Produk Pelayanan Keluarga Berencana

4.3 Produk Pelayanan Keluarga Berencana

Pelayanan Keluarga Berencana memeiliki sejumlah produk yang dapat diaplikasikan terhadap masyarakat Indonesia, pelayanan produk tersebut memiliki perkembangan dengan seiring waktu yang sejalan dengan perkembangan teknologi, maka pelayanan keluarga berencana juga dituntut memiliki fleksibilitas dalam menghadapi perkembangan zaman. Pada bab ini penulis mengeksploitasi sejarah serta aplikasi dan teknologi dalam sebuah aplikasi pelayanan Keluarga Berencana.

4.3.(a) Sejarah,Jenis dan Produk Keluarga Berencana (KB)

Teknologi kontrasepsi dalam sejarahnya memiliki perjalanan yang begitu panjang sejak jaman kuno, yaitu sejak 2700 SM ditemukannya sebuah buku resep di China mengenai sebuah obat peluntur (abortifum), yang diduga sebagai

52 BKKBN (2015), Visi Misi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, http://www.bkkbn.go.id/ViewProfil.aspx?ProfilID=5 52 BKKBN (2015), Visi Misi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, http://www.bkkbn.go.id/ViewProfil.aspx?ProfilID=5

Negara Mesir telah menemukan beberapa resep tentang penghambat fertilitas yang disebut dengan Pasta vagina yang ditemukan tahun 1850 SM, dan tampon vagina yang mengandung obat pada 1550 SM. Spermisida adalah sebutan obat tersebut, terdiri atas akasia tanah tanaman yang mengandung Gom

Arab yang karena proses fermentasi akan menghasilkan asam laktat. 54

Sebuah catatan bahasa Sanskrit yang ditemukandi India menjelaskan usaha abstinensi, tampon dan obat vagina. Di dalam Alkitab, praktek kontrasepsi dengan sanggama terputus telah disebutkan. Di awal abad ke dua, di Yunani, telah diletakkan dasar pemikiran kontrasepsi.Para dokter Islam seperti Ibnu Sina

(Avicena)di abad pertengahan mengatakan bahwa kontrasepsi merupakan bagian yang sah dari praktek kedokteran, yang terdiri atas beberapa salep, barier vagina

dan senggama terputus. 55

Teknologi alat kontrasepsi pada dasarnya memiliki perkembangan yang sangat lambat yang pada abad pertengahan hanya melakukan cara cara sederhana dengan menggunakan obat dan teknik manual lainnya,pada tahun 1564, linen sebagai penutup glans penis dalam melindungi kemungkinan tertular sifilis dirancang oleh Fallopius. Ternyata usahanya mampu menjadikan sebuah cikal

53 Contraseptiv, 25 Mei (2009), sejarah kontrasepsi, Agustus, 2015 http://contrasepsitv.co.id/2009/10/sejarah-kontrasepsi.html.

54 Ibid., paragraf 1. 55 Ibid., paragraf. 2.

bakal teknologi alat kontrasepsimodern. Pada 1843 terciptanya kondom pertama yang terbuat dari karet. Pada 1838, mangkok serviks (Cervical cap) pertama ditemukan oleh F.A. Wide, seorang gonekolog dari Jerman. 56

Tahun 1920- 1930 terciptanya sebuah penemuan tablet vagina yang dapat melepaskan karbondioksida yang membentuk busa dalam vagina. Righter tahun 1909 memperkenalkan sebuahIUD (Intra Uterine Devivice) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang pertama dengan berbahan terbuat dari logam teknologi tersebut sempat populer tahun 1929 namun karena efek samping berupa infeksi dan mortalitas yang tinggi maka penggunaannya sempat terhenti. Sedangkan penemuan lain mengenai IUD ditemukan oleh Ishihama dari Jepang

tahun 1956 dan Oppenheimer dari Israel di tahun 1959. 57

Salah satu kontrasepsi yang paling popular dan diterima oleh program Keluarga Berencana di seluruh negara adalah AKDR. Sekitar 60 – 65 juta wanita di seluruh dunia menggunakan AKDR sebagai alat kontrasepsinya. AKDR

dinilai alat kontrasepsi yang paling efektif. 58

AKDR mempunyai kemampuan mencegah kehamilan yang dinilai sangat efektif. Selain kemudahan dalam pemasangan juga mudah untuk lepas spontan (ekspulsi). Tahun 1956 dan 1958diperkenalkan pertama kali oleh Rock, Pincus

