Diketahui jaring-jaring aliran seperti tampak pada gambar 6.5

1. Diketahui jaring-jaring aliran seperti tampak pada gambar 6.51.

Hitung:

a. Tinggi tekanan pada titik A sd. H

b. Kuantitas rembesan

c. Gradien hidrolik di X.

Penyelesaian:

a. Nf = 4 N e = 12,60

k = 0,10 m/menrt

H = (94 - 68) m = 26 m

2,06 .1H m Ne = 12,60

Gb. 6.51 . Aliran di bawah bendung dan diagram distribusi tinggi tekanan di dasar bendung

�A = heA -NeAMH = 51 - 3

X 2,06 = 44,8 m �c = hec - Necx�H = 34 - 5 x 2,06 = 23,7 m

hp0 = hp0 - N80X�H = 34 - 6

X 2,06 = 21 ,6 m

hPE = h8E - N8EX�H = 34 - 6,60 X 2,06 = 20,4 m

hPF = heF -N8FX�H = 34 - 7,60 X 2,06 = 1 8,3 m �G = heG -N8GMH = 34 - 8, 1 0 2,06 = 1 7,3 m X

hPH = h8H - N8HMH = 51 - 9,60 X 2,06 = 31 ,2 m

b. Kuantitas rembesan: N

q = k. H. - 1 = 0,1 0x26x - 4 N = 0,825 m3 / menit / m.

e 12 ,60

c. Gradien hidrolik di X:

2. Diketahui sebuah konstruksi bendung dengan jaring-jaring aliran seperti tampak pada gambar 6.50. Data-data: N1 = 5 ; N8 = 1 2 ; k = 2,20 x 1 o-s m/detik.

Hitung:

a. Tekanan ke atas (uplift) di dasar bendung

b. Kuantitas air yang merembes di bawah bendung

c. Gradien hidrolik di G. Penye/esaian:

D1 = 2.30 m

Tinggi tekanan di tiap-tiap titik: Tinggi

Tinggi Tekanan ke atas elevasi

Penurunan

tekanan (uplift) Titik

tinggi te-

he kanan

hp

u = h p . aw

H. N e

(t/m2)

E 1 3,30

F 1 1 ,65

H 1 3,30

4, 1 3 Tekanan d i bawah bendung:

U = Luas trapesium ( I + 11 + Ill + IV + V)

Luas trapesium I = 0,50 ( 1 1 ,47 +

1 8, 1 7 t/m Luas trapesium

1 5,67 t/m Luas trapesium I l l

1 1 6,85 t/m Luas prapesium IV = 0,50 ( 3,86 + 5,05) 1 ,65 =

7,35 tlm Luas trapesium V

7.57 t!m

1 65.61 t/m

b. Kuantitas air yang merembes di bawah bendung.

q = k . H . �= 2, 20X1 o-S X1 1X � = 1 0.08X1 0 - � m det. /m. 3 i

N6

c. Gradien hidrolik di G . .

8.H

IG = - f. � €= 9

0 iG 91 7 =

= 9 0 1 02 '

11 m

lapisan kedap air

(a) Struktur bendung

D1 = 2 , i 3 0

t G:

*""m �m _ �m -� m �.---- � 1 1 I I I 1

(b) Struktur bawah dan diagram tekanan air ke atas

Gb. 6.52. Strukt�r bendung dengan jaring-jaring aliran.

3. Diketahui tiga buah bendung dengan jaring-jaring aliran seperti tampak

dalam gambar 6.53. Koefisien permeabilitas: k = 1 o-3 m/men it, be rat

isi air : Yw = 1 ,00 t/m3. Hitung:

a. Kuantitas rembesan yang melalui bawah bendung I, 11, Ill

b. Tinggi tekanan di A

c. Tekanan air ke atas (uplift) di A. Perhitungan:

H = 20 m 276 H = 20 m 276

lapisa11 kedap air

lapisan kedap air Gb. 6.53. Tiga bendung dengan jaring-jaring aliran.

Perhitungan selanjutnya digunakan tabel sebagai berikut: Bendung

Nt N u

h e HxNe

hp

e m3/men/m m

m t/m2

I 4 12 6,66 X 1 0-3 25

11 4 1 4 5,72 X 1 0-3 25

Ill

4 1 4 5,72 X 1 0-3 25

3) Jaring-jaring aliran dan rembesan melalui tubuh bendungan tanah. Aliran melalu i bendungan tanah merupakan salah satu pemakaian pertama jaring-jaring aliran. Untuk menentukan garis treatik (phreatic line) dan jaring-jaring aliran dalam tubuh bendungan tanah ada tiga metoda yang dapat dipakai sebagai berikut:

i . Metoda gratis.

ii. Metoda analitis.

iii. Metoda eksperiman.

i . Metoda gratis ini dilakukan oleh Casagrande, karena itu me­ toda ini disebut metoda Casagrande. Casagrande menentukan garis freatik dalam bendungan ta­

nah yang homogen �eperti tampak dalam gambar 6.54 yaitu

bendungan tanah dengan tliter mendatar.

�k-------0------�

Gb 6.54. Bendungan dengan filter drainase mendatar untuk me­ nentukan garis freatik dengan metoda Casagrande.

