Tabel 3. Bentuk-bentuk Perlawanan yang Ditunjukkan oleh Tokoh-tokoh Perempuan Bali dalam Kumpulan Cerita Pendek Akar Pule

LAMPIRAN 4 Tabel 3. Bentuk-bentuk Perlawanan yang Ditunjukkan oleh Tokoh-tokoh Perempuan Bali dalam Kumpulan Cerita Pendek Akar Pule

No Judul Cerita hal

No. Data

1 Tiga Perempuan

1 Tuniang suka memanggilku jegeg , artinya menjadi

Perempuan sering dilambangkan

19 anak perempuan yang cantik. Aku merasa perempuan

sebagai makhluk yang lemah.

makin dapat angin. Aku tahu aslinya mandiri

Namun tokoh Pudak (aku) dalam

Tuniang sangat bangga padaku. Karena sejak

cerita pendek “Tiga Perempuan”

dulu Tuniang menginginkan seorang cucu

membuktikan

bahwa tidak

laki-laki. Semua cucu Tuniang , perempuan-

selamanya perempuan menjadi

perempuan lembut dan cantik, sopan, juga

makhluk yang lemah. Perempuan

sangat priyayi. Hanya aku satu-satunya yang

juga bisa bertingkah seperti lelaki

hobi naik pohon, berenang di kali, atau

seperti naik pohon, berenang di kali,

sesekali ikut mendorong gerobak. Kadang-

dan sebagainya.

kadang berkelahi sampai babak belur dengan anak lelaki. Yang aneh lagi, tak ada cucu lain yang dipanggil jegeg . Hanya aku.

2 Percakapan itu terus terngiang di telingaku. menjadi

Perempuan sering dilambangkan

20 Tuniang berjuang

keras

mengubah perempuan

sebagai makhluk yang lemah.

karakterku yang menurut dia aneh. Aku tidak mandiri

Namun tokoh Pudak (aku) dalam

bisa menjelma seperti gadis-gadis kecil

cerita pendek “Tiga Perempuan”

seusiaku di Griya . Mereka sopan, santun,

membuktikan

bahwa tidak

dan penurut. Tapi menurut instingku, mereka

selamanya perempuan menjadi

itu munafik. Bagus di luar, busuk di dalam.

makhluk yang lemah. Perempuan

Gadis-gadis kecil itu sesungguhnya iri pada

juga bisa bertingkah seperti lelaki

keberanianku. Aku berani memanjat pohon

seperti naik pohon, berenang di kali,

kecapi, sampai Lemok, pengasuhku,

dan sebagainya.

terkencing-kencing takut aku jatuh. Aku juga dengan enteng bergelantungan di akar-akar

di bawah pohon. Keringatnya mengucur deras. Dia terlihat menggigil. Aku suka sekali melihatnya dibalur rasa cemas. Dia terlihat cantik dengan cuaca yang penuh ketakutan dan kecemasan itu. “ Tugeg , pohon beringin itu sakral. Tugeg tidak boleh memanjatnya. Banyak roh-roh di dalam pohon beringin itu!” Lemok berteriak. Dia bahkan tidak berani mendekati pohon itu. Kulihat tubuhnya basah. Aku menyukai karakter perempuan itu. Sejak dititipkan dan dibesarkan di rumah Tuniang , aku hanya mengenal Lemok.

22 3 Aku suka melihat lengannya yang besar, menjadi

Perempuan sering dilambangkan

mirip lengan pohon jambu air milik Tuniang . perempuan

sebagai makhluk yang lemah.

