Profil Negara Afghanistan
A. Profil Negara Afghanistan
Afghanistan merupakan sebuah negara yang terletak di kawasan Asia Selatan. Negara ini berbatasan dengan Turkmenistan, Uzbekistan, dan Tajikistan di sebelah utara, dengan Pakistan di sebelah timur dan selatan, serta dengan Iran di sebelah barat. Ibukota negara ini ialah Kabul. Afghanistan memiliki nama nasional Daulah Islamiyah , atau Emirat Islam Afghanistan, dan mendapat
kemerdekaannya dari Inggris pada 19 Agustus 1949. 45 Luas wilayah Afghanistan yaitu 652.864 km2 (251.827 sq miles) 46 dengan populasi sebanyak 32.564.342 juta jiwa 47 pada bulan Juli 2015.
Gambar III.1. Peta Negara Afghanistan
Sumber: www.worldatlas.com
45 Verinder Grover, “Afghanistan: An Introduction,” dalam Verinder Grover (ed)., Government and Politics of Asian Countries 1: Afghanistan, (New Delhi: Deep&Deep Publication
PVT.LTD, 2002), h. 1. 46 BBC.com, “Afghanistan Country Profile”, artikel ini diakses dari
http://www.bbc.com/news/world-south-asia-12011352 pada 2 Februari 2017. 47 Maps of
ini diakses dari http://www.mapsofworld.com/afghanistan/ pada 2 Februari 2017.
World,
“Afghanistan
Map”,
artikel
Afghanistan memiliki 34 provinsi, namun tabel di bawah hanya menujukkan
29 provinsi dengan tidak mencantumkan 5 provinsi lainnya, yaitu Daykundi; Khost; Nuristan; Panjhsir dan Sar-e Pul. Kemudian provinsi Kabul menempati jumlah populasi terbanyak yakni sebanyak 1.373.572 jiwa. Namun, hal itu tidak sebanding dengan luas wilayahnya yang hanya 4,585 km2. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kabul merupakan kota atau wilayah terpadat di Afghanistan. Sedangkan provinsi Helmand dengan ibukota Lashgar Gah merupakan yang terluas, dengan jumlah penduduk sebanyak 517.645 jiwa.
Tabel III.1. Daftar Provinsi di Afghanistan
Populasi Badakhshan
Provinsi
Ibu Kota
Qal‟eh-ye Now
Mazar-e Sharif
Lashgar Gah
Herat
Heart
Jowzjan
Sheberghan
Kabul
Kabul
Kandahar
Kandahar
Kapisa
Mahmud-e-Eraqi
Konar
Asadabad
Konduz
Konduz
Laghman
Mehtar Lam
Baraki Barak
Tarin Kowt
Sumber: Central Statistics Office Website, Maps of World
Kelompok-kelompok suku utama di Afghanistan adalah Pashtun 48 (35- 40%), Tajik (25-30%), Uzbek (10%), Hazara (10-15%), Turkman (5%) dan lain-
lain (2%). Bahasa yang paling banyak digunakan adalah Afghan Persian atau Dari, yaitu 50% dan merupakan bahasa resmi Afghanistan. Selain itu, bahasa Dari juga digunakan sebagai bahasa penghubung antar-suku di Afghanistan. Selanjutnya, terdapat bahasa Pashto yang merupakan bahasa resmi kedua dengan
presentasi sebesar 30%. 49 Agama mayoritas di Afghanistan adalah Islam, yang terdiri dari 84% Islam Sunni dan 15% Islam Syi‟ah. 50
48 Pashtun adalah kelompok etnis dominan di Afghanistan. Mereka merupakan penganut muslim Sunni dan menyebut diri mereka Afghan (suku bangsa dari Afghanistan). Dilihat dari
About Afghanistan, “A General Summary The Pashtun People”, artikel ini diakses dari http://www.about-afghanistan.com/pashtun-people.html pada 31 Januari 2016.
49 Central Intelligence Agency Government, “World Factbook”, artikel ini diakses dari https://www.cia.gov/library//publications/the-world-factbook/geos/af.html pada 2 februari 2017.
50 Verinder Grover, “Afghanistan: An Introduction”, h. 2.
Bentuk Negara Afghanistan adalah republik dengan menganut sistem hukum campuran antara hukum sipil, adat dan hukum. Jenis pemerintahan di Afghanistan adalah unitary presidential republic yang dipimpin oleh presiden, wakil presiden dan perdana menteri. Sedangkan sumber lain menyebutkan jenis
pemerintahan Afghanistan adalah 51 Islamic Republic . Badan Eksekutif dalam sistem pemerintahan Afghanistan yang terdiri dari
chief of state , head of government dan cabinet . Badan Legislatif di Afghanistan menganut sistem dua kamar atau bicameral National Assembly yang terdiri dari Meshrano Jirga atau House of Elders dan diisi oleh 102 kursi. Selanjutnya Wolesi
Jirga atau 52 House of People yang diisi dengan tidak lebih dari 250 kursi. Partai-partai yang ada di Afghanistan dipengaruhi oleh etnis yang membuat
etnis merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi aliansi politik. Presentasi partai politik dan posisi untuk duduk dalam pemerintahan berdasarkan kelompok etnis, yaitu Pashtun sebanyak 39%; Hazara 24%; Tajik 21%; Uzbek 6%; lain-lain
10% (termasuk Aimak, Arab, Baloch, Nuristan, Turkmen). 53 Masyarakat Afghanistan hidup dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
ajaran agama Islam yang disesuaikan dengan norma-norma suku Pashtun dan adat istiadat lokal lainnya. Meski demikian, terdapat perbedaan pandangan terhadap
implementasi syari‟ah Islam di antara mereka. Ada yang liberal, konservatif, maupun ortodoks. 54 Namun, secara keseluruhan kehidupan sosial budaya
51 Afghan Web, “Politics Government”, artikel ini diakses dari http://www.afghan- web.com/politics/government.html pada 31 Januari 2016.
