BIOPOWER ACT PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PE

BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS SKRIPSI

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya

ACHMAD FAUZUL ADIM 115120500111011

PEMINATAN GOVERNANCE DAN TRANSISI DEMOKRASI PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama Governance dan

Transisi Demokrasi

Oleh Achmad Fauzul Adim NIM. 115120500111011 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

HALAMAN PENGESAHAN BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS

Disusun oleh Achmad Fauzul Adim NIM 115120500111011

Malang, 04 November 2015

Telah disetujui Dosen Pembimbing untuk diujikan :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Sholih Muadi Tri Hendra S.IP., M.IP NIP. 19641230 199303 1 002

NIP. 2013098007071001

HALAMAN PENGESAHAN BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS

Disusun oleh Achmad Fauzul Adim

NIM 115120500111011

Telah Diuji dan Dinyatakan Lulus dalam Ujian Sarjana Pada Tanggal:

04 November 2015

Ketua Majelis Sidang, Sekretaris Majelis Sidang,

Dr. Sholih Muadi Tri Hendra, S.IP., M.IP NIP. 196412301993031002

NIP. 2013098007071001

Anggota Majelis Sidang, Anggota Majelis Sidang,

Mar’atul Makhmudah, S.IP., M.IP Amin Heri Susanto, LC., MA., Ph.D NIP. 80080311120410

NIP.

Malang, 04 November 2015 Dekan FISIP UB

Prof. Dr.Ir.Darsono Wisadirana, MS, NIP.1956122719831211001

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Achmad Fauzul Adim NIM : 115120500111011

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul:

Biopower Act: Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Jawa Tengah

Dalam Perspektif Biopolitics

Sesungguhnya merupakan benar benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti tidak benar, maka maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut.

Malang, 04 November 2015

Achmad Fauzul Adim .

NIM. 115120500111011

Abstrak

Achmad Fauzul Adim, Program Sarjana, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang, 2015.Biopower Act: Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Jawa Tengah Dalam Perspektif Biopolitics. Tim Pembimbing : Bapak Dr. Sholih Muadi danBapak Tri Hendra, S.IP, M.IP

Permasalahan penurunan indeks kualitas lingkungan menjadi sebuah isu penting dunia, semua negara dan penduduk bumi diharapkan mampu menjaga dan melestarikan lingkungan yang berada disekitar mereka. Berbagai masalah dan polemik ketika terjadi penurunan indeks kualitas lingkungan secara terus menerus terjadi, upaya dalam aksi menyelamatkan lingkungan menjadi fokus utama dalam setiap momentum pembangunan negara.

Diantara berbagai macam permasalahan pemicu dampak terhadap lingkungan adalah sebuah indeks laju pertumbuhan penduduk, upaya dalam pemberhentian laju pertumbuhan penduduk menjadi sorotan dunia dalam menyelamatkan kondisi lingkungan serta peningkatan kesejahteraan, penanganan laju pertumbuhan penduduk dijadikan sebagai upaya penyelamatan lingkungan dan mengurangi kesenjangan sosial. Beberapa stimulus politik dilakukan dalam prakteknya untuk mendirikan suatu pos kekuasaan yang mampu dijalankan oleh semua masyarakat.

Biopolitic merupakan suatu gagasan yang dijelaskan oleh Foucault, melalui konsep inilah bagaimana sebuah ilmu pengetahuan dan terciptanya pos kekuasaan secara relasional dan memiliki kekuasaan yang tidak memiliki wajah (faceless) terjadi dalam aksinya yang mengatasnamakan sebuah penyelamatan lingkungan dan kesejahteraan. Bipower act dijalankan dengan adanya campur tangan negara dalam memberikan legitimasi melalui suatu kebijakan.

Dalam penelitian ini mengkritisi bagaimana suatu biopolitic berjalan diatas sebuah penelitian ilmu pengetahuan yang kemudian dilanjutkan dengan aksi biopower act oleh negara dalam memberdayakan masyarakat sehingga tercipta sebuah pos kekuasaan dirancang secara relasional tanpa memiliki wajah (faceless) sehingga tidak ada yang dapat meminta harapannya.

Kata kunci : Biopolitic, Biopower, Kekuasaan

Abstract

Achmad Fauzul Adim, Program Sarjana, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang, 2015.Biopower Act: Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Jawa Tengah Dalam Perspektif Biopolitics. Tim Pembimbing : Bapak Dr. Sholih Muadi dan Bapak Tri Hendra, S.IP, M.IP

Problems decline in environmental quality index becomes an important issue the world, all nations and the earth's population is expected to maintain and preserve the environment who are around them. Various problems and polemics when a decline in environmental quality index is continuously happen, the effort in action to save the environment becomes the main focus in any country's development momentum.

Among the various issues triggers environmental impact is an index of population growth, efforts in stopping the population growth rate in the world spotlight in saving the environment and improving the welfare conditions, handling population growth rate used in an effort to save the environment and reduce social inequalities. Some political stimulus is done in practice to establish

a postal authority is able to run by all of society. Biopolitic an idea described by Foucaoult, through this concept of how a

science and the creation of posts in relational power and power that does not have

a face (faceless) occurs in an action in the name of saving the environment and welfare. Bipower act carried out with the intervention of the state in providing legitimacy through a policy.

In this study criticize how a biopolitic running on a science research followed by action biopower act by the state in empowering the community so as to create a post designed relational power without having a face (faceless) so no one can ask expectations.

Key word : Biopolitic, Biopower, Power

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmatNya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS

Penulisan skripsi ini tidak akan berjalan baik tanpa campur tangan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan pengarahan dan pembinaan selama penulisan kepada pihak-pihak yang telah membantu, diantara beliau:

1. Bapak Abdul Rochman dan Ibu Ainin Chamiatin sebagai orang tua yang telah memberi dukungan dan doa serta nasehat kepada penulis untuk tidak henti- hentinya belajar menuntut ilmu

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya Malang, Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS, yang telah memberikan ijin kepada penulis sehingga dapat melaksanakan kegiatan penulisan skripsi sampai selesai

3. Bapak Dr. Sholih Muadi, selaku pembimbing yang memberikan pengarahan dan kelancaran terhadap proses penulisan skripsi.

4. Bapak Tri Hendra, S.IP., M.IP selaku pembimbing yang telah memberi pengarahan, masukan dan petunjuk sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi.

5. Seluruh narasumber beserta masyarakat Prov Jawa Tengah dan BKKBN Prov Jawa Tengah yang telah memberikan data dan pengetahuan serta telah

meluangka waktunya guna mendukung penyusunan skripsi.

6. Elza Rukmana,SE dan Dila Alexandria,SE partner yang selalu bersedia menjadi motivator dan penyemangat dalam setiap pelaksanaan kegiatan

penulisan skripsi penulis.

7. Restu Erya M dan Yohanes Tirta W,S.IP sahabat seperjuangan yang tidak bosan membagi ilmu dengan penulis baik saat melaksanakan diskusi maupun dalam kegiatan perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Terakhir, penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi semua kalangan, baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, serta dapat menambah pengetahuan baru bagi mahasiswa lain terutama yang berkaitan dengan kajian ilmu politik.

Malang, Oktober 2015

Achmad Fauzul Adim

GLOSARIUM

Abiotik : Komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup AKDR

: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Akseptor

: Orang yang menerima dan mengikuti program KB

Biopolitical Strategy : Sebuah jalan/ teknis yang dianggap tepat dalam mengatasi sebuah

pertumbuhan penduduk dengan kekuasaan biopower

Biopolitics : Biopolitics merupakan sebuah gagasan serta konsep yang diadopsi dari pemikiran Michel Foucault yang menciptakan sebuah pandangan dalam gaya kepemerintahan dalam upaya pendisiplinan penduduk termasuk permasalahan regulasi penduduk

Biopower : Sebuah teknologi politik yang menghendaki untuk mempolitisasi sebuah tubuh manusia yang akan diambil kekuasaannya karena konsekuensi sebagai warga negara.

Biopower Act : Sebuah rencana dan taktis pendisiplinan subjek manusia yang diberikan kepada negara terhadap suatu warga negara untuk dapat mengikuti aturan secara politis yang telah dilakukan

Biotik

: Komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup

Birth Control : Sebuah upaya untuk mengatur jarak kehamilan denga mengkonsumsi

pil/obat sebagai alat kontrasepsi

BKIA

: Balai Kesehatan Ibu dan Anak

BKKBN

: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Degradasi

: Penurunan suatu kualitas

Green Politics : Ideologi politis, yang sangat kental dengan nuansa ekologis, kelestarian lingkungan hidup, dan demokrasi partisipatoris IUD

: Sebuah alat kontrsepsi berupa kumparan kecil panjangnya 3 cm dimasukkan oleh dokter ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan Kausalitas

: Merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan pengetahuan yang dengan sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain dan pasti antara segala kejadian

KB

: Keluarga Berencana

Konsensus : Sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan

Medical : Instruksi medis dalam menempuh sebuah hasil kesehatan bersama, Administrative

seperti adanya aturan dan disiplin dalam setiap kegiatan sehari hari untuk menuju kualitas kesehatan yang baik bagi seluruh manusia

PKBI

: Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

Stimulus Politik : Sebuah indikator masukan yang telah ditetapkan sesuai dengan

kepentingan penguasa.

Wacana Dominan : Disisipkannya sebuah kebenaran subjektif yang telah diberikan stimulus politik sehingga mampu membentuk suatu kebenaran yang tidak terbantahkan.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai suatu organisme yang melakukan reproduksi untuk mempertahankan keturunannya sedangkan disisi lain manusia juga sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Sebagai makhluk hidup manusia juga memiliki interaksi dengan lingkungannya dan disinilah terbentuk suatu ekosistem dimana komponen biotik berinteraksi dengan komponen abiotik dalam artian lingkungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup biotik tersebut.

Dalam suatu ekosistem sebuah tempat hidup merupakan aspek penting dalam keberlangsungan kehidupan terutama manusia, oleh karena itu dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan untuk mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang baik maka manusia harus mempertahankan kualitas lingkungan, karena keberlangsungan hidup manusia tergantung dengan keadaan ekosistem yang ada.

Salah satu faktor yang menyebabkan kekhawatiran dalam sebuah kerusakan lingkungan adalah adanya ledakan penduduk, aktivitas dari banyaknya penduduk tentu akan menurunkan kualitas lingkungan suatu tempat Salah satu faktor yang menyebabkan kekhawatiran dalam sebuah kerusakan lingkungan adalah adanya ledakan penduduk, aktivitas dari banyaknya penduduk tentu akan menurunkan kualitas lingkungan suatu tempat

Ledakan penduduk akan mengakibatkan suatu permasalahan permasalahan yang baru dan dapat pula mengakibatkan suatu bencana alam karena kegiatan pola hidup dan pembangunan infrastruktur yang tidak memperhatikan aspek lingkungan.

Ledakan penduduk juga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup karena banyaknya kebutuhan dalam keberlangsungan hidup seperti bertambahnya bangunan untuk tempat tinggal, penebangan kayu liar yang digunakan untuk peralatan rumah tangga, pembangunan jalan dan infrastruktur yang akan mengakibatkan menyempitnya lahan hutan, tingginya mobilitas penduduk yang menyebabkan banyaknya transportasi memproduksi polusi serta menurunkan kualitas udara bersih.

Tidak hanya kulitas lingkungan hidup dengan adanya ledakan penduduk juga akan mempengaruhi permasalahan permasalahan sosial yang lainnya seperti gizi buruk pada daerah rawan kemiskinan serta pengangguran yang berkepanjangan, kualitas daya saing yang rendah, tingkat sumberdaya manusia yang kalah bersaing secara global.

Kebutuhan fasilitas yang tinggi menuntut untuk menggunakan sumberdaya alam yang tersedia namun salahnya adalah tidak memperhatikan aspek pembangunan keberlanjutan yang ramah lingkungan melainkan fokus pada penyelesaian fasilitas dan fungsi fasilitas tersebut.

Permasalahan pertumbuhan penduduk menjadi sangat krusial dalam sebuah pembangunan negara terlebih seperti Indonesia sebagai negara berkembang yang membutuhkan suatu pembangunan dalam menjalankan sistem politik, ekonomi dan kepemerintahan suatu negara, Indonesia mengalami suatu pertumbuhan penduduk dengan begitu pesat hingga mengakibatkan timbulnya permasalahan permasalahan sosial mulai dari pengangguran, konflik sengketa tanah serta kulitas kesehatan yang buruk dan gizi yang kurang memenuhi.

Saat ini kondisi kependudukan di Indonesia bejumlah sekitar 237.641.326 jiwa pada sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dengan penyebaran yang tidak merata pada semua pulau di Indonesia.

Tabel 1.1 Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010

3930905 4494410 Sumatera Utara

11649655 12982204 Sumatera Barat

2413846 3092265 Sumatera Selatan

6741439 7608405 Kepulauan Bangka Belitung

900197 1223296 Kepulauan Riau

- 1679163 DKI Jakarta

8389443 9607787 Jawa Barat

35729537 43053732 Jawa Tengah

31228940 32382657 DI Yogyakarta

3122268 3457491 Jawa Timur

3151162 3890757 Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Timur

3952279 4683827 Kalimantan Barat

4034198 4395983 Kalimantan Tengah

1857000 2212089 Kalimantan Selatan

2985240 3626616 Kalimantan Timur

2455120 3553143 Sulawesi Utara

2012098 2270596 Sulawesi Tengah

2218435 2635009 Sulawesi Selatan

8059627 8034776 Sulawesi Tenggara

835044 1040164 Sulawesi Barat

- 1158651 Maluku

1205539 1533506 Maluku Utara

785059 1038087 Papua Barat

206264595 237641326 Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk Ulang-alik/Ngelaju)

Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Penduduk Indonesia kebanyakan berpusat pada Pulau Jawa sehingga degradasi lingkungan paling parah terjadi pada Pulau Jawa mulai dari lahan, kualitas udara dan kebutuhan air yang menjadi barang ekonomis karena status kelangkaanya.

Tidak hanya di Pulau Jawa beberapa pulau yang lain juga telah mengalami penurunan kualitas lingkungan dengan faktor yang sama yakni pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, mulai dari krisis energi, air dan bahan pangan. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat tajam bahkan ancaman akibat banyaknya penduduk sudah terjadi di Republik Indonesia.

Dikalangan para pakar pembangunan telah ada konsensus bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya berdampak buruk terhadap suplai Dikalangan para pakar pembangunan telah ada konsensus bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya berdampak buruk terhadap suplai

Sebuah fenomena ledakan penduduk tentu memiliki faktor yang mengakibatkan terjadinya laju pertumbuhan penduduk dengan cepat beberapa faktor kunci dalam laju pertumbuhan penduduk adalah kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan (migrasi).

Kelahiran merupakan sebuah proses regenarasi keturunan pada setiap keluarga dan hal ini selalu diinginkan oleh semua masyarakat agar memiliki sebuah keluarga yang diimpikan, Indonesia memiliki budaya bahwa setiap orang yang telah beranjak dewasa akan mengalami masa pernikahan dan membentuk keluarga sendiri bahkan dianggap sedikit aneh ketika seseorang yang sudah beranjak dewasa tidak segera melakukan pernikahan. Hal inilah yang akan mendorong tingkat perkawinan sangat tinggi dan akan berlanjut terhadap indeks natalitas menjadi tinggi.

Mortalitas (kematian) merupakan hal yang dapat mengurangi jumlah suatu penduduk namun hal ini juga tidak akan dilakukan oleh pemerintah sebagai pemegang kedaulatan negara. Harapan hidup seseorang akan terus diperjuangkan dengan melalui fasilitas fasilitas kesehatan dan imbauan untuk melakukan gaya hidup sehat untuk mendapatkan kualitas hidup sehat yang layak.

Migrasi merupakan sebuah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang sangat padat namun pemerintah melakukan migrasi penduduk ke pulau lain hal ini untuk Migrasi merupakan sebuah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang sangat padat namun pemerintah melakukan migrasi penduduk ke pulau lain hal ini untuk

Dalam menangani permasalahan pertumbuhan penduduk pemerintah melakukan serangkaian upaya dalam aspek kebijakan untuk mengatasinya. Dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pada sensus penduduk 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Pemerintah Indonesia harus bekerja keras dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi

Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun Provinsi

1971-1980

1980-1990

1990-2000 2000-2010

Aceh

1,46 2,36 Sumatera Utara

1,32 1,10 Sumatera Barat

1,84 2,56 Sumatera Selatan

1,17 1,24 Kepulauan Bangka Belitung

0,97 3,14 Kepulauan Riau

- 4,95 DKI Jakarta

0,17 1,41 Jawa Barat

2,03 1,90 Jawa Tengah

0,94 0,37 DI Yogyakarta

0,72 1,04 Jawa Timur

1,31 2,15 Nusa Tenggara Barat

1,82 1,17 Nusa Tenggara Timur

1,64 2,07 Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

2,99 1,79 Kalimantan Selatan

1,45 1,99 Kalimantan Timur

2,81 3,81 Sulawesi Utara

1,33 1,28 Sulawesi Tengah

2,57 1,95 Sulawesi Selatan

1,49 1,17 Sulawesi Tenggara

1,59 2,26 Sulawesi Barat

- 2,68 Maluku

0,08 2,80 Maluku Utara

0,48 2,47 Papua Barat

Catatan : Tidak Termasuk Timor Timur Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Pelaksanaan program transmigrasi juga menjadi upaya pemerintah dalam sebuah menangani pertambahan penduduk, dengan melakukan persebaran penduduk diharapkan dapat melakukan aktivitas pola hidup yang baik tanpa berpusat disuatu tempat.

