Analisis Data
D. Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Hal ini dilakukan sebelum peneliti melakukan perhitungan uji hipotesis. Peneliti menggunakan uji tersebut untuk memastikan bahwa data yang digunakan layak untuk dianalisis, yaitu terpenuhinya asumsi parametrik.
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor subjek terdistribusi secara normal atau tidak. Variabel yang diuji dapat dikatakan memiliki sebaran normal apabila tidak ada penyimpangan yang signifikan antara frekuensi dengan teoritik dan kurva normal. Pengujian ini menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program for Social Science) 16.0 for Windows dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Kaidah yang digunakan yaitu jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), berarti data terdistribusi secara normal (Priyatno, 2011). Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat seperti pada Tabel
9 berikut ini.
Tabel 9 Hasil Uji Normalitas
Variabel Skor K-SZ p Kategori
Penyesuaian Diri 1,096 0,181 Normal Depresi 1,152
0,141 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa untuk data penyesuaian diri diperoleh koefisien K-SZ = 1,096 dengan p = 0,181 (p>0,05) dan data depresi diperoleh koefisien K-SZ = 1,152 dengan p = 0,141 (p>0,05). Hasil uji normalitas dari kedua variabel tersebut menunjukkan bahwa penyesuaian diri dan depresi terdistribusi normal dan memilki sebaran mengikuti kurve normal.
b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel penelitian linear atau tidak. Pengujian ini menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program for Social Science) 16.0 for Windows dengan teknik Test for Linearity. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier apabila nilai signifikansi (pada kolom Linierity) kurang dari 0,05 (p<0,05) (Priyatno, 2011). Hasil perhitungan uji linieritas dapat dilihat seperti pada Tabel
10 berikut ini.
Tabel 10 Hasil Uji Linearitas
Penyesuaian Diri F p Keterangan dan Depresi
Linierity 262,75 0,000 Linier Deviation of Linierity
Linier Berdasarkan hasil uji linieritas tersebut, diperoleh nilai F sebesar 262,75 dengan nilai p = 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel penyesuaian diri dan depresi linier karena p<0,05.
2. Uji Hipotesis
Peneliti melakukan uji hipotesis setelah melalui uji asumsi yaitu uji normalitas dan linieritas. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak antara variabel penyesuaian diri dengan depresi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program Peneliti melakukan uji hipotesis setelah melalui uji asumsi yaitu uji normalitas dan linieritas. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak antara variabel penyesuaian diri dengan depresi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program
Tabel 11
Hasil Analisis Korelasi Pearson Product Moment
Penyesuaian Diri dan Depresi
Product Moment (Pearson Correlation) -0,885 Sig 2 tailed
Hasil analisis korelasi sesuai tabel tersebut menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara variabel penyesuaian diri dan depresi mempunyai nilai r = -0,885 dengan p = 0,000 (taraf signifikansi 5%), sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan sangat signifikan antara penyesuaian diri dengan depresi, semakin tinggi penyesuaian diri maka depresi yang dialami subjek semakin rendah.
3. Peran Penyesuaian Diri terhadap Depresi
Peran penyesuaian diri terhadap depresi dapat diketahui dengan melihat koefisien determinan, yaitu R² (R Square). Nilai R² yang dicari dengan menggunakan perhitungan SPSS, menghasilkan angka R² = 0,784 atau dapat juga Peran penyesuaian diri terhadap depresi dapat diketahui dengan melihat koefisien determinan, yaitu R² (R Square). Nilai R² yang dicari dengan menggunakan perhitungan SPSS, menghasilkan angka R² = 0,784 atau dapat juga
Tabel 12
Peran Penyesuaian Diri terhadap Depresi
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
DP*PD -. 885 .784 .967 .934 Ket: DP = Depresi PD = Penyesuaian Diri
4. Deskripsi Statistik
Gambaran umum subjek penelitian terkait dengan penyesuaian diri dan depresi digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kategorisasi subjek penelitian tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel 13 berikut.
Tabel 13 Kriteria Kategori Skor Subjek
Kategorisasi Norma Rendah
X<( ) Sedang (
)≤X<( ) Tinggi (
)≤X
Keterangan :
X : raw score skala
M : mean atau nilai rata-rata : standar deviasi Guna mendapatkan gambaran umum mengenai data penelitian, berikut ini disajikan tabel data penelitian fungsi-fungsi statistik dasar, baik skala penyesuaian diri maupun skala depresi. Deskripsi statistik data tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel 14 berikut.