Prosedur untuk menentukan letak garis freatik dengan gratis sebagai berikut:

1 . Apabila tinggi muka air di hulu diketahui = H dan kemiringan

bendungan juga diketahui: m : 1 (m = mendatar dan 1 =

vertikal), maka panjang: L = m.H.

2. Tentukan pada muka air di hulu, panjang: BC = 0,30 L. Hubungan titik C dengan titik F ujung filter yang terletak di dasar bendungan.

3. Buat lingkaran dengan jari-jari CF dan titik C sebagai titik pusat lingkaran.

4. Perpanjang garis CB sehingga garis ini berpotongan dengan lingkaran di titik D. Titik D merupakan titik singgung pada lingkaran.

5. Buat garis singgung dari titik D yang memotong filter di titik

H . DH = directrix dan FH = s.

6. Bagilah FH = s menjadi dua bagian yang sama panjang, sehingga: FG = GH = 0,50 s.

7. Lukiskan titik-titik dengan absis = x dan ordinat = y, mulai titik F sampai ke titik C dan akan membentuk kurva para­ bola. Secara teoritis garis freatik akan mulai dari titik C dan ber­ akhir di titik G.

Praktis garis freatik rl}Uiai dari titik B ke titik G. Titik B tegak lurus garis AB.

Dengan demikian garis freatik merupakan garis aliran. Garis aliran ini di titik B tegak lurus garis AB.

Jika x = D, maka y = H dan P (x. y) merupakan titik sebarang pada garis freatik.

ii. Metoda analitis. Untuk menentukan persamaan dasar parabola dengan cara ini, maka digunakan gambar 6.54.

Diambil sebarang titik pada garis freatik, misal titik P (x, y) dengan titik awal F.

Dengan memperhatikan sifat-sifat parabola, diperoleh:

= Q H = OF + FH = X + S .. ........................... (i)

FH = s = jarak fokus 279

Persamaan (i) dikuadratkan, sehingga menjadi: x2 + y2 = x2 + 2xs + s2

l - s2

X 2s (6.1 05) dan

y2 = 2xs + s2

Jarak s selain dapat ditentukan dengan cara gratis dapat dihitung juga secara analitis sebagai berikut:

Dari persamaan (i) diperoleh: s =

+ l - x ................................... (ii) Di titik C: x = D dan y =

H, sehingga persamaan (ii) menjadi: s =

+ H2 - D .... . .. ...... . ... . ....... ... ... .. . (6. 1 07.) Kuantitas rembesan air yang melalui tubuh bendungan.

Untuk menghitung kuantitas rembesan yang melalui tubuh bendungan sampai ke filter mendatar, maka di ambil penam­ pang vertikal = PQ.

Kuantitas rembesan air yang melalui tubuh bendungan tiap meter lebar:

q = k.i.A = k . y . . .... .... ............ .... .... (iii) Dari persamaan (6. 1 06):

y = (2xs + s2)Y2

dy

. . . . . . ... . .... .. . . ... . .... . ... . .. . . (iv)

dx

---"7"1

(2xs + s 2 ) 2

Masukkan persamaan (iv) ke dalam pers. (iii), sehingga:

1 q = 8 k.

1 x ( 2xs + s2 ) 2

( 2 xs

+ s2

q = k.s. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6.1 08.) Persamaan (6. 1 08.) ini merupakan persamaan sederhana

untuk menghitung kuantitas rembesan: q dengan menggu­ nakan jarak fokus = s.

Gb. 6.55. Metoda Leo Casagrande. Metoda analitis Leo Casagrande untuk bendungan tanah

tanpa filter untuk: 30° < a < 60°. Leo Casagrande menganjurkan untuk menggunakan sin a sebagai pengganti tan a.

Jadi: q . = k.i.A. = k. . A ................................ (i)

Pada titik K : s = a dan y

a sin a =

A . .... .. (ii)

dy

sin a ... ... .... .. ... .. (iii)

ds

Dalam ha/ ini: s = jarak rata-rata sepanjang kurva. Masukkan persamaan-persamaan (ii) dan (iii) ke dalam persamaan (i), sehingga:

q = k . sin a . a sin a q = k . a sin2 a . .. . ....... ..... . ...... . ... .... . .. . . (6.1 09.)

Dari persamaan (i) dan persamaan (6.1 09.), diperoleh: dy

k. .y = k.a Sin a . 2 ds

Jadi: a sin2a . ds = y.dy Dengan integrasi ruas kiri dan kanan, yang batas-batasnya: s =

a sampai s = S S = panjang total parabola y =

a sin a sampai y = H, diperoleh:

j a r. as1n o. 2 y.dy

ds =

H - a2 - sin2 a

Jadi

a sin2 a (S - a) =

H2

Atau a2 - 2 aS +

= 0, sehingga:

s1n a

H2

a= S-

s2 - sin2a . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6. 1 1 0.)

