METODE PRAKTEK

BAB III. METODE PRAKTEK

3.1. Tempat dan Waktu

  Praktikum mata kuliah Dasar–dasar Perlindungan Tanaman, tentang

  Pengenalan Serangga, Ordo-ordo Serangga, pengenalan hama gudang, pengenalan penyakit jamur, pengenalan penyakit bakteri dan virus, pengenalan nematode, bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) Fakultas pertanian, Universitas Tadulako. Sedangakan waktu Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 28 september 2017 sampai 2 november 2017, dimulai dari pukul 15.00 sd 17.00 WITA.

3.2. Alat dan Bahan

  Adapun alat yang digunakan dalam Praktikum tentang pengenalan bagian-

  bagian morfologi serangga, pengenalan ordo-ordo serangga, pengenalan hama gudang, pengenalan penyakit jamur, pengenalan penyakit bakteri dan virus, pengenalan nematoda yaitu alat tulis-menulis atau buku gambar A4, papan bedah, jarum pentul, dan toples, talang, kain kasa, keranjang, cutter, mikroskop, handsprayer, cawan petri, corong, saringan, buku gambar, Atk, dan camera digital, aquades.

  Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah belalang kayu (Valanga nigricornis), walang sangit (Leptocorisa acuta), kepik hijau (Nezara viridulla), kumbang helm (Coccinella arcuta), ulat grayak (Spodoptera litura), belalang pedang (Sexava sp) dan gejala serangannya, kepik penghisap buah kakao (Helopeltis spp.) dan gejala serangannya, larva kumbang

  kelapa (Oryctes rhinoceros) dan gejala serangannya, penggerek buah kakao (Conophomorpha cramerella) dan gejala serangannya, ulat daun bawang merah (Spodoptera exigua) dan gejala serangannya, kutu daun (Aphis sp.) dan gejala serangannya, lalat buah pada cabai (Bactrocera sp) dan gejala serangannya, capung (Neurothemis sp) dan gejala serangannya, kumbang beras (Sitophilus oryzaae L) dan gejala serangan, kumbang tepung (Tribolium sp) dan gejala serangan, kumbang jagung (Sitophilus zeamays) dan gejala serangan, kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis L) dan gejala serangan, kumbang kopra (Necrobia rufipes) dan gejala serangan, daun bawang yang terserang Alterina porri, buah cabai yang terserang Collectotrichum capsici, roti yang terserang Aspergilus niger, tanaman tomat yang terserang Fusarium oxyporum, tanaman pisang yang terserang Fusarium oxyporum, sampel tanaman kacang tanah yang terserang PMoV (Peamut Mottle Virus), sampel tanaman kacang tanah yang terserang PStV (Peamut Strippe Virus), tanaman padi yang terserang virus Tungro, buah pisang yang terserang oleh (BDB) Blood Disease Bacterium, batang pisang yang terserang oleh (BDB) Blood Disease Bacterium, tanaman tomat yang terserang Pseudonomas solanacearum, tanaman seledri (Aphium graveolensi L), dan tissue.

3.3. Cara Kerja

  Cara kerja pada praktikum pengenalan bagian-bagian morfologi serangga,

  pengenalan ordo-ordo serangga, pengenalan hama gudang, pengenalan penyakit jamur, pengenalan penyakit bakteri dan virus, yaitu pertama-tama siapkan bahan specimen serangga, kemudian letakkan dipapan bedah dan ditusuk memakai pengenalan ordo-ordo serangga, pengenalan hama gudang, pengenalan penyakit jamur, pengenalan penyakit bakteri dan virus, yaitu pertama-tama siapkan bahan specimen serangga, kemudian letakkan dipapan bedah dan ditusuk memakai

  70, kemudian spesimen digambar pada buku gambar dan berikan keterangan pada masing-masing bagian morfologi serangga.

  Cara kerja pada praktikum pada Pengenalan Nematoda yaitu siapkan talang, keranjang, dan kain kasa, Letakkan keranjang diatas talang, setelah itu lapisi (tutup) keranjang dengan kain kasa atau tissue, kemudian potong kecil-kecil akar tanaman seledri (Aphium graveolensi L) dengan panjang satu cm dan letakkan diatas keranjang yang telah dilapisi tissue, setelah itu isi talang tersebut dengan aquades secukupnya, inkubasi bahan yang telah siap salama 1x24 jam didalam laboratorium, setelah 1x24 jam didalam laboratorium, tiriskan air rendaman akar tersebut, kemudian saring air dan masukkan kedalam cawan petri secukupnya. Kemudian amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x, selanjutnya gambar morfologi dari nematoda puru akar dan tanaman seledri (Aphium graveolensi L) yang terserang serta berikan keterangan pada gambar tersebut.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

  4. Pengenalan Morfologi Serangga

  4.1.1 Hasil

  Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil sebagai berikut.

  Ket:

  1. Caput (Kepala)

  2. Thorax (Dada)

  3. Abdomen (Perut)

  Gambar 1: Morfologi Belalang (Valanga nigricornis)

  Ket :

  Lubang-lubang pada daun.