Tabel 14 Deskripsi Statistik Data
Data Hipotetetik Data Empirik Variabel Skor Skor Skor Skor Maks Min M SD Maks Min M SD
Penyesuaian Diri 144 36 90 18 44 71 112,64 12,40 Depresi
a. Skala Depresi Skala Depresi dikategorisasikan untuk mengetahui kategori nilai yang diperoleh subjek dalam penelitian. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 25
X 1 = 25 dan skor maksimal yang diperoleh subjek adalah 25 X 4 = 100, sehingga jarak sebarannya adalah 100-25 = 75 setiap satuan deviasi standarnya bernilai 75 : 6,0 = 12,5 dan rerata hipotetiknya 62,5. Gambaran umum mengenai kategorisasi depresi pada subjek penelitian, dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15 Kategori Skor Variabel Depresi
Skor Kategori Frekuensi Presentase
X < 50 Rendah 38 69,1%
50 ≤ X < 75 Sedang 16 29,1% ≤ X Tinggi 1 1,8% 75
Pada Tabel 15 terlihat bahwa mayoritas pensiunan sebesar 69,1% berada pada kategori depresi rendah, 29,1% berada pada kategori sedang dan 1,8% berada pada kategori tinggi. Nilai rerata empiris sebesar 44,85 termasuk dalam kategori rendah, yang menunjukkan bahwa sebagian besar depresi pensiunan berada pada kategori rendah atau tidak bertendensi kearah tinggi maupun sedang.
b. Skala Penyesuaian Diri
Skala Penyesuaian Diri dalam penelitian ini terdiri atas 36 item dengan skor minimum 1 dan skor maksimum 4. Skala ini dikategorisasikan untuk mengetahui kategori nilai yang diperoleh subjek dalam penelitian. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 36 X 1 = 36 dan skor maksimal yang diperoleh subjek adalah 36 X 4 = 144, sehingga jarak sebarannya adalah 144-36 = 108 setiap satuan deviasi standarnya bernilai 108 : 6,0 = 18 dan rerata hipotetiknya 90. Untuk gambaran umum mengenai kategorisasi penyesuaian diri pada subjek penelitian, dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.
Tabel 16 Kategori Skor Variabel Penyesuaian Diri
Skor Kategori Frekuensi Presentase
X < 72 Rendah 1 1,8%
72 ≤ X < 108 Sedang 20 36,4%
108 ≤ X Tinggi 34 61,8%
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pensiunan sebesar 61,8% berada pada kategori penyesuaian diri tinggi, 36,4% berada pada kategori sedang dan 1,8% berada pada kategori rendah. Nilai rerata empiris sebesar 112,64 termasuk dalam kategori tinggi, yang menunjukkan bahwa sebagian besar penyesuaian diri pensiunan berada pada kategori tinggi atau tidak bertendensi kearah rendah maupun sedang.
5. Data Sekunder Subjek Penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, selanjutnya dapat diperinci lagi kategori skor untuk skala penyesuaian diri dan skala depresi. Katergori skor tersebut berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan lamanya pensiun sesuai dengan kriteria sampel yang sudah ditentukan oleh peneliti.
a. Skala Depresi
Kategori skor subjek depresi berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan lamanya pensiun dapat dilihat pada Tabel 17 sampai dengan Tabel 20 berikut ini.