Ambil : S = (H2 + d2f12, maka diperoleh:

H2

+ d2 - H2 + d2 - -­ sin2 a

Atau : a =

Metoda analitis Schaffernak dan Van lterson untuk: a< 30°. Untuk menentukan harga: a secara analitis, Schaffernak dan Van lterson ( 1 9 1 7) menganggap bahwa gradien hidrolik:

dy

i = tan a= -

dx

Kuantitas rembesan air melalui bagian vertikal KK1 : q = k . . y ....................................... li)

i = tan a .. .... ...... .. .... .... .... .... .... .... ... (ii)

y = KK1 = a sin a .. .. .. .. .. .... .... ...... .. .. .. ... (iii) Masukkan persamaan-persamaan (ii) dan (iii) ke dalam per­

samaan (i), sehingga:

q = k . (tan a ) (a sin a )

k . a sin a . tan a ........ ................... (6.1 1 2.)

garis freatik

Gb. 6.56. Metoda Schaffernak.

Dari persamaan (i) dan persamaan (6. 1 1 2.) diperoleh: dy

k. . y = k . a s1n a . tan a dx

Jadi

a sin a tan a . dx = y . dy l ntegrasi persamaan ini dengan batas-batas:

x = a cos a sampai x = d

y = a sin a sampai y = H

Sehingga:

r. as1na

a sin a tan a Jd dx =

y . dy

acosa

H 2 - a2 sin2 a

Jadi

a sin a tan a (d - a cos a ) =

2 Setelah disederhanakan diperoleh harga: a sbb.:

Metoda analitis Dupuit. Kuantitas rembesan tiap satuan lebar tegak lurus arah

gambar berdasarkan hukum Darcy: q = k.i .A

Dupuit (1 863), menganggap bahwa gradien hidrolik dy

dan A = y, maka:

dx dy

q = k · dx · y

q. dx = k.y.dy lntegrasi ruas kiri dan ruas kanan dengan batas-batas:

0 sampai

y = H2 sampai y = H1

q dx k

y . dy

(H� - H�) . . . ...... .......... . ...... . . . . . . (6. 1 1 4.)

<C-----d

Gb. 6.57. Metoda analitis Dupuit. Persamaan (6. 1 1 4.) menghasilkan permukaan garis freatik

berbentuk parabola, akan tetapi derivatif persamaannya ti­ dak mempertimbangkan kondisi masuk dan keluarnya air

rembesan pada tubuh bendungan. Lagi pula, jika H2 = 0, maka garis freatik akan memotong permukaan kedap air. '"

4) Garis freatik dalam bendungan tanah tanpa filter. Gambar 6.58. menunjukkan sebuah bendungan tanah homogen tanpa filter drainase mendatar di hilir.

Berdasarkan persamaan dasar parabola secara teoretis garis freatik mulai dari titik B memotong lereng bendungan di hilir dan titik J dan keluar sampai ke titik G pada dasar bendungan. Sebenarnya garis freatik akan melalui titik-titik B - K -

F. Titik K merupakan titik singgung parabola dengan kaki bendungan

Gb. 6.58. Bendungan tanah tanpa filter drainase.

Untuk menghitung � a dan a tergantung besar sudut: a dan harga-harganya berdasarkan tabel 6. 1 3.

�a Tabel 6.1 3. Hubungan antara a dan -­

Sudut a bahkan dapat melampaui 90° khususnya bendungan yang mempunyai isian batu di ujung bawah kaki lereng (Lihat gambar 6.59.)

permukaan pengeluaran garis freatik

.-' permukaan pengeluaran

a garis srnggung

(a) ex < 90°

(b) ex = 90°

� rtikal :

:a"'"S �'"'&a -

/ garis singgung

F (c)

(d) a = 180°

Gb. 6.59. Kondisi keluarnya air untuk bermacam-macam !<emiringan pada per­ mukaan pengeluaran.

5) Syarat-syarat pembuatan jaring-jaring aliran.

Bentuk umum suatu jaring-jaring aliran untuk sebagian besar kasus akan ditentukan oleh kondisi-kondisi batas.

Perkecualian pada titik-titik tunggal, di mana jaring-jaring aliran dapat menentukan kondisi-kondisi batas. Syarat-syarat umum untuk kondisi-kondisi batas jaring-jaring aliran:

a. Jaring-jaring aliran berpotongan dengan garis-garis ekipo­ tensial saling tegak lurus, kecuali pada titik-titik tunggal di mana kecepatan = nol (stagnasi) atau v --7 - , seperti yang

terjadi pada sudut-sudut atau ujung-ujung dinding penahan yang tidak tembus air.

b. Untuk kuantitas = q dan t.h harus merupakan besaran yang

sama untuk setiap garis ekipotensial.

c. Tinggi tekanan pada perpotongan antara garis freatik dan setiap garis ekipotensial = nol.

d. Semua jalur aliran harus mengandung kontinuitas, sehingga

kuantitas masuk = kuantitas keluar (qmasuk = qkeluar).

Untuk membuat jaring-jaring aliran, maka dapat dipakai petun­ juk-petunjuk sebagai berikut:

a. Selalu gambarkan bujur sangkar-bujur sangkar yang saling berpotongan tegak lurus apabila masih memungkinkan un­ tuk menggambarkannya (kecuali pada titik-titik tunggal, se­ perti pada sudut-sudut). Apabila timbul kondisi-kondisi yang memerlukan empat persegi panjang, lihat gambar 6.60. un­ tuk modifikasi sehingga dapat memakai kembali bentuk bu­ jur sangkar.

b. Pakailah sesedikit mungkin jalur aliran (dan penurunan eki­ potensial yang dihasilkannya), sambil tetap mempertahan­ kan bentuk bujur sangkar. Umumnya empat sampai enam

jalur akan cukup dan gunakan skala penggambaran yang sesuai.

c. Periksa ketepatan bujur sangkar-bujur sangkar tersebut de­ ngan menambah garis-garis tertentu dan telitilah apakah garis-garis terse but membagi bujur sangkar yang lebih besar

menjadi bujur sangkar yang lebih kecil tetap masih dapat dilihat.

e. Selalu perhatikan gambar jaring-jaring aliran tersebut secara keseluruhan. Jangan membuat penyesuaian-penyesuaian kecil sebelum keseluruhan jaring-jaring aliran mendekati kebenaran.

f. Ambil kondisi-kondisi yang simetri bila memungkinkan. Geo­ metri yang simetris dapat menghasilkan jaring-jaring yang hampir tepat berbentuk bujur sangkar. Apabila ini diperoleh, buat dan gambarkan luasan ini terlebih dahulu, baru kemu­ dian dilanjutkan ke daerah-daerah yang berdampingan.

g. Pakailah peralihan (transisi) yang halus di sekitar sudut­ sudut. Gunakan transisi yang berangsur-angsur dari bujur sangkar yang kecil ke bujur sangkar yang besar.

h. Muka aliran yang bersentuhan dengan udara bukan merupa­ kan garis aliran ataupun garis ekipotensial, walaupun demi­ kian batas seperti tersebut di atas harus tetap memenuhi kondisi-kondisi yang sama untuk penurunan potensial ber­ nilai sama, apabila garis-garis ekipotensial memotongnya.

i . Untuk memperoleh hasil yang sangat baik, jaring-jaring alir­ an yang digambarkan secara kasar sudah akan mencukupi. Walaupun penggambaran kasar ini biasanya tidak dapat diterima di dalam suatu pekerjaan akademis, para maha­ siswa harus mengetahui bahwa ratio NINe tidak akan relatif berubah jika dibandingkan dengan jaring-jaring aliran yang digambarkan secara tepat dan teliti. Harus selalu diingat bahwa koefisien permeabilitas mungkin akan benar dalam besarnya yang akan jauh kurang teliti jika dibandingkan de­

ngan ratio NINe.

6) Filter pelindung Seperti telah diuraikan dalam metoda-metoda gratis Casagrande yang menggunakan model bendungan dengan filter drainase men­ datar (Gambar 6.54.), maka piping dapat dikontrol dan/atau dihi­

langkan di dalam bendungan tanah dengan memakai filter atau filter miring pada bagian pengeluaran elemen yang tidak tembus

D (a). a. 60°

(b). a. 90°

FD. 0,50 s FD. 0,50 s FE . s

FE . s

dh

F da (c). a. 90°

(d). a. 1 80° FD. 0,50 s

0,50 s FE .s

Gb. 6.60. Muka kaki bendungan di hilir dengan bermacam-macam sudut.

sa m a

(a) Kasus

umum

(b) Titi k-titik tunggal

Gb. 6.61 . Batasan suatu "bujur sangkar" untuk membuat jaring-jaring aliran. 288

6,50 r

filter dapat digunakan lebih dari satu lapisan dengan gradasi yang berbeda

Gb. 6.62. Konsep lapisan filter dan tanah yang dilindungi.

air. Filter harus miring untuk menjamin bahwa tanah yang dilindungi tidak dapat terbawa melalui bahan filter (Lihat gambar 6.62.)

Dua syarat yang harus dipenuhi filter drainase untuk mengendalikan rembesan, yaitu:

a. Ukuran pori-pori harus cukup kecil untuk mencegah butir-butir tanah terbawa aliran�

b. Permeabilitas harus cukup tinggi agar air yang masuk ke filter mempunyai kecepatan drainase yang besar.

Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi bahan filter. Empat syarat penting yang harus dipenuhi untuk bahan filter adalah

sebagai berikut: (USSR. Earth Manusal)

a. Bahan filter harus cukup halus demikian juga ruang pori filter cukup kecil untuk mencegah tanah yang dilindungi dari pene­ trasi dan menyumbang filter.

b. Bahan filter harus cukup kasar dan tembus air dibandingkan dengan bahan yang dilindungi demikian juga air segera lenyap tanpa menimbulkan gaya rembesan dalam filter.

c. Bahan filter harus cukup kasar dan tidak terbawa air melalui pipa drainase terbuka. Pipa drainase harus dilengkapi dengan lubang-lubang kecil secukupnya atau ditambah lapisan kasar bila diperlukan.

Tebal filter akan memungkinkan cukup aman terhadap piping dan layak terhadap kemungkinan beku bahan tanah yang dilin­ dungi pada kasus yang mungkin terjadi.

Sesuai dengan rekomendasi Terzaghi dan berdasarkan peng­ alaman serta didukung dengan percobaan-percobaan yang di­ lakukan oleh Bertram (1 940), merekomendasikan dua kriteria bahan filter agar piping akan cukup terkontrol sebagai berikut:

a. Untuk mencegah bahan fondasi masuk ke pori bahan filter dan memenuhi kriteria piping:

� 015ft

4 sampai 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ................ (6.1 1 5.)