  Gambar 2: Gejala Serangan Belalang (Valanga nigricornis) pada Tanaman

  Jagung (Zea mays)

  4.1.2 Pembahasan

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui morfologi belalang (valanga nigricornis) adalah terdiri dari kepala (caput), mata, antena, sayap depan, sayap belakang, tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, ovipositor. Belalang termasuk dalam ordo orthoptera

  Ordo ini memliki mulut belalang kayu penggigit dan pengunyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla masing- masing terdapat palpus maxillarisntuya dan labium dengan palpus labialisnya sehingga belalang kayu akan merusak tanaman dari bagian pinggir (Abdi, 2009).

  Gejala yang di timbulkan yaitu lubang-lubang pada daun. Contohnya pada helaian daun jagung terdapat bekas gigitan, yang menyebabkan daun berlubang yang terdapat pada tengah dan ujung daun

  Ordo ini memliki mulut belalang kayu penggigit dan pengunyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla masing- masing terdapat palpus maxillarisntuya dan labium dengan palpus labialisnya sehingga belalang kayu akan merusak tanaman dari bagian pinggir (Abdi, 2009).

4.2 Pengenalan Ordo-Ordo Serangga

  4.2.1 Hasil

  Dari pengamatan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang morfologi serangga beserta pengenalan Ordo-ordo Serangga Hama Tanaman di peroleh hasil sebagai berikut :

  Gambar 3. Morfologi Kepik Hijau(Nezara viridula)

  Ket : Bercak hitam pada tanaman kacang hijau

  Gambar 4. Gejala Serangan Kepik Hijau pada Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus

  Gambar 5. Morfologi Walang sangit (Leptocorixa acuta)

  Ket :

  Adanya terdapat bercak-bercak hitam dan busuk pada bulir padi .

  Gambar 6. Gejala Serangan Walang Sangit(Nezera virudulla) Pada daun jagung

  (zae mays).

  3. Kaki semu

  Gambar 7. Morfologi larva Penggerek Buah Kakao(Conopomorpha Cramerella)

  Ket :

  Pada buah kakao mengalami

  perubahan bentuk dari biji menjadi linak dan berwarna hitam mengeras.

  Gambar 8. Gejala Serangan larva Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha

  cramerella) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao)

  3. Kaki semu

  Gambar 9. Morfologi Ulat Daun Bawang(Spodoptera exigua).

  Ket :

  Daun bawang mengalami luka yang berwarna bening atau menipis

  Gambar 10. Gejala Serangan Ulat Daun Bawang(Spodoptera exigua) Pada Daun

  bawang(Allium Cepa).

  Gambar 11. Morfolgi Kumbang Helm(Megalocaria dilatata).

  Gambar 12. Morfologi Kumbang Kelapa(Oryctes rhinoceros.)

  Ket :

  1. Pelepah kelapa berlubang

  2. Terdapat bintik sobekan pada daun kelapa

  Gambar 13. Gejala Serangan Kumbang Kelapa(Oryctes rhinoceros) Pada Pohon

  Kelapa(Cocos nucifera)

  Gambar 14. Morfologi Kutu Daun (Alcurodicus destructor Mask)

  Ket :

  Terdapat bercak- bercak pada daun cabai.

  Gambar 17. Gejala Serangan kutu Daun(Aphis gossypii.)pada Daun Cabai

  (Aphium graveolens).

  Gambar 15. Gejala Serangan kutu daun (Alcurodicus destructor Mask) pada

  Daun Cabai (Aphium graveolens)

  4.2.2 Pembahasan

  Pengamatan morfologi Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Tampak terlihat antena, caput, toraks, dan abdomen.Walang sangit (Leptocorixa acuta) merupakan hewan yang mempertahankan dirinya dari gangguan predator lain dengan mengeluarkan bau yang tidak sedap.Serangan ini terdapat pada tanaman budidaya terutama pada tanaman padi.

  Gejala dari serangan walang sangit (Leptocorixaacuta) yaitu pada daun tanaman yang di serang terdapat lubang-lubang kecil yang menyerupai gejala serangan belalang (Hartanti, 2009).

  Pada pengamatan Kepik hijau (Nezara viridulla )mempunyai tiga bagian tubuh utama yaitu caput, thoraks, dan abdomen. Kepik hijau tergolong dalam serangga yang memeiliki sayap setengah atau perisai, dengan memakan dengan cara menusuk mengisap.

  Gejala dari serangan kepik hijau (Nezara viridulla) yaitu pada buah tanaman yang terserang menjadi hampa dan batang tanaman menjadi layu sehingga mengakibatkan tanaman menjadi mati (Saputra, 2006).

  Berdasarkan hasil pengamatan, kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) memiliki ciri morfologi yaitumempunyai caput, thorax, dan abdomen.Tubuh Kumbang tersebut berwarna hitam kecoklatan. Gejala serangannya yaitu pada daun Kelapa (Cocos nucifera) nampak berlubang-lubang.

  Pada fase imago, kumbang Oryctes rhynoceros berwarna gelap sampai hitam sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus.Pada bagian kepala terdapat satu tanduk dan cekungan dangkal pada permukaan punggung ruas di belakang kepala.Gejala serangan yang ditimbulkan yaitu bekas gigitannya pada daun seperti bekas guntingan (Wijayanto, 2010).

  Adapun hasil praktikum pada morfologi Ulat daun bawang merah (Spodoptera axigua) pada tanaman bawang merah (Allium ascolonicum) rentangan sayap ngengat panjangnya antara 25–30 mm. Sayap depan berwarna coklat tua dengan garis-garis yang kurang tegas dan terdapat pula bintik-bintik hitam. Sayap belakang berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris-garis hitam.

  Gejala serangan pada Ulat daun bawang merah (Spodoptera axigua) pada tanaman bawang merah (Allium ascolonicum) pada bagian daun tanaman, baik daun pada tanaman yang masih muda ataupun yang sudah tua.Setelah menetas dari telur, ulat muda segera melubangi bagian ujung daun lalu masuk ke dalam daun bawang, akibatnya ujung daun nampak berlubangterpotong (Prabowo, 2009).

  Berdasarkan hasil pengamatan, larva penggerek buah kakao, memiliki ciri morfologi yaitu mempunyai caput,abdomen dan kaki semu.Gejala serangan yang ditimbulkannya yaitu pada biji buah nampak berwarna hitam, rusak dan plasenta antara buah satu dengan lainnya saling menempel.

  Dari hasil pengamatan praktikum yang kami lakukan morfologi pada kutuh putih (Alcurodicus destructor Mask.)pada daun cabai (Mangifera indica) yaitu terdiri dari kami memperoleh morfolgi kutuh putih pada daun mangga yang terdiri atas tungkai, torax, abdomen, sayap, caput, mata dan mulut.

  Morfologi pada kutu daun(Alcurodicus destructor Mask.)pada daun cabai (Mangifera indica) yaitu berbentuk oval, datar, tertutup lapisan tebal seperti lilin, sering hinggap di daun dan menghisap cairan sel daun (Prabowo, 2006).

  Gejala serangan serangga ini mengisap cairan daun di bagian permukaan bawah sehingga meninggalkan bercak-bercak dan menyebabkan berwarna kuning kecoklatan.Kutu mengisap cairan daun, sehingga makin lama caiaran daun habis dan jaringan di sekililingnya terjadi nekorisis (Andisarwanto, 2010).

4.3 Pengamatan Hama Gudang

  4.3.1 Hasil

  Dari pengamatan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang morfologi serangga beserta pengenalan Ordo-ordo Serangga Hama Tanaman di peroleh hasil sebagai berikut :

  Gambar 16. Morfologi Kumbang Beras ( Sitophilus oryzae L.)

  Ket :

  Goresan pada bagian samping beras, lama kelamaan akan hancur.

  Gambar 17.Gejala Serangan kumbang beras (sithopphilus oryzae) pada Tanaman

  padi(oriza sativa)

  Gambar 18. Morfologi Kumbang Tepung (Tribolium sp)

  Ket :

  Tepung akan berwarna kekuningan dan menggumpal.

  Gambar 19.Gejala kumbang tepung (Tribolium sp) pada tepung

  Gambar 20. Morfologi Kumbang Jagung ( Sitophilus zeamays)

  Ket :

  Bulir jagung tampak berlubang dan mudah pecah.

  Gambar 21.Gejala serangan Kumbang Jagung ( Sitophilus zeamays)pada Tanaman Jagung (Zea mays)

  Gambar 22. Morfologi Kumbang Kacang Hijau ( Callocaprochus chenensis)

  Ket :

  Biji mengeluarkan butiran dan berlubang bahkan termakan hingga tinggal sebagian.

  Gambar 23. Gejala Serangan Kumbang Kacang Hijau ( Callocaprochus

  chenensis) pada kacan hijau

  Gambar 23. Morfologi Kumbang Kopra ( Necrobia rafipes )

  Ket :

  Tampak lubang-lubang kecil dan berbau tidak sedap.

  Gambar 24. Gejala Serangan Kumbang Kopra ( Necrobia rafipes ) pada biji kopra

  4.3.2 Pembahasan

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui morfologi kumbang beras (Sitophilus oryzae) terdiri dari kepala (caput), mata, sepasang antena, alat mulut, sayap, tungkai 3 pasang, thorax dan abdomen.

  (Sitophilus oryzae)

  adalah memiliki mata, antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki bentuk tubuh kecil dan memanjang. Larva biasanya bersembunyi di dalam padi-padian dan biji lainnya tempat ia menjadi kepompong Tidak berkaki Dewasa panjang 2-3mm. Lekukan melingkar di rongga dada Bintik kemerahan pada erytra dan rostrummoncong (Nonadita, 2008).

  Pada pengamatan gejala serangan kumbang beras (Sitophilus oryzae) seperti yang telah dilakukan, tampak bulir beras (Oryza sativa) berlubang-lubang akibat dimakan oleh kumbang beras.

  Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang beras (Sitophilus oryzae) adalah pada butir-butir beras yang terserang akan terdapat goresan pada bagian-bagian samping beras. Dan apabila tahap serangannya sudah lama maka butir-butir beras akan menjadi hancur (Nonadita, 2008).

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kumbang tepung (Tribolium sp.) diketahui kumbang tepung memiliki caput, sepasang antena, memiliki sayap, mata, 3 pasang tungkai, alat mulut, thorax dan abdomen.

  Morfologi dari kumbang tepung (Tribolium sp.) adalah memiliki sepasang mata, antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki bentuk tubuh kecil dan memanjang. Dewasa panjang 0,5 mm. 4 pasang kaki. Putih atau coklat pudar. Bergerak lambat. Larva - 6 kaki dan panjangnya 0,5 mm. Berwarna putih. Melewati dua tahap, tahap anak berkaki 8 (Nonadita, 2008).

  Berdasarkan pengamatan gejala serangan yang telah dilakukan oleh kumbang tepung (Tribolium sp.) tehadap tepung, yaitu diketahui bahwa tepung yang terserang akan berwarna kekuningan dan menggumpal.

  Kumbang tepung juga disebut hama bubuk beras, Tribolium bukan hama yang khusus menyerang beras atau tepungnya. Pada kenyataannya, dimana pada komoditas beras ditemukan hama (Sitophilus oryzae), pasti akan ditemukan juga hama bubuk ini. Hama (Tribolium Sp.) hanya memakan sisa komoditas yang telah terserang hama (Sitophilus oryzae) sebelumnya yang berbentuk tepung (hama sekunder). Hama ini tidak hanya ditemukan dalam komoditas beras, tetapi juga terdapat pada gaplek, dedak, beaktul yang ada di toko maupun di rumah (Nonadita, 2008).

  Berdasarkan hasil pengamatan dari kumbang jagung (Sitophilus zeamays) diketahui memiliki caput, memiliki 3 pasang tungkai, mata, antena, alat mulut, sayap, thorax, dan abdomen.

  Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) memiliki panjang 2,5- 4,5 mm, berwarna coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk dan tidak berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning agak kemerah-merahan pada sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua bercak. Panjang tubuh kumbang dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya (Naynienay, 2008).

  Berdasarkan pengamatan gejala serangan kumbang jagung (Sitophilus zeamays) pada bulir biji jagung (Zea mays), diketahui bahwa pada bulir jagung tampak lubang-lubang akibat serangan kumbang jagung.

  Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang mengakibatkan butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih besar dari pada gejala serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama (Nonadita, 2008).

  Dari hasil pengamatan morfologi kumbang kacang hijau (Conopomorpha cramerella) diketahui morfolognya tersusun atas caput, thorax, abdomen, mata, antena, alat mulut, 3 pasang tungkai dan sayap.

  Morfologi kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki sepasang mata, antena, thorax, kaki, kepala, tanduk, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki tubuh yang agak pendek di banding hama gudang yang lainnya (Nonadita, 2008).

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap gejala serangan kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) terhadap bulir kacang hijau diketahui bahwa kumbang kacang hijau mengakibatkan kacang hijau berlubang.

  Gejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) yang ditimbulkan pada biji kacang hijau adalah pada butir-butir buah yang terserang berlubang-lubang dan mengeluarkan butiran-butiran yang sangat kecil dan kadang juga biji yang terserang termakan hingga tinggal sebagian (Borror, 2009).

  kopra (Necrobia

  rufipes) diketahui bahwa morfologinya terdiri atas caput, thorax, abdomen, mata, antena, 3 pasang tungkai, alat mulut, dan sayap.

  Ciri morfologi kumbang kopra (Necrobia rufipes) adalah memiiki sepasang mata, antena, thoraks, tanduk kaki, kepala, tanduk, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan memiliki bentuk tubuh lebih panjang dan lebih besar dari hama gudang lainnya Dewasa 4 - 5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru- biruan metalik dan mengkilap. Bagian permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-merahan terang atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna coklat tua atau hitam (Nonadita, 2008).

  Dari hasil pengamatan terhadap gejala serangan kumbang kopra (Necrobia rufipes) yaitu diketahui bahwa pada kopra yang terserang akan tampak lubang- lubang kecil dan berbau tak sedap.

  Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang kopra (Necrobia rufipes) adalah pada bagian pinggir kopra yang terserang terlihat goresan-goresan bekas gigitannya, sehingga kopra menjadi berkurang sedikit demi sedi kit (Nonadita, 2008)

  4.4 Pengenalan Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur

  4.4.1 Hasil

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman yang terserang penyakit, diperoleh hasil sebagai berikut:

  Ket :

  Bercak-bercak hitam

  pada permukaan cabai.

  Gambar 25. Buah Cabai (Capsicum annum) yang Terserang Jamur

  Colletotrichum capsici

  Ket :

  Permukaan roti akan berwarna

  keunguan, jika terlalu parah akan berwarna kehitam hitaman. .

  Gambar 26. Roti yang Terserang Jamur Aspergilus Niger

  Ket : · Daun tomat tampak layu, dan batang tomat yang terlihat mengkerut.

  Gambar 27. Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) yang Terserang

  Jamur Fusarium oxysporum.

  Keterangan : · Tampak bercak merah pada pinggir batang dan tengah batang tampak bercak hitam.

