Pengamatan Hama Gudang

4.3 Pengamatan Hama Gudang

  4.3.1 Hasil

  Dari pengamatan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang morfologi serangga beserta pengenalan Ordo-ordo Serangga Hama Tanaman di peroleh hasil sebagai berikut :

  Gambar 16. Morfologi Kumbang Beras ( Sitophilus oryzae L.)

  Ket :

  Goresan pada bagian samping beras, lama kelamaan akan hancur.

  Gambar 17.Gejala Serangan kumbang beras (sithopphilus oryzae) pada Tanaman

  padi(oriza sativa)

  Gambar 18. Morfologi Kumbang Tepung (Tribolium sp)

  Ket :

  Tepung akan berwarna kekuningan dan menggumpal.

  Gambar 19.Gejala kumbang tepung (Tribolium sp) pada tepung

  Gambar 20. Morfologi Kumbang Jagung ( Sitophilus zeamays)

  Ket :

  Bulir jagung tampak berlubang dan mudah pecah.

  Gambar 21.Gejala serangan Kumbang Jagung ( Sitophilus zeamays)pada Tanaman Jagung (Zea mays)

  Gambar 22. Morfologi Kumbang Kacang Hijau ( Callocaprochus chenensis)

  Ket :

  Biji mengeluarkan butiran dan berlubang bahkan termakan hingga tinggal sebagian.

  Gambar 23. Gejala Serangan Kumbang Kacang Hijau ( Callocaprochus

  chenensis) pada kacan hijau

  Gambar 23. Morfologi Kumbang Kopra ( Necrobia rafipes )

  Ket :

  Tampak lubang-lubang kecil dan berbau tidak sedap.

  Gambar 24. Gejala Serangan Kumbang Kopra ( Necrobia rafipes ) pada biji kopra

  4.3.2 Pembahasan

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui morfologi kumbang beras (Sitophilus oryzae) terdiri dari kepala (caput), mata, sepasang antena, alat mulut, sayap, tungkai 3 pasang, thorax dan abdomen.

  (Sitophilus oryzae)

  adalah memiliki mata, antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki bentuk tubuh kecil dan memanjang. Larva biasanya bersembunyi di dalam padi-padian dan biji lainnya tempat ia menjadi kepompong Tidak berkaki Dewasa panjang 2-3mm. Lekukan melingkar di rongga dada Bintik kemerahan pada erytra dan rostrummoncong (Nonadita, 2008).

  Pada pengamatan gejala serangan kumbang beras (Sitophilus oryzae) seperti yang telah dilakukan, tampak bulir beras (Oryza sativa) berlubang-lubang akibat dimakan oleh kumbang beras.

  Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang beras (Sitophilus oryzae) adalah pada butir-butir beras yang terserang akan terdapat goresan pada bagian-bagian samping beras. Dan apabila tahap serangannya sudah lama maka butir-butir beras akan menjadi hancur (Nonadita, 2008).

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kumbang tepung (Tribolium sp.) diketahui kumbang tepung memiliki caput, sepasang antena, memiliki sayap, mata, 3 pasang tungkai, alat mulut, thorax dan abdomen.

  Morfologi dari kumbang tepung (Tribolium sp.) adalah memiliki sepasang mata, antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki bentuk tubuh kecil dan memanjang. Dewasa panjang 0,5 mm. 4 pasang kaki. Putih atau coklat pudar. Bergerak lambat. Larva - 6 kaki dan panjangnya 0,5 mm. Berwarna putih. Melewati dua tahap, tahap anak berkaki 8 (Nonadita, 2008).

  Berdasarkan pengamatan gejala serangan yang telah dilakukan oleh kumbang tepung (Tribolium sp.) tehadap tepung, yaitu diketahui bahwa tepung yang terserang akan berwarna kekuningan dan menggumpal.

  Kumbang tepung juga disebut hama bubuk beras, Tribolium bukan hama yang khusus menyerang beras atau tepungnya. Pada kenyataannya, dimana pada komoditas beras ditemukan hama (Sitophilus oryzae), pasti akan ditemukan juga hama bubuk ini. Hama (Tribolium Sp.) hanya memakan sisa komoditas yang telah terserang hama (Sitophilus oryzae) sebelumnya yang berbentuk tepung (hama sekunder). Hama ini tidak hanya ditemukan dalam komoditas beras, tetapi juga terdapat pada gaplek, dedak, beaktul yang ada di toko maupun di rumah (Nonadita, 2008).

  Berdasarkan hasil pengamatan dari kumbang jagung (Sitophilus zeamays) diketahui memiliki caput, memiliki 3 pasang tungkai, mata, antena, alat mulut, sayap, thorax, dan abdomen.

  Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) memiliki panjang 2,5- 4,5 mm, berwarna coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk dan tidak berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning agak kemerah-merahan pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua bercak. Panjang tubuh kumbang dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya (Naynienay, 2008).

  Berdasarkan pengamatan gejala serangan kumbang jagung (Sitophilus zeamays) pada bulir biji jagung (Zea mays), diketahui bahwa pada bulir jagung tampak lubang-lubang akibat serangan kumbang jagung.

  Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang mengakibatkan butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih besar dari pada gejala serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama (Nonadita, 2008).

  Dari hasil pengamatan morfologi kumbang kacang hijau (Conopomorpha cramerella) diketahui morfolognya tersusun atas caput, thorax, abdomen, mata, antena, alat mulut, 3 pasang tungkai dan sayap.

