Perhitungan Modal Kerja
5.2 Perhitungan Modal Kerja
Modal kerja merupakan pemasukan biaya selain dari investasi awal pemilik perusahaan. Modal kerja terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah biaya tersebut tidak berubah atau tetap tanpa terkait oleh besar kecilnya proses produksi. Biaya tetap Modal kerja merupakan pemasukan biaya selain dari investasi awal pemilik perusahaan. Modal kerja terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah biaya tersebut tidak berubah atau tetap tanpa terkait oleh besar kecilnya proses produksi. Biaya tetap
Tabel 5.2 Modal Kerja CV. Rajawali Nusantara
Tahun 4 (Rp) Tahun 5 (Rp) A. Biaya Tetap
Komponen Biaya
Tahun 0 (Rp)
Tahun 1(Rp)
Tahun 2 (Rp)
Tahun 3 (Rp)
1. PBB
Tanah
2.699.550 2.699.550 Bangunan Tertutup
66.826.950 66.826.950 3. Tenaga Kerja Tak Langsung Perkantoran
B. Biaya Variabel
1. Biaya Bahan Langsung
2. Biaya bahan Tak Langsung
36.000.000 36.000.000 Sekrup 2 cm
28.800.000 28.800.000 3. Biaya overhead pabrik
24.766.800 24.766.800 5. Gaji Tenaga Kerja Langsung
565.800.000 565.800.000 6. Gaji T.K. tak lsg non Perkantoran
Total Modal Kerja (Rp)
Modal Sendiri 75% (Rp)
Modal Pinjaman 25% (Rp)
Berdasarkan perhitungan pada tabel modal kerja di atas, maka di bawah ini terdapat contoh perhitungan untuk memperjelas hasil perhitungan.
1. Biaya tetap (Biaya yg tidak terpengaruh oleh volume produksi) Tanah
= 0.5% dari total harga tanah. = 0,5% x Rp 539.910.000 = Rp 2.699.550
Bangunan Tertutup = 0.5% dari total harga bangunan tertutup = 0,5% x Rp 1.139.700.000 = Rp 5.698.500
Penyusutan = total penyusutan tabel investasi awal. = Rp 66.826.950
TK. TL. Perkantoran = Gaji tenaga kerja tak langsung perkantoran/tahun = Rp 12.800.000 x 12 = Rp 153.600.000
Berdasarkan perhitungan biaya tetap dapat dilihat bahwa biaya yang diperlukan untuk modal kerja tetap setiap tahunnya, hal tersebut dikarenakan tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Untuk gaji tenaga kerja tak langsung perkantoran, pada sebelum tahun pertama perusahaan belum mengeluarkan biaya karena pada periode tersebut perusahaan masih dalam tahap pembangunan proyek.
2. Biaya variabel (Biaya yg terkait dengan volume produksi) Biaya bahan langsung = Berdasarkan harga komponen pada Tabel 2.1
= Harga/unit x Jumlah unit komponen utama/ produk x 30 produk/hari x 20 hari kerja x 12 bulan
Contoh perhitungan komponen kaki 1 (1 unit) Biaya bahan langsung = Rp 11000 x 1 x 30 x 20 x 12
= Rp 79.200.000
Biaya Bhn. Tak Lsg. = Berdasarkan harga komponen pada Tabel 2.2 = Harga/unit x Jumlah unit komponen tambahan/ produk x 30 produk/hari x 20 hari kerja x 12 bulan
Contoh perhitungan komponen sekat (5 unit)
Biaya Bhn. Tak Lsg.
= Rp 1000 x 5 x 30 x 20 x 12 = Rp 36.000.000
Biaya Overhead Pabrik = Rp. 50.000.000, setiap tahun diasumsikan naik
sebesar 10 %.
Contoh perhitungan tahun ke-2 Biaya Overhead Pabrik = Rp 50.000.000 + (10% x Rp 50.000.000)
= Rp 55.000.000
OMH = Nilai OMH x 12 bulan x 20 hari kerja = Rp 103.195 x 12 x 20 = Rp 24.766.800
Gaji TK. Langsung = Total gaji TK. Langsung x 12 bulan = Rp 47.150.000 x 12 = Rp 565.800.000
Gaji TK. TK lsg. non kantor = Gaji TK. lsg. non Perkantoran x 12 bulan = Rp 5.200.000 x 12 = Rp 62.400.000
Berdasarkan perhitungan biaya variabel dapat dilihat bahwa biaya yang diperlukan untuk modal kerja berubah setiap tahunnya, hal tersebut dikarenakan dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Namun dalam 5 tahun, produksi tetap sebanyak 30 unit per hari. Perubahan disebabkan adanya pertambahan pada biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang digunakan selain biaya material langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini biasanya digunakan untuk pemeliharaan dan perawatan mesin maupun biaya untuk hal-hal tak terduga yang mungkin saja terjadi sewaktu-waktu. Untuk biaya variabel, sebelum tahun pertama perusahaan belum mengeluarkan biaya karena pada periode tersebut perusahaan masih dalam tahap pembangunan proyek sedangkan proses produksi dimulai pada tahun pertama.