  Gambar 28. Batang Pisang (Musa paradisiaca) yang Terserang Jamur

  Fusarium oxysporum.

  4.4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada buah cabai (Capsicum annum) yang terserang jamur Colletotrichum capsici tampak terlihat bercak- bercak berwarna hitam pada permukaan cabai juga terlihat cabai yang terserang menjadi mengkerut.

  Gejala yang serangan yang disebabkan oleh C. capsici pada tanaman cabai (Capsicum annum), yaitu buah yang seperti kelihatan mengering pada biji dan kulit luar pada buah cabai. Karena hanya pada bagian buah yang terserang yaitu mengalami bercaka dan keriting (Semangun, 2006).

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Permukaan roti terlihat berwarna keunguan, jika terlalu parah akan berwarna kehitam hitaman. Hal ini disebabkan jamur yang tumbuh di permukaan roti akan menyebabkan perubahan warna pada roti tersebut.

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum) yang terserang Fusarium oxysporum tampak daun tanaman tomat menjadi layu dan menjadi kekuningan serta batang tomat menjadi mengkerut.

  Gejala serangan F. oxyporum pada tomat (Solanum lycopersicum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui Gejala serangan F. oxyporum pada tomat (Solanum lycopersicum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui

  Berdasarkan hasil pengamatan pada batang pisang (Musa paradisiaca) yang terserang jamurFusarium oxyporum tampak bercak-bercak ungu pada pinggiran batang dan pada bagian tengah batang tampak bercak kehitaman.

  Gejala serangan jamur F. oxyporum pada tanaman pisang (Musa paradisiaca) yaitu akan terlihat gejala serangan pada pinggiran pada batang pisang yang mengakibatkan batang pisang akan terlihat kehitaman-hitaman dan terbentuk benang-benang pada bagian dalam batang pisang. Kemudian disebarkan pada batang pisang dan akan mengakibatkan batang pisang tersebut akan terjadi pembusukan pada batang pisang dan kemudian tersebut akan terjadi pembusukan pada buah pisang (Semangun, 2006).

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada daun bawang merah (Allium ascolonicum) yang terserang jamur Alternaria porri tampak bercak-bercak berwarna ungu pada daun, ujung daun kekuningan dan daun tampak layu.

  Gejala serangan yang ditimbulkan dari jamur A. porri ini yaitu terjadinya bercak kecil berwarna putih sampai kelabu dan melekuk. Jika membesar bercak tampak bercincin dan warna agak keunguan. Tepinya agak keunguan dan dikelilingi oleh zone berwarna kuning, yang meluas agak jauh ke atas dan ke bawah becak. Ujung daun yang sakit mengering. Bercak banyak terdapat pada daun tua (Semangun, 2006).

4.5 Pengenalan Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri Dan Virus

  4.5.1 Hasil Berdasarkan hasil pengamatan pada Praktikum Pengenalan Penyakit Tumbuhan yang di sebabkan oleh Bakteri dan Virus, telah di peroleh hasil dengan sebagai berikut :

  Ket : · Tampak bercak ungu pada daun yang lama kelamaan menjadi

  kekuningan dan

  orange.

  Gambar29.Daun Bawang Merah (Allium ascolonicum) yang Terserang

  Jamur Alternaria porri.

  Ket:

  1. Berair berwarna merah pada bagian tengah buah pisang

  2. Terdapat belang berwarna coklat, berair dan berbau busuk

  Gambar 30. Buah dan Batang Pisang (Musa paradisiacal) yang Terserang

  Penyakit Darah BDB (Blood Disease Bacterium).

  Ket :

  1. Pada bagian pucuk terlihat layu dan daunnya menguning

  2. Pada bagian dalam batang terlihat lendir berair.

  Gambar 31. Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) yang terserang Layu

  Bakteri yang Disebabkan Oleh Pseudomonas solanacearum.

  I. II.

  Ket :

  Terdapat bercak berwarna coklat pada bagian daun yang tidak beraturan

  Gambar 32 . Tanaman Kacang Tanah ( Arachi hypogeae L )yang Terserang PMoV

  (Peanut motlee Virus).

  Ket :

  Terdapat bercak berwarna coklat pada bagian daun yang terlihat seperti garis putus putus.

  Gambar 33 . Tanaman Kacang Tanah ( Arachis hypogeae L ) yang Terserang PStV (Peanut Stripe Virus).

  Ket :

  1. Ujung daun menguning terdapat bintik- binti kitam pada daun.

  2. Tanaman kerdil dan bulir padi

  hampa.

  Gambar 34 . Tanaman Padi yang Terserang Virus Tungro (Penyakit kerdil Hampa)

  4.2 pembahasan

  Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tanaman pisang pada gambar 36, baik pada buah pisang maupun batang pisang yang terserang penyakit darah yang disebabkan oleh Blood Disease Bacterium (BDB), menunjukkan adanya cairan atau getah kental berwarna coklat kemerahan pada buah pisang yang dibelah, serta menunjukkan adanya bercak berwarna coklat kemerahan, berair dan berbau busuk pada bagian tengah batang pisang.

  Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Blood Disease Bacterium (BDB) pada buah pisang yaitu perkembangan buah menjadi terlambat, dimana pada saat buah hampir masak buah berwarna kuning coklat dan busuk sedangakan Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Blood Disease Bacterium (BDB) pada batang pisang yaitu pada batang pisang terdapat bercak merah dan apabila batang dipotong akan mengeluarkan cairan yang berwarna coklat kemerahan dan berbau kurang sedap (Andika, 2006).

  Berdasarkan dari hasil pengamatan, tanaman tomat yang terserang oleh Pseudomonas solanecearum yaitu pada bagian pucuk terlihat layu dan pada daunnya menguning kemudian pada dalam batang terlihat lendir berair.

  Gejala serangan penyakit layu bakteri pada tomat, dapat dilihat dari menjadi layunya beberapa daun terutama pada bagian pucuk tomat dan menguningnya daun-daun tua (daun-daun sebelah bawah). Dan jika batang, cabang atau tangkai daun tanaman sakit dibelah, maka akan tampak berkas pembuluh berwarna coklat. Empulur sering juga berwarna kecoklatan. Pada stadium penyakit yang lanjut, bila batang dipotong, dari berkas pembuluh akan keluar massa bakteri seperti lendir berwarna putih susu. Adanya massa lendir ini dapat dipakai untuk membedakan penyakit layu bakteri dengan layu fusarium. Oleh karena itu penyakit layu bakteri sering juga disebut penyakit lendir (Semangun, 2006).

  Berdasarkan dari hasil pengamatan, tanaman kacang tanah yang terserang oleh Peanut Mottle VirusPMoV yaitu terdapat bercak-bercak coklat yabg terdapat di antara tulang daun.

  Pada Tanaman kacang tanah, Gejala serangan PMoV (Peanut Mottle Virus) dapat dilihat dari belang-belang pada daun yang tidak teratur, berwarna hijau tua dan hijau muda, tulang-tulang daun agak melekuk, dan tepi daun agak menggulung keatas. Infeksi yang terjadi pada waktu tanaman masih muda sering menyebabkan terjadinya gejala belang dengan cincin-cincin klorotis. Olehnya, PMoV sering juga disebut penyakit belang (Semangun 2006).

  Berdasarkan dari hasil pengamatan, tanaman kacang tanah yang terserang olehPeanut Stripe Virus(PStV) yaitu terdapat bercak-bercak coklat pada tulang daun sehingga hampir terlihat sama dengan gejala PMov.

  Gejala serangan Peanut Stripe Virus (PStV) terlihat dari adanya garis-garis putus-putus (diskontinu), dan pada daun terjadi gejala mosaik yang berat, serta terdapat corak tertentu yang bilurnya meluas, sehingga mirip sekali dengan gejala penyakit belang Semangun (2006).

  Pada pengamatan terhadap Tanaman Padi (Oryza sativa) yang terserang virus Tungro yaitu menunjukkan ciri morfologi adanya bercak berwarna coklat kehitaman pada batang, daun dan bulir padi serta ukuran tanaman yang kerdil.

  Daun padi yang terserang virus tungro mula-mula berwarna kuning oranye dimulai dari ujung-ujung, kemudian lama-kelamaan berkembang ke bagian bawah dan tampak bintik-bintik karat berwarna hitam. Bila keadaan ini dibiarkan jumlah anakan padi akan mengalami pengurangan, tanaman menjadi kerdil, malai yang terbentuk lebih pendek dari malai normal selain itu banyak malai yang tidak berisi (hampa) sehingga tidak bisa menghasilkan (Semangun 2004).

  4.6 Penegenalan Nematoda

  4.6.1 Hasil

  Berdasarkan hasil pengamatan pada Praktikum Pengenalan Nematoda pada Tumbuhan telah di peroleh hasil dengan sebagai berikut :

  Keterangan :

  1. Terlihat daun mengkerut dan terdapat bercak-bercak kecoklatan

  2. Terlihat tangkai daun menjadi layu

  3. Terlihat bintil-bintil pada akar.

  Gambar 35. Morfologi Tanaman Seledri (Aphiumgraveolens L.) yang Terserang

  Nematoda Meloidogyne spp.

  Gambar 36. Morfologi Nematoda Jantan Meloidogyne spp. pada Perbesaran 10x

  di bawah mikroskop.

  Gambar 37. Morfologi Nematoda Betina Meloidogyne spp. pada Perbesaran 10x

  di bawah mokroskop.

  4.6.2 Pembahasan

  Dari hasil pengamatan tanaman seledri (Apium graviolens L.) yang terserang nematoda Meloidogyne spp. terlihat pada daunnya menjadi layu dan menguning, tanaman tumbuh tidak normal, dan nampak pada akarnya berbintil-bintil, dan dapat dilihat pada gambar 41.

  Gejala serangannya terlihat pada akar tanaman yang menjadi berbintil-bintil, sehingga berakibat pada sistem transportasi air dan unsur hara terganggu, akibatnya akan berpengaruh keseluruh bagian permukaan tanaman, pertumbuhan menjadi terhambat, daun menguning, dan dalam waktu yang rentan akan mengakibatkan kematian pada tanaman (Tjahjadi, 2008).