  Morfologi kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki sepasang mata, antena, thorax, kaki, kepala, tanduk, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki tubuh yang agak pendek di banding hama gudang yang lainnya (Nonadita, 2008).

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap gejala serangan kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) terhadap bulir kacang hijau diketahui bahwa kumbang kacang hijau mengakibatkan kacang hijau berlubang.

  Gejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) yang ditimbulkan pada biji kacang hijau adalah pada butir-butir buah yang terserang berlubang-lubang dan mengeluarkan butiran-butiran yang sangat kecil dan kadang juga biji yang terserang termakan hingga tinggal sebagian (Borror, 2009).

  kopra (Necrobia

  rufipes) diketahui bahwa morfologinya terdiri atas caput, thorax, abdomen, mata, antena, 3 pasang tungkai, alat mulut, dan sayap.

  Ciri morfologi kumbang kopra (Necrobia rufipes) adalah memiiki sepasang mata, antena, thoraks, tanduk kaki, kepala, tanduk, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki bentuk tubuh lebih panjang dan lebih besar dari hama gudang lainnya Dewasa 4 - 5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru- biruan metalik dan mengkilap. Bagian permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-merahan terang atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna coklat tua atau hitam (Nonadita, 2008).

  Dari hasil pengamatan terhadap gejala serangan kumbang kopra (Necrobia rufipes) yaitu diketahui bahwa pada kopra yang terserang akan tampak lubang- lubang kecil dan berbau tak sedap.

  Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang kopra (Necrobia rufipes) adalah pada bagian pinggir kopra yang terserang terlihat goresan-goresan bekas gigitannya, sehingga kopra menjadi berkurang sedikit demi sedi kit (Nonadita, 2008)

  4.4 Pengenalan Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur

  4.4.1 Hasil

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman yang terserang penyakit, diperoleh hasil sebagai berikut:

  Ket :

  Bercak-bercak hitam

  pada permukaan cabai.

  Gambar 25. Buah Cabai (Capsicum annum) yang Terserang Jamur

  Colletotrichum capsici

  Ket :

  Permukaan roti akan berwarna

  keunguan, jika terlalu parah akan berwarna kehitam hitaman. .

  Gambar 26. Roti yang Terserang Jamur Aspergilus Niger

  Ket : · Daun tomat tampak layu, dan batang tomat yang terlihat mengkerut.

  Gambar 27. Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) yang Terserang

  Jamur Fusarium oxysporum.

  Keterangan : · Tampak bercak merah pada pinggir batang dan tengah batang tampak bercak hitam.

  Gambar 28. Batang Pisang (Musa paradisiaca) yang Terserang Jamur

  Fusarium oxysporum.

  4.4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada buah cabai (Capsicum annum) yang terserang jamur Colletotrichum capsici tampak terlihat bercak- bercak berwarna hitam pada permukaan cabai juga terlihat cabai yang terserang menjadi mengkerut.

  Gejala yang serangan yang disebabkan oleh C. capsici pada tanaman cabai (Capsicum annum), yaitu buah yang seperti kelihatan mengering pada biji dan kulit luar pada buah cabai. Karena hanya pada bagian buah yang terserang yaitu mengalami bercaka dan keriting (Semangun, 2006).

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Permukaan roti terlihat berwarna keunguan, jika terlalu parah akan berwarna kehitam hitaman. Hal ini disebabkan jamur yang tumbuh di permukaan roti akan menyebabkan perubahan warna pada roti tersebut.

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum) yang terserang Fusarium oxysporum tampak daun tanaman tomat menjadi layu dan menjadi kekuningan serta batang tomat menjadi mengkerut.

  Gejala serangan F. oxyporum pada tomat (Solanum lycopersicum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui Gejala serangan F. oxyporum pada tomat (Solanum lycopersicum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui

  Berdasarkan hasil pengamatan pada batang pisang (Musa paradisiaca) yang terserang jamurFusarium oxyporum tampak bercak-bercak ungu pada pinggiran batang dan pada bagian tengah batang tampak bercak kehitaman.

  Gejala serangan jamur F. oxyporum pada tanaman pisang (Musa paradisiaca) yaitu akan terlihat gejala serangan pada pinggiran pada batang pisang yang mengakibatkan batang pisang akan terlihat kehitaman-hitaman dan terbentuk benang-benang pada bagian dalam batang pisang. Kemudian disebarkan pada batang pisang dan akan mengakibatkan batang pisang tersebut akan terjadi pembusukan pada batang pisang dan kemudian tersebut akan terjadi pembusukan pada buah pisang (Semangun, 2006).

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada daun bawang merah (Allium ascolonicum) yang terserang jamur Alternaria porri tampak bercak-bercak berwarna ungu pada daun, ujung daun kekuningan dan daun tampak layu.

  Gejala serangan yang ditimbulkan dari jamur A. porri ini yaitu terjadinya bercak kecil berwarna putih sampai kelabu dan melekuk. Jika membesar bercak tampak bercincin dan warna agak keunguan. Tepinya agak keunguan dan dikelilingi oleh zone berwarna kuning, yang meluas agak jauh ke atas dan ke bawah becak. Ujung daun yang sakit mengering. Bercak banyak terdapat pada daun tua (Semangun, 2006).