mekanisme terjadinya gangguan fungsi tiroid pada penggunaan asam valproat dibandingkan dengan aksis hipotalamus hipofisis.
6
Selain adanya defisiensi zink dan selenium, pada sebuah studi dijumpai adanya defisiensi
copper Cu pada penggunaan asam valproat juga menyebabkan gangguan serum hormon tiroid.
30
2.6. Faktor risiko terjadinya gangguan fungsi tiroid pada penggunaan asam valproat
Beberapa faktor risiko yang diduga berperan dalam mekanisme terjadinya gangguan fungsi tiroid adalah usia anak yang lebih muda, penggunaan asam
valproat antara 6 sampai dengan 24 bulan, dan metode penggunaan asam valproat yang digunakan sebagai politerapi dengan obat-obatan lain.
6
Pada sebuah penelitian yang membandingkan dua kelompok yang menggunakan
asam valproat, didapatkan kelompok yang lebih sering mengalami gangguan hipotiroid subklinik adalah lama penggunaan 6 bulan sampai 24 bulan.
8
Demikian juga pada anak dengan usia dibawah empat tahun, didapatkan kecenderungan untuk mengalami hipotiroidisme subklinik dibandingkan
dengan anak dengan usia diatas empat tahun. Pada anak yang lebih besar, serta pada penggunaan asam valproat
dalam waktu yang lebih lama, yaitu lebih dari 2 tahun risiko untuk terjadinya gangguan fungsi tiroid lebih sedikit. Hal ini diduga akibat mekanisme adaptasi
terhadap fungsi tiroid pada anak dengan usia yang lebih besar serta pada
6,8
Universitas Sumatera Utara
penggunaan obat lebih dari 24 bulan. Mekanisme tersebut melindungi dirinya dari efek samping obat terhadap fungsi tiroid.
Adanya peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi tiroid pada penggunaan asam valproat juga dihubungkan dengan kadar serum.
Pada sebuah studi juga didapatkan kecenderungan penggunaan dosis yang lebih
tinggi pada kelompok yang mengalami hipotiroidisme subklinik dibandingkan dengan kelompok dengan fungsi tiroid yang normal,
yaitu didapatkan kadar 60 sampai 130 µgmL.
6,28
Pada sebuah studi dilakukan pemeriksaan T4, FT4, T3, FT3, rT3, Thyroid Peroxidase Antibodies TPO-Ab, dan iodine urin pada pertama kali
penggunaan dan enam bulan setelah pemakaian asam valproat. Dari pemeriksaan tersebut didapatkan hanya nilai TSH yang mengalami
perubahan yang bermakna, sedangkan pemeriksaan laboratorium yang lain tidak menunjukkan nilai yang signifikan.
6
Namun demikian, dikatakan bahwa gangguan fungsi tiroid pada penggunaan asam valproat tidak bersifat
menetap dimana apabila pengobatan telah dihentikan, maka fungsi tiroid akan kembali normal yang ditandai dengan penurunan nilai TSH.
31
2.7. Manifestasi Klinis Gangguan Fungsi Tiroid Pada Penderita Epilepsi Dengan Penggunaan Asam Valproat
Manifestasi klinis yang lazim dijumpai gangguan fungsi tiroid pada pemakaian asam valproat adalah hipotiroidisme subklinik dimana terjadi peningkatan
nilai TSH namun nilai T3, T4 atau fT3, dan fT4 normal.
28
Dari kasus
Universitas Sumatera Utara
hipotiroidisme subklinik tersebut, hanya 30 kasus yang bergejala yang menunjukkan adanya defisiensi hormon tiroid dengan hasil laboratorium
tersebut.
8
Apabila dijumpai peningkatan kadar hormon TSH, sebaiknya dilakukan pengulangan 2 minggu kemudian. Apabila dijumpai hasilnya tetap
meningkat, maka dapat ditegakan diagnosis hipotiroidisme subklinik. Beberapa gejala yang sering timbul adalah pertumbuhan terganggu,
gangguan prestasi di sekolah, konstipasi, intoleransi terhadap cuaca dingin, kulit kering, rambut mudah dicabut, dan perkembangan pubertas terlambat.
32
28
Kondisi klinis lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah risiko terjadinya gangguan kardiovaskular yaitu aterosklerosis, yang berhubungan dengan
hiperlipidemia yang diakibatkan oleh gangguan regulasi lipoprotein akibat gangguan fungsi tiroid, sehingga dapat menginduksi perubahan komposisi,
konsentrasi, dan ukuran dari High-Density Lipoprotein HDL. Pada penggunaan asam valproat dapat timbul efek samping lain
seperti gangguan fungsi hati, trombositopenia, dan obesitas. Pada sebuah studi dikatakan kadar serum asam valproat secara signifikan berhubungan
dengan edema, rambut rontok, trombositopenia, nyeri abdomen.
9
22
Skrining gangguan fungsi tiroid dapat dideteksi dengan cara melihat faktor risiko dan
adanya klinis yang dapat memperberat kemungkinan terjadinya gangguan fungsi tiroid. Skrining terutama dilakukan pada usia yang lebih muda yaitu
dibawah empat tahun serta lama penggunaan lebih dari enam bulan. Manajemen hipotiroidisme subklinik hingga saat ini belum memiliki
standar pengobatan yang pasti.
8
10
Beberapa studi menganjurkan untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan pemeriksaan antibodi antitiroid, untuk menyingkirkan adanya tiroiditis Hashimoto.
32
Pilihan terapi untuk hipotiroidisme subklinik dilakukan bila dijumpai keadaan overt hypothyroidism yaitu dengan pemberian Sodium
Levotiroksin NaLT4. Dosis NaLT4 diberikan sesuai dengan usia anak tersebut.
13
Tabel 2.1 Dosis Sodium Levotiroksin NaLT4 yang dianjurkan pada pengobatan hipotiroidisme
13
Usia NaLT4µgkg
0-3 bulan 8 -10
3-6 bulan 7-10
6-10 bulan 6-8
1-5 tahun 4-6
6-12 tahun 3-5
12 tahun 3-4
Gambar 2. 3. Tatalaksana hipotiroidisme subklinik
32
Peningkatan nilai TSH dengan nilai T4 yang normal dengan dua kali pemeriksaan
Nilai TSH 10 µU
Nilai TSH 5 - 10 µU
Cek antibodi antitiroid Antibodi antitiroid + atau
manifestasi klinis + Antibodi antitiroid - atau
manifestasi klinis -
Pertimbangkan terapi Evaluasi setiap 6 bulan
+ -
Terapi Na- Levotiroksin
manifestasi klinis +
Hipotiroidisme subklinik
Universitas Sumatera Utara
2.8. Kerangka Konseptual