52 Afghan Web, “Politics Government”. 53 Afghan Web, “Politics Government”.
54 Z.A. Maulani, Perang Afghanistan: Perang Menegakkan Hegemoni Amerika di Asia Tengah, (Jakarta: Dalancang Seta, 2002), h. 4-5.
masyarakat Afghanistan sangat kental dengan unsur agama Islam. Hal ini dikarenakan hampir seluruh masyarakat Afghanistan, terutama etnis Pashtun, merupakan muslim taat bahkan cenderung fanatik.
Hampir sepanjang sejarah Afghanistan, terutama dalam kurun waktu 20-30 tahun terkhir, kehidupan masyarakat Afghanistan diwarnai dengan kegiatan pengungsian ke negara-negara tetangga terdekatnya, terutama Pakistan dan Iran. Pada masa perang internal misalnya, yaitu sekitar tahun 1992 hingga 1994, jumlah pengungsi Afghanistan di Pakistan adalah sekitar 3.2 juta penduduk dan di Iran sebanyak 2.9 juta penduduk. Para pengungsi Afghanistan telah mengalami gangguan-gangguan yang radikal dalam kebudayaan, organisasi sosial, serta kehidupan perekonomian mereka, terutama sejak mereka diharuskan mengungsi
akibat perang yang berkepanjangan. 55 Peperangan yang berlangsung selama bertahun-tahun dan ketidakstabilan
politik saat itu telah meninggalkan Negara Afghanistan dalam reruntuhan dan bergantung pada bantuan asing. 56 Pada tahun 2011, Afghanistan mempunyai
utang sebesar $2.300.000.000 dimana utang tersebut antara lain berasal dari Rusia $987.000.000, Bank Pembangunan Asia $596.000.000, Bank Dunia $435.000.000, Dana Moneter Internasional $114.000.000, Jerman $18.000.000,
55 Zaenal Arifin, “Pengaruh Invasi Militer Amerika Serikat Terhadap Proses Demokrasi di Afghanistan”, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 24.
56 Uni Assigment Centre, “Afghanistan Transition Towards A Market Driven Economy Economics Essay”, artikel ini diakses dari
https://www.uniassignment.com/essay- samples/economics/afghanistans-transition-towards-a-market-driven-economy-economics- essay.php pada 1 Februari 2017.
Saudi Development Fund $47.000.000, Bank Pembangunan Islam $11.000.000, Bulgaria $51.000.000, Iran $10.000.000, dan Opec $1.800.000. 57
Sementara dalam kehidupan politik, sebelumnya pergolakan selalu terjadi di Afghanistan. Kudeta pemerintahan telah terjadi sejak sejarah politik kontemporer Afghanistan dimulai pada tahun 1919, hingga Afghanistan mengalami invasi eksternal oleh Uni Soviet. Pada tahun 1979 pun perebutan kekuasaan politik terus berlangsung. Pada Desember 1979, pasukan Uni Soviet menginvasi Afghanistan berkaitan dengan perjanjian persahabatan 1978. Dewan Revolusi kemudian memilih Sayid Mohammad Najibullah sebagai Presiden Afghanistan pada
September 1987. 58 Setelah melakukan perundingan pada November 1991 dengan gerakan
oposisi Afghanistan (Mujahidin), pemerintah Uni Soviet setuju untuk mentransfer dukungannya dari rezim Najibullah ke rezim Islamic Interim Government atau Pemerintahan Islam Interim. Ketika pasukan Mujahidin mulai menguasai Kabul, Presiden Najibullah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden pada 16
April 1992. 59 Setelah kepergian Presiden Najibullah, power di Afghanistan dipegang dan
dikuasai penuh oleh dewan pemimpin yang beranggotakan 10 orang, dipimpin oleh Burhanuddin Rabbani yang dinobatkan menjadi presiden Interim Afghanistan pada 28 Juni 1992. Pada Desember 1992, pertemuan dewan yang
57 Index Mundi, “Afghanistan Private Debt”, artikel ini diakses dari http://www.indexmundi.com/facts/afghanistan/private-debt pada 1 Februari 2017 .
58 Zaenal Arifin, “Pengaruh Invasi Militer Amerika Serikat Terhadap Proses Demokrasi di Afghan
59 istan”, h. 28. Ibid.
terdiri dari 1.335 delegasi nasional mengikuti konvensi dan memilih kembali Burhanuddin Rabbani sebagai Presiden Afghanistan. 60
Mandat Presiden Rabbani seharusnya berakhir pada Juni 1994, namun ia tetap memegang jabatannya, sehingga kembali terpilih menjadi Presiden Afghanistan secara resmi pada 30 Januari 1995. Setahun berikutnya, Taliban telah berhasil mengendalikan dua pertiga Afghanistan, termasuk Kabul. Sejak saat itu, Afghanistan terpecah antara wilayah selatan yang dikuasai oleh kelompok
fundamentalis Taliban dan wilayah utara yang dikuasai oleh faksi liberal. 61