Pembagian Pajak Menurut Golongan, Sifat, dan Pemungutannya Cara Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak

c. Dr. Soeparman Soemahamidjaja, yang memberikan definisi pajak sebagai berikut : Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh pengusaha berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum Suandi, 2008:9. d. Prof. Dr. M.J.H. Smeets, memberikan definisi pajak sebagai berikut : Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adakalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah Suandi, 2008:9.

2. Pembagian Pajak Menurut Golongan, Sifat, dan Pemungutannya

Menurut Waluyo 2010:12, pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut: a. Menurut golongan, 1. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. b. Menurut sifat 1. Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaaan dari wajib pajak. 2. Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan keadaan dari wajib pajak. c. Menurut pemungut dan pengelolanya 1. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. 2. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

3. Cara Pemungutan Pajak

Menurut Waluyo 2010:16, cara pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 tiga stelsel, adalah sebagai berikut: a. Stelsel nyata riil Stelsel Universitas Sumatera Utara Yaitu pengenaan pajak berdasarkan pada objek penghasilan yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak. b. Stelsel anggapan fictive stelsel Yaitu pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang- undang, misalnya penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. c. Stelsel campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.

4. Sistem pemungutan pajak

Menurut Waluyo 2010:17, sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi: a. Official assessment system Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. b. Self assessment system Universitas Sumatera Utara Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. c. Withholding assessment system Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungtu besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

5. Teori Pemungutan Pajak