4.1.1. Dua Pihak
Dua pihak yang menjadi transaktor. Keduanya harus memiliki kompetensi, yakni akil baligh dan mampu membuat
pilihan.
Boleh saja seorang muslim beraliansi dengan non-muslim dengan catatan pihak non-muslim itu tidak boleh mengurus
modal sendirian, karena dikhawatirkan akan memasuki lubang-lubang bisnis yang diharamkan.
Kalau segala aktivitas non-muslim itu selalu dipantau oleh pihak muslim, tidak menjadi masalah. Dan persoalannya akan
lebih bebas dan terbuka bila beraliansi dengan sesama muslim.
4.1.2. Objek Transaksi.
Objek transaksi ini meliputi [1] modal, [2] usaha dan [3] keuntungan.
4.1.2.1. Modal Disyaratkan dalam modal tersebut harus diketahui.
Kalau tidak diketahui jumlahnya, hanya spekulatif, tentu hukumnya tidaklah sah. Karena modal itu akan menjadi
rujukan ketika aliansi dibubarkan. Dan hal tidak mungkin dilakukan tanpa mengetahui jumlah modal.
Selain itu modal harus real, yaitu modal itu memang ada
pada saat transaksi pembelian. Karena dengan itulah aliansi ini bisa terlaksana, sehingga eksistensinya dibutuhkan. Kalau saat
transaksi tidak ada, maka transaksi dianggap batal.
78
Dan tentu saja modal itu bukan berupa hutang pada
orang yang kesulitan, demi menghindari terjadinya riba. Karena dalam hal ini orang yang berhutang bisa tertuduh
menangguhkan pembayaran hutangnya agar bertambah nilainya.
Pencampuran modal dan kesamaan jumlahnya bukan merupakan syarat sahnya bentuk syirkah ini. Akan tetapi
garansi terhadap modal yang hangus hanya bisa dilakukan dalam aliansi ini dengan adanya pencampuran harta secara
hakiki atau secara justifikatif. Caranya, masing-masing melepaskan modal dari pengelola dan tanggungjawabnya
secara pribadi untuk dimasukkan dalam pengelolaan dan tanggung jawab bersama.
4.1.2.2. Usaha
Masing-masing pihak bebas mengoperasikan modalnya sebagaimana layaknya para pedagang dan menurut kebiasaan
yang berlaku di antara mereka. Kalau orang yang mengelola modal orang saja bebas mengoperasikan hartanya, apalagi
bisnis patner dalam syirkah ini.
Karena mengelola modal orang lain hanya merupakan syirkah praktis, bukan syirkah substansial. Sementara dalam
kasus ini yang terjadi adalah syirkah praktis dan sekaligus substansial secara bersamaan.
Masing-masing pihak yang beraliansi bisa menyerahkan usaha itu kepada yang lain, namun itu dijadikan syarat pada
awal transaksi menurut pendapat ulama yang paling benar. Karena hak untuk mengoperasikan harta dimiliki oleh mereka
berdua.
79
Namun masing-masing pihak juga bisa mengundurkan diri dari haknya tersebut untuk diberikan kepada pihak lain, lalu
menyerahkan operasionalnya kepada orang tersebut, sesuai dengan kepentingan yang ada.
4.1.2.3. Keuntungan Disyaratkan keuntungan itu harus diketahui jumlahnya.