85tn

Datam ha/ ini: D15ft = ukuran butir bahan filter yang terletak di garis 1 5%

pada kurva gradasinya. Dastn= ukuran butir tanah yang dilindungi yang terletak di garis 85% pada pada kurva gradasinya.

b. Untuk melindungi gaya rembesan terhadap filter sesuai yang diijinkan atau meyakinkan permeabilitas bahan filter mem­ punyai kemampuan drainase yang cukup tinggi:

� 015ft

4 sampai 5 ...................... . . . . ........... (6. 1 1 6.)

1 5tn

Dalam ha/ ini: D1stn= ukuran butir tanah yang dilindungi yang terletak di

garis 1 5% pada kurva gradasinya. Korps insinyur-insinyur Amerika Serikat (U.S. corps Engi­ neers) juga merekomendasikan kriteria sebagai berikut:

Dsott ::::; 25 ····················································· (6. 1 1 7.)

Dsotn

Dalam hat ini: D50tt

=ukuran butir bahan filter yang terletak di garis 50% pada kurva gradasinya.

Dsotn =ukuran butir tanah yang dilindungi yang terletak di garis 50% pada kurva gradasinya.

Syarat-syarat tersebut di atas harus memenuhi antara dua lapisan yang berdekatan dengan filter.

Kriteria yang diberikan Terzaghi telah dimodifikasi sebagai berikut (U.S.B.R. Design of small dam):

a. 015tt = 5 sampai 40• filter tidak mengandung lebih 5%

D15tn

bahan yang lebih kecil 0,075 mm.

b. D1stt � 5

Dastn

c. Dastt

Lubangpipadrainmaks.

d. Kurva ukuran butir filter kurang lebih sejajar dengan ba­ han tanah yang dilindungi.

Tebal filter Penentuan tebal filter, bukan hanya didasarkan pada perhi­

tungan-perhitungan teoritis, tetapi juga dipertimbangkan fak­ tor-faktor praktis dan faktor-faktor keamanan lainnya.

Sebagai contoh dapat kiranya diikuti uraian sebagai berikut:

a. Apabila diperoleh bahan pasir sungai berbutir hampir seragam dan butirannya berbentuk bulat dengan koefi­

sien filtrasi: k = 1 x 1 o-2 sampai 1 x1 o-3 cm/detik, maka

secara teoritis bahan seperti ini dapat digunakan sebagai filter dengan ketebalan antara: 20 sd. 30 cm saja.

b. Akan tetapi dengan mempertimbangkan faktor-faktor praktis dan faktor-faktor keamanan baik pada saat penim­ bunan, maupun saat eksploitasinya dan faktor besarnya debit filtrasi yang harus diluluskan, maka dalam pelak­ sanaannya filter dari bahan semacam ini dapat mencapai ketebalan antara 2 sd. 3 meter.

Contoh-contoh perhitungan:

1 . Hitung kuantitas rembesan yang terjadi pada bendungan tipe urukan seperti tampak dalam gambar 6.61 .

Jika diketahui koefisien permeabilitas: k = 4 X 1 Q-4 m/men it.

Perhitungan: AD = m . Ht + 1 0 + m . Ht

AD = 2,50 x 1 0 + 1 0 + 2,50 x 20

= 1 1 0,00 m

L = m . H = 2,50 x 1 8

= 45,00 m

BC = 0,30 L = 0,30 x 45

= 1 3,50 m

D = AD - 0,70 L = 1 1 0 - 0,70 x 45 = 78,50 m

a = tan-1 = 21 .80°

a = cos2 1,80

cos2 21,80 sin2 21,80

a = 84,55 - 69,27 = 1 5,28 m. Kuantitas rembesan dalam tubuh bendungan tiap meter lebar:

q = k.a. sin a . tan a

q = 4 x 1 0-4 x 1 5,28 x sin 21 ,80 x tan 21 ,80

q = 4 X 1 0-4 X 1 5,28 X 0,371 4 X 0,4000

q = 9,08 X 1 Q-4 m3Jmenit/m.

Gb. 6.63. Bendungan tipe urukan tanpa filter.

Dibandingkan dengan menggunakan jaring-jaring aliran: N1 = 2,60 dan Ne = 1 6

!i_

q = k.H.

= 4 x 1 0 x 1 8 x 16 = 11 ,70 x 1 0 m /men./m -4

Ne

2. · Sebuah bendungan tanah dengan filter miring pada kaki lereng di hilir seperti tampak dalam gambar 6.64. Jika koefisien permeabilitas tanah: k = 2 x 1 o-5 cm/det, malta hitung kuantitas rembesan air yang melalui tubuh bendungan tersebut.

Perhitungan: N, = 1 ,90

Ne = 4 k = 2 x 1 o-5 cm/det. = 2 x 1 o-7 m/det

H = 30 m

Nr

q = k.H . N e = 2 X 1 0-7 X 30 X -- 4

q = 2,85 X 1 o-6 m3fdet.m.

10 m

Gb. 6.64. Bendungan tanah dengan filter miring.