Tabel 17
Kategori Skor Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Skor/Kategori Kelamin (N) X < 50 (%)
50 ≤ X < 75 (%) 75 ≤ X (%) (Rendah) (Sedang) (Tinggi)
Pada tabel kategori skor depresi berdasarkan jenis kelamin (Tabel 17) menunjukkan bahwa secara umum depresi yang dialami pensiunan berdasarkan jenis kelamin masuk kedalam kategori rendah. Depresi pensiunan yang berada pada katagori rendah untuk jenis kelamin pria sebesar 70,3% dan jenis kelamin wanita sebesar 66,7%. Namun demikian, skor depresi pada seorang pensiunan pria ada yang masuk kedalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil t hitung = 1,366<t tabel = 2,006 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara pensiunan berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 18
Kategori Skor Depresi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Skor/Kategori
Pendidikan (N) X <
50 (%) 50 ≤ X < 75 (%) 75 ≤ X (%) (Rendah) (Sedang) (Tinggi)
SMA/SLTA 16 10 62,5 6 37,5 0 D3 15 10 66,7 5 33,3 0 S1 17 12 64,7 5 23,5 1 5,9 S2 7 7 85,7 1 14,3 0 0
Pada tabel kategori skor depresi berdasarkan tingkat pendidikan (Tabel
18) menunjukkan bahwa secara umum depresi yang dialami pensiunan berdasarkan tingkat pendidikan masuk ke dalam kategori rendah. Depresi pensiunan yang berada pada katagori rendah untuk tingkat pedidikan SMA/SLTA sebesar 62,5%, D3 sebesar 66,7%, S1 sebesar 64,7% dan S2 sebesar 85,7%. Namun demikian, skor depresi pada seorang pensiunan S1 ada yang masuk kedalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil F hitung = 0,275< F tabel = 2,783 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara pensiunan berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 19
Kategori Skor Depresi Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Skor/Kategori Pekerjaan (N) X < 50 (% ) 50 ≤ X < 75 (%) 75 ≤ X (%)
(Rendah) (Sedang) (Tinggi)
PNS Kantor 24
19 79,2 5 20,8 0 0 PNS Guru 7 4 57,2 3 42,8 0 0 PNS Dosen 3 3 100 0 0 0 0 BUMN/BUMD 21 12 57,2
8 38,1 1 4,7
Pada tabel kategori skor depresi berdasarkan jenis pekerjaan (Tabel 19) menunjukkan bahwa secara umum skor depresi pensiunan berdasarkan jenis pekerjaan masuk kedalam kategori rendah. Depresi pensiunan yang berada pada kategori rendah untuk jenis pekerjaan PNS Kantor sebesar 79,2%, PNS Guru sebesar 57,2%, PNS Dosen sebesar 100% dan BUMN/BUMD sebesar 57,2%. Namun demikian, skor depresi pada seorang pensiunan BUMN/BUMD ada yang masuk kedalam kategori rendah. Berdasarkan hasil F hitung = 1,272<F tabel = 2,783 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara pensiunan berdasarkan jenis pekerjaan.
Tabel 20
Kategori Skor Depresi Berdasarkan Lama Pensiun Lama Skor/Kategori
Pensiun (N) X < 50 (%) 50 ≤ X < 75 (%) 75 ≤ X (%)
(Rendah) (Sedang) (Tinggi)
Pada tabel kategori skor depresi berdasarkan lama pensiun (Tabel 20) menunjukkan bahwa secara umum skor depresi pensiunan berdasarkan lama pensiun masuk kedalam kategori rendah. Depresi pensiunan yang berada pada kategori rendah berdasarkan lama pensiun 0 tahun sebesar 50%, 1 tahun sebesar
80%, 2 tahun sebesar 71,4%, 3 tahun sebesar 80%, 4 tahun sebesar 77,8%, 5 tahun sebesar 50%, dan 6 tahun sebesar 70%. Namun demikian, skor depresi pada seorang pensiunan dengan lama pensiun 3 tahun ada yang masuk kedalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil F hitung = 0,913<F tabel = 2,279 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara pensiunan berdasarkan lama pensiun.
b. Skala Penyesuaian Diri
Kategori skor subjek penyesuaian diri berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan lamanya pensiun dapat dilihat pada Tabel 21 sampai dengan Tabel 24 seperti berikut ini.
Tabel 21
Kategori Skor Penyesuaian Diri Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Skor/Kategori Kelamin (N) X < 50 (%) 50 ≤ X < 75 (%) 75 ≤ X (%)
(Rendah) (Sedang) (Tinggi)
Pria 37 1 2,7 12 32,4 24 64,9 Wanita 18 0 0 8 44,4 10 55,6
Pada tabel kategori skor penyesuaian diri berdasarkan jenis kelamin (Tabel 21) menunjukkan bahwa secara umum skor penyesuaian diri pensiunan berdasarkan jenis kelamin masuk kedalam kategori tinggi. Penyesuaian diri pensiunan yang berada kategori tinggi untuk jenis kelamin wanita sebesar 55,6% dan jenis kelamin pria sebesar 64,9%. Namun demikian, ada seorang pensiunan pria yang katagori penyesuaian dirinya masuk kedalam kategori rendah.