Kokoh dan dengan enteng mengangkat mandiri

Namun tokoh Lemok dalam cerita

tubuhku yang kecil. Berada di lengannya,

pendek

“Tiga Perempuan”

aku seperti merasa berada di atas dahan.

membuktikan

bahwa tidak

Barayun-ayun. Sesasinya luar biasa. Dia

selamanya perempuan menjadi

perempuan hebat yang membuatku simpati.

makhluk yang lemah. Lemok adalah

Pekerja keras dan kuat. Lemok memang

perempuan pekerja keras. Ia bisa

bergaya lelaki, wajahnya terlihat sangat

melakukan pekerjaan kasar yang

berkarakter. Keras. Tak ada unsur-unsur

biasa dilakukan oleh laki-laki.

feminin di wajahnya. Alisnya tebal. Hidungnya besar. Pipinya penuh bintik- bintik hitam. Tak ada sedikit pun kecantikan seorang perempuan yang ditanam Tuhan di

24 4 Tuniang adalah perempuan yang membuatku menjadi

Tidak

selamanya perempuan

tumbuh besar dan menjadi diri sendiri. Sejak perempuan

bergantung pada laki-laki. Tuniang ,

usia enam tahun aku memang ikut Tuniang . mandiri

nenek tokoh perempuan dalam cerita

Perempuan itu memberiku kehidupan, juga

pendek

“Tiga Perempuan”

beragam pertanyaan. Perempuan itu tak

membuktikan bahwa perempuan

pernah terlihat susah. Selama aku ikut

juga

bisa

mengatur seluruh

Tuniang , belum pernah kudengar ia

keuangan dan ia juga mengatur

mengeluh. Sangat percaya diri. Dia yang

semua bisnis yang dijalani keluarga

mengatur seluruh keuangan. Hotel, restoran,

seperti

hotel, restoran, dan

bengkel, persewaan mobil, semua jalan. Aku

persewaan mobil.

bangga padanya.

25 5 “ Tuniang , maaf, bisakah perjodohan tiang menolak

Tokoh Pudak (aku) dijodohkan

dengan Ida Bagus Putu Togog dibatalkan ?” perjodohan

dengan Gus Togog yang sekasta dan

Ia

Aku menunduk sambil memandang jari

juga seorang bangsawan.

kakiku. Jantungku berdetak kencang.

menolaknya karena ia merasa tidak

Keringat menetes di dahi, leher, dan

pernah ada rindu bahkan cinta sejak

ketiakku. Aku merasa tubuhku basah.

mereka dipertemukan.

Padahal tidak hujan. Aku menggigil ketika Tuniang batuk-batuk.

25 6 Aku tidak bisa menerima perjodohan itu. menolak

Tokoh Pudak (aku) dijodohkan

Aku sudah berusaha mengikuti keinginan perjodohan

dengan Gus Togog yang sekasta dan

Ia

Tuniang . Mencoba menjalani hari-hari

juga seorang bangsawan.

bersama Gus Togog. Makin hari, aku justru

menolaknya karena ia merasa tidak 166 menolaknya karena ia merasa tidak 166

pernah ada rindu bahkan cinta sejak

hidupku. Aku merasa gersang. Tak ada cinta.

mereka dipertemukan.

Tidak ada keinginan bertemu, juga rasa rindu yang menggebu-gebu. Pertemuan-pertemuan yang kami lakukan hanya jadi kewajiban. Aku tidak berdetak!

26 7 “ Tiang tidak bisa.” menolak

Tokoh Pudak (aku) dijodohkan

“Ada orang lain?”

perjodohan

dengan Gus Togog yang sekasta dan

Ia

Aku tidak ingin menjawab pertanyaan

juga seorang bangsawan.

Tuniang . Tuniang pun tidak mengusutku

menolaknya karena ia merasa tidak

lebih dalam. Dia hanya berkata, “Apa pun

pernah ada rindu bahkan cinta sejak

keputusan Jegeg , itu hidupmu. Aku tahu, aku

mereka dipertemukan.

telah mendidikmu dengan benar untuk siap kulepas di rimba ke hidupan ini.”

33 8 Hampir dua tahun, sejak kecurangan melawan adat

Demi untuk dapat menikah dengan

kutemukan dalam rumah perkawinan kami,

lelaki yang dicintainya, tokoh Pudak

aku terlalu banyak menangis. Menusuk-

rela

meninggalkan gelar

nusuk diriku sendiri. Aku terus melukai

kebangsawanannya, bahkan ia juga

diriku sendiri. Lalu bercermin di kaca,

meninggalkan agama yang menjadi

bertanya-tanya apakah pengorbananku belum

kepercayaannya.

cukup? Bahkan aku telah meninggalkan Tuhan milikku demi cinta yang kuyakini akan abadi dan terus hidup dalam tubuhku. Cinta yang kuharapkan akan makin rimbun dan indah.

35 9 Bila orang melihat perempuan itu, pasti tidak menjadi

Teman tokoh Pudak (aku) pernah

aka nada yang tahu luka menganga di perempuan

menderita

karena suaminya

napasnya. Ditutup oleh penampilannya yang mandiri

berselingkuh dengan perempuan

lain. Ia menutupi semua rasa 167

Busananya berkelas. Mobilnya juga mobil

sakitnya dengan menjadi perempuan

mewah. Usaha salon dan butiknya

tegar.

Ia menutupi semua

mendulang sukses. Sejak pertama kali

kekurangannya dengan penampilan

melihatnya, aku begitu respek padanya.

glamournya.

Darinya aku tahu, penderitaanlah yang membuatnya begitu tegar. Penderitaan juga membuatnya terlihat muda dan segar. Pada usianya yang kelima puluh, dia terlihat seksi dan menggairahkan. Setiap dia menjemput anak perempuannya, semua mata lelaki tertuju padanya. “Lelaki-lelaki yang melihatku selalu bermimpi tidur bersamaku,” katanya dingin. Aku terdiam, menatapnya penuh pertanyaan.

36 10 “Hidup itu, Geg , harus dilawan. Kalau kita menjadi

Teman tokoh Pudak (aku) pernah

lembek, hidup akan melumat kita. Menelan perempuan

menderita

karena suaminya

kita hidup-hidup. Kalau kita kuat, hidup akan mandiri

berselingkuh dengan perempuan

berpikir-pikir dulu sebelum memakan kita.

lain. Ia menutupi semua rasa

Dia takut, ha ha ha.” Tawanya terasa getir.

sakitnya dengan menjadi perempuan

Aku terdiam.

tegar.

Ia menutupi semua kekurangannya dengan penampilan glamournya.

40 11 Aku terdiam. Tidak tahu harus mengatakan balas dendam

Teman kantor tokoh Pudak (aku)

apa padanya. Dia juga bercerita, sudah tidak

sering

mendapatkan kekerasan

lagi memiliki rahim. Penyakit kelamin telah

seksual yang dilakukan oleh ayah

merampasnya. Dan perempuan itu tidak

kandungnya. Ia juga dijual pada

pernah

tahu siapakah

yang

telah

teman ayahnya yang kaya untuk

menanamkan penyakit itu di tubuhnya.

dijadikan istri ketiga. Akibat

Makanya, sekarang dia menguras seluruh

perlakuan ayahnya, ia mengidap

harta lelaki-lelaki yang tidak setia pada

HIV. Hingga ia dewasa, ia masih 168 HIV. Hingga ia dewasa, ia masih 168

ingat betul apa yang telah membuatnya seperti itu. Untuk mengungkapkan kemarahannya, ia menguras harta lelaki-lelaki yang tidak setia pada istri. Ia juga berharap virus HIV yang dibawanya akan tumbuh di lelaki-lelaki itu.

40 12 “Aku berharap ada bibit HIV di tubuh ini. balas dendam

Teman kantor tokoh Pudak (aku)

Biar lelaki-lelaki lapar mata dan tidak setia

sering

mendapatkan kekerasan

itu tahu rasa!” Gigi perempuan itu merapat.

seksual yang dilakukan oleh ayah

Wajah cantiknya berubah jadi mengerikan.

kandungnya. Ia juga dijual pada

Aku menggigil. Dia seperti perempuan yang

teman ayahnya yang kaya untuk

siap memakanku hidup- hidup.”

dijadikan istri ketiga. Akibat perlakuan ayahnya, ia mengidap HIV. Hingga ia dewasa, ia masih ingat betul apa yang telah membuatnya seperti itu. Untuk mengungkapkan kemarahannya, ia menguras harta lelaki-lelaki yang tidak setia pada istri. Ia juga berharap virus HIV yang dibawanya akan tumbuh di lelaki-lelaki itu.