3. Sebuah bendungan tanah homogen dengan filter mendatar seperti tampak dalam gambar 6.65. Diminta untuk menggambar garis freatik dan tentukan kuantitas rem­ besan air yang melalui tubuh bendungan tanah homogen tersebut,

jika diketahui koefisien permeabilitas tanah: k = 5 X 1 o-4 Cm/detik.

Penyelesaian: L = m. H. = 4 x 1 8 m = 72 m

BC = 0,30 L = 0,30 x 72 m = 21 ,60 m FC' = D = AD - AC - FD = 1 46 - 50,40 - 30 = 65,60 m

!<-------- 146 m

65,60 m

Gb. 6.65. Bendungan tanah homogen dengan filter mendatar.

s = + H2 - D s =

+ 1 82 - 65,60 2,42 m Persamaan parabola:

+ s2 =

Untuk memudahkan perhitungan selanjutnya dibuat tabel seperpti di bawah ini.

X 0 10 20 30 40 50 60 65,60 y 2,42 7,37 1 0,13 1 2,29 14,12 1 5,74 1 7,21 18,00 Dari hasil-hasil tabel di atas ini dapat digambarkan garis freatik.

Kuantitas rembesan air yang melalui tubuh bendungan: q = k.s.

k = 5 X 1 Q-4 cm/detik = 5 o-6 X 1 m/detik

q = 5 X 1 o-6 X 2,42 = 1 ,21 X 1 o-5 m3/detik/m.

4. Diketahui suatu konstruksi turap baja seperti tampak pada gambar

6.66. Tentukan faktor keamanan konstruksi tersebut terhadap piping.

Penyelesaian: 3 t\.. = 6 (H 1 - H2) = 0,50 (30 - 5)

1 2,50 ft l60

he = 6 (H1 - H2) = 0,27 (30 - 5) = 6,75 ft

0,36 (H1 - H2) = 0,36 (30 - 5) = 9,00 ft

20 ft

(a) ( b)

Gb. 6.66. (a) Jaring-jaring aliran rembesan air sekeliling turap baja. (b) Detail daerah piping dan diagram tekanan.

hrata-rata Dt

irata-rata =

irata-rata = � = 0 45 20 '

y'

FK. =

irata-rata Y

FK. = (1 1 2,32 - 62,40) = 1,78 0,45x62,40

FK = 3-4 Jadi konstruksi turap baja tersebut tidak aman terhadap piping.

5. Konstruksi turap seperti tampak pada gambar 6.67. Tinggi air di hulu

6 m. Di bagian hilir terdapat filter setebal: htt = 1 ,80 m dengan berat isi basah = 2,0 t/m3, sedang lapisan tanah tembus air mempunyai berat isi = 1 ,95 tJm3.

Selidiki apakah konstruksi tersebut aman terhadap piping berdasarkan metoda Harza dan Terzaghi?

Jawaban: Metoda Harza: Ditinjau titik P.

H = 6m Ne = 10

Nep= 9,50

Tinggi tekanan air di P:

hp = H (1 - NepiNe) = 6 (1 - 9,50/1 0) = 0,30 m Panjang lintasan rembesan air: PA = z = 0,91 m

Gradien hidrolik keluar (exit gradien):

hp = 0,30 =

0,91 Tegangan efektif di P:

<ref. = Z (Ysat. - Yw) + hft X Ytt

<ref. = 0,91 (1 ,95 - 1 ) + 1 ,80 X 2,0

<ref. = 0,86 + 3,60 = 4,46 t/m2 Gaya rembesan ke atas:

U = ie XZX Yw = 0,33 X 0,91 X 1 = 0,30 t/m2

Faktor keamanan: FK = = O"et.

0,30 Aman terhadap piping.

Atau dapat dihitung sebagai berikut: hp = 0,30 m

up = hp . Yw = 0,30 x 1 = 0,30 t/m2

FK = <ret. 4•46 = 1 4,87 uP 0,30 linggi tekakan air di C: Nee = 6

he = H (1 - Nee/Ne) == 6 (1 - 6/10) = 2,40 m

Tinggi tekanan air di D: N90 =

6,60 h0 = H (1 - NeofNe) = 6 (1 - 6,60/1 0) = 2,04 m Tinggi tekanan air di E: . NeE= 7,20

hE = H (1 - NeE/Ne) = 6 (1 - 7,20/1 0) = 1 ,68 m Tinggi tekanan air rata-rata:

' 2 04 = 2 04m

Faktor keamanan:

0,50d X dxy' + 0,50d X htt

X Ytt

FK = 0,50d

X Yw X hr

3m

1 .8 m (filter)

zone

d=6m muka air hulu

lapisan tembus air

Gb. 6.67. Konstruksi turap dengan filter di hilir.

FK =

6 X 0,95 + 1 , 80 X 2,0

FK = 2,04

FK = 4,56 Jadi konstruksi aman terhadap piping.

Soal-soal latihan campuran:

1 . Gambar 6.68. menunjukkan lapisan-lapisan tanah dalam tabung berpe­ nampang melintang 1 00 mm x 1 00 mm. Penuangan air ke dalam tabung tetap dipertahankan dengan ketinggian 300 mm. Koefisien permeabilitas tanah yang teraliri air masing-masing sebagai berikut:

Tanah:

k (cm/detik):

A 1 0-2

B 3 - 3 X 10

c 4,9 x 1 o--4

Tentukan kuantitas air yang merembes melalui tanah tersebut dalam cm3/jam.

penuangan air

------------·---·---------

tinggi tetap = 300 mm

Gb. 6.68. Penampang tiga lapisan tanah.

