3.1.4 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang dimaksud adalah keseluruhan penduduk yang tinggal di Propinsi Jawa Tengah yang tersebar dalam 35 kabupaten kota selama
tahun 2003 hingga 2007. 3.1.5
Struktur Ekonomi Struktur ekonomi dalam penelitian ini merupakan komposisikontribusi
dari kegiatan produksi secara sektoral menurut lapangan usaha yang mengacu pada klasifikasi yang telah dibuat oleh BPS.
3.1.6 Disparitas Pendapatan
Disparitas Pendapatan adalah ketimpangan dalam mendistribusikan pendapatan kepada kelompok masyarakat di suatu daerah yang didasarkan kepada
perhitungan Indeks Ketimpangan Williamson dan Indeks Entropi Theil. 3.1.7
Daerah Daerah dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan kebijaksanaan yang
lebih mendasar
pada administrasi pemerintahan,
sehingga suatu
daerah merupakan kesatuan administrasi atau politik pemerintahan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini seluruhnya adalah data sekunder untuk periode tahun 2003-2007. Data yang digunakan adalah :
1. PDRB Propinsi Jawa Tengah ADHK periode tahun 2003-2007. 2. PDRB KabupatenKota di Propinsi Jawa Tengah ADHK periode tahun
2003-2007. 3. PDRB Perkapita Propinsi Jawa Tengah ADHK periode tahun 2003-2007
4. PDRB Perkapita Kabupaten Kota di Propinsi Jawa Tengah ADHK periode 2003-2007.
5. Jumlah Penduduk Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2007 6. Jumlah Penduduk KabupatenKota di Propinsi Jawa Tengah tahun 2003-
2007 Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari BPS
Propinsi Jawa Tengah.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang diolah
dari pihak kedua. Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka tidak dilakukan pengumpulan data primer sehingga tidak diperlukan teknik sampling
atau kuesioner. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan menggunakan data yang berkaitan dengan objek
penelitian yang didapatkan dari kantor statistik maupun melalui literature-literatur lainnya yang sesuai dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Laju Pertumbuhan .
Formula yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah
3.1 Sumber : Arsyad, 1999
G
t
= Y
r t
- Y
r t -1
x 100 Y
r t -1
Dimana : G
t
: Tingkat pertumbuhan ekonomi dinyatakan persen Y
r t
: Pendapatan daerah tahun t Y
r t-1
: Pendapatan daerah t -1 3.4.2
Analisis Location Quotient LQ Teknik analisa LQ merupakan salah satu cara permulaan untuk
mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu. Rumusnya :
3.2 Sumber : Tarigan, 2005
Keterangan : LQ = Besarnya Location Quotient
Si = Nilai tambah sektor di tingkat Kabupaten i
S = PDRB di Kabupaten i
Ni = Nilai tambah sektor di tingkat Propinsi
N = PDRB di tingkat Propinsi.
3.4.3 Analisis Shift Share
Tujuan analisis shift share adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan
daerah ditingkat atasnya propinsi atau nasional. Arsyad,1999 : 139. Menurut Soepomo 1993 bentuk umum persamaan dari analisis shift share dan komponen-
komponennya adalah : Dij = Nij + Mij + Cij
3.3 Nij = Yij rn
3.4 Mij = Yij rin – rn
3.5 Cij = Yij rij-rin
3.6 LQ =
Si S atau
Si Ni Ni n
S N
rij = Yij
t
– Yij
o
Yij
o
3.7 rin = Yin
t
-
Yin
o
Yin
o
3.8 rn = Yn
t
-
Yn
o
Yn
o
3.9 sumber : Arsyad, 1999
Keterangan : i = sektor-sektor yang diteliti;
j = variabel wilayah yang teliti Dij = Perubahan sektor i didaerah j kabupatenkota di Jawa Tengah
Nij = Pertumbuhan Propinsi sektor i di daeraj j kabupatenkota Mij = Bauran industri sektor i di daerah j kabupatenkota
Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j kabupatenkota rij = laju pertumbuhan wilayah per sektor
rn ; rin = laju pertumbuhan Propinsi Jawa Tengah persektor Yij = nilai tambah sektor i di wilayah j kabupatenkota
Yin = nilai tambah sektor i di wilayah Propinsi Jawa Tengah Yn = nilai tambah Propinsi Jawa Tengah
o ; t = tahun pengamatan Jadi untuk suatu daerah, pertumbuhan nasional regional, bauran industri
dan keunggulan kompetitif dapat dijumlahkan untuk semua sektor sebagai keseluruhan daerah, sehingga persamaan shift share untuk sektor i di wilayah j
adalah: D
ij
= y
ij
. r
n
+ y
ij
r
in
– r
n
+ y
ij
r
ij
– r
in
3.10
Untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan spesialisasi maka analisis shift-share
yang digunakan adalah analisis shift-share dengan modifikasi dari Esteban Marquilas yang disebut juga dengan shift share dynamic atau Esteban –
Marquilas shift-share analysis E-M shift share Soepomo, 1993. Shift-share
dynamic mengurai komponen wilayah komponen ketiga menjadi komponen
spesialisasi dan komponen kompetitif, kedua komponen ini disebut sebagai komponen efek alokasi a
ij
. Efek Alokasi a
ij
sektor i pada wilayah j ditentukan dengan :
a
ij
= Y
ij
–
ij
r
ij
– r
i
3.11 dari a
ij
akan diperoleh : 1. Spesialisasi sektor i pada wilayah j dengan symbol E
ij
– Ì
ij
2. Keuntungan Kompetitifdaya saing wilayah ditunjukkan dari nilai r
ij
– r
i
Maka pengaruh alokasi ini disubtitusikan dalam persamaan shift-share sebelumnya menjadi shift share dynamic E-M shift share dengan persamaan :
D
ij =
y
ij
. r
n
+ y
ij
r
in
– r
n
+ Y
ij
–
ij
r
ij
– r
i
3.12 Sumber : Soepono, 1993.
3.4.4 Tipology Klassen
Melalui analisis ini diperoleh empat klasifikasi melalui pendekatan wilayah.
Kabupatenkota yang
masing-masing mempunyai
karakteristik pertumbuhan
ekonomi dan
pendapatan perkapita
yang berbeda-beda
diklasifikasikan dengan tipologi Klassen pendekatan wilayah Syafrizal,1997. Melalui pendekatan sektoral, analisis Tipologi Klassen merupakan perpaduan
antara alat analisis LQ dengan Model Rasio Pertumbuhan. Sektor ekonomi di tiap
kabupatenkota yang memiliki karakteristik pertumbuhan dan pangsa yang berbeda-beda dapat diklasifikasikan dengan tipologi Klassen pendekatan sektoral .
Tabel 3.1 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan SektoralDaerah
Kuadran I Kuadran II
SektorDaerah maju dan tumbuh dengan pesat
gig, gkigk SektorDaerah maju tapi
tertekan gig, gkigk
Kuadran III Kuadran IV
SektorDaerah yang masih dapat berkembang dengan
pesat gig, gkigk
SektorDaerah relatif tertinggal
gig, gkigk Sumber: Syafrizal, 1997
3.4.5 Analisis Tingkat Ketimpangan Antar Daerah
Indeks Williamson dan Indeks Entropy Theil digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat disparitas pendapatan antar wilayah Untuk mengukur
ketimpangan pendapatan regional bruto propinsi, Ying tahun 2000 menggunakan indeks ketimpangan regional. Indeks ketimpangan regional Theil tersebut dapat
dibagidiurai menjadi dua subindikasi yaitu ketimpangan regional dalam wilayah dan ketimpangan regional antarwilayah atau regional Kuncoro, 2004.
Indeks Williamson : IW =
Y
i
– Y
2
f
i
n Y
3.13 Sumber : Kuncoro, 2004
Dimana : IW
: Indeks Williamson Y
i
: PDRB per kapita di kabupaten i. Y
: PDRB per kapita Propinsi Jawa Tengah f i
: jumlah penduduk di kabupaten i n
: jumlah penduduk propinsi
Indeks Entropy Theil : T =
Ó
i
Ó
j Ln
3.14 Dekomposisi indeks Entropi Theil :
T =
Ó
i T
i
+
Ó
i Ln
3.15 Total Theil = Theil Within + Theil between
T
i
=
Ó
j Ln
3.16 Sumber : Kuncoro, 2004
Dimana : Yij
= Total pendapatan di kabupaten i, grup j Y
= Total pendapatan untuk propinsi Ó Ó Yij Yij
= Rata-rata pendapatan di propinsi i, grup j Y
= Pendapatan perkapita untuk Propinsi Jawa Tengah Y
ij
Y Y
i
Y
Y
i
Y Y
i
Y Y
ij
Y
Y
ij
Y
i
Y
ij
Y
i
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN