Tumbuhan Tidak Berpembuluh
1. Tumbuhan Tidak Berpembuluh
Tumbuhan t idak berpembul uh ( nonvascular plants ) merupakan tumbuhan yang tidak memiliki pembuluh. Pada umumnya dikenal dengan nama lumut. Pembuluh merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut zat makanan, air, dan mineral. Pengangkutan pada tumbuhan tidak ber- pembul uh dil akukan hanya mel al ui ant arsel . Tumbuhan t idak ber-
Kata Kunci
pembuluh t erbagi at as t iga divisio, yait u divisio Bryophyta, divisio
H epatophyta, dan divisio A nthocerophyta. Bryophyt a
Gam et ofit
a. Divisio Bryophyta
Sp orofit
Tum buhan tidak berpem buluh
A nggota yang tidak asing lagi dari divisio ini adalah Bryophyta atau lumut daun. Bryophyta memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies. Pada divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan membedakan antara daun, batang, dan akarnya. A kan tetapi, Bryophyta telah memiliki klorofil unt uk proses fot osint esisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum Plant ae.
Regnum Plant ae
Bryophyt a mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yait u fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel
(a)
kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora.
Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. H al ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit ( Gambar 6.2).
Bryophyta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium (kotak spora) melalui pembelahan secara meiosis. Spora yang dihasilkan adalah spora haploid (n). Spora ini kemudian akan tumbuh
(b)
menjadi protonema.
A dapun reproduksi secara seksual Bryophyt a, yait u dengan cara penyatuan gamet betina yang dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonia dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya fertiliasi yang menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi protonema. Protonema terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n). Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut ( Gambar 6.3).
Sumber: Biology, 1999
Gambar 6.2
(a) Fase gam et ofit dan (b) Fase sp orofit pada lum ut
Sp orofit
Kapsul
dew asa (2n)
Pem b ent ukan
sporofit (2n)
Meiosis
Kata Kunci
Fase Sporofit
• An t h erid ia
Zigot (2n) ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
• Arkeg onia •
Met ag enesis
Sperma (n)
• Prot onem a
Fase Gametofit
An t h erid ia Gam et ofit
jantan dew asa
Telur (n)
Zig ot
Arkeg onia
Pem b ent ukan
Gambar 6.3
Gam et ofit (n)
Siklus hidup Bryophyt a. Pada siklus hidup nya t erjadi p ergiliran ant ara
Prot onem a (n)
Gam et ofit
fase sporofit & fase gam et ofit .
betina dew asa
Rizo id
Sumber: Essentials of Biology, 1990
Dari reproduksi yang terjadi secara aseksual dan seksual ini akan terjadi pergiliran keturunan antara fase sporofit yang diploid (2n) dan fase gametofit yang haploid (n). Pergiliran keturunan ini disebut juga meta- genesis. Contoh spesies dari divisio ini adalah Polytrichum juniperinum dan Sphagnum ( Gambar 6.4).
Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas X
Cont oh spesies Divisio Bryophyt a, yait u (a) Polyt richum juniperinum dan (b) Sphagnum .
Sumber: www.ubcbotanicalgarden.org;www.kuleuven-kortrijk.be
b. Divisio Hepatophyta
H epatophyta disebut juga lumut hati. M enurut Campbell (1998: 550), divisio H epatophyta memiliki jumlah sebanyak 6.500 spesies. Struktur tubuh H epatophyta terbagi atas dua lobus yang menyerupai lobus hati pada manusia.
Seperti Bryophyta, pada divisio ini fase yang menonjol adalah fase gametofitnya. Pada fase ini, gametofitnya terkadang memiliki kutikula.
Kata Kunci
Spora dari lumut hati ini memiliki dinding tebal yang menyesuaikan diri
Caw an Gemma
terhadap lingkungannya.
Hepat ophyt a
Siklus hidup lumut hati hampir mirip dengan lumut daun, yaitu fase gamet ofit nya lebih dominan. Cont oh lumut hat i adalah M archantia . M archantia memiliki struktur yang khas pada fase gametofitnya, yaitu cawan gemma. Cawan gemma merupakan struktur yang menyerupai mangkuk dan mengandung kumpulan tunas (Gemma). Gemma dapat menjadi individu baru apabila terbawa dan tersebar oleh air. Gemma ini merupakan alat reproduksi aseksual M archantia .
(a)
(b)
Cawan gem m a
Gambar 6.5
(a) Marchant ia dan (b) bent uk gem m a pada Marchant ia
Sumber: Biology: Discovering Life, 1991; The Plant World, 1995
Reproduksi secara seksual terjadi dengan cara dihasilkannya sel telur oleh arkegonium dan sel sperma oleh antheridium. M elalui perantara air, sel sperma akan membuahi sel t elur di dalam arkegonium. Set elah pembuahan akan t erbent uk zigot . Zigot kemudian t umbuh menjadi embrio. Setelah itu embrio akan tumbuh lagi menjadi sporofit yang diploid. Perhatikan Gambar 6.6.
Regnum Plant ae
Rizo id Germ inasi Meiospora
Gam et ofit jant an
Meiospora (n)
Resep t akel jantan pada
Rizo id
An t h erid ia
Meiosis
Gam et ofit b et ina
Sperm a
Sporangium Resep t akel
Sporofit (2n)
betina pada arkegonium
An t h erid ium
Sel t elur (n) Em b rio
Zigot (2n)
Gambar 6.6
Sperm a Siklus hidup lum ut hat i
Singam i
Sumber:www.geocities.com
c. Divisio Anthocerophyta
D ivisio A nt hocerophyt a disebut juga lumut t anduk. Lumut dari divisio ini memiliki jumlah spesies paling sedikit dibandingkan dengan Bryophyta dan H epatophyta, yaitu sekitar 100 spesies.
Lumut ini memiliki struktur tubuh seperti lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk bentuknya seperti kapsul memanjang yang tumbuh menyerupai tanduk. Siklus reproduksinya mirip dengan divisio Bryophyta dan H epatophyta, yaitu fase gametofitnya lebih dominan dari sporofitnya. Contoh spesies dari divisio ini adalah
A nthoceros laevis .