BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah Penelitian
Dalam suatu percakapan seseorang menggunakan tuturan-tuturan untuk mengutarakan suatu maksud dan tujuan tertentu. Penutur dan mitra tutur
berkomunikasi dengan tujuan saling mendapatkan pemahaman yang sama. Pemahaman ini diharapkan langsung bisa dimengerti pada saat terjadi interaksi
di antara keduanya. Pemahaman makna yang tepat oleh mitra tutur memerlukan adanya pengaruh dari situasi dan kondisi yang terjadi pada saat berlangsungnya
percakapan. Situasi dan kondisi ini akan membantu memudahkan mendapatkan pemahaman di antara penutur. Situasi dan kondisi merupakan konteks lingkungan
yang ada di sekitar terjadinya percakapan. Konteks inilah yang akan membedakan berbagai kemungkinan maksud dan tujuan tuturan masing-masing
penutur. Pengaruh konteks dalam suatu interaksi komunikasi ini akan menjadi dasar dalam mencari makna pembahasan penelitian bahasa ini.
Tuturan dalam komunikasi, selain mengungkapkan makna yang bisa dipahami secara langsung atau makna eksplikatur, penutur juga mempunyai
kesempatan untuk mengungkapkan rasa atau makna lain secara tidak langsung. Beberapa tuturan atau kalimat mempunyai makna tersembunyi atau secara umum
dikatakan sebagai makna implisit. Untuk mengetahui makna implisit dapat dihubungkan dengan konteksnya. Ada makna implisit atau makna yang tersirat
dalam suatu tuturan atau yang biasa dikatakan sebagai implikatur.
Perbedaan makna eksplikatur dan implikatur dapat diketahui dari kelangsungan dan ketidaklangsungan makna dalam suatu tuturan. Pemakaian
kalimat-kalimat majas yang mempunyai arti lebih dari satu, atau pemakaian kalimat metafora akan menimbulkan makna implisit, begitu juga pada kalimat-
kalimat yang mengandung sindiran-sindiran atau komedi. Dalam penelitian bahasa ini, ada beberapa hal yang ingin penulis
ungkapan. Tuturan Anas Urbaningrum memperlihatkan banyaknya sindiran- sindiran atau jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan dari mitra tuturnya.
Sindiran-sindiran dan jawaban-jawaban yang kurang tepat atau tidak sesuai, dicari adanya kemungkinan terdapatnya maksud dan tujuan yang berlainan.
Adanya perbedaan maksud dan tujuan dihubungkan dengan konteks yang ada di sekitar lingkungan terjadinya interaksi komunikasi. Hal-hal ini menjadi pokok
permasalahan penelitian ini seperti diurutkan di bawah ini; 1.
Apakah Anas Urbaningrum menggunakan tuturan tidak langsung atau secara implisit?
2. Apakah tuturan-tuturan implikatur Anas Urbaningrum dapat
mencerminkan situasi dan kondisi dirinya pada saat itu? 3.
Apa tujuan Anas Urbaningrum menggunakan tuturan-tuturannya yang banyak menggunakan sindiran-sindiran tersebut?
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian