Penagihan Seketika dan Sekaligus

a Hasil penjualan barang yang dikecualikan dari penjualan secara lelang. b Pokok lelang dari penjualan secara lelang.

7. Penagihan Seketika dan Sekaligus

Perlu diketahui bahwa dalam penagihan pajak dikenal adanya penagihan seketika dan sekaligus. Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran dan meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak. Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus dilakukan ketika: a. Penanggung Pajak memindah tangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia. b. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk pergi. c. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara. d. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan usahanya atau berniat untuk itu. Mungkin saja terjadi bahwa Penaggung Pajak mempunyai pola pikir yang tidak baik, sebagaimana dicerminkan oleh berbagai indicator tersebut. Adanya pola piker yang tidak baik tersebut mungkin disebabkan karena yang bersangkutan bermaksud Universitas Sumatera Utara agar ketika terjadi penyitaan terhadap kekayaannya untuk kemudian dilelang kekayaan tersebut sudah tidak ada lagi atau tidak ditemukan lagi. Hak seperti ini tentu diperlukan antisipasi sekaligus dihindari, sehingga keadilan dapat diwujudkan dan negara tidak dirugikan. Oleh karena itu dalam keadaan tertentu Jurusita Pajak dapat melakukan penagihan seketika dan sekaligus. Dalam hal ini terjadi Penagihan Seketika dan Sekaligus, maka penagihan dilakukan terhadap seluruh utang pajak dan semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak. Penyamapaian Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus dilaksanaakan secara langsung oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak. Ketika Jurusita Pajak mengetahui bahwa barang milik Penanggung Pajak akan disita oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan atau Penanggung Pajak akan membubarkan badan usahanya atau memindahtangankan perusahaan yang dimilikinya atau dikuasainya, maka jurusita pajak segera melakukan penagihanseketika dan sekaligus dengan melaksanakan penyitaan terhadap sebagian besar barang milik Penanggung Pajak tersebut setelah Surat Paksa diberitahukan. Tanda-tanda indicator tersebut merupakan petunjuk yang kuat bahwa Penanggung Pajak berniat mengurangi atau menjual memindahtangankan barang-barangnya sehingga tidak ada lagi barang yang dapat disita. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Cara penagihan yang terakhir dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ialah penagihan paksa, dimana fiskus melalui Jurusita Pajak negara menyampaikan memberitahukan surat paksa, melakukan penyitaan dan melakukan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang-barang Wajib Pajak jika Wajib Pajak tidak juga melunasi utang pajaknya setelah dikeluarkannya Surat Paksa. Cara penagihan ini dikenal sebagai penagihan yang “keras” dibidang perpajakan, namun langkah ini merupakan upaya terakhir, apabila Wajib Pajak tidak segera memenuhi kewajibannya. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan penagihan pajak yang dilaukan oleh antor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur kepada penanggung pajak mulai dari penerbitan Surat Teguran sampai dengan Lelang: 1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mengeluarkan Surat Teguran setelah 7 Tujuh hari jatuh tempo pembayaran melalui kantor POS dari produk hasil penelitian diantaranya : a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT Universitas Sumatera Utara