2 . Penampang melintang tanah seperti tampak pada gambar 6.69. Hitung tegangan total, tegangan air pori dan tegangan efektif di A, B, C dan D.

pasir kering

Ydry � 1 6.5 kN/m3

Gb. 6.69. Penampang melintang tanah untuk menghitung tegangan total, tegangan air pori dan tegangan efektif.

3. Diketahui jaring-jaring aliran dalam bendungan tanah seperti tampak dalam gambar 6.70. Tentukan kuantitas rertibesan dan gradien hidrolik pada bujur sangkar

I. Jika koefisien permeabilitas: k = 0,0005 m/detik.

;: 0 "<t

11 I

lapisan kedap air Gb. 6.70. Aliran melalui bendungan tanah.

4. Penampang melintang bendung beton seperti tampak dalam gambar

6.71 . Selidiki apakah bendung tersebut aman terhadap piping berdasar­ kan teori Bligh dan Lane. Jika tidak aman apakah yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut? Hitung kuantitas rembesan yang melalui bawah bendung.

2m

25 m

pasir halus

1 0·3 cm/detik

Gb. 6.71 . Penampang bendung beton.

5. Sebuah bendungan tipe urugan seperti terlihat pada gambar 6.72. Ten­ tukan kuantitas rembesan yang melalui tubuh bendungan tersebut da­ lam m3/menit, dengan metoda:

a. Dupuit

b. Schaffernak

c. Casagrande.

35 m k = 1 ,2 x 1 0"4 cm/detik

lapisan kedap air

Gb. 6.72. Penampang bendungan tipe urukan.

Daftar Pustaka

1 . A.A.S.H .T.O. Standard Specification for Transportation Materials and

Methods of Sampling and Testing Part 1 1. Washington D.C. 20001 U.S.A., 1 982.

2. Arpad Kezdi. Handbook of soil Mechanics, Vol. 2 Soil Testing. Elsevier Scientific Publishing Company. New York, 1 980.

3. A.S.T.M. Annual Book of ASTM Standards Part 1 9. , Soil and Rock, Building Stones. Philadelphia U .S.A., 1 981 .

4. Babbit, Harold E.MS. and James J. Doland, MS, CE, D.Sc., Water Supply Engineering. Mc.Graw-Hill Book Company, Inc. New York, 1 967.

5. Bowles, J.E., Engineering Properties of Soils and Their Measurement, International Student Edition. Me. Graw-Hill International Book Com­ pany, Singapore, 1 984.

6. Bowles, J.E., Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Alih bahasa lr. Johan Kelanaputra Hainim. Penerbit Erlangga Jakarta, 1 984.

7. Braja M. Das., Principles of Geotechnical Engineering. P.W.S. Engi­ neering Boston U.S.A., 1 985.

8. Braja M. Das., Mekanika Tanah Jilid 1 (Prinsip-prinsip Rekayasa Geo Tehnis), Penerbit Erlangga, Jakarta, cetakan ketiga, 1 993.

9. Djatmiko Soedarmo, G, lr., Diktat Mekanika Tanah Jilid I. Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Karya Malang, 1 989.

1 0. Djatmiko Soedarmo, G.lr. , Petunjuk Praktikum Mekanika Tanah, Univer­ sitas Merdeka Malang, 1 985.

1 1 . Hary Christady Hardiyatmo, M. Eng., Mekanika Tanah I, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 1 992.

1 2. Lambe, William T, Soil Mechanics, John Wiley and Sons Inc. New

York, 1 969.

1 3. Lambe, William T, Soil Testing for Engineers, John Wiley & Sons Inc. New York, 1 951 .

1 4. Murthy, V.N.S., Prof., BE, MS, Ph.D., F. I.E., Soils Mechanics & Foun­ dation Engineering, Dhanpat Rai & Sons. New Delhi, 1 987.

1 5. Punmia, B.P. , Soil Mechanics and Foundation, Standard Book House. Nai Sarak Delhi, 1 982.

1 6. Santosh Kumar Garg, B.Sc. Eng. (Civil); A. M.I.E., Irrigation Engineer­ ing and Hydraulic Structures, Khanna Publisher. Nai Sarak Delhi, 1 976.

1 7. Shirley LH, lr. , Penuntun Praktis Geoteknik dan Mekanika Tanah, Pe­ nerbit Nova Bandung, 1 987.

1 8. Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova Ban­ dung.

1 9. Sunggono, KH., lr. , Mekanika Tanah, Penerbit Nova Bandung, 1 984.

20. Suyono Sosrodarsono, lr dan Kensaku Takeda, Bendungan Type Uru­ gan, PT. Pradnya Paramita Jakarta, 1 989.

21 . U.S.B.R., Design of Small Dams, Oxford & IBH Publishing Co. New Delhi, 1 961 .