56 Loc., Cit. 57 Ibid., Paragraf. 3. 58 Loc., Cit.

dan Garcia. Di Indonesia kontrasepsi susuk (Norplent) diperkenalkan pertama kali tahun 1981. 59

BKKBN menerima implant secara resmi sebagai obat kontrasepsi Tahun 1986. Implant yang dipasarkan oleh Population Cauncil dengan nama Norplant dengan kontrasepsi subdermal yang menggunakan levonorgesttrel (LNG) sebagai bahan aktifnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pemasangan implant terdapat peningkatan kadar LNG pada darah tepi dengan cepat, gangguan perdarahan merupakan efek samping yang banyak dikeluhkan oleh para pemakai Implant, baik berupa perdarahan bercak, menoragia, amenorea maupun haid tidak teratur. 60

Faktor utama pemakaian implant adalah efektifitasnya yang sangat tinggi one year pregnancy rate nya 0,2 sampai 0,5 per 100 wanita. Implant dapat menekan ovulasi kurang dari 24jam. Kontrasepsi paling efektif selanjutnya adalah Kontrasepsi Mantap yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggrissecure contraception. Dengan nama lain sterilisasi (sterirization), atau kontrasepsi operatif (surgical contraception). 61

Pada wanita sterilisasi lazimnya disebut medis operatif wanita (MOW) yang dilakukan dengan pemotongan dan mengambil sebagian saluran telur

59 Contraseptiv, 25 mei 2009, Sejarah Kontrasepsi, Agustus 2015 http://contrasepsitv.co.id/2009/10/sejarah-kontrasepsi.html

60 Ibid. 61 Ibid., paragraf. 4.

(tuba)sehingga dikenal dengan istilah tubektomi. Untuk Pria disebut medis operatif pria (MOP), juga disebut sterilisasi pria (vasektomi). 62

Dalam ilmu kedokteran vasektomi berbeda dengan kebiri (pengambilan kedua testis) karena vasektomi hanya perjalanan. Masa kehidupan reproduksi wanita pada dasarnya dapat dibagi tiga periode, yaitu kurun reproduksi muda (15-19 tahun), kurun reproduksi sehat (20-35 tahun), dan kurun reproduksi tua (36-45 tahun). Pembagian diatas didasarkan atas data epidemiologi bahwa resiko kehamilan dan persalinan baik bagi ibunya maupun bagi anak lebih tinggi pada usia kurang dari 20 tahun, paling rendah pada usia 20-35 tahun dan meningkat lagi secara tajam setelah pada usia lebih dari 35 tahun. 63

4.3.(b) Proses Masuknya KB di Indonesia

Sebagai salah satu usahauntuk mengatasi pengendalian bertambahnya penduduk yang telah dikemukakan oleh para pengikut Maltus adalah Birth Control. Disamping itu Birth Control ini juga telah berhasil dikembangkan oleh Margareth Sanger di dalam sebuah dedikasinya untuk membatasi kelahiran sehingga kesehatan ibu dan anak dapat dipelihara dengan baik yang mamapu menciptakan kehidupan yang sejahtera. 64

Di Indonesia Usaha dalam membatasi kelahiran (Birth Control) sebenarnya secara individual telah banyak dilakukan. Diantaranya yang paling

62 Loc., Cit. 63 Contraseptiv, 25 mei 2009, Sejarah Kontrasepsi, Agustus, 2015

http://contrasepsitv.co.id/2009/10/sejarah-kontrasepsi.html 64 BKKBN (1981), Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan, Jakarta: BKKBN, hlm. 17.

banyak diketahui adalah cara-cara yang banyak digunakan di kalangan masyarakat Jawa. Oleh karena penelitian mengenai hal ini banyak dilakukan di Jawa. Tetapi bukan berarti daerah-daerah di luar Jawa tidak melakukannya, namun pencegahan kehamilan diputuskan oleh individu masing masing dan memiliki berbagai alsan yang beragam dalam setiap keputusan yang telah diambil. 65

Salah satu cara yang paling terkenal pada saat itu adalah dengan meminum jamu-jamu untuk menjarangkan kehamilan juga banyak dikenal oleh orang, meskipun ada usaha untuk menyelidiki secara ilmiah ramuan-ramuan tradisional itu. Salah satu diantaranya yang banyak dipakai dipedesaan di Jawa adalah air

kapur yang dicampur jeruk nipis. 66

Daerah Temanggung dikenal ramuan yang terdiri dari laos pantas yang dicampur gula aren dan garam, jambu sengko dan sebagainya. Setelah adanya penelitian di Temanggung, diperoleh keterangan-keterangan tentang caracara pencegahan kehamilan lainnya seperti absistensi. Namuan dikenal juga cara seperti urut, yang dimaksud untuk menggugurkan kandunganjuga semacam ramuan seperti ragi, tapai, pil kina atau minuman keras yang dikenal sebagian

ramuan-ramuan untuk menggugurkan. 67

Sementara itu ilmu pengetahuan yang terus menerus memiliki perkembangan termasuk juga ilmu kedokteran. Apabila tidak menghendaki lagi

65 Loc., Cit. 66 Ibid., hlm 17. 67 Loc., Cit.

kelahiran bayi, maka proses kehamilan itulah yang harus lebih dahulu dicegah. Angka kematian bayi di Indonesia tergolong tinggi. Begitu pula dengan kematian ibu-ibu pada waktu melahirkan, hal mana kiranya tak akan terjadi seandainya orang sudah mulai merencanakan keluarganya dan mengatur kelahiran. 68

Pada kesempatan inilah telah menyebabkan sejumlah tokoh-tokoh sosial menjadi lebih bertekad untuk berusaha mengatasi keadaan yang dianggap menyedihkan itu. Dan niat itu memang sudah lama terkandung dalam hati banyak orang di kalangan masyarakat Indonesia yang sudah memiliki sebuah ilmu pengetahuan barat dengan menjadikan pertumbuhan penduduk sebagai penyebab masalah sosial yang akan timbul, dengan mengkoordinasiterutama para ibu rumah tangga yang menganggap penjarangan kehamilan itu sangat penting demi kesehatan mereka. 69

Tahun 1958 Dr. Harustiati Subandrio, dr. Judono dan Mrs. Mc. Kinnon dariThe Pathfinder Fund berkunjung ke Semarang pada kesempatan tersebut mereka memberikan ceramah-ceramah tentang keluarga berencana kepada anggota-anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan isteri-isteri dokter, dalam hal tersebut mereka melakukan instruksi untuk dapat mengikuti dan membujuk ibu rumah tangga untuk mengikuti program keluarga berencana. Dokter Farida B. Heyder yang merasa tertarik oleh gagasan keluarga berencana itu kemudian mulai memberi penerangan tentang keluarga berencana itu kepada ibu-ibu yang

68 BKKBN (1981), Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan, Jakartat: BKKBN, hlm. 18. 69 Ibid., 68 BKKBN (1981), Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan, Jakartat: BKKBN, hlm. 18. 69 Ibid.,

Pada tahun 1960 ia membuka sebuah klinik keluarga berencana di BKIA Pandanaran dengan bantuan dr. Liem Tjay Sien dan bidan Ny.Sugito. Meskipun Kepala Kesehatan Kota waktu itu belum dapat menyetujui adanya klinik keluarga berencana, namun pembukaan klinik di Pandanaran itu dimungkinkan

berkat bantuan dari IKES dr.Marsidi. 71

Para praktisi kesehatan dan dokter telah mendapatkan mindset yang sama dengan pendiri IPFF dan saat itulah sebuah ilmu pengetahuan dianggap lebih benar dari pada sebuah keputusan pribadi lambat laun banyak ibu yang mau dan harus mau mengikuti program keluarga berencana.

