kabupatenkota, antara
lain Kabupaten
Boyolali, Kab.
Magelang, Kab.
Banjarnegara, Kab. Demak, Kab. Purbalingga, dan Kab. Brebes. Jumlah keseluruhan komponen perubahan Dij pada sektor jasa-jasa memiliki nilai
positif di seluruh kabupatenkota di Jawa Tengah, ini berarti sumbangan sektor jasa-jasa mengalami peningkatan kontribusi sektor sejenis di tingkat Jawa Tengah
5.2.5 Analisis Tipologi Klassen
Dari hasil analisis Tipologi Klassen menggunakan pendekatan sektoral hanya beberapa kabupatenkota memiliki sektor yang dapat dikategorikan sebagai
sektor yang maju dan tumbuh pesat masuk dalam kuadaran I. Dari Sembilan sektor ekonomi menurut lapangan usaha di 35 kabupatenkota di Propinsi Jawa
Tengah pada umumnya memiliki sektor ekonomi pada kuadran III atau sektor yang berarti masih dapat berkembangberpotensi dan tidak sedikit pula sektor
ekonomi dalam kabupatenkota di Jawa Tengah tergolong dalam sektor yang relatif tertinggal. Perincian mengenai jumlah kabupatenkota di Propinsi Jawa
Tengah dan pengklasifikasian dengan Tipologi Klassen pendekatan sektoral dapat lihat Tabel 5.14.
Tabel 5.14 Banyaknya KabupatenKota Dengan Tipologi Klassen Pendekatan Sektoral
Banyaknya KabupatenKota di tiap kuadran No
Sektor I
II III
IV 1
Pertanian 3
20 2
10 2
Pertambangan Penggalian 22
13 3
Industri Pengolahan 10
7 10
8 4
Listrik, Gas Air Bersih 30
5 5
Bangunan 28
7 6
Perdagangn, HotelResto. 10
3 12
10 7
Pengangkutan Transportsi 24
11 8
Keuangn, Prsw,Jasa Perush., 23
12 9
Jasa-jasa 1
22 12
Sumber : Data BPS Propinsi Jawa Tengah, diolah
Dari tabel 5.14 salah satu sektor yang maju dan tumbuh pesat kuadran I adalah sektor pertanian, adapun sektor pertanian ini hanya untuk Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pekalongan saja. Kemudian sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan,hotel dan restoran juga
termasuk sektor yang maju dan tumbuh pesat, hanya untuk 10 kabupatenkota dari 35 kabupatenkota yang ada di Propinsi Jawa Tengah. Dari 10 kabupatenkota
tersebut terdapat 6 kabupatenkota yang memiliki sektor industri dan sektor perdagangan yang maju dan tumbuh pesat yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten
Kudus, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Semarang dan Kota Tegal. Kabupatenkota di Propinsi Jawa Tengah rata-rata memiliki sektor yang
berada pada kuadaran III, sektor tersebut adalah sektor listrik, gas dan air minum dan sektor bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut masih
berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pada kuadran I sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, sektor
industri dan sektor perdagangan lebih jelasnya lihat Tabel 5.10. Sedangkan pengklasifikasian kabupatenkota di Propinsi Jawa Tengah
berdasarkan tipologi Klassen dengan pendekatan wilayah di dapatkan hasil sebagai berikut :
1. Kuadran I : Kabupatenkota Maju dan Tumbuh Cepat
Kabupatenkota yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Kudus, Kota
Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang dan Kota Tegal. Kabupatenkota yang
masuk dalam kategori kuadran I ini pada umumnya daerah yang sudah maju baik dari segi pembangunan dan kecepatan pertumbuhan.
2. Kuadran II : Kabupaten kota yang maju tapi tertekan.
Kabuapatenkota yang masuk dalam kategori ini adalah Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kota Magelang dan Kota Pekalongan. Kabupaten
kota ini adalah kabupaten kota yang maju tetapi dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang relatif kecil, akibat tertekannya kegitan utama
kabupaten kota yang bersangkutan. 3.
Kuadran III : KabupatenKota berkembang cepat Kabupaten kota yang masuk dalam kategori ini adalah Kabupaten
Purworejo, Kabupaten Sragen, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Wonogiri. Kabupaten kota ini mempunyai potensi pertumbuhan yang cepat tetapi pendapatannya masih di bawah pendapatan rata-rata Propinsi. Hal ini
mengindikasikan bahwa pendapatan Kabupaten tersebut masih relatif rendah dibandingkan dengan kabupaten kota yang lainnya, sehingga di masa yang akan
datang harus terus dikembangkan agar diperoleh pendapatan perkapita yang tidak relatif rendah.
4. Kuadran IV : Kabupaten Kota yang relatif tertinggal
Kabupaten kota yang masuk dalam kategori ini adalah Kabupaten Banyumas, Kabupaten Klaten, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pemalang.
Gambar 4.4 Peta Propinsi Jawa Tengah Menurut Tipologi Klassen
Tahun 2003-2007
Sumber : Hasil Pengolahan data. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa masih banyaknya kabupatenkota di
Propinsi Jawa Tengah dalam kuadran IV dimana daerah tersebut merupakan daerah yang relatif tertinggal pembangunannya dibandingkan dengan daerah yang
lainnya, diperlihatkan dengan warna abu-abu. Berdasarkan hasil analisis tersebut menandakan masih rendahnya pertumbuhan ekonomi serta tingginya ketimpangan
pembangunan antar kabupatenkota di Propinsi Jawa Tengah.
5.2.6 Analisis Ketimpangan