22. Verma, BP. , Problems in Soil Mechanics, Khanna Publisher Delhi, 1 975.

23. Wesley, L.D., Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum Ja­ karta, 1 977.

24. Majalah Konstruksi, PT. Tren Pembangunan Jakarta.

25. Majalah lnsinyur, P. l . l . Jakarta.

Daftar Konversi

Panjang

1 meter (m) =

1 00 centimeter (cm)

1 meter (m) = 3,281 feet (ft)

1 meter (m) = 39,37 inchi (in)

1 inchi (in) = 2,54 centimeter (cm)

1 foot (ft) = 30,48 centimeter (cm)

1 0-4 centimeter (cm) Luas:

1 mikron (!1) =

1 m2 = 1 0,764 ft2

1 m2 = 1 .550,01 6 in2

1 ft2 = - 929,03 cm2

1 in2 = 6,452 cm2

I si:

1 m3 = 1 .000 dm3

1 dm3 = 1 .000 cm3

1 dm3 = 1 liter (c)

1 liter = 1 .000 cm3

1 cm3 = 1 .000 mm3

1 m3 = 35,3 1 5 ft

1 ft3 = 1 .728 in3

1 ft3 =

28.31 7 cm3

1 in3 =

1 6,387 cm3

Kecepatan:

1 m/det. =

1 00 cm/det.

1 m/det. = 39,37 in/sec.

1 m/det. = 3,28 ft/sec.

1 in/sec. = 2,54 cm/det.

1 ft/sec. = 30,48 cm/det.

1 ft/min. = 0,508 cm/det.

1 ft/min. = 5.080 u/det. Massa:

1 ton/m2

1 kg/cm2

1 kg/cm2

0, 1 0 MPa (Mega Pascal - SI).

1 ton/ft2

0,976 kg/cm2

1 ton/ft2

1 3,90 psi (lb/in2)

1 psi = 70,30 gr/cm2

1 psi

= 6,895 x 1 04 dyne/cm2

1 psi

5, 1 7 cm Hg (pada ooC) = 5,1 9 cm Hg

(pada 20°C)

2,03 in Hg (pada 0°C) = 2,04 in Hg

(pada 20°C)

1 psi

70,29 cm air (pada 4°C)

70,43 cm air (pada 20°C)

27,67 in air (pada 4°C) = 27,73 in air

(pada 20°C)

1 cm Hg (pada 20°C) =

1 3,57 cm air (pada 20°C)

1 cm Hg (pada 20°C) = 5,34 in air (pada 20°C)

1 cm Hg (pada 20cC) = 27,75 lb/ft2

1 4,70 psi 304

1 atm.

1 atm.

76,00 cm Hg

(pada ooC )

1 atm.

= 33,90 ft air

(pada 40C)

1 atm.

2.1 1 6 lb/ft2

1 ,01 97 x 1 03 gr/cm2

1 rribar (milibar)

1 ,01 97 X 1 04 gr.cm2

Usaha/Daya:

1 kgm

1 05 gr.cm

1 DK

27 x 1 09 gr.cm

1 DKIHP

= 550 ft-lb/sec

1 erg

1 ,01 97 x 1 0-3 gr.cm

1 J (Joule)

1 ,01 97 X 1 04 gr.cm

Energi pemadatan:

1 lb. ft/ft3

= 47,88 J/m3

Kekentalan:

1 dyne sec/cm2

1 poise

1 gram sec/cm2

980,70 poise

1 pound sec/ft2

= 478,69 poise

1 poise

1 .000 mili poise

Faktor-faktor Konversi

Dikalikan dengan Atmosfir

Konversi dari

Ke

1 ,0333 Atmosfir

kg/cm2

1 4,70 Centimeter

lb/in2

3,281 X 1 0-2 Centimeter

ft

0,3937 Feet kubik

in

0,02832 Feet kubik

m3

28,32 Meter kubik

I iter

0,3048 Feet air

0,4335 FeeVsec

lb/in2

0,3048 FeeVsec2

m/det

0,3048 Foot-pounds

m/det2

0,1 383 Gallon (U.S.)

kg.m

0,1 337 Gallon (British)

ft3

4,546 Gram

I iter

2,205 X 1 0-3 Gram/cm3

lb

62,43 Gram/liter

lb/ft3

0,062427 Daya kuda (Horse Power) ft-lb/sec

lb/ft3

550,077 Daya kuda

2,540 x 1 o - 2 lnchi

25,40 Kilogram

mm

2,205 Kilogram/m3

lb

lb/ft3

Kilogram/cm2

1 4,22 Kilogram/m2

lb/in3

0,2048 Kilogram-meter

lb/ft3

7,23 Lit er

ft-lb

0,03532 Liter/jam

ft3

9,81 X 1 0-6 Meter

ft3/sec

3,281 Meter

ft

39,37 Meter/det.

in

3,281 Milimeter

ft/sec

0,03937 Pounds

in

453,5924 Pounds/ft3

gr

1 6,02 Pounds/in2

kg/m3

0,07031 Centimeter persegi

kg/cm2

1 ,077 X 1 0 - 2 Centimeter persegi

ft2

0, 1 550 Feet persegi

in2

0,0929 lnchi persegi

m2

6,452 Meter persegi

cm2

1 0,764 Ton

ft2

1 .000 Ton

kg

lb

2.205

307

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3