Dakwah dan Politik

C. Dakwah dan Politik

Menurut Amien Dakwah dalam artian makro itu ekuivalen dengan social reconstruction, rekontruksi sosial. Sosial dalam arti ekonomi, budaya, pendidikan, kemasyarakatan, dan segala macam proses rekonsruksi masyarakat yang multi dimensional itu jatuhnya sama dengan dakwah itu. 114

Amien berkeyakinan bahwa politik merupakan bagian dari dakwah dan sebagai alat dakwah yang mensyaratkan aturan main dari dakwah seperti yang sudah disebutkan di atas. Hubungan poilitik dan dakwah sering tidak dimengerti dengan baik oleh sementara kaum muslimin sehingga banyak yang menggangap bahwa kegiatan dakwah tidak punya dampak positif. Bahkan dalam masyarakat kita ada kesan kurang posistif terhadap kegiatan politik, seolah-olah politik selalu mengandung kelicikan, hiprokasi, ambisi buta, penghianatan, penipuan, dan

konotasi buruk lainya. 115

Banyak anggapan yang salah berkembang di masyarakat, anggapan yang salah tersebut misalnya bahwa politik bersifat memecah belah sedangkan dakwah berusaha merangkul sebanyak mungkin umat, sehingga seolah-olah ada perbedan antara hakekat politik dengan hakekat dakwah, sehingga berlaku suatu ungkapan apabila politik sampai memasuki suatu bidang kehidupan maka pasti rusaklah bidang kehidupan itu, bagi Amien persepsi politik seperti itu dinilai cukup berbahaya apabila ditinjau dari kacamata dakwah, pandangan politik ini juga

Iwan Korniawan Arie, Amien Rais Legenda Reformasi, cet. I (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1999),hlm.109. 115

Ahmad Muzaki, Mengupas Pemikiran Agama dan Politik Sang Pahlawan Reformasi (Jakarta: Lentera,2004), hlm.130. Lihat juga dalam Amien Rais, Cakrawala Islam, hlm. 23.

merugikan, politik yang dijalankan seorang Muslim sekaligus sebagai alat dakwah tentu bukanlah politik sekuler melainkan politik yang penuh komitmen kepada

Allah. 116

Bagi seorang muslim, kegiatan politik haruslah menjadi kegiatan integral dari kehidupan yang utuh. Mengherankan kalau ada muslim yang menjauhi apalagi membenci kegiatan tertentu yang menetukan arah kehidupan dan nasibnya misalnya menjauhi kehidupan ekonomi dan politik. Kehidupan dunia “harus direbut“dan dikendalikan dengan ajaran-ajaran Tuhan. Karena politik adalah alat dakwah maka sebagai alat dakwah segala peraturan yang berlaku di dalam berdakwah harus diikuti seperti jangan memutarbalikkan keadaan suatu kebenaran, memaksa atau melakukan kekerasan, melakukan tindakan mengelabuhi masyarakat dengan menggunakan induksi-induksi yang psikoterapi, kejujuran, keterbukaan, keberanian mengungkapkan yang benar sebagai yang benar, yang baik sebagai yang baik serta penuh dengan rasa tanggung jawab. Politik yang memiliki ciri tersebut niscaya fungsional dengan tujuan dakwah, sebaliknya bila aturan permainan yang digunakan dalam politik tidak sejalan dengan aturan permainan dalam dakwah pada umumnya, maka mudah diperkirakan bahwa politik semacam itu akan disfungsional terhadap dakwah. Moralitas dan etika kegiatan dakwah dalam bidang apapun harus bersumber pada

116 Amien Rais, Cakrawala Islam, hlm.23.

tauhid, bila moralitas dan etika tauhid dilepaskan dari politik, maka poIitik itu akan berjalan tanpa arah dan bermuara pada kesenjangan orang banyak. 117

Politik yang fungsional terhadap tujuan dakwah adalah politik yang sepenuhnya mengindahkan nilai-nilai Islam. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa kehidupan politik yang Islami tidak memberikan tempat bagi sekularisasi. Politik yang menganut faham sekularisme sudah tentu menjadi politik tanpa dasar moral keagamaan, dan nilai-nilai yang berlaku didalamnya sangat relatif dan disfungsional. Politik yang semacam ini akan bertabrakkan dengan tujuan dakwah baik, secara potensial maupun aktual. Politik yang dijalankan oleh seorang muslim adalah politik yang penuh komitmen kepada Allah, tujuan yang diletakkan oleh politik semacan ini bukanlah kekuasaan demi kekuasaan, atau pencapain suatu kepentingan demi kepentingan itu sendiri. Kekuasaan, pengaruh, kepentingan-kepentingan tertentu, posisi politik dan sebagainya, bukanlah tujuan. Semua itu merupakan sarana atau tujuan antara untuk mencapai tujuan yang sesungguhya, yaitu pengabdian kepada Allah. Karena itu, Politik sebagai alat dakwah harus menunjang rekonstruksi masyarakat berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Rekrontuksi masyarakat itu dapat dilakukan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu teknologi dan tentu saja dalam bidang politik. Pengeloloan tugas kenegaraan dibidang legislatif, eksekutif,

117 Ibid., hlm. 27-28.

yudikatif, dan dalam masyarakat luas harus bersendikan pada tauhid dan diwarnai dengan spirit dakwah kepada Allah. 118