Pembangunan perumahan murah untuk mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi antar kelas di masyarakat bahkan saat ini telah ada program rumah subsidi untuk kalangan keluarga menengah kebawah yang diharapkan dapat mengatasi masalah pemukiman penduduk.

Salah satu yang menjadi program prioritas pemerintah dalam menangani ledakan penduduk adalah program pembatasan kelahiran bayi dengan program Keluarga Berencana (KB) dengan semboyan catur warga dimana dalam sebuah keluarga terdiri dari empat anggota, ayah, ibu dan dua anak.

Keluarga Berencana merupakan program dari pemerintah dalam upaya mendapatkan peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam menangani ledakan jumlah penduduk. Keluarga Berencana dihadirkan ditengah masyarakat sebagai suatu solusi dan kontribusi terhadap pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Tujuan utama dari KB adalah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan menghadirkan pelayanan kesehatan secara profesional yang semula diberikan secara gratis dalam artian sebagai barang penawaran dan kemudian dirubah menjadi suatu pelayanan yang dibutuhkan/permintaan serta harus dilakukan transaksi dalam mendapatkan pelayanan tersebut. Disinilah terjadi sebuah stimulus politik sehingga membuat suatu pergeseran sebuah program, dari yang dahulu adalah sebuah produk subsidi kemudian bergeser menjadi sebuah kebutuhan serta permintaan dari para masyarakat dengan melakukan transaksi untuk mendapatkan produk jasa tersebut.

Adanya pergeseran dalam pelayanan program KB yang semula menjadi program pemerintah dengan orientasi pemenuhan target melalui subsidi penuh dari pemerintah, berangsur-angsur bergeser menjadi suatu gerakan masyarakat yang sadar akan kebutuhannya hingga bersedia membayar untuk memenuhinya.

Dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah selalu mendapatkan pro dan kontra atas sebuah kebijakan tersebut, untuk masyarakat yang pro terhadap program KB tentu mendukung dengan adanya program ini dan Dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah selalu mendapatkan pro dan kontra atas sebuah kebijakan tersebut, untuk masyarakat yang pro terhadap program KB tentu mendukung dengan adanya program ini dan

Masyarakat yang kontra terhadap kebijakan adanya program KB menilai bahwa hal ini menghambat seseorang untuk menggunakan haknya untuk melakukan regenerasi keturunan dengan jumlah yang ditentukan oleh pemerintah pada masing masing individu. Disinilah pro kontra terjadi, disisi lain program KB merupakan treatmen dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk namun pada kondisi lain seolah membatasi hak seseorang dalam menetukan jumlah keturunannya.

UUD Pasal 28b yang mengatur tentang HAM menjamin setiap warga negara dalam melakukan regenerasi keturunan, pernyataan ini mendukung kekuasaan dan hak serta keputusan pada masing masing individu terhadap keputusan dalam menentukan jumlah anak dalam keluarganya.

Masyarakat yang kontra terhadap adanya KB memulai sebuah perlawanan dengan dasar UUD Pasal 28b sebagai landasan atas kebebasan dan hak serta kekuasaan tiap individu seolah terambil oleh negara dengan adanya himbauan memiliki dua anak.

Benturan antara pro dan kontra inilah yang kemudian melahirkan tidak adanya efektivitas dalam penyelenggaraan KB dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada sepuluh tahun terakhir dianggap stagnan dan tidak memiliki Benturan antara pro dan kontra inilah yang kemudian melahirkan tidak adanya efektivitas dalam penyelenggaraan KB dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada sepuluh tahun terakhir dianggap stagnan dan tidak memiliki

Program pemerintah dengan mengeluarkan program KB merupakan suatu bentuk biopower dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk, kebijakan program KB adalah suatu upaya untuk mengatur pertumbuhan manusia yang dianggap sebagai subjek hukum bukan sebagai subjek individu atau makhluk hidup. Melalui jalan biopower pemerintah menggunakan media ilmu pengetahuan dari bidang ilmu kedokteran yang tertuang dalam sebuahmedical administrative.

Medical administratif merupakan sebuah instruksi instruksi medis dalam menempuh sebuah hasil kesehatan bersama, seperti adanya aturan dan disiplin dalam setiap kegiatan sehari hari untuk menuju kualitas kesehatan yang baik bagi seluruh manusia, dengan pengetahuan dan intruksi medis inilah maka medical administratif dapat digunakansebagai pembentukan aturan normatif yang diharapkan akan dilakukan oleh masyarakat luas.

Setelah adanya Medical administrativenegara sebagai pemegang kekuasaan mendukung dengan adanya suatu lembaga yang menangani masalah kependudukan yakni BKKBN, program yang secara legal mengatasi masalah laju pertumbuhan penduduk dan sebagai legitimasi atas biopolitics yang dijalankan.

Medical administrative sebagai media dalam upaya berjalannya biopower yang dijalankan oleh pemerintah, karena ilmu kedokteran dianggap sebagai Medical administrative sebagai media dalam upaya berjalannya biopower yang dijalankan oleh pemerintah, karena ilmu kedokteran dianggap sebagai

Biopolitical strategymenjadi sebuah trik utama dalam mengatasi pertumbuhan penduduk hal ini terlihat dari beberapa strategi pemerintah dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk mulai dari adanya penekanan normatif melalui medical administratif kemudian dilanjutkan dengan legitimasi institusi yang menangani program Keluarga Berencana serta pergeseran layanan KB dari sebuah subsidi pemerintah menjadi sebuah kebutuhan atas kesadaran masyarakat.

Dengan demikian biopolitical strategy sebagai sebuah jalan yang dianggap tepat dalam mengatasi sebuah pertumbuhan penduduk dengan kekuasaanbiopower yang kemudian didirikannya lembaga negara secara legal dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk, namun pada sisi lain hal ini menetang Pasal 28b UUD dimana setiap individu memiliki hak dan kekuasaan dalam menentukan pilihan atas hidupnya.

Di negara Indonesia tepatnya Provinsi Jawa Tengah merupakan Provinsi yang mampu mengendalikan penduduk dengan sangat baik, biopower act yang dilakukan oleh pemerintah seolah berjalan dengan kesadaran masyarakat untuk mengikuti nilai nilai normatif yang telah diterapkan oleh medical administratif. Hal ini terbukti dengan adanya sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik Republik Indonesia bahwa Jawa Tengah mendapatkan peringkat pertama dalam masalah penanganan pertumbuhan penduduk dengan ditandai indeks laju pertumbuhan hanya sebesar 0,37% pada sensus penduduk tahun 2010 kemudian diikuti dengan Provinsi Jawa Timur dengan indeks 0,76%.

Provinsi Jawa Tengah dengan total populasi 32.382.657 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 dengan kepadatan 930/km 2 , dengan total 29

kabupaten dan 6 kota yang memiliki luas wilayah 34.548 km 2.

Melihat kondisi diatas Provinsi Jawa Tengah memiliki jumlah penduduk yang dianggap sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada serta tingkat pertumbuhan penduduk yang paling rendah diantara provinsi lain yang ada di Indonesia, hal ini membuktikan bahwa konsep biopolitical strategy berjalan, namun apakah semua memperhatikan himbauan pemerintah dalam mengatur jumlah anak seperti yang dihimbaukan oleh pemerintah.

Dengan landasan biopolitics stategy inilah penulis ingin meneliti mengenai penanganan pertumbuhan penduduk di Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi yang mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk hingga dapat mencapai indeks angka yang sangat rendah yakni 0,37% .

1.2 Fokus Masalah

Berkaitan dengan latar belakang penelitian tersebut maka dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui:

1. Apakah konsepbiopolitics dan biopower merupakan aspek yang digunakan dalam menangani pertumbuhan penduduk?

2. Bagaimana peranBiopolitics dan Biopowersebagai konsep perumusan kebijakan dalam mengatasi pertumbuhan penduduk?

3. Bagaimanabiopower act dalam artian pembangunan Program Keluarga Berencana yang dilakukan oleh Provinsi Jawa Tengah dalam rangka

penanganan pertumbuhan penduduk dapat diterima oleh setiap masyarakat dan mampukah biopower act yang dilakukan pemerintah menciptakan dan membangun keluarga sejahtera?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terkait Analisis Penanganan Pertumbuhan Penduduk Dalam Perspektif Biopolitics.Studi Kasus Terhadap Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Jawa Tengah adalah :

1) Untuk mengetahui konsep yang digunakan dalam mengatasi pertumbuhan penduduk yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan program

keluarga berencana, dalam hal ini penulis mengidentifikasi bahwa konsepsi yang digunakan adalah sebuah bipolitics atas permasalahan yang terjadi mengenai ledakan jumlah penduduk.

2) Untuk menganalisis peranan biopolitics dan biopower mengenai adanya program Keluarga Berencana yang ditujukan untuk kemakmuran serta

kesejahteraan masyarakat, namun dibalik hal ini ada beberapa hak dan kekuasaan yang kemudian diambil alih oleh para aktor kebijakan dengan jalan biopower untuk mengatasi pertumbuhan penduduk.

3) Dalam biopower act yang telah dijalankan, penulis ingin melihat persepsi masyarakat terhadap peran pemerintah Provinsi dalam mengatasi

pertumbuhan penduduk, serta penulis ingin mengetahui kesadaran masyarakat atas setiap hak, kekuasaan dan keputusan atas kehidupan dirinya untuk melakukan regenerasi keturunan yang sesungguhnya didasarkan pada keputusan diri mereka masing masing. Setelah adanya persepsi masyarakat untuk membuktikan bahwa kebijakan tersebut mampu memberikan kesejahteraan maka penulis akan melakukan wawancara terhadap pakar kesehatan msyarakat terkait adanya Program Keluarga Berencana.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ditujukan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dapat diambil dalam penelitian ini antara lain sebagai tambahan literatur dalam ranah ilmu politik (political science) khususnya studi politik dalam spektrum biopower dan biopolitics, menambah daftar literatur mengenai praktik politik kekuasaan dalam sudut pandang medis yang masih sangat minim. Karena fokus utama yang digunakan dalam penelitian merupakan salah satu konsep dalam studi ilmu politik khususnya politik lingkungan dan sumberdaya alam atau disebut dengan green politics, konsepsi biopolitics didasarkan atas pengambilan hak dan kekuasaan secara penuh dengan memanfaatkan resistensi suatu individu atau populasi yang mengakibatkan individu tersebut menyerahkan kekuasaan atas dirinya secara penuh terhadap ahli Manfaat teoritis yang dapat diambil dalam penelitian ini antara lain sebagai tambahan literatur dalam ranah ilmu politik (political science) khususnya studi politik dalam spektrum biopower dan biopolitics, menambah daftar literatur mengenai praktik politik kekuasaan dalam sudut pandang medis yang masih sangat minim. Karena fokus utama yang digunakan dalam penelitian merupakan salah satu konsep dalam studi ilmu politik khususnya politik lingkungan dan sumberdaya alam atau disebut dengan green politics, konsepsi biopolitics didasarkan atas pengambilan hak dan kekuasaan secara penuh dengan memanfaatkan resistensi suatu individu atau populasi yang mengakibatkan individu tersebut menyerahkan kekuasaan atas dirinya secara penuh terhadap ahli

