Kerangka Konsep Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Sikap

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

A. Pegetahuan

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh para remaja tentang pengertian jerawat, faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya jerawat, dan pengobatan sederhana yang tersedia untuk jerawat. Pengukuran tingkat pengetahuan remaja mengenai jerawat dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang dilakukan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan. Bila jawaban responden benar akan diberi nilai 1, jika jawaban salah diberi nilai 0 .Pengukuran dilakukan dengan menggunakan system skoring dengan memakai skala menurut Arikunto 2007 sebagai berikut : a. Baik, bila skor nilai 76-100 b. Cukup, bila skor atau nilai 56-75 c. Kurang, bila skor atau nilai 40-55 d. Buruk, bila skor nilai 40  Cara Ukur : Angket  Skala ukur : Ordinal PENGETAHUAN AKNE VULGARIS SIKAP Universitas Sumatera Utara

b.Sikap

Sikap adalah tanggapan ataupun respon remaja terhadap hal-hal yang berhubungan dengan jerawat. Pengukuran sikap remaja terhadap jerawat dilakukan berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden.Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan. Pada pernyataan positif, apabila responden sangat setuju atau setuju akan diberi nilai1 atau 2, jika kurang setuju atau tidak setuju diberi nilai 3 atau 4. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan memakai skala menurut Arikunto2007 sebagai berikut : a. Baik, bila skor nilai 76-100 b. Cukup, bila skor atau nilai 56-75 c. Kurang, bila skor atau nilai 40-55 d. Buruk, bila skor nilai 40  Cara ukur : Angket  Skala ukur : Nominal C. Akne vulgaris Penyakit radang kronis unit pilosebasea yang disertai dengan penyumbatan dan penimbunan bahan keratin yang ditandai dengan adanya komedo terbuka black head, komedo tertutup white head, papul dan pustul dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut baik jaringan parut yang hipotrofik maupun yang hipertrofik. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN