
79
Roiatul Amri. ( 2010). Peningkatan Kemampuan Memahami Peristiwa
Proklamasi Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Siswa Kelas V SDN Grajegan 01 Tawangsari, Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi idak diterbitkan. Surakarta: UNS.
Silalahi, Tauada, (2009). Modul Evaluasi Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan Slameto, 2003. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Slavin,(1995). Model Pembelajaran Teams Games Tournament,http://ipotes.word
(1)
2) Metode pembelajaran yang diterapkan guru masih berfokus pada guru sebagai penyampai informasi dan tidak bervariasi, sehingga siswa cepat bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3) Aktivitas belajar siswa lebih cederung kepada mendengar dan menerima informasi dari guru (pasif). Sehingga selama proses pembelajaran berjalan banyak siswa yang membuat kesibukan masing-masing.
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan peneliti baik dari segi waktu maupun dana dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :
1. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X TMO pada pelajaran PDTM SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2.
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TMO 1 pada pelajaran PDTM di SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2.
3. Mata diklat yang diteliti adalah pada mata pelajaran pengetahuan dasar teknik mesin (PDTM) dengan menggunakan model Teams Games Tournament . D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tunamen) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin pada kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 2 T.A. 2015/2016?
(2)
7
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMK Swasta Teldan Sumatera Utara 2 pada pelajaran PDTM dengan menerapakan model pembelajaran koperatif TGT.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penelitian
Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian yang meggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagi alternatif pembelajaran dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi Guru
- Sebagai bahan masukan bagi guru berkaitan dengan pemilihan model pembelajaran.
- Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat dijadikan siswa lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar.
(3)
78
Berdasarkan darihasil penelititan tindakan kelas (classroom action research) maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pada data awal sebelum diberikan tindakan terlihat bahwa nilai rata-rata kelas 65.5 % dan jumlah persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 40%. 2. Pada tindakan pada siklus I dengan penerapan Model pembelajaran tipe teams
games tournament diperoleh nilai rata-rata kelas 73.5 % dan persentase ketuntasan klasikal 66.67% dan nilai observasi aktivitas guru 83.92% dan Observasi aktivitas siswa 67.85%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari data awal baik dari segi rata-rata kelas maupun ketuntasan belajar.
3. Pada tindakan siklus II dengan penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament diperoleh nilai rata-rata kelas semakin meningkat lagi yaitu 82,43 %. Jumlah persentase ketuntasan klasikal juga semakin meningkat hingga mencapai 86,6 % dan nilai Observasi aktivitas guru 94.64% nilai observas isiswa semakin meningkat juga hingga mencapai 89.29%.
4. Dengan penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik permesinan bubut di kelas X SMK Swasta Teladan Sumut 2 tahun ajaran 2015/2016.
(4)
79
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Penggunaan metode pengajaran tidak harus bertumpu pada satu metode saja yang dapat menyebabkan siswa cepat jenuh dan bosan terhadap materi yang diajarkan. Ada baiknya para pendidik atau calon pendidik menggunakan variasi dari beberapa metode yang berbeda untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan, sehingga proses pembelajaran akan menyenangkan.
2. Kepada guru hendaknya mengikuti loka karya tentang keterampilan menggunakan model pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan berkembang.
3. Kepada siswa diharapkan lebih membangun pola interaksi dan kerjasama (kooperatif) yang baik kepada siswa-siswa yang lain dengan menerapkan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament.
4. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilaksanakan dengan lebih menyempurnakan dan memaksimalkan tahapan-tahapan metode ini atau meng kombinasi kanya dengan metode pembelajaran lain sehingga mendapat hasil yang lebih baik.
(5)
78
Slavin,E.Robert. (2009).Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Med Aneka Ilmu. 2003.
Djamarah, Bahri,S (2007). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hakekat Belajar, (http://rakasmuda.com/new/media-info/artikel-artikel/37-umum/56-hakekat-belajar, diakses Selasa 12-10-2010)
Kagan,(1994).
http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif- mes-tournament-tgt/. (diakses agustus 2010) Lie Anita, (2010). Cooperative Learning. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia Nazir, Moh, (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Noviyanti, Rohendi.D, Sutarno.H (2010). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi imformasi dan komunikasi.
Nugroho, (2007). Penerapan model TGT dalam upaya meningkatkan hasil belajar PDTM tentang sistem persamaan linear dua variabel bagi siswa kelas VIIIA SMP 6 Wad aslintang.
Nurdin, Syafruddin. (2005). Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Quantum Teaching
Parendrarti,(2009). Aplikasi model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas IX IPA SMA Muhammadyah 2 Surakarta.
Purnamawati,(2009). Peningkatan kualitas pembelajaran dengan metode Teams Games Tournament (TGT) dan media komik pada siswa kelas XI Teknik Mesin Ototmotif (TMO) I SMK Negeri 1
(6)
79
Roiatul Amri. ( 2010). Peningkatan Kemampuan Memahami Peristiwa Proklamasi Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Siswa Kelas V SDN Grajegan 01 Tawangsari, Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi idak diterbitkan. Surakarta: UNS.
Silalahi, Tauada, (2009). Modul Evaluasi Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan Slameto, 2003. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Slavin,(1995). Model Pembelajaran Teams Games Tournament,http://ipotes.word