2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini bisa dijadikan acuan kepada masyarakat atas sebuah tindakan yang telah mereka ambil, pemikiran kritis dan mindset masyarakat masih membutuhkan sebuah pencerahan agar tidak langsung mempercayai dan memberikan kekuasaan mereka pada suatu nilai nilai normatif yang telah dibentuk. Penguatan nilai nilai kritis yang terjadi dimasyarakat akan semakin bertambah dan menciptakan masyarakat dengan kualitas mindset yang cerdas. Mengajarkan kepada masyarakat bagaimana sebuah kekuasaan memiliki sistem dan pos pos tertentu dalam menjalankan eksekusinya, biopolitic menjadi sebuah anggapan dasar atas sebuah penciptaan sistem yang telah didesain dengan memanfaatkan resistensi suatu individu atau kelompok.

1.5 Sistematis Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi dengan beberapa bab untuk memudahkan penulis dalam melakukan analisa serta untuk tetap fokus dalam Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi dengan beberapa bab untuk memudahkan penulis dalam melakukan analisa serta untuk tetap fokus dalam

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang materi dasar atas objek penelitian yang akan diteliti, pendahuluan berisikan mulai dari latar belakang pemilihan penelitian, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian dan tujuan adanya penelitian tersebut serta akan dianalisa pada bab selanjutnya.

Bab II: Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisikan deskripsi teori yang mengkaji berbagai teori yang dianggap relevan dalam menunjang suatu pondasi penelitian, serta dapat menjelaskan penelitian terdahulu dan membandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan serta menceritakan alur pikir penelitian yang akan diteliti.

Bab III: Metodologi Penelitian

Pada bab ini terdiri dari metode penelitian yang digunakan dalam menjalankan sebuah penelitian. Metode penelitian memiliki beberapa komponen yang harus diuraikan secara rinci, komponen komponen yang terdapat pada metode penelitian dijadikan sebagai acuan dalam langkah langkah sebuah penelitian.

Bab IV: Deskripsi Objek

Pada bab ini akan menjelaskan lebih detail mengenai hasil lokasi dan objek penelitian yang sudah dilakukan. Selain itu terdapat deskripsi data yang menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Analisa pada sebuah Pada bab ini akan menjelaskan lebih detail mengenai hasil lokasi dan objek penelitian yang sudah dilakukan. Selain itu terdapat deskripsi data yang menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Analisa pada sebuah

Bab V: Biopower Act Dalam Pemerintahan

Pada bab ini penulis ingin memaparkan sebuah kekuasaan pemerintah yang menggunkan media ilmu pengetahuan dan dilegitimasi oleh lembaga negara yang legal dalam menjalankan sebuah kekuasaannya. Terlebih dari itu pemerintah juga membuat suatu nilai normatif yang akan dilakukan masyarakat dengan kesadaran penuh namun dilakukan dengan cara diselubungkan dalam pemikiran alam bawah sadar melalui komunikasi persuasif.

Bab VI: Kausalitas Masyarakat dan Biopower Act Pemerintahan

pada bab ini penulis ingin melakukan penarikan konsepsi sebuah biopower act yang dijalankan oleh pemerintah dengan persepsi masyarakat terhadap adanya regulasi tersebut, melihat kesadaran tiap individu dalam menjalankan sebuah program pemerintah.

Bab VII: Analisa Data

Dalam analisa data penulis ingin membuat suatu hasil dari suatu penelitian dengan menggunakan informasi dan data yang telah didapatkan dilapangan dengan disandingkan teori yang telah digunakan.

Bab VIII: Penutup

Pada bab penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dijelaskan secara singkat, deskripsi secara jelas dan mudah yang dapat menjawab dari perumusan masalah sebuah penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritik

Kekuasaan adalah sebuah aspek dalam ilmu politik, upaya yang dilakukan oleh setiap manusia untuk mendapatkan sebuah kontrol penuh terhadap manusia yang lainnya, tidak jarang jika setiap manusia selalu menginginkan sebuah kekuasaan dalam bermasyarakat, secara harfiah kekuasaan digunakan untuk mengatur dan mengelola dari sebuah kehidupan sosial namun secara praktik kekuasaan mendapatkan sebuah implus dari berbagai lingkungan luar seperti sebuah intervensi dan pengetahuan.

Dalam sebuah pengetahuan tentu memiliki nilai ilmu yang murni namun sebenarnya nilai kebenaran yang terbentuk dari sebuah pengetahuan adalah sebuah kebenaran objektif dan hal ini dapat disisipkan sebuah kekuasaan dengan menggunakan unsur politik yang kemudian membentuk suatu wacana dominan terhadap masyarakat.

Dalam bukunya The History of Sexuality Vol. I, Foucault menunjukkan ada lima proposisi mengenai apa yang dimaksudnya dengan kekuasaan, yakni:

1. Kekuasaan bukan sesuatu yang didapat, diraih, digunakan, atau dibagikan sebagai sesuatu yang dapat digenggam atau bahkan dapat juga punah; tetapi

kekuasaan dijalankan dari berbagai tempat dari relasi yang terus bergerak.

2. Relasi kekuasaan bukanlah relasi struktural hirarkhis yang mengandaikan ada yang menguasai dan yang dikuasai.

3. Kekuasaan itu datang dari bawah yang mengandaikan bahwa tidak ada lagi distingsi binary opositions karena kekuasaan itu mencakup dalam keduanya.

4. Relasi kekuasaan itu bersifat intensional dan non-subjektif.

5. Di mana ada kekuasaan, di situ pula ada anti kekuasaan (resistance). Dan resistensi tidak berada di luar relasi kekuasaan itu, setiap orang berada dalam kekuasaan, tidak ada satu jalan pun untuk keluar darinya. 1

Michel Foucault dalam bukunya Power and Knowledges mendeskripsikan bahwa dalam sebuah penyelenggaraan kekuasaan selalu akan menciptakan entitias pengetahuan dan hal ini juga berlaku sebaliknya dimana setiap pengetahuan akan menimbulkan efek kekuasaan. Hubungan timbal balik dari sebuah kekuasaan dan pengetahuan inilah yang menciptakan pemikiran Foucault bahwa kekuasaan dan pengetahuan akan membentuk sebuah wacana kebenaran.

Sebuah wacana kebenaran dibentuk atas sebuah proses proses kekuasaan dan pengetahuan, karena sebuah wacana kebenaran hanyalah sebagai kebenaran objektif dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa sebuah mekanisme kekuasaan.

By subjugated knowledges I mean two things: on the one hand, I am referring to the historical contents that have been buried and

disguised in a functionalist coherence or formal systemisation. 2

1 Abdil Mughis Mudhoffir (2013), Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi Sosiologi Politik, Jurnal Sosiologi MASYARAKAT Vol. 18, No. 1, Januari 2013, Jakarta:

hlm. 15.

2 Colin Gordon (Editor) (1997), POWER/KNOWLEDGE: Selected Interviews and Other Writings 1972-1977 Michel Foucault, New York: Pantheon Books, hlm. 2.

Dengan menaklukan sebuah ilmu pengetahuan terdapat dua hal penting yang dapat diambil, di satu sisi menunjukkan pada sebuah konten sejarah yang telah terkubur dan yang kedua adalah sebuah penyamaran dalam sebuah hubungan fungsional atau formalitas sebuah sistem.

it is probably over optimistic, if we are thinking in terms of a contest that of knowledge against the effects of the power of scieentific discourse to regard the silence of one's adversaries

as indicative of a fear we have inspired in them. 3 Tingkat optimisme yang tinggi membuat kita berfikir pada sebuah konten

pengetahuan yang lebih tinggi bertujuan untuk menimbulkan salah satu perlawanan terhadap kekuasaan pengetahuan dengan menumbangkan sebuah pengetahuan atau diskusi keilmuan yang lainnya yang mampu menginspirasi mereka.

Dalam sebuah proses mekanisme kekuasaan maka diharapkan terdapat sebuah diskursus dalam menentukan sebuah pengetahuan yang dianggap sebagai kekuasaan pengetahuan, hal ini untuk menciptakan suatu wacana kebenaran yang dapat diterima oleh setiap masyarakat.

One might thus contrast two major systems of approach to the analysis of power: in the first place, there is the old system as found in the philosophes of the eighteenth century. The conception of power as an original right that is given up in the establishment of sovereignty, and the contract, as matrix of

political power, provide its points of articulation. 4 Terdapat dua hal yang sangat kontras dalam menganalisa satubuah sistem

utama dari kekuasaan, pertama dalam sebuah sistem klasik yang ditemukan oleh filosofi abad 18. Bahwa konsep kekuasaan yang asli adalah sebuah pemberian penegakan kedaulatan, kontrak dan matrik dari sebuah kekuasaan politik.

Namun dalam perkembangannya ranah politik mulai diberlakukan sebuah kekuasaan berdasarkan dari keilmuan dan pengetahuan berawal dari sinilah

3 Ibid., hlm. 87. 4 Ibid., hlm. 91.

kekuasaan dan pengetahuan dapat memiliki relasi yang sangat kuat dimana keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk mekanisme kekuasaan dengan menciptakan wacana kebenaran objektif.

Dengan kebenaran objektif dapat memberikan sebuah kekuasaan yang merumuskan suatu pendisiplinan terhadap sebuah komunitas, dimana pendisiplinan ini merupakan sebuah representasi dari regulasi yang berlaku serta konsekuensi sebagai warga negara atau bagian dari komunitas tersebut.

The new disciplines had no difficulty in taking up their place in the old forms; the schools and poor houses extended the life and the regularity of the monastic communities to which they were

often attached. 5 Dalam pengertiannya kedisiplinan merupakan suatu hal yang sangat sulit

untuk diterapkan pada kondisi setempat: seperti sekolah, pemukiman miskin, regulasi komunitas keagamaan yang biasanya saling berdekatan dengan sebuah kedisiplinan.

Against the plague, which is a mixture, discipline brings into play its power, which is one of analysis.The plague (envisaged as a possibility at least) is the trial in the course of which one

may define ideally the exercise of disciplinary power. 6 Dalam pertentangan dengan sebuah penyakit atau wabah dari perspektif

inilah kemudian disiplin bermain dalam ranah kekuasaan dan hal ini merupakan salah satu analisis utama. Sebuah wabah penyakit mencoba untuk mendefinisikan sebuah kajian ideal dengan menggunakan kekuasaan pendisiplinan.

Hence the major effect of the Panopticon: to induce in the inmate a state of conscious and permanent visibility that assures

the automatic functioning of power. 7 Oleh karena itu pengaruh utama dengan adanya panopticon: untuk

membujukwarga negara dengan sadar dan penglihatan atau monitoring secara

5 Michel Foucault, DISCIPLINE AND PUNISH The Birth o f the Prison,, Inc. New York: Vintage Books a Division of Random House, hlm. 149. 6 Ibid., hlm. 198.

7 Ibid., hlm. 201.

permanen yang mempercayai sebuah kekuasaan, kepercayaan inilah yang akan membuat sebuah fungsi otomatis terhadap warga negara dalam menjalankan kekuasaan dari aktor penguasa.

2.1.(a) Biopolitics

Biopolitics merupakan sebuah gagasan serta konsep yang diadopsi dari pemikiran Michel Foucault yang menciptakan sebuah pandangan dalam gaya kepemerintahan dalam upaya pendisiplinan penduduk termasuk permasalahan regulasi penduduk, dimana populasi dianggap sebagai sebuah ancaman pembangunan negara, dengan adanya biopolitics maka manusia seharusnya dianggap sebagai subjek makhluk individu melainkan sebagai subjek hukum.

Dalam disiplin ilmu biopolitics memiliki suatu fenomena yang bermacam macam, berawal dari kemajuan teknologi dibidang biologi dan sains kemudian dijadikan media dalam kebijakan kesejahteraan serta perkembangan politik, gaya baru perang modern hingga rekayasa genetika.

Dengan melihat perkembangan dari para Foucaldian yakni para pengikut pemikiran dan konsepsi dari Foucault, biopolitics menjadi suatu hal yang sangat menjanjikan dalam penyelesaian kebijakan serta pengambilan kekuasaan diatas sebuah konstitusi negara yang legal.

Secara khusus biopolitics memiliki konsentrasi pada sebuah tatanan populasi dalam sebuah negara modern, populasi menjadi konsentrasi utama yang dicanangkan oleh negara modern, prioritas utamanya adalah kualitas dari sumberdaya manusia yang berkualitas. Negara modern diidentikan dengan sebuah Secara khusus biopolitics memiliki konsentrasi pada sebuah tatanan populasi dalam sebuah negara modern, populasi menjadi konsentrasi utama yang dicanangkan oleh negara modern, prioritas utamanya adalah kualitas dari sumberdaya manusia yang berkualitas. Negara modern diidentikan dengan sebuah

Biopolitics ditujukan untuk sebuah jaminan atas keselamatan dan kondisi serta kesejahteraan negara dalam menghadapi ancaman domestik maupun luar, biopolitics secara modern berperan dalam kehidupan layak dalam artian terjaminnya kesehatan dengan salah satunya pengendalian populasi nasional.

Whereas classical sovereignty sought to ensure the security of the state itself in the face of foreign and domestic threats, modern biopolitics aims to ensure the health and well being of national

populations. 8 Analisis biopolitics modern berawal dari abad 18 dimana sektor industri dan

kemajuan akan teknologi semakin berkembang dan pemerintah memiliki beberapa permasalahan dibidang pembangunan kota dan pusat pusat industri.

Dengan melihat dari kacamata ilmu sosial maka terjadilah beberapa fenomena sosial yang merupakan dampak dari teknologi dan sains alam yang tidak dapat diimbangi dengan regulasi yang tepat, seperti terjadinya kemiskinan, kelaparan serta pengangguran. Terlebih rusaknya kualitas lingkungan menjadikan beberapa penyakit pandemic menyerang masyarakat sipil.

Diawal abad 19 pemerintah mulai menegakkan sebuah jaminan atas kelangsungan hidup manusia yang dianggap sebagai makhluk hidup bukan lagi sebagai subjek hukum. Pembangunan yang memperhatikan lingkungan, jaminan

8 Stephen J Collier, Andrew Lakoff (2014), Vital Systems Security: Reflexive Biopolitics and the Government of Emergency. Theory, Culture & Society, SAGE: New York, hlm. 3.

kesehatan, serta kesehatan masyarakat terus menjadi upaya pemerintah yang senantiasa tiada hentinya untuk mewujudkan masyarakat yang berkaualitas.

Praktik kekuasaan terjadi dengan memasukkan peran administrasi publik dalam mengatasi permasalahan sosial (kemiskinan, pengangguran, gizi buruk) yang terjadi, dimana administrasi publik dan birokrasi diharapkan dapat menjalankan kebijakan politis yang dicanangkan pemerintah serta dapat memanajemen permasalahan tersebut.

Biopolitics menjadi konsentrasi utama dalam manajemen populasi terlebih pada abad 18 dan berikutnya, populasi akan menjadi fokus utama dalam sebuah pemerintahan seperti yang dikutip dari jurnal Isacco Turina.

biopolitics refers to the management of populations. According to him, population is a recent actor, which entered history in the 18th century and soon became a major concern for

governments. 9 Regulasi hukum melakukan perannya dalam mengatasi permasalahan

populasi seperti adanya proses melahirkan, penyebaran penyakit serta kematian. Konsep biopolitics memiliki konteks yang sangat bervariasi dari bioethic hingga filsafat politik.

The laws regulating the life of populations are the biological laws of the human species, i.e. the processes of birth, ageing, disease and death. The concept of biopolitics has since been widely discussed and applied in a variety of contexts, from

bioethics to political philosophy. 10

9 Isacco Turina (2012), Vatican Biopolitics. Social compass. Nov 4, 2014.

http://www.tcs.sagepub.com : hlm. 135. 10 Ibid., hlm.135.

Dengan adanya pendekatan institusi kesehatan yang memainkan peran ilmu kedokteran dalam membentuk suatu norma kehidupan yang sehat, negara sebagai pemegang kedaulatan dapat melakukan regulasi yang tepat dalam mengatasi permasalahan sosial dengan menggunakan media ilmu kedokteran. Seperti doktrin himbauan larangan merokok dan beberapa norma baru yang dikeluarkan untuk mewujudkan kehidupan sehat yang berkualitas.

Giorgio Agamben associates biopolitics with Western models of, more specifically, with that modern sovereignty that takes life as its primary political value such that there is no separation or distinction between politics and life, what the state includes and

what it excludes. 11