Berdasarkan hasil -t hitung = -0,856>-t tabel =-2,006 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penyesuaian diri yang signifikan antara pensiunan berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 22
Kategori Skor Penyesuaian Diri Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Skor/Kategori
Pendidikan (N) X < 50 (%)
50 ≤ X < 75 (%) 75 ≤ X (%) (Rendah) (Sedang) (Tinggi)
SMA/SLTA 16 0 0 8 50 ,0 8 50,0 D3 15 0 0 5 33,3 10 66,7 S1 17 1 6,2 5 29,4 11 64,7 S2 7 0 0 1 14,3 6 85,7
Pada tabel kategori skor penyesuaian diri berdasarkan tingkat pendidikan (Tabel 22) menunjukkan bahwa secara umum skor penyesuaian diri pensiunan berdasarkan tingkat pendidikan masuk kedalam kategori tinggi. Penyesuaian diri pensiunan yang berada pada kategori tinggi untuk tingkat pedidikan SMA sebesar 50,0%, D3 sebesar 66,7%, S1 sebesar 64,7% dan S2 sebesar 85,7%. Namun demikian, skor penyesuaian diri pada seorang pensiunan S1 ada yang masuk kedalam kategori rendah. Berdasarkan hasil F hitung = 0,620< F tabel = 2,783 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penyesuaian diri yang signifikan antara pensiunan berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 23
Kategori Skor Penyesuaian Diri Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Skor/Kategori Pekerjaan (N) X < 50 (% ) 50 ≤ X < 75 (%) 75 ≤ X (%)
(Rendah) (Sedang) (Tinggi)
PNS Kantor 24 0 0 9 37,5 15 62,5 PNS Guru 7 0 0 3 42,8 4 57,2 PNS Dosen 3 0 0 0 0 3 100 BUMN/BUMD 21 1 4,8 7 33,3 13 61,9
Pada tabel kategori skor penyesuaian diri berdasarkan jenis pekerjaan (Tabel 23) menunjukkan bahwa secara umum skor penyesuaian diri pensiunan berdasarkan jenis pekerjaan masuk kedalam kategori tinggi. Penyesuaian diri pensiunan yang berada pada kategori tinggi untuk jenis pekerjaan PNS Kantor sebesar 62,5%, PNS Guru sebesar 57,2%, PNS Dosen sebesar 100% dan untuk BUMN/BUMD sebesar 61,9%. Namun demikian, skor penyesuaian diri pada seorang pensiunan BUMN/BUMD ada yang masuk kedalam kategori rendah. Berdasarkan hasil F hitung = 1,272<F tabel = 2,783 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penyesuaian diri yang signifikan antara pensiunan berdasarkan jenis pekerjaan.
Tabel 24
Kategori Skor Penyesuaian Diri Berdasarkan Lama Pensiun
Lama Skor/Kategori Pensiun (N) X < 50 (%) 50 ≤ X < 75 (%) 75 ≤ X (%)
(Rendah) (Sedang) (Tinggi)
Pada tabel kategori skor penyesuaian diri berdasarkan lama pensiun (Tabel 24) menunjukkan bahwa secara umum skor penyesuaian diri pensiunan berdasarkan lama pensiun masuk kedalam kategori tinggi. Penyesuaian diri pensiunan yang berada pada kategori tinggi untuk lama pensiun 0 tahun sebesar 100%, 1 tahun sebesar 70%, 2 tahun sebesar 42,8%, 3 tahun sebesar 80%, 4 tahun sebesar 55,6%, 5 tahun sebesar 66,7% dan 6 tahun sebesar 50%. Namun demikian, skor penyesuaian diri seorang pensiunan dengan lama pensiun 3 tahun ada yang masuk kedalam kategori rendah. Berdasarkan hasil F hitung = 0,727<F tabel = 2,279 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penyesuaian diri yang signifikan antara pensiunan berdasarkan lama pensiun.