40 13 Aku tetap tidak terima caranya balas balas dendam

Teman kantor tokoh Pudak (aku)

dendam. Kalau saja perempuan cantik itu

sering

mendapatkan kekerasan

tidak datang ke ruang kerjaku., aku tidak

seksual yang dilakukan oleh ayah

pernah tahu sejarah luka hidupnya yang

kandungnya. Ia juga dijual pada

begitu mengerikan. Kupikir, alangkah

teman ayahnya yang kaya untuk

bahagianya bisa menjelma jadi perempuan

dijadikan istri ketiga. Akibat

yang begitu cantik. Tidak ada cacat di

perlakuan ayahnya, ia mengidap

tubuhnya. Dia adalah perempuan tercantik di

HIV. Hingga ia dewasa, ia masih 169 HIV. Hingga ia dewasa, ia masih 169

ingat betul apa yang telah membuatnya seperti itu. Untuk mengungkapkan kemarahannya, ia menguras harta lelaki-lelaki yang tidak setia pada istri. Ia juga berharap virus HIV yang dibawanya akan tumbuh di lelaki-lelaki itu.

42 14 Adikku, akhirnya memutuskan bercerai. menjadi

Ida Ayu Made Melati, adik tokoh

Walaupun dia hampir kalah dalam perempuan

Pudak memutuskan untuk bercerai

pengasuhan Wangi, karena menurut adat mandiri dengan setelah

sepuluh tahun

Bali, anak adalah milik tanggung jawab perceraian

pernikahannya.

Suaminya

lelaki. Pontang-panting aku dan Aji mencari

berselingkuh dan tidak bisa

pengacara. Untungnya temanku banyak.

menafkahi ia dan anaknya. Ia

Kami tidak perlu keluar uang banyak.

kembali

ke keluarganya,

Akhirnya hak pengasuhan anak jatuh ke

memutuskan untuk tinggal bersama

tangan adikku. Adikku kembali lagi ke

Aji , ayahnya.

rumah, hidup bersama Aji . Menemani Aji di hari tua. Makin hari dia terlihat makin sehat dan tidak lagi linglung. Kami semua tidak pernah ingin tahu lebih banyak apa saja yang terjadi selama sepuluh tahun perkawinannya.

2 Sipleg

46 15 Makanya dia menjelma jadi perempuan bisu, memilih untuk Sipleg bukanlah seorang perempuan yang berbicara hanya menggunakan matanya diam

bisu. Ia hanya lebih suka untuk

yang cekung dan tidak ramah. Dia cenderung

diam. Diam baginya adalah pilihan

menganggap semua hal yang dibicarakan

tepat untuk berhadapan dengan

orang-orang tidak ada artinya. Tidak berguna

mulut-mulut

yang banyak

bagi hidupnya. Sipleg tidak membutuhkan

memberinya saran. Ia tak peduli

orang desa yang

bagaimana mencari jalan keluar agar

menganggapnya perempuan aneh

hidupnya lebih baik.

karena ia tak pernah mau bicara. 170

Diamnya juga merupakan sebuah protes atas apa yang dialaminya.

46 16 Diam baginya adalah pilihan yang tepat memilih untuk Sipleg bukanlah seorang perempuan untuk berhadapan dengan mulut-mulut diam

bisu. Ia hanya lebih suka untuk

manusia yang tidak pernah berhenti memberi

diam. Diam baginya adalah pilihan

saran ini-itu. Tidak pernah bisa menguliti

tepat untuk berhadapan dengan

beratus penderitaan yang ditoreh di lilitan

mulut-mulut

yang banyak

memberinya saran. Ia tak peduli

Menjelmalah Sipleg perempuan yang jarang

dengan

orang desa yang

bicara, matanya adalah suaranya. Orang desa

menganggapnya perempuan aneh

sering menganggap dia perempuan aneh.

karena ia tak pernah mau bicara.

Diamnya juga merupakan sebuah

perempuan tipis itu bisu dan mengalami

protes atas apa yang dialaminya

sedikit gangguan mental!

17 “Aku tidak percaya pada semua manusia menjadi

Sipleg ingin menjadi perempuan

47 yang selalu ingin tahu kehidupan orang lain. perempuan

yang mandiri. Ia tidak ingin selalu

Payuk lelaki baik. Tetapi aku tidak menyukai mandiri

menggantungkan hidupnya pada

lelaki yang kerjanya hanya pasrah.

orang lain, terutama pada suaminya,

Manyerahkan hidup pada alam, Tuhan, dan

Payuk. Walaupun ia sedang hamil,

takdir. Tolol namanya manusia seperti itu!

ia bersikeras untuk membantu Payuk

Tidak bisakah kita menentang alam, Tuhan,

di sawah mulai dari mencangkul

dan takdir? Aku ingin melawan mereka dan

hingga memberi makan ikan. Ia tak

jadi pemenang! Melawan apa yang selama

mau hanya diam dan pasrah dengan

ini tabu bagi kehidupan manusia. Aku ingin

kondisinya yang kekurangan.

memiliki jalan sendiri. Jalan hidup yang kubangun dan kupercayai sendiri.” “Hidup itu sudah ada bagian-bagiannya,

Sipleg. Yang penting kita terus bekerja. Dengan bekerja hidup kita lebih baik.” “Aku tidak percaya bahwa hidup sudah dijatah. Kita memang orang miskin. Orang-

Menyusahkan. Tapi kau lihat, bagaimana berbinarnya orang-orang kaya melihat kita? Karena kita bisa diupah semaunya. Kita mau bekerja apa saja agar bisa makan. Aku tidak mau kau suruh mempercayai pikiranmu! Mulai besok, aku ikut ke sawah. Aku ikut mencangkul, menanam padi, dan memberi makan ikan!” “Kau sedang hamil!”

18 “Kata Payuk kau tidak bisu. Kenapa kau tak memilih untuk Sipleg bukanlah seorang perempuan

48 pernah bicara?” Suatu hari perempuan tua diam

bisu. Ia hanya lebih suka untuk

nyinyir itu mendekat. Bagi Sipleg perempuan

diam. Diam baginya adalah pilihan

tua yang mulai berbau tanah kuburan itu

tepat untuk berhadapan dengan

berusaha mencuri perhatiannya. Mungkin dia

mulut-mulut

yang banyak

mulai sadar, tak ada manusia lain yang bisa

memberinya saran. Ia tak peduli

diajak berbicara selain dia dan Payuk.

dengan

orang desa yang

Mungkin Payuk pernah berkata padanya,

menganggapnya perempuan aneh

istrinya tidak bisu. Sejak kawin, Sipleg

karena ia tak pernah mau bicara.

memang tidak pernah bicara. Usia

Diamnya juga merupakan sebuah

perkawinan mereka sudah delapan tahun.

protes atas apa yang dialaminya.

Bahkan waktu mertua lelakinya mati, tak seorang pelayat pun dia ajak bicara.

3 Sepotong Tubuh

19 “Ibu, pernahkah Ibu memiliki keinginan?”

menjadi

Perempuan bukanlah makhluk yang

63 “Tentu.”

perempuan

lemah. Seperti apa yang dikatakan

“Apa?”

mandiri

oleh tokoh ibu dalam cerita pendek

“Aku ingin kau tidak cengeng. Hanya

“Sepotong Tubuh”, perempuan tidak

perempuan tolol yang selalu mengeluhkan

boleh cengeng dan tidak boleh selalu

hidup. Hidup itu harus diajak bertarung. Kau

mengeluhkan hidup karena hanya

harus mampu bersabung dengannya. Kalau

perempuan tolol yang seperti itu. 172 perempuan tolol yang seperti itu. 172

20 Kali ini perempuan itu tidak ingin pulang ke menjadi

Seorang perempuan yang telah

78 rumah. Sesekali seorang perempuan juga perempuan

menjadi ibu berkewajiban mengurus

harus bisa menikmati hidupnya sendiri, tanpa mandiri

suami dan anak-anaknya. Namun

direcoki urusan anak, suami, dan segudang

ada kalanya perempuan merasa

tanggung jawab domestik yang tidak bisa

jenuh dengan rutinitas seperti itu.

ditinggalkan. Hampir lima belas tahun di

Tokoh Pudak pun merasakan

bergumul dengan urusan rumah perkawinan.

kejenuhan. Ia ingin merasakan

Pudak merasa sudah cukup. Sepasang

kebebasan tanpa direcoki urusan

anaknya: Venus sudah SMP, Titan sebentar

anak, suami, dan segudang tanggung

lagi ujian SD. Mereka berdua sudah mandiri.

jawab domestik.

Bagas, suaminya, lelaki yang dipacarinya 7 tahun, pada usia perkawinan yang terus beranjak tua, mereka sudah seperti saudara. Semua berjalan sesuai rel. semua tak ada yang bergerak, berpindah. Riak-riak kecil ada, tetapi tidak merusak semua struktur yang telah Pudak dan Bagas bangun. Sekalipun mereka

menyusun

rumah

perkawinan dengan dua Tuhan yang berbeda, tak ada permasalahan yang mengganggu. Anak-anak tumbuh dengan baik. Bisa masuk sekolah favorit tanpa main belakang. Apa yang kurang dalam hidup Pudak? Perempuan yang sudah menjadi doctor antropologi pada usianya yang belum genap empat puluh. Galeri lukisan yang dimiliki Bagas juga

3 galeri sama di tiga kota berbeda. Bukankah ini hidup yang indah? Benarkah indah? Ketika sepasang sejoli hanya berkomunikasi soal anak, pekerjaan. Semua tiba-tiba begitu mekanis. Pudak merindukan getar-getar semasa pacaran dulu. Tapi Bagas tak punya waktu untuk itu. Juga tak ada waktu bermain game dengan Titan. Sibuk!

5 Pastu

86 21 “Kamu kan nggak pernah beranak, tidak menjadi

Dayu Cenana memutuskan untuk

heran tubuhmu indah. Kamu bisa perempuan

tidak menikah karena ia sudah menghabiskan waktu untuk merawat tubuh. mandiri dengan merasa bahagia tanpa ia menikah. Ia Gaji di kantor besar. Rumah ada. Mobil ada. tidak menikah

juga beranggapan bahwa pernikahan

Kurang a pa?” Aku terdiam. Setiap sahabatku

adalah makhluk buas yang siap

berkata dengan penuh nada iri pada

mencabik dan memaknnya hidup-

kehidupan yang sedang kunikmati. Apakah

hidup.

aku bahagia dengan kelajanganku? Aku juga pernah bertanya pada karibku itu, “Apakah perkawinan membuatmu bahagia?”

86 22 Kalau sahabat perempuanku sudah merengut menjadi

Dayu Cenana memutuskan untuk

seperti itu, aku hanya diam, sambil perempuan

tidak menikah karena ia sudah mengunyah salad buah pelan-pelan. Aku mandiri dengan merasa bahagia tanpa ia menikah. Ia tahu, belakangan ini pasti dia diteror. tidak menikah

juga beranggapan bahwa pernikahan

Penyakit musiman yang kunamakan “teror

adalah makhluk buas yang siap

cinta”. Teror yang memebuatnya sedih,

mencabik dan memaknnya hidup-

gelisah. Kecemburuan, ketidakpuasan, putus

hidup.

asa, entah menu apa lagi yang terus keluar dari mulutnya. Sepertinya bagi si lajang model aku ini, perkawinan itu jadi makhluk buas yang siap mencabik dan memakanku

87 23 “Hari gini masih ada sekat-sekat manusia. melawan adat

Masyarakat Bali masih memegang

Kasta, derajat. Memuakkan! Hidup ini sudah

teguh sistem kasta yang sejak dulu

rumit, kenapa masih dibuat rumit?” papar

ada. Apabila seseorang ingin

Cok Ratih santai. Cok Ratih memang

menikah diharuskan dengan yang

bangsawan. Keluarganya tidak kurang harta,

sekasta dengannya. Cok Ratih

juga tidak kurang martabat. Perempuan itu

memutuskan untuk menikah dengan

keras kepala. Akhirnya dia pun hamil di luar

Pasek

yang

berbeda kasta

dengannya. Ia harus rela melepas

mengawinkannya.

kebangsawanannya dan rela

“Kalau nggak hamil dulu, pasti ortuku nggak

dikucilkan dari keluarga besarnya.

setuju,” katanya terkekeh.

24 “Aku memanggil perempuan tua cantik itu menjadi

Nini mengajarkan pada Dayu

90 Nini , yang berarti nenek. Dari dialah aku perempuan

Cenana bahwa perempuan harus

belajar banyak bahwa semua harus mandiri

mandiri.

Semua hal harus

diselesaikan sendiri, tidak boleh mengeluh,

diselesaikan sendiri, tidak boleh

tidak boleh menunda pekerjaan, selalu

mengeluh, tidak boleh menunda

bersyukur pada leluhur. Dan yang

pekerjaan, dan selalu bersyukur pada

membuatku berpikir, Nini berkali-kali

leluhur. Tanpa kehadiran lelaki,

menasihati, menjadi perempuan itu jangan

perempuan tetap bisa bertahan.

pernah menyakiti perempuan lain. Sekecil apa pun tidak boleh!

90 25 Perempuan sudra itulah yang membuatku menjadi

Kehilangan Aji , Ibu, dan Kakiang

mandiri. Dia hidupi aku, satu-satunya cucu perempuan

tidak membuat Nini goyah. Nini

miliknya dengan cinta yang aneh. Bagiku dia mandiri

mengajarkan pada Dayu Cenana

terlalu keras mendidikku. Setelah dia mati,

untuk menjadi perempuan mandiri.

baru kusadari bahwa perempuan itulah yang

Nini lah yang membiayai hidup dan

membuatku berani bertanggung jawab pada

sekolah Dayu Cenana, tanpa ada

pilihan-pilihan hidup yang kuambil. Dia

campur tangan lelaki bahkan orang 175 campur tangan lelaki bahkan orang 175

lain.

janda itu, Aji tidak pernah pulang lagi. Aku telah kehilangan figur Aji pada usia 6 tahun, kehilangan Ibu pada usia 7 tahun, kehilangan Kakiang pada usia 8 tahun.

92 26 Ketika Nini mati, aku pun memilih tinggal menjadi

Dayu Cenana memutuskan untuk

dan berkarier di luar rumah keluarga besar. perempuan

tidak menikah karena ia sudah Aku tidak pernah menginginkan perkawinan. mandiri dengan merasa bahagia tanpa ia menikah. Ia Aku hanya menginginkan persahabatan yang tidak menikah

juga beranggapan bahwa pernikahan

tulus. Sampai kini, aku masih virgin .

adalah makhluk buas yang siap

Memang terdengar kampungan. Aku

mencabik dan memaknnya hidup-

menikmati hari-hari yang terus berjalan

hidup. Ia takut untuk sekedar

dengan menguras usiaku. Begitulah aku

mencintai laki-laki, karena ia tidak

hidup. Sejak muda, aku tidak tahu rasanya

mau merasakan patah hati. Ia tak

patah hati. Memulai mencintai lelaki pun aku

mau hamil dan punya anak, karena

takut. Setiap ada lelaki yang mengatakan

ia takut kelak anak yang ia lahirkan

cinta padaku, aku demam. Seminggu aku

akan mengalami nasib yang sama

migren . Apalagi kalau lelaki itu telah

dengannya.

kuanggap sahabat baik. Tak ada cinta yang bisa kurasakan. Yang kubutuhkan adalah perhatian yang tulus, teman dialog, juga sesekali bermanja. Bagiku cinta lelaki dan perempuan sama dengan seks. Aku tak mau hamil, melahirkan anak, karena aku takut anak yang lahir dari rahimku mengalami nasib seperti aku. Atau bahkan lebih buruk! Aku menggigil. Dibunuh oleh pikiran- pikiran sendiri. Keringat mengalir dari dahi, ketiak, dan seluruh tubuh.

6 Grubug

107 27 Dendamku pada orang-orang desa makin menjadi

Setelah Grubug kehilangan Bape , 176 Setelah Grubug kehilangan Bape , 176

ibunya, dan hektaran tanah milik

berpindah tangan. Yang tertinggal hanya mandiri

Bape berpindah tangan, ia harus

tanah, bangunan rumah kecil, dan sanggah,

hidup mandiri. Ia menghidupi

tempat ibadah. Tidak lebih dari 3 are. Aku

dirinya dengan menari dari satu desa

menggigil. Aku menghidupi diriku sendiri

ke desa lain.

dengan menari dari satu desa ke desa yang lain. Hanya itu yang kubisa. Warisan dari ibuku.

113- 28 “Ibu punya anak?” suatu hari perempuan itu menjadi

Grubug memutuskan untuk tidak

menikah. Ia ingin hanya ia yang

“Tidak.”

mandiri dengan mewarisi kesialan keluarga. Kalau

“Kenapa Ibu tidak kawin?”

tidak menikah

kelak ia meninggal sisa rumah yang

“Aku ingin akulah satu-satunya pewaris dari

ia tempati kini bisa diambil oleh

kesialan keluargaku. Kalau aku mati, rumah

warga desa. Grubug masih trauma

ini bisa diambil warga desa. Kalau aku kawin

dengan apa yang dilakukan warga

aku akan melahirkan anak-anak dan keluarga

desa terhadap ia dan keluarganya. Ia

yang sakit. Mereka akan mati dibunuh warga

takut jika ia melahirkan anak,

desa ini,” Grubug berkata sambil berbisik.

anaknya akan mati dibunuh warga

“Ibu…”

desa, seperti apa yang dilakukan

“Aku bicara sungguh-sungguh.”

pada bapak dan ibunya.

“Nasib di tangan Tuhan.” “Aku tidak percaya itu. Nasib di tangan kita sendiri! Kita yang menentukan hidup kita

sendiri!” Begitulah Grubug tumbuh dengan pikiran- pikirannya sendiri. Cara-caranya sendiri.

7 Akar Pule

132 29 Glatik tahu jalan hidupku tak menentu. Sejak menjadi

Semenjak Saring memutuskan untuk

kecil aku selalu ikut orang lain. Aku pernah perempuan

meninggalkan kampungnya, ia harus

jadi babu di rumah orang Cina, hanya untuk mandiri

menjadi perempuan mandiri. Bapak

menamatkan SD-ku. Kemudian jadi penjaga

dan ibunya sudah tiada, ia 177 dan ibunya sudah tiada, ia 177

menghidupi dirinya sendiri dengan

sekolah lanjutan. Pokoknya aku kerja

melakukan pekerjaan apapun yang

serabutan,

apa

saja, asalkan

bisa

bisa ia lakukan.

menyambung hidup.

143- 30 Aku minggat dari kampung-halamanku. menjadi

Semenjak Saring memutuskan untuk

144

Memutus hubungan dengan segala yang perempuan

meninggalkan kampungnya, ia harus

berbau desaku. Aku menghilang. Dan aku mandiri

menjadi perempuan mandiri. Bapak

yakin warga desa mengiraku sudah mati.

dan ibunya sudah tiada, ia

Mereka pasti mensyukuri kepergianku

menghidupi dirinya sendiri dengan

karena tak ada lagi darah kesialan yang akan

melakukan pekerjaan apapun yang

mengobrak-abrik desa.

bisa ia lakukan.

Bagiku itu pilihan terbaik. Pada akhirnya aku percaya, aku sendiri yang harus bertanggung jawab atas hidupku.

178