Rangkuman Faktor-faktor yang Memengeruhi Konsep Diri pada Lesbian Butch
A. Rangkuman Faktor-faktor yang Memengeruhi Konsep Diri pada Lesbian Butch
Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada seseorang bersifat universal , artinya semua faktor-faktor yang mempengaruhi antara orang yang satu dengan yang lain adalah sama, namun yang membedakan dari sekian banyak faktor yang memengaruhi seperti faktor individu menilai dirinya sendiri, penilaian orang lain, peran sosial, ataupun faktor kelompok sosial, faktor manakah yang paling berpengaruh dan menghasilkan konsep diri seseorang.
Konsep diri seseorang akan menjadi negatif ataupun positif sangat di pengaruhi bagaimana seseorang tersebut mendapatkan dukungan, penilaian positif terhadap diri dan perilakunya dan dapat menerima dirinya sendiri akan membuat seseorang tersebut memiliki konsep diri positif, tetapi sebaliknya ketika seseorang mendapatkan penolakan, paksaan, cemoohan, di jauhi oleh lingkungan atau dikucilkan maka seseorang tersebut akan menilai dirinya negatif dan membuat konsep dirinya negatif juga. Begitu pula yang terjadi pada ketiga subjek yang memiliki konsep diri yang berbeda-beda walaupun faktor-faktor yang mempengaruhinya sama. Masing-masing subjek memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam menanggapi faktor-faktor yang memengaruhi konsep dirinya dan hal ini berdampak pada konsep dirinya secara berbeda-beda.
Pembahasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi konsep diri pada lesbian butch memungkinkan peneliti mengerti dan memahami tentang faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi konsep diri pada masing-masing subjek. Faktor-faktor yang memengaruhi konsep diri pada butch, antara lain:
1. Self appraisal –viewing self as an object Pada subjek 1 pengalaman yang dialaminya dalam menilai bagaimana dirinya sebagian besar tidak menyenangkan seperti bagaimana subjek tidak menyukai kondisi fisik yang dimilikinya sehingga membuat subjek memiliki konsep diri yang negatif. Untuk subjek 2 dan subjek 3 dalam menilai dirinya di dukung dengan adanya pengalaman yang menyenangkan, sehingga kedua subjek ini menjadi seorang yang percaya diri dan hal ini berdampak positif pada konsep dirinya.
Penilaian diri sendiri ini memiliki pengaruh yang besar pada seorang lesbian. Terutama pada penerimaan kondisi fisik sebagai seorang wanita meskipun di dalam dirinya memiliki jiwa lelaki akan dapat berpengaruh positif pada konsep dirinya, seperti yang terjadi pada subjek 2 dan subjek 3. Sebaliknya jika lesbian tersebut tidak menerima kondisi fisiknya yang seorang anita maka akan berpengaruh negatif pada konsep dirinya, seperti yang terjadi pada subjek 1 .
2. Reaction and response of others Pada subjek 1 penilaian orang lain mengenai dirinya tidak menyenangkan sehingga berdampak negatif pada konsep diri subjek.
Subjek menjadi seorang yang tertutup dan memiliki dendam. Pada subjek 2 dan subjek 3 , penilaian orang lain mengenai mereka dipandang sangat menyenangkan sehingga membuat kedua subjek ini menjadi seorang yang percaya diri.
Adanya tekanan, penolakan dari orang lain terhadap orientasi seksual seorang lesbian akan membawa dampak negatif pada konsep dirinya, seperti yang terjadi pada subjek 1, namun hal ini akan berbeda apabila seorang lesbian dapat menyembunyikan orientasi seksualnya dari keluarga dan orang lain maka akan memperoleh dukungan sosial yang akan berpengaruh positif pada konsep dirinya, seperti yang terjadi pada subjek 2 dan subjek 3.
3. Roles play – role taking Pada subjek 1 dan subjek 2 memiliki konsep diri yang negatif atas peran yang gagal mereka mainkan. Untuk subjek 1 perannya gagal karena sebagai seorang wanita, subjek tidak dapat menjalankan perannya dengan baik. Subjek menjadi seorang yang tomboy dan senang mengerjakan pekerjaan lelaki dibanding pekerjaan wanita hal ini membuat subjek tidak percaya diri dan merasa berbeda dengan wanita lainnya. Sedangkan pada subjek 2 konsep dirinya negatif karena dalam usia kematangannya subjek lebih kekanak-kanakan dibandingkan umurnya sehingga subjek menjadi seorang yang kurang bisa mengendalikan emosinya. Untuk subjek 3 walaupun subjek seorang yang tomboy namun subjek masih mau mengerjakan pekerjaan wanita dan usia kematangan subjek juga jauh lebih dewasa dibanding umurnya sehingga subjek 3. Roles play – role taking Pada subjek 1 dan subjek 2 memiliki konsep diri yang negatif atas peran yang gagal mereka mainkan. Untuk subjek 1 perannya gagal karena sebagai seorang wanita, subjek tidak dapat menjalankan perannya dengan baik. Subjek menjadi seorang yang tomboy dan senang mengerjakan pekerjaan lelaki dibanding pekerjaan wanita hal ini membuat subjek tidak percaya diri dan merasa berbeda dengan wanita lainnya. Sedangkan pada subjek 2 konsep dirinya negatif karena dalam usia kematangannya subjek lebih kekanak-kanakan dibandingkan umurnya sehingga subjek menjadi seorang yang kurang bisa mengendalikan emosinya. Untuk subjek 3 walaupun subjek seorang yang tomboy namun subjek masih mau mengerjakan pekerjaan wanita dan usia kematangan subjek juga jauh lebih dewasa dibanding umurnya sehingga subjek
4. Reference group Pada subjek 1 teman-teman serta keluarganya meminta subjek untuk menjadi seorang heteroseksual sehingga membuat subjek menjadi seorang yang tertutup dan tidak percaya diri dalam berperilaku sebagai seorang lesbian. Sedangkan pada subjek 2 dan subjek 3 mendapatkan dukungan dan penilaian positif dari teman- temannya sehingga mereka memiliki konsep diri yang positif dan mereka menjadi seorang yang percaya diri.
Penolakan atau keharusan seorang lesbian untuk mengubah orientasi seksualnya menjadi seorang heteroseksual akan berdampak negatif pada konsep dirinya, seperti yang terjadi pada subjek 1. Hal ini akan berdampak berbeda apabila seorang lesbian yang berada pada kelompok yang beranggotakan seorang lesbian juga maka akan mendapatkan dukungan serta penerimaan yang akan berpengaruh pada konsep dirinya seperti yang terjadi pada subjek 2 dan subjek 3.