Mindset yang dikembangkan oleh para Ikatan Dokter Indonesia serta istri istrinya dan bidan mampu membuat masyarakat indonesia menyerahkan seluruh kondisi kekuasaan tubuh mereka terhadap para dokter dan bidan dalam urusan kehamilan.

Sekembalinya Ny.Sugito dari Singapura untuk mengikuti latihan keluarga berencana, dibuka lagi 4 klinik keluarga berencana yang semuanya itu ditempatkan di BKIA. Sampai Kongres I PKBI, klinik-klinik itu dipimpin langsung oleh dr.Farida B Heyder yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala

70 Ibid., hlm. 20.

71 Ibid., hlm. 21.

KIA Kotamadya Semarang, berhubung belum ada dokter lain yang berminat membantu. 72

Pada tanggal 16 Juni 1963 dibentuk PKBI cabang Semarang yang berkantor di BKIA Pandanaran. Dari tanggal 2 s/d 27 Juli 1963 diadakan seminar tentang keluarga berencana yang diikuti oleh unsur-unsur dari kalangan kedokteran dan masyarakat umum. 73

Semua itu telah banyak membantu untuk mencapai kemajuan-kemajuan lebih lanjut dalam bidang keluarga berencana. Perhatian masyarakat menjadilebih besar dan permohonan-permohonan untuk ceramah meningkat jumlahnya. Diakui bahwa sebagian besar ceramah-ceramah itu diberikan kepada ibu-ibu dari golongan atas dan menengah saja. Sikap pemerintah maupun situasi politik ketika itu tidak mengizinkan diperluasnya rakyat jelata yang sebenarnya

lebih membutuhkannya. 74

Pemilihan kalangan atas yang diberikan sebuah instruksi medis karena mereka dianggap lebih mengerti dan mampu mencerna serta dapat termindset oleh para pendiri PKBI, kalangan menengah atas diharapkan dapat membuat sebuah trendcenter dalam urusan persalinan dan keluarga berencana. Terjadinya sebuah modernitas pada kalangan mengah keatas akan memicu para kalangan bawah mengikuti program keluarga berencana, jika kalangan atas mamapu menciptakan sebuah modernitas gaya hidup baru maka kalangan kebawah akan

72 Ibid., hlm. 21. 73 Loc. Cit 74 Ibid.

mengikuti guna untuk mendapatkan status sosial yang sama atau bisa dipandang sebgai kalangan atas dengan mengikuti gaya hidup mereka.

Namun pada kondisi lapangan saaat itu, penyebaran program keluarga berencana memiliki sebuah kisah yang panjang, ada beberapa tempat dimana program ini menjadi sebuah bumerang bagi mereka yang tidak mengikuti, seperti dimasukannya sebuah syarat administratif dalam memasukkan sekolah anak mereka, dimana para ibu harus terdaftar sebagai peserta program keluarga berencana jika ingin menyekolahkan anaknya.

Proses intimidasi administratif inilah yang kemudian diambil dengan terpaksa oleh para ibu ibu untuk melindungi anaknya dari kebodohan, mereka mampu mengorbankan tubuhnya dengan segala efek samping yang diderita oleh ibu akibat program keluarga berencana. Saat itu efek samping program ini mampu membuat ibu ibu sakit, bahakan terinfeksi bakteri karena pemasangan dan cara pakai yang tidak tepat. Secara tidak langsung disinilah adanya praktik biopower act yang dijalankan oleh pemerintah.

Sesudah Kongres I PKBI, perhatian masyarakat mengenai keluarga berencana lebih meningkat lagi, sehingga baik volume maupun frekwensi kegiatan dalam bidang ini menjadi lebih besar. Karena sangat kekurangan tenaga-tenaga ahli maka untuk dapat menampung tambahan pekerja, dikirimnya tenaga-tenaga untuk dilatih, baik ke Jakarta maupun ke luar negeri. 75

75 Ibid., hlm. 21.