Penambahan bahan pengawet kimia pada bahan pangan yang tidak memperhatikan kepentingan konsumen tidak diperkenankan pemakaiannya
apabila; menutupi adanya teknik pengolahan yang salah, merugikan konsumen, dan menyebabkan pengurangan nilai gizi makanan Norman, 2008.
2.3 Boraks
Boraks yang berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq merupakan kristal lunak yang mengandung mineral boron yang memiliki senyawa kimia yang
kompleks. Senyawa ini dipercaya dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan ketupat yang jika digigit akan
terasa lebih kenyal, atau kerupuk yang bila digigit akan lebih rapuh dan renyah Efendi, 2012.
Boraks yang dijual dipasaran biasanya berbentuk kristal putih seperti gula pasir. Di Jawa Barat, larutan boraks dikenal dengan dengan sebutan “bleng”.
Hanya saja orang mendapatkannya dari sejenis tanah liat yang mengandung mineral boron yang kemudian disaring Effendi, 2012.
2.3.1 Karakteristik boraks
Boraks mempunyai rumus bangun seperti yang tertera pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Rumus bangun boraks Widayat, 2011.
Boraks mempunyai rumus molekul Na
2
B
4
O
7
yang setara dengan tidak kurang 99,0 dan tidak lebih dari 105,0 Na
2
B
4
O
7
.10H
2
O. Larutan boraks bersifat basa terhadap fenolftalein, mudah larut dalam air mendidih dan dalam
gliserin, tidak larut dalam etanol Depkes RI, 1984. Boraks jika terlarut dalam air akan membentuk natrium hidroksida dan
asam borat. Boraks berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa asin dan basa, mudah larut dalam air, dan tidak dapat larut dalam alkohol. Daya pengawet yang
kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya. Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat Depkes RI, 1984.
2.3.2 Asam borat
Asam borat mempunyai rumus molekul H
3
BO
3
yang setara dan tidak kurang dari 99,5. Asam borat berupa serbuk hablur putih atau sisik mengkilap
tidak berwarna, kasar, tidak berbau, dan rasanya sedikit asam dan pahit kemudian manis. Asam borat larut dalam 20 bagian air dingin, 3 bagian air mendidih, 5
bagian gliserol pekat, dan 16 bagian etanol 95 Depkes RI, 1984. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida, asam
sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000
o
C yang secara perlahan berubah menjadi asam metaborat HBO
2
Khamid, 1993.
2.3.3 Identifikasi boraks dan asam borat
Identifikasi boraks atau natrium tetraborat dan asam borat dapat dilakukan dengan membasahkan kertas kurkuma ke dalam larutan 5 yang telah diasamkan
dengan asam klorida encer yang kemudian dikeringkan akan terjadi perubahan
warna pada kertas kurkuma menjadi warna merah kecoklatan. Jika dikeringkan warna coklat akan menjadi intensif dan jika dibasakan dengan amonia encer akan
berubah menjadi hitam kehijauan Depkes RI, 1984. Boraks dan asam borat juga dapat diidentifikasi dengan reaksi nyala api,
yaitu dengan memanaskan sejumlah zat di dalam cawan porselen hingga melebur, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan metanol pekat kemudian dibakar dengan
api langsung, adanya boraks ditandai dengan nyala api yang berwana hijau.
2.3.4 Fungsi boraks dan asam borat