4. Penagihan Pajak Dengan Surat Sita a. Barang-Barang Penanggung Pajak Yang Dapat Disita
Penyitaan adalah tindak lanjut dari pelaksanaan penagihan dengan Surat Paksa, Penyitaan diatur dalam Undang- Undang Nomor. 19 Tahun 2000 Pasal 14 ayat 1, 2, 3
sebagai berikut: 1
Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik Penanggung Pajak yang berada ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau ditempat
lain termasuk yang penguasaannya berada ditangan lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu yang dapat berupa:
a Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito
berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau surat berharga lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain ; dan atau
b Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi
kotor tertentu. 2
Penyitaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup oleh Jurusita Pajak
untuk melunasi utang pajak dan biaya Penagihan Pajak. 3
Hak lainnya yang dapat disita selain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
b. Barang Gerak Yang Dapat Disita
Perincian mengenai barang bergerak yang dapat disita adalah sebagai berikut: 1
Semua barang bergerak yang ada dirumah Penanggung Pajak seperti:
Universitas Sumatera Utara
a Perhiasan Emas, Berlian, Mutiara, Batu Permata dan sebagainya.
b Barang Mewah Televisi, Lemari es, AC dan sebagainya.
c Kendaraan Mobil, Sepeda Motor dan sebagainya.
d Uang tunai termasuk surat-surat berharga.
e Perkakas Rumah Tangga Sofa, Lemari Hias, dan sebagainya.
f Barang-barang lainnya yang bergerak.
2 Semua barang bergerak yang ada di tempat kegiatan usaha Penanggung
Pajak, seperti: a
Barang-barang dagangan baik yang berada di dalam took maupun yang berada didalam gudang.
b Barang-barang inventaris usaha Lemari, Meja, Kursi, dan Alat-alat
yang berhubungan dengan kegiatan Usaha. 3
Semua barang bergerak yang ada dikantor Penanggung Pajak, seperti: a
Inventaris kantor mesin tik, computer, lemari, kursi, dan alat kantor lainnya.
b Kendaraan bermotor mobil, sepeda motor dan sebagainya.
Perlu ditambahkan bahawa seperti yang dijelaskan diatas uang tunai dan surat-surat berharga termasuk dalam golongan barang bergerak yang dapat disita
sehingga barang-barang ini diketemukan di rumah, di took, di tempat usaha maupun di kantor Penanggung Pajak dapat disita. Dalam golongan surat-surat berharga
termasuk saham, obligasi, deposito berjangka, piutang, tabungan, saldo rekening, dan sejenisnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Barang Tidak Bergerak yang Dapat Disita
Dalam golongan barang tidak bergerak yang dapat disita, dapat dimasukkan sebagai berikut:
1 Rumah tinggal, bangunan kantor, bangunan perusahaaan, gudang dan
sebagainya, baik yang ditempati sendiri maupun yang disewakan dikontrakkan kepada orang lain.
2 Kebun, sawah, bungalow, dan sebagainya baik yang ditempati dikerjakan
sendiri maupun yang disewakan dikerjakan orang lain.
d. Barang yang Dikecualikan Dari Penyitaan
Barang yang tidak boleh disita menurut ketentuan pasal 15 ayat 1 Undang- Undang Nomor. 19 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:
Barang bergerak milik Penanggung Pajak yang dikecualikan dari penyitaan adalah: 1
Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari
Rp. 20.000.000 duapuluh jutah rupiah. 2
Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya.
3 Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung
Pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan, dan keilmuan.
4 Pakaian dan tempat tidur beserta pelengkapnya yang digunakan oleh
Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya.
Universitas Sumatera Utara
5 Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta
peralatan memasak yang berada dirumah. 6
Perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas.
e. Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan