Konsep implikatur dapat menyederhanakan struktur dan isi deskripsi semantik. Tanpa harus menjelaskan panjang lebar jawaban dari mitra tutur,
adanya kerja sama dan referensi yang telah terbangun antara penutur dan mitra tutur akan membatasi penjabaran semantik. Dalam konsep ini penutur tidak
diperlukan pengungkapan dari mitra tutur yang menerangkan bahwa dia belum makan, dia ingin maka soto, soto yang diinginkan adalah soto yang dijual Pak
No, yaitu Pak No yang jual soto adalah yang biasa lewat. Konsep implikatur dapat menjelaskan beberapa fakta bahasa secara
tepat. Pemakaian bahasa secara langsung tidak selalu memberikan informasi yang tepat atau menjelaskan gambaran sesuai yang dimaksud. Dengan contoh
percakapan di atas, dapat dipahami jika yang dimaksud Pak No adalah seseorang yang menjual makanan. Hal ini justru menjauhkan pemaknaan dari
mengenyangkan perut hanya dengan melihat Pak No lewat saja. Contoh ini menunjukkan adanya implikatur percakapan yang membutuhkan pengetahuan
yang sama antarpenutur. Pengetahuan sama tersebut tidak terdapat secara langsung dalam percakapan. Penutur dan mitra tutur tidak mengungkapkan
informasi-informasi tambahan yang telah dimilikinya. Implikatur timbul dari ketidaklangsungan makna dari suatu tuturan dalam percakapan.
2.2.6 Implikatur Berskala
Informasi tertentu selalu disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan suatu nilai dari suatu skala nilai. Implikatur Berskala adalah
implikatur yang mempergunakan pernyataan pada tuturan yang mengandung
skala untuk menunjukkan ukuran dari nilai suatu barang atau jasa. Ini secara khusus mengungkapkan kuantitas Yule, 1996: 71 sebagai berikut;
Skala kuantitas : beberapa, sedikit, kebanyakan, semua. Skala frekuensi : kadang-kadang, sering, selalu.
Skala suhu : dingin, hangat, panas. Skala kepastian : barangkali, mungkin, pasti.
Terdapatnya pilihan pernyataan skala tertentu terhadap suatu ukuran menggambarkan nilai yang dikehendaki, positif dan negatif atau tinggi dan
rendah. Skala dalam suatu tuturan atau pernyatakan dipergunakan untuk menentukan ketepatan nilai ukuran. Implikatur skala menggambarkan kapasitas
atau kandungan makna ukuran pada suatu tuturan.
2.2.7 Implikatur Khusus
Dalam implikatur percakapan khusus ini makna diturunkan dari percakapan dengan melihat konteks sosial percakapan, hubungan antarpembicara serta
kebersamaan pengetahuan yang sudah ada. Hanya dengan pengetahuan khusus antara penutur dan mitra tutur makna implikatur dapat tercapai.
Contoh. 5.
m : “Maukah kamu makan soto Pak No?”
n :” Aku baru diet”.
Jawaban “Aku baru diet” merupakan kata lain untuk penolakan ajakan makan soto Pak No atau pemilihan unsur kesopanan dari kata ‘tidak’. Pengetahuan yang
sama antara diantara penutur dan mitra tutur memunculkan implikatur khusus di dalam percakapan tersebut. Mitra tutur sudah dimungkinkan mengetahui arti
perkataan “diet” yaitu mengurangi atau tidak makan dengan tujuan menolak ajakan makan soto.
2.2.8 Pembatas Hedges
Ungkapan pembatas ini dipergunakan untuk membatasi asumsi yang terlalu jauh dengan pengalihan konteks lain namun percakapan tersebut tetap mengandung
prinsip kerja sama. Asumsi-asumsi yang terbangun dalam maksim-maksim percakapan tidak dinyatakan dalam percakapan. Asumsi timbul karena orang
ingin memberikan sejumlah informasi yang tepat, benar, relevan, dan mencoba menunjukkan kerja sama dengan mitra tuturnya.
Contoh: 6.
o : “Kemarin saya lihat dia bekerja di toko itu”.
p : “Ya , dia memang rajin. Dia rangking satu di kelasnya”.
Percakapan yang dipahami antara penutur dan mitra tutur dengan kesamaan pengetahuan yang sama mengenai “dia” sebagai pembatas antara kalimat pertama
sebagai pembuka dan kalimat kedua sebagai penutup. Adanya maksim kuantitas juga merupakan pengetahuan bersama ada hubungannya dengan ketepatan dari
pernyataan pertama Grice; 1975.
2.2.9 Kesantunan: Prinsip dan Maksim