Phylum Annelida

10. Phylum Annelida

Cacing Annelida memiliki tubuh yang bersegmen. Adanya segmen tubuh ini membuat cacing Annelida terlihat seperti gelang. Annelida berasal dari bahasa Latin, yaitu annulus yang berarti gelang kecil. Oleh karena itu, Annelida di sebut juga cacing gelang. Annelida tergolong sebagai hewan triploblastik. Jumlah A nnelida yang telah dikenal sekitar 1 5 .0 0 0 spesies dengan ukuran yang bervariasi, dari yang panjangnya 1 mm hingga 3 m.

Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X

Annelida hidup di dalam laut, sebagian di air tawar, dan tanah-tanah yang lembap. Tubuh Annelida bersegmen pada bagian luar dan bagian dalam tubuhnya. Antara tiap segmen dan segmen lainnya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem saraf, dan sistem ekskresi di setiap segmen saling berhubungan melewati septa.

Annelida telah memiliki sistem pencernaan yang terdiri atas mulut,

Kata Kunci

faring, kerongkongan ( esofagus) , usus, dan anus. Sistem peredaran

Eksoskeleton

darahnya tertutup karena telah memiliki pembuluh darah. Darah

Paropodia

Annelida juga telah mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah.

Septa

Untuk sistem saraf, Annelida memiliki sistem saraf tangga tali. Zat kitin Reproduksi Annelida dilakukan secara seksual. Annelida jantan

memiliki organ testis dan Annelida betina memiliki ovarium. Kedua organ bisa terdapat pada satu hewan yang hermafrodit atau terdapat pada individu yang berbeda. Annelida dibagi atas tiga classis, yaitu Oligochaeta, Polychaeta , dan Hirudinea.

Oligochaeta merupakan classis Annelida yang memiliki ciri, yaitu tubuh yang bersegmen dan memiliki bulu kaku pada tubuhnya. Contoh Oligochaeta adalah Pheretima (Gambar 7.19a). Classis berikutnya adalah Polychaeta yang memiliki ciri pada tubuhnya ditutupi oleh bulu kaku yang banyak. Hewan ini memiliki struktur menyerupai dayung yang berfungsi untuk mendayung. Struktur yang seperti dayung ini disebut parapodia . Contoh spesies hewan Polychaeta adalah cacing wawo ( Lysidice oele) (Gambar 7.19b) dan cacing palolo (Eunice viridis).

A dapun Hirudinea adalah c lassis yang bersiafat ektoparasit. Hirudinea adalah ektoparasit yang mengisap darah. Akan tetapi, ada pula Hirudinea yang hidup bebas dan memangsa invertebrata lainnya. Contoh Hirudinea adalah Hirudino medicinalis (lintah) dan Haemadipsa javanica (pacet) (Gambar 7.19c), keduanya merupakan Hirudinea yang hidup parasit.

Sumber: www.cache; www.natur.cuni; Bioiogical Sciene,1986

11. Phylum Arthropoda

Gambar 7.19

Arthropoda merupakan hewan yang memiliki ciri kakinya beruas Contoh spesies dari phylum

Annelida

( arthra artinya ruas atau buku dan podos yang berarti kaki). Arthropoda (a) Pheretima, memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, dari yang berukuran kecil (b) Lysidice Oele, dan

hingga berukuran besar. S elain pada kaki, tubuh Arthropoda juga (c) Haemadipsa javanica. bersegmen. Jumlah segmen pada setiap spesies berbeda.

Arthropoda memiliki tubuh yang ditutupi oleh kerangka luar (eksoskeleton) yang keras karena mengandung zat kitin. Bagian tubuh Arthropoda terbagi atas kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Perhatikan (Gambar 7.20 ).

Kingdom Animalia

Perut

Dada

Kepala Antana

Mata majemuk

Gambar 7.20

Bagian tubuh Arthropoda Sumber: Biological Sciene,1986

Rangka luar yang keras pada Arthropoda ini tidak membesar mengikuti pertumbuhan tubuhnya. Oleh karenanya, selama pertumbuhan Arthropoda mengalami pengelupasan eksoskeleton. Setelah pengelupasan eksoskeleton lama, eksoskeleton baru akan terbentuk kembali seiring pertumbuhan Arthropoda tersebut. Pengelupasan ini disebut juga ekdisis.

Anggota Arthropoda memiliki habitat yang berbeda-beda sehingga alat pernapasannya pun bermacam-macam. Untuk Arthropoda yang hidup di darat, alat pernapasannya berupa paru-paru buku atau trakea, sedangkan yang hidup di laut alat pernapasannya berupa insang. Untuk

Kata Kunci

sistem reproduksinya Arthropoda merupakan hewan yang menghasilkan

• Ekdisis

gamet jantan dan betina pada individu yang berbeda.

• Hemimetabola

Phylum Arthropoda dibagi menjadi empat classis, yaitu Crustacea

• Holometabola •

(udang-udangan), Arachnida (laba-laba), Myriapoda (hewan berkaki

Insang

• Larva

banyak), dan Insecta (serangga). Pada anggota classis Insecta, ada yang

• Metamorfosis

menarik, yaitu pada masa hidupnya mengalami perubahan bentuk dari

• Nimfa •

larva hingga dewasa. Perubahan bentuk dalam pertumbuhan insecta ini

Pupa

• Telur

dinamakan metamorfosis.

a. Classis Crustacea

Anggota Crustacea yang paling dikenal adalah udang. Kelompok hewan ini mempunyai dua pasang antena pada bagian kepala, yaitu sepasang antena panjang dan sepasang antena pendek yang disebut antenulae . Pada tiap ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki. Kelompok hewan ini hidup di air tawar dan air laut, meskipun ada juga yang teradaptasi dengan kehidupan darat. Bagian kepala dan dada bersatu sehingga disebut cephalotoraks. Perhatikan gambar berikut.

Lubang genital

Antena

Jantung

Tali saraf

antenulae Otak

Kelenjar hijau

Gambar 7.21

Mulut

Kaki Uropoda

Struktur tubuh udang jantan

Kaki

Sumber: Biology: The Unity and

Kaki

Diversity of Life,1995

Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X

Anggota classis Crustacea berjumlah sekitar 40.000 spesies. Beberapa spesies yang termasuk ke dalam classis Crustacea, antara lain Daphnia, Cypris candida, Candona, C yclops, Lepas, kutu perahu (Oniscus), udang pengko ( Squilla), udang air tawar, udang karang (Panulirus), udang galah ( Macrobrachium), kepiting (Portunus), yuyu (Paratelphusa maculata), dan ketam.

b. Classis Arachnida

Laba-laba merupakan salah satu anggota classis Arachnida yang dikenal. Kata Arachnida berasal dari bahasa Yunani, yaitu arachne yang berarti laba-laba. Tubuh laba-laba terbagi atas cephalotoraks dan perut (abdomen). Tubuhnya dilengkapi dengan empat pasang kaki, namun tidak memiliki antena. Di bagian kepala, terdapat dua pasang mulut, yaitu kelisera yang berbentuk seperti catut dan pedipalpus yang berbentuk seperti gunting. Pedipalpus ini berfungsi untuk memegang. Umumnya, laba-laba hidup di tanah dan alat pernapasannya berupa paru-paru buku. Contoh Arachnida adalah laba-laba kalajengking ( Thelphonus coudotus), ketunggeng ( Butus afer), kalajengking biru (Heterometrus cyapeus), dan caplak kudis ( Sarcoptes scabei).

Gambar 7.22

Laba-laba merupakan contoh spesies

Sumber: Biology: The Unity and Diversity of Life,1995

dari classis Arachnida.

c. Classis Myriapoda

Contoh spesies yang paling dikenal dari classis ini adalah keluwing (Gambar 7 .2 3 ). Anda akan melihat kakinya sangat banyak, bahkan untuk keluwing dapat mencapai 3.000 kaki. Tidak heran jika hewan tersebut dinamakan kaki seribu.

Keluwing memiliki tubuh yang beruas-ruas. Pada setiap ruas terdapat kaki. Tubuhnya hanya terdiri atas kepala dan perut. Di kepalanya terdapat sepasang antena dan mulut. Myriapoda dikelompokkan menjadi ordo Diplopoda dengan contoh kaki seribu atau keluwing, serta ordo Chilopoda dengan contoh kelabang dan lipan. Keduanya hidup di darat dan bernapas

Sumber: Biology: The Unity and Diversity of Life,1995

dengan trakea.

Gambar 7.23

d. Classis Insecta

Keluwing adalah anggota

Insecta adalah classis dengan jumlah anggota yang sangat banyak. Myriapoda dengan jumlah kaki yang

banyak.

Jumlah spesies Insecta dapat mencapai 675.000 spesies. Insecta dapat hidup hampir di seluruh habitat, kecuali di laut. Insecta dipelajari secara mendalam oleh bidang biologi, yaitu entomologi.

Tubuh Insecta terdiri atas ruas kepala (cephal), dada (toraks), dan perut ( abdomen) . Insecta memiliki tiga pasang kaki dan umumnya bersayap. Insecta memiliki satu pasang mata majemuk dan mata tunggal. Mata majemuk tersusun atas satuan-satuan yang disebut omatidium atau faset. Mata majemuk disebut juga mata faset.

Kingdom Animalia

Organ pernapasan pada Insecta adalah trakea. Lubang-lubang trakea disebut dengan spirakel. Spirakel terdapat di setiap samping segmen tubuh tengah dan segmen tubuh belakang. Insecta memiliki sistem saraf berupa tangga tali. Sistem peredaran darahnya terbuka, sudah memiliki jantung dan pembuluh punggung.

Pada umumnya, Insecta mengalami metamorfosis selama pertum- buhannya menjadi dewasa. Metamorfosis pada Insecta terbagi menjadi t iga, yait u ametamorfosis, metamorfosis tidak sempurna ( hemimet abola) dan metamorfosis sempurna ( holomet abola) . Ametamorfosis atau tidak mengalami metamorfosis, biasa disebut ametabola. Bentuk tubuh serangga ini tetap sejak menetas hingga dewasa. Contoh spesies yang termasuk ametamorfosis adalah kutu buku ( Lepisma saccharina). Pada metamorfosis tidak sempurna, bentuk tubuh kelompok serangga ini mengalami sedikit perubahan (Gambar 7.24a), yaitu pada saat tumbuhnya sayap. Insecta yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa, belalang, capung, dan walang sangit.

(a)

(b)

Telur Telur

Dewasa Larva

Pertumbuhan pada Insecta terdiri atas Sumber: www.pestworldforkids.org (a) metamorfosis tidak sempurna dan

(b) metamorfosis sempurna.

Pada metamorfosis sempurna (Gambar 7 .2 4 b), Insecta mengalami beberapa fase, yaitu fase telur, larva, pupa, dan Insecta dewasa. Pada fase larva, Insecta akan makan terus-menerus untuk mengumpulkan energi sebanyak-banyaknya untuk menghadapi fase pupa (kepompong). Pada fase pupa, Insecta tidak melakukan aktivitas apapun. Setelah fase pupa, Insecta akan menjadi Insecta muda yang akan berkembang menjadi Insecta dewasa. Contoh spesies yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, lalat, dan kumbang.

Bentuk mulut Insecta beraneka ragam sesuai dengan fungsinya. Insecta memiliki beberapa tipe mulut sesuai dengan fungsinya, seperti mulut untuk menggigit, mulut untuk mengisap, dan kombinasi. Insecta dengan bentuk mulut menggigit, terdapat pada belalang, jangkrik, dan kecoa. Bentuk mulut mengisap terdapat pada kupu-kupu. Selain itu, ada Insecta dengan bentuk mulut kombinasi antara menusuk dan mengisap, misalnya nyamuk, serta bentuk mulut kombinasi antara menusuk dan menjilat, misalnya lalat.

Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X

Sumber: The Animal World,1995

Gambar 7.25

Aktivitas Biologi 7.1

Beberapa bentuk mulut pada Insecta adalah (a) menggigit,

Mengelompokkan Hewan

(b) mengisap,

Tujuan

(c) menusuk dan mengisap, (d) menusuk dan menjilat.

Mampu mengelompokkan hewan dari phylum Arthropoda

Alat dan Bahan

1. Hewan-hewan Arthropoda (laba-laba, serangga, udang, dan kaki seribu) 2. Kaca pembesar

Langkah Kerja

1. Buatlah beberapa kelompok di kelas. 2. Masing-masing kelompok membawa hewan-hewan phylum Arthropoda yang berbeda. 3. Kelompokkan hewan-hewan tersebut ke dalam classis yang yang sesuai (Crustacea, Arachnida, Myriapoda, dan Insecta). Amati morfologi tubuh untuk

Kata Kunci

mengetahui ciri-cirinya menggunakan kaca pembesar.

Lofofor 4. Masukkan data yang didapatkan ke dalam tabel seperti berikut.

Hewan Crustacea Arachnida Myriapoda Insecta

Pertanyaan

1. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam melakukan pengelompokan hewan- hewan yang dibawa? 2. Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan, tuliskan ciri-ciri yang khas pada

setiap classisnya. Tentakel makan