  Tanah yang menjadi tempat hidup nematoda mempunyai struktur yang kasar, bukan halus seperti lempeng. Nematoda biasanya menyukai keadaan lembab karena kelembaban juga berpengaruh terhadap dar hidup nematode.

  Kebanyakan nematoda juga hidup di tanah yang mempunyai banyak pori dan didalam pori-pori tersebut terdapat cukup udara. Tanah tersebut juga mempunyai kelembapan yang cukup (Hidayat, 2009).

  Berdasarkan pada pengamatan, perbedaan Nematoda meloidogyne spp. jantan dan betina terletak pada bagian tubuh dan ukuran tubuhnya. Nematoda jantan mempunyai bagian tubuh yang terdiri atas kepala, mata, perut, stylet, dan ekor. Ukuran nematoda jantan juga lebih panjang dari nematoda betina dan dapat dilihat pada gambar 36 .

  Nematoda jantan mempunyai bentuk seperti cacing kecil. Bagian tubuh nematoda jantan terdiri atas kepala, mata, perut, stylet, dan ekor. Ukuran tubuh nematoda jantan memanjang bergerak lambat didalam tanah, nematoda jantan lebih panjang dibandingkan dengan nematoda betina. Panjang nematoda jantan bervariasi maksimum 2 mm, kepalanya tidak berlekuk, panjang styletnya hampir dua kali panjang stylet betina, ekornya pendek dan membulat (Hidayat, 2009).

  Bentuk morfologi nematoda betina berdasarkan hasil pengamatan ini berbeda dengan yang jantan. Nematoda betina mempunyai bagian tubuh yang terdiri atas kepala, mata, perut, dan stylet. Namun tidak mempunyai ekor seperti nematoda jantan. Nematoda betina memiliki bentuk tubuh seperti botol.

  Bentuk morfologi nematoda betina berbeda dengan yang jantan. Nematoda betina mempunyai bentuk yang mirip botol dan mempunyai bagian tubuh yang terdiri atas kepala, mata, perut, stylet, dan tidak mempunyai ekor. Nematoda betina juga mempunyai sifat endoparasit yang tidak berpindah (sedentary) mempunyai leher pendek dan tanpa ekor (Hidayat, 2009).

  Panjangnya lebih dari 0,5 mm dan lebarnya antara 0,3–0,4 mm, stiletnya lemah dan panjangnya 12-15 mm melengkung ke arah dorsal serta mempunyai pangkal knot yang jelas. Dari segi ukuran, nematoda betina mempunyai diameter yang lebih besar dibanding nematoda jantan (Hidayat, 2009).

  Teknik ekstrasi nematoda pada pengamatan ini menggunakan teknik yang sederhana. Akar dari tanaman yag terserang nematoda dibersihkan, kemudian menyediakan talang, keranjang, dan kain kasa, lalu keranjang ditutupi dengan kain kasa dan tissue. Memotong tanaman yang terserang dengan panjang 1 cm lalu memasukkannya ke dalam keranjang. Memasukkan air aquades secukupnya ke dalam talang, kemudian didiamkan selama 1x24 jam. Setelah didiamkan 1x24 jam, kemudian menyaring air rendaman akar dalam wadah. Kemudian menyemprotkan air pada saringan agar nematoda pada saringan jatuh pada cawan petri, lalu diteliti dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 kali.

  Nematoda bisa diekstrasi dari dalam jaringan tumbuhan dan dari dalam tanah. Untuk mengekstrasi nematoda yang berasal dari dalam jaringan tumbuhan yang berupa akar harus dibersihkan terlebih dahulu dan dipotong-potong menjadibagian-bagian kecil dengan panjang 2-3 cm, dengan menggunakan pencincang listrik selama 15-30 detik akan menghasilkan campuran nematoda, campuran tersebut dituangkan keatas saringan.Saringan tetap dibiarkan dalam air untuk menampung sisa jaringan tumbuhan, nematoda yang bergerak akan menembus lubang saringan dan dapat dikumpulkan dari air yang berada dibawah saringan tersebut. (Hutagalung, 2008)

  Teknik ekstrasi sederhana juga digunakan dalam mengekstrasikan nematoda yang berasal dari tanah. Alat-alat yang disediakan yaitu talang, keranjang, dan Teknik ekstrasi sederhana juga digunakan dalam mengekstrasikan nematoda yang berasal dari tanah. Alat-alat yang disediakan yaitu talang, keranjang, dan

  Pengekstraksian nematoda yang berasal dari tanah dapat dilakukan dengan cara metode baskom. Masukkan 100 gr contoh tanah ke dalam baskom Adan tambahkan air hingga merendamkan contoh tanah. Aduk, kemudian tuang suspensinya ke dalam baskom plastik B. Endapan contoh tanah yang terdapat pada baskom A tuangi kembali dengan air dan tuangi lagi suspense tersebut ke dalam baskom B. Sisa partikel tanah kasar pada baskom A dibuang. Aduk suspense pada baskom B, kemudian tuang ke dalam baskom A melalui saringan 125 mesh. Kemudian saringan diletakkan ke dalam cawan petri, dan tuangkan suspensi dari baskom A.

  Suspensi dalam cawan petri dibiarkan semalam. Dalam keadaan teraduk, pipet suspensi nematode sebanyak 10 ml, kemudian tuang ke dalam cawan penghitung. Pengamatan dapat dilakukan dibawah mikroskop (Hutagalung, 2008).

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

  Bedasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Belalang kayu (Valanga nigricornis), walang sangit (Leptocorisa acuta), kepik hijau (Nezara viridulla), kumbang helm (Coccinella arcuta), ulat grayak (Spodoptera litura), lalat buah pada cabe (Dacus sp), kumbang helm (Oryctes rhinoceros) dan capung (Anisoptera) memiliki morfologi secara umum yaitu kepala (caput), thoraks, abdomen, mata, mulut, tungkai dan antena.

  2. Belalang pedang (Sexava sp.) merupakan ordo orthoptera, buah kakao (Helopeltis spp.) merupakan ordo hemiptera, larva kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) dan kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) merupakan ordo coleoptera, penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella) dan ulat daun bawang merah (Spodoptera exigua) merupakan ordo lepidoptera, kutu daun (Aphis sp.) merupakan ordo homoptera, lalat buah pada cabe ( Dacus sp.) merupakan ordo diptera dan capung (Dragonflies) merupakan ordo odonata.

  3. Ciri morfologi dari kumbang beras (Sitophilus oryzae), kumbang tepung (Tribolium sp.), kumbang jagung (Sitophilus zeamays), kumbang kacang hijau (Conopomorpha cramerella), kumbang kopra (Necrobia rufipes) secara umum memiliki mata, antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap, abdomen. Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang beras

  (Sitophilus oryzae) adalah pada butir-butir beras yang terserang akan terdapat goresan pada bagian-bagian samping beras. Gejala serangan yang telah dilakukan oleh kumbang tepung (Tribolium sp.) tehadap tepung, yaitu diketahui bahwa tepung yang terserang akan berwarna kekuningan dan menggumpal.gejala serangan kumbang jagung (Sitophilus zeamays) pada bulir biji jagung (Zea mays), diketahui bahwa pada bulir jagung tampak lubang-lubang. gejala serangan kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) terhadap bulir kacang hijau. Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang kopra (Necrobia rufipes) adalah pada bagian pinggir kopra yang terserang terlihat goresan- goresan bekas gigitannya.

  4. Daun bawang yang terserang Alterina porri pada daun bawang ini terdapat bercak-bercak berwarna putih atau kelabu dan juga tampak berupa seperti cincin dengan warna agak keunguan dengan tepi agak kemerahan atau keunguan yang dikelilingi oleh zone berwarna kuning. Cabai (Capsicum annum) yang terserang jamur Colletotrichumcapsici tampak terlihat bercak-bercak berwarnah hitam, pada cabai terlihat lubang. Buah kakao (Theobroma cacao) yang terserang jamur Phytophthorapalmivora terlihat dimana Kakao (Theobroma cacao) permukaan kulit berwarna hitam dengan

  kuning. Tomat

  (Lycopersicumesculentum) yang terserang Fusarium oxysporum lycopersici terlihat

  gejala serangannya

  yaitu daun tomat

  (Lycopersicumesculentum) terlihat kering yang mana semua daunnya mengkerut, warna batang terlihat berwarna hijau kekuning-kuningan.

  Tanaman pisang (Musa sp.) yang diduga terserang penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxyporum cubense tampak pada batang pisang terlihat bahwa batang menjadi kemerah-merahan.

  5. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae) yang terserang PMoV (Peanut Mottle Virus), tampak bercak-bercak pada tulang daun, tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae) yang terserang PStV (Peanut Stripe Virus), tampak pada permukaan daun terdapat bercak-bercak gelap, ada juga yang bercak-bercak kekuningan yang hampir mirip dengan penyakit mosiak, tanaman padi (Oryza sativa) yang terserang tungro, tampak warna kekuningan pada pinggiran daun, dan pada bulir padi terlihat berisi namun setelah dipencet terasa bulir tersebut hampa, buah pisang (Musa paradisiaca) yang terserangBDB (Blood Disease Bacterium), bila dipotong, tampak bercak-bercak merah kehitaman pada permukaan daging buah, dan tanaman tomat (Solanumlycopersicum) yang terserang Pseudomonas solanacearum, tampak daun tanaman tomat menjadi layu, akar terlihat rapuh, dan bila batang dipotong akan mengeluarkan lendir yang jika dicelup ke air akan tampak benang-benang.

  6. Nematoda dapat berperan sebagai penyakit saat nematoda menyerang tanaman melalui jaringan tanaman itu sehingga mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.Nematoda betina berbentuk seperti buah pir dan berukuran lebih panjang dibanding nematoda jantan.

5.2 Saran

  Saran saya pada praktikum Dasar-dasar Perlindingan Tanaman ini yaitu agar kiranya alat-alat yang ada didalam Laboratorium Ilmu Tanah disimpan tempat yang aman misalkan didalam lemari, agar saat dilaksanakan praktek tidak ada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau alat yang didalam Laboratorium Ilmu Tanah